Anda di halaman 1dari 5

Konsep Dasar Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang berarti
pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Maka dari itu, istilah kurikulum berasal dari
dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang berarti jarak yang harus ditempuh
seorang pelari dari garis start sampai finish. Dapat dipahami jarak yang harus ditempuh di
sini mengacu pada kurikulum dengan muatan isi dan materi pelajaran yang dijadikan jangka
waktu yang harus ditempuh oleh siswa untuk memperoleh ijazah. Sedangkan kurikulum
pendidikan (manhaj al-dirāsah) dalam kamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan
media bagi lembaga pendidikan yang digunakan sebagai acuan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Menurut S. Nasution, kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun untuk
memperlancar proses pengajaran di bawah arahan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga
Pendidikan beserta staf pengajaran.

Nasution menjelaskan sejumlah ahli teori kurikulum berpendapat bahwa kurikulum


bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan peristiwa-peristiwa yang
terjadi di bawah pengawasan sekolah. Jadi selain kegiatan kurikulum yang formal yang
sering disebut kegiatan ko-kurikuler atau ekstra kurikuler (co-curriculum atau ekstra
curriculum). Jadi kurikulum ialah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan
dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan, mata ajaran (subject matter)
dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau yang telah
disusun sistematis dan logis. Dalam pengertian lainnya ditegaskan, bahwa kurikulum adalah
keseluruhan program, fasilitas, dan kegiatan suatu lembaga pendidikan atau pelatihan untuk
mewujudkan visi, misi dan lembaganya.

Oleh karena itu, pelaksanaan kurikulum untuk menunjang keberhasilan sebuah


lembaga pendidikan harus ditunjang hal-hal sebagai berikut. Pertama, adanya tenaga yang
berkompeten. Kedua, adanya fasilitas yang memadai. Ketiga, adanya fasilitas bantu sebagai
pendukung. Keempat, adanya tenaga penunjang pendidikan seperti tenaga administrasi,
pembimbing, pustakawan, laboratorium. Kelima, adanya dana yang memadai, keenam,
adanya menejemen yang baik. Ketujuh, terpeliharanya budaya menunjang; religius, moral,
kebangsaan dan lain-lain. Kedelapan, kepemimpinan yang visioner transparan dan akuntabel.

Dalam perkembangan selanjutnya, pengertian kurikulum tidak hanya terbatas pada


program pendidikan, namun juga dapat diartikan menurut fungsinya. Muhaimin dan Abdul
Mujib menyatakan, bahwa terdapat tujuh pengertian kurikulum menurut fungsinya, yaitu:
1. Kurikulum sebagai program studi yakni: Seperangkat mata pelajaran yang mampu
dipelajari oleh peserta didik di sekolah atau di instansi pendidikan lainnya.
2. Kurikulum sebagai konten yakni: data atau informasi yang tertera dalam buku-buku kelas
tanpa dilengkapi dengan data atau informasi lainnya yang memungkinkan timbulnya
belajar.
3. Kurikulum sebagai kegiatan yang berencana yakni: kegiatan yang direncanakan tentang
hal-hal yang akan diajarkan, dan bagaimana hal itu dapat diajarkan dengan hasil yang
baik.
4. Kurikulum sebagai hasil belajar yakni: seperangkat tujuan yang utuh untuk memperoleh
suatu hasil tertentu tanpa menspesifikasikan cara-cara yang dituju untuk memperoleh
hasil-hasil itu, atau seperangkat hasil belajar yang direncanakan dan diinginkan.
5. Kurikulum sebagai reproduksi kultural yakni: transfer dan refleksi butir-butir kebudayaan
masyarakat, agar memiliki dan dipahami anak-anak generasi muda masyarakat tersebut.
6. Kurikulum sebagai pengalaman belajar yakni: keseluruhan pengalaman belajar yang
direncanakan di bawah pimpinan sekolah.
7. Kurikulum sebagai produksi yakni: seperangkat tugas yang harus dilakukan untuk
mencapai hasil yang ditetapkan terlebih dahulu.

Dengan demikian, pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan program


pendidikan yang disediakan oleh sekolah, tidak terbatas pada bidang studi dan kegiatan
belajar saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan dapat
meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaannya bukan saja di sekolah, akan tetapi
juga di luar sekolah [1].

Pengertian Kurikulum Operasional

Kurikulum operasional merupakan pedoman untuk melaksankan semua kegiatan di


sekolah. Kurikulum operasional disusun secara bersama-sama oleh kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, guru dan komite sekolah. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
digunakan untuk pembelajaran yang dikembangkan dan dikelola oleh satuan pendidikan
dengan mengacu kepada kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum satuan pendidikan
pelaksana program sekolah penggerak yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat keseluruhan rencana proses
belajar yang diselenggarakan di satuan Pendidikan dan berfungsi sebagai pedoman
pelaksanaan seluruh pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional
satuan pendidikan dikembangkan berdasarkan latar belakang dan kebutuhan siswa di satuan
pendidikan.Komponen dalam kurikulum operasional ini disusun untuk membantu proses
berpikir dan mengembangkan satuan pendidikan. Dalam pengembangannya, dokumen ini
juga merupakan hasil refleksi semua unsur pendidik di satuan pendidikan yang kemudian
ditinjau secara berkala guna disesuaikan dengan dinamika perubahan dan kebutuhan peserta
didik.

Kurikulum operasional dikembangkan dan dikelola dengan mengacu kepada struktur


kurikulum dan standar yang ditetapkan oleh Pemerintah dan menyelaraskannya dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan daerah. Dalam menyusun
kurikulum operasional, satuan pendidikan diberikan wewenang untuk menentukan format dan
sistematika penyusunannya. Satuan pendidikan memiliki kebebasan untuk mengembangkan
dengan cara lain selama selaras dengan tujuan utama dari kurikulum operasional di satuan
pendidikan. Dan khusus untuk sekolah menengah kejuruan (SMK), kurikulum operasional
adalah kurikulum implementatif yang disusun berdasarkan potensi sekolah, potensi daerah,
dan penyelarasan dengan mitra dunia kerja [2].

Prinsip Penyusunan KOSP (panduan)

Dalam penyusunan kurikulum operasional, satuan pendidikan perlu memperhatikan


prinsip-prinsip pengembangan kurikulum operasional. Prinsip pengembangan ini bertujuan
untuk membantu proses berpikir dalam menyusun kurikulum operasional di satuan
pendidikan dan menjadi dasar merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum.
Adapun prinsip penyusunan kurikulum operasional di satuan Pendidikan yaitu sebagi berikut:

1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi,
kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik.
2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan,
konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan
menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus
SLB).
3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan
digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah
dipahami.
4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual.
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan
pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan,
antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk
SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan kewenangannya
[2].

Daftar Pustaka

[1] S. Bahri, “Pengembangan Kurikulum Dasar Dan Tujuannya,” J. Ilm. Islam Futur., vol.
11, no. 1, p. 15, 2017, doi: 10.22373/jiif.v11i1.61.

[2] B. Standar, D. Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, D. Teknologi, R.


Indonesia, and P. Pengembangan, “Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional di
Satuan Pendidikan,” no. April, 2022.

PPT

Konsep Dasar Kurikulum

Nasution menjelaskan sejumlah ahli teori kurikulum berpendapat bahwa kurikulum


bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan peristiwa-peristiwa yang
terjadi di bawah pengawasan sekolah. Dalam perkembangan selanjutnya, pengertian
kurikulum tidak hanya terbatas pada program pendidikan, namun juga dapat diartikan
menurut fungsinya. Muhaimin dan Abdul Mujib menyatakan, bahwa terdapat tujuh
pengertian kurikulum menurut fungsinya, yaitu:

1. Kurikulum sebagai program studi.


2. Kurikulum sebagai konten.
3. Kurikulum sebagai kegiatan yang berencana.
4. Kurikulum sebagai hasil belajar.
5. Kurikulum sebagai reproduksi kultural.
6. Kurikulum sebagai pengalaman belajar.
7. Kurikulum sebagai produksi

Pengertian Kurikulum Operasional

Kurikulum operasional merupakan pedoman pelaksanaan semua kegiatan di sekolah.


Kurikulum operasional disusun secara bersama-sama oleh kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru dan komite sekolah. Kurikulum operasional dikembangkan dan dikelola dengan
mengacu kepada struktur kurikulum dan standar yang ditetapkan oleh Pemerintah dan
menyelaraskannya dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan
daerah.

Khusus untuk sekolah menengah kejuruan (SMK), kurikulum operasional adalah kurikulum
implementatif yang disusun berdasarkan potensi sekolah, potensi daerah, dan penyelarasan
dengan mitra dunia kerja.

Prinsip Penyusunan KOSP

Dalam penyusunan kurikulum operasional, satuan pendidikan perlu memperhatikan


prinsip-prinsip pengembangan kurikulum operasional. Adapun prinsip penyusunan kurikulum
operasional di satuan Pendidikan yaitu sebagi berikut:

1. Berpusat pada peserta didik


2. Kontekstual
3. Esensial
4. Akuntabel
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Anda mungkin juga menyukai