Anda di halaman 1dari 7

Pengembangan Kurikulum (Pengertian, Prinsip dan Faktor)

Kholashotut Tatimmah (18030746)


Luqman Khakim ( 18030758)
Progam Studi Pendidikan Bahasa Arab
Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran

Pendahuluan
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, di dalamnya
mencakup perencanaan, penerapan, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah
langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat
keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan
digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut
juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke
dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari
pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan,
dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri.

Pengembangan kurikulum tidak hanya melibatkan orang yang terkait


langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak
orang, seperti politikus, pengusaha, orangtua peserta didik, serta unsur-unsur
masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. Prinsip-
prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada
dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu
kurikulum.1

Pembahasan
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum

1
Mustofa Kamal, MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN STRATEGI
PEMBELAJARAN BERBASIS SOSIOLOGI KRITIS, KREATIVITAS, DAN MENTALITAS, Jurnal
Madaniyah Edisi VII Agustus 2014, hlm. 230.

1
Dalam kamus bahasa Indonesia kata ”pengembangan” secara
etimologi yaitu berarti proses/cara, perbuatan mengembangkan. Secara
istilah, kata pengembagan menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan
suatu alat atau cara yang baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian
dan penyempurnaan terhadap alat atau cara tersebut terus dilakukan. Bila
setelah mengalami penyempurnaan-penyempurnaan akhirnya alat atau
cara tersebut dipandang cukup mantap untuk digunakan seterusnya, maka
berakhirlah kegiatan pengembangan tersrbut. Pengertian pengembangan di
atas, berlaku pula dalam bidang kajian “kurikulum”, kegiatan
pengembangan kurikulum mencakup penyususnan kurikulum itu sendiri,
pelaksanaan di sekolah-sekolah yang disertai dengan penilaian yang
intensif, dan penyempurnaan-penyempurnaan yang dilakukan terhadap
komponen-komponen tertentu dari kurikulum tersebut atas dasar hasil
penilaian. Bila kurikulum itu sudah cukup dianggap mantap, setelah
mengalami penialaian dan penyempurnaan, maka berakhirlah tugas
pengembangan kurikulum tersebut untuk kemudian dilanjutkan dengan
tugas pembinaan. 2
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu
curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi,
istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di
Yunani, yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start
sampai finish. Dapat dipahami jarak yang harus ditempuh di sini bermakna
kurikulum dengan muatan isi dan materi pelajaran yang dijadikan jangka
waktu yang harus ditempuh oleh siswa untuk memperoleh ijazah. Dalam
bahasa Arab, kata kurikulum yang biasa digunakan adalah manhaj, yang
berarti jalan terang yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirāsah) dalam kamus
Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan
oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

2
Hendayat Sutopo, Westy Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai
Substansi Problem Administrasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm, 4.

2
Menurut S. Nasution, kurikulum merupakan suatu rencana yang
disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan
dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
pengajaran. Selanjutnya Nasution menjelaskan sejumlah ahli teori
kurikulum berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua
kegiatan yang direncanakan melainkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di
bawah pengawasan sekolah. Jadi selain kegiatan kurikulum yang formal
yang sering disebut kegiatan kurikuler atau ekstra kurikuler (cocurriculum
atau ekstra curriculum).
Dalam pengertian lainnya ditegaskan, bahwa kurikulum adalah
keseluruhan program, fasilitas, dan kegiatan suatu lembaga pendidikan
atau pelatihan untuk mewujudkan visi, misi dan lembaganya. Oleh karena
itu, pelaksanaan kurikulum untuk menunjang keberhasilan sebuah lembaga
pendidikan harus ditunjang hal-hal sebagai berikut, antara lain :
1. Adanya tenaga yang berkompeten.
2. Adanya fasilitas yang memadai.
3. Adanya fasilitas bantu sebagai pendukung
4. Adanya tenaga penunjang pendidikan seperti tenaga administrasi,
pembimbing, pustakawan, laboratorium.
5. Adanya dana yang memadai.
6. Adanya menejemen yang baik.
7. Terpeliharanya budaya menunjang; religius, moral, kebangsaan dan
lain-lain.
8. Kepemimpinan yang visioner transparan dan akuntabel.
Seyogyanya yang merancang, melaksanakan dan
mempertanggungjawabkan kurikulum adalah sekolah atau guru sebagai ujung
tombak di lapangan yang lebih mengetahui dan memahami kondisi peserta didik
sesuai dengan latar belakangnya. Dengan demikian, perubahan kurikulum
semestinya berangkat dari kondisi di lapangan yang dikemukakan yang kemudian
diusulkan ke diknas untuk mendapatkan pengakuan dan kelayakan atas perubahan

3
tersebut. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar atau pendidikan
bagi siswa pada hakekatnya adalah kurikulum.3
B. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan dan pengajaran yang dicetuskan dan ditetapkan oleh sekolah
secara dinamis dan progresif. Hal ini berarti, bahwa kurikulum harus
selalu dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta masyarakat yang
sedang membangun. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus
mengacu dan berdasarkan pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar hasil pengembangan kurikulum
tersebut sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan peserta didik, lingkungan,
dan kebutuhan daerah, serta kebutuhan bangsa itu sendiri, sehingga
terwujudlah tujuan dan cita-cita kita bersama, mulai tingakat yang
mendasar sampai pada skala nasional. Kurikulum berperan dalam
pencapaian tujuan pendidikan yakni memiliki peran, konservatif, kreatif,
kritis dan evaluative.4
Prinsip-prinsip umum dalam pengenbangan kurikulum yaitu,
prinsip revelensi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis/efisiensi, dan efektifitas.
Prinsip Revelensi, mencakup revelensi secara eksternal dan internal.
Secara internal menyangkut relevensi yang terjadi diantara komponen
kurikulum (tujuan, isi/bahan, strategi, dan evaluasi. Sedangkan secara
eksternal menyangkut antara komponen kurikulum dengan tuntutan,
kebutuhan dan perkembangan masyatrakat. Prinsip Fleksibilitas,
menyangkut pertimbangan dalam sifat kurikulum yang dikembangkan
seperti luwes, lentur, atau fleksibel yang memugkinkan terjadinya
penyesuaian dengan tempat, waktu dan kondisi atau latar belakang
masyarakat. Prinsip Kontinuitas, yaitu kesinambungan dalam kurikulum
baik secara vertical yakni bertahap atau berjenjang maupun horizontal baik
3
Masykur, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, (Lampung : CV Anugrah Utama
Raharja, 2012), hlm, 16.
4
Asep Herry Hermawan dan Rudi Susilana, Konsep Dasar Kurikulum, PPT, hlm. 15.

4
dalam tingkat kelas antara jenjang pendidikan. PrinsipPraktis/efisiensi
adalah mengusahakan agar kegiatan dan kemampuan tidak mubadzir
dalam segala hal seperti waktu, tenaga dan biaya. Prinsip Efektivitas,
mengusahakan agar kegiatan pengenbangan kurikulum mencapai tujuab
dengan tepat, baik secara kualitas maupun kuantitasnya.5
Ada empat tujuan pengembangan kurikulum yang dapat diketahui,
yaitu :
a. Merekonstruksi kurikulum sebelumnya
b. Menginovasi
c. Beradaptasi dengan perubahan social (sisi positipnya)
d. Mengeksplorasi pengetahuan yang masih tersembunyi
berdasarkan tujuan pendidikan nasional byang telah
dirumuskan.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum
Ada tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, antara
lain:
1. Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi memberikan dua pengaruh terhadap kurikulum
sekolah. Pertama, dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi
umum.pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan
bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Kedua, dari segi
pengenbangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan
guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
2. Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya
bertugas mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara
bermartabat di masyarakat.sebagai bagian dan agen masyarakat,
sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat

5
Purwadhi, “Pengembangan Kurikulum dalam Pembelajaran Abad XXI”, Jurnal Indonesia
untuk Pendidikan, Vol. 4(2), September 2019, hlm. 107.

5
sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan
kondisi masyarakat penggunannya serta upaya memenuhi
kebutuhan dan tuntutan mereka.
3. Sintem Nilai
Dalam kehidupan bermasyarakatterdapat system nilai, baik nilai
moral, keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah
sebagi lembaga masyarakat juga bertanggung jawab dalam
pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai positif yang tumbuh di
masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengakomodasi berbagai nilai yang tumbuh di masyarakatdalam
kurikulum sekolah diantarannya :
1) Mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada
dalam masyarakat.
2) Berpegang pada prinsip demokratis, etis dan moral
3) Berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut
ditiru
4) Menghargai nilai-nilai kelompok lain
5) Memahami dan menerima keagamaan budaya yang ada.6
Kesimpulan
Pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanhya pengembangan
kurikulum itu sangat penting dalam dunia pendidikan. Esensi dari pengembangan
kurikulum tersebut adalah proses identifikasi, analisis sintesis, pengambilan
keputusan dan kreasi elemen-elemen kurikulum. Jika proses pengenbangan
kulikulum ingin berjalan secara efektif maka harus memperhatikan prinsip-prinsip
kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum juga mempunyai faktor pendukung
dalam menjalankankannya antara lain seperti perguruan tinggi, masyarakat dan
system nilai

6
Suswaningsih, “Prinsip dan Faktor yang Menpengaruhi Perkembangan Kurikulum”,
Makalah PengembanaganKurikulum, Universitas Nurul Jadid, Probolinngo, 2018, hlm. 14.

6
Daftar Pustaka

Suswaningsih, “Prinsip dan Faktor yang Menpengaruhi Perkembangan


Kurikulum”, Makalah PengembanaganKurikulum, Universitas Nurul
Jadid, Probolinngo, 2018.

Purwadhi, “Pengembangan Kurikulum dalam Pembelajaran Abad XXI”,Jurnal


Indonesia untuk Pendidikan, Vol. 4(2), September 2019.

Masykur, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, (Lampung : CV Anugrah


Utama Raharja, 2012).

Asep Herry Hermawan dan Rudi Susilana, Konsep Dasar Kurikulum, PPT.

Hendayat Sutopo, Westy Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum


Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan (Jakarta: Bumi
Aksara, 1993).

Mustofa Kamal, MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN STRATEGI


PEMBELAJARAN BERBASIS SOSIOLOGI KRITIS, KREATIVITAS, DAN
MENTALITAS, Jurnal Madaniyah Edisi VII Agustus 2014, hlm. 230.

Anda mungkin juga menyukai