Nama Anggota: 1. Eliza Lukmana 2. Endah Sulistyoningsih 3. Fadhilla Berliannisa 4. Istiqomah Novitaningrum PENGEMBANGAN KURIKULUM Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan secara nasional. Menurut UU. NO 20 Tahun ( 2003 ) pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dengan begitu pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk peningkatan mutu bagi sekolah dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer), yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. PROSEDUR PENGEMBANGAN KURIKULUM Pengembangan kurikulum diartikan sebagai suatu proses maka dalam pelaksanaannya terdiri beberapa langkah yang harus dilakukan sebagaimana yang digambarkan oleh Hasan (2002) yang dikutip oleh Muhaimin. Proses pengembangan kurikulum mulai dari perencanaan kurikulum hingga evaluasi. Dalam perencaan kurikulum dimulai dengan merumuskan ide yang akan dikembangkan menjadi program. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pengembangan kurikulum: 1. Visi yang dicanangkan 2. Kebutuhan stakeholders dan kebutuhan untuk studi jenjang berikutnya 3. Hasil evaluasi kurikulum yang telah digunakan dan tuntutan perkembangan ipteks dan zaman 4. Pandangan berbagai pakar keilmuan 5. Perkembangan era globalisasi, di mana seseorang dituntut untuk memiliki etos belajar sepanjang hayat, memperhatikan bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi. Dari ide di atas kemudian dikembangkan rancangan program dalam bentuk dokumen seperti format silabus. Rancangan tersebut dikembangkan lagi dalam bentuk rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan seperti RPP atau SAP. Rencana tersebut berisi tentang langkah pembelajaran untuk siswa. Setelah rencana tersebut diterapkan kemudian dievaluasi sehingga dapat diketahui tingkat efektivitasnya. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh bekal untuk menyempurnakan kurikulum berikutnya (Arifin, 2013). Selain itu, ada pendapat lain yang mengemukakan proses pengembangan kurikulum. Diantaranya: 1. Menyiapkan dokumen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran. Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan pada sekolah penggerak adalah 1) Menganalisis konteks Karakteristik Satuan Pendidikan; 2) Merumuskan Visi Misi dan Tujuan; 3) Menentukan Pengorganisasian Pembelajaran; 4) Menyusun Rencana Pembelajaran, dan 5) Merancang Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan. 2. Menyiapkan Alur Tujuan Pembelajaran Alur Pembelajaran disusun untuk menjadi rangkaian tujuan pembelajaran sejak awal hingga akhir setiap fase dari suatu Capaian Pembelajaran. Alur ini menjadi panduan guru dan siswa untuk mencapai CP di akhir fase tersebut. Tujuan pembelajaran disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu. Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun Alur Tujuan Pembelajaran sbb: Bedah dokumen CP, Urai CP menjadi Kompetensi, dst-nya. 3. Menyusun Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Setiap satuan Pendidikan dan pendidik akan menggunakan Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar yang berbeda, oleh karena itu untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran, pendidik akan menggunakan kriteria yang berbeda baik dalam angka kuantitatif atau kualitatif sesuai dengan karakteristik: Tujuan pembelajaran Aktivitas pembelajaran Asesmen yang dilaksanakan 4. Menyusun Modul Ajar Modul ajar merupakan salah satu bentuk perangkat ajar yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran dalam upaya mencapai Profil Pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran. Modul ajar merupakan penjabaran dari Alur Tujuan Pembelajaran dan disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan murid. Adapun tujuan penyusunan atau pembuatan modul, antara lain: 1) Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik (yang minimal). 2) Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran. 3) Melatih kejujuran peserta didik. 5. Menyiapkan Projek Profil Pancasila Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Prinsip Projek Profil Pelajar Pancasila: 1) Holistik. Prinsip holistik akan dapat mengajarkan siswa untuk melihat segala permasalahan secara keseluruhan menjadi bagian yang utuh 2) Kontekstual 3) Berpusat pada Pelajar Pancasila 4) Eksploratif 5) Sosialisasi Konsep Asesmen pada Kurikulum Merdeka Prinsip Asesmen kurikulum merdeka menjadi acuan penyusunan asesmen dalam implementasi kurikulum. Panduan Pembelajaran dan Asesmen menjelaskan bahwa asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Usaha pengembangan kurikulum (menurut Drs. Hendyat Soetopo dan Drs. Wasty Soemanto dalam bukunya Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum) hendaknya memperhatikan kebutuhan sekolah dan peserta didik, kebutuhan orang tua, masyarakat dan pemerintah, sehingga tidak terjadi ketimpangan. Berikut beberapa prinsip dasar dalam pengembangan kurikulum yaitu adanya relevansi, efektivitas, efisiensi serta prinsip kontinuitas dan fleksibilitas. 1. Prinsip Relevansi Relevansi di sini dapat diartikan sebagai kesesuaian atau keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan. Pendidikan dipandang relevan bila hasil yang diperoleh dari pendidikan tersebut berguna atau berfungsi dalam kehidupan. Contohnya: yang dibutuhkan dalam kehidupan adalah segala macam ahli, ahli pendidikan, teknik, perekonomian, pertanian dll maka kurikulum hendaknya dibuat sesuai dengan kebutuhan tersebut. 2. Prinsip efektivitas Prinsip efektivitas ini dapat diartikan bahwa pengembangan kurikulum haruslah berhasil guna memberikan pengaruh yang baik terhadap tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Dalam bidang pendidikan, efektivitas ditinjau dari dua sudut pandang yaitu dari segi guru mengajar dan peserta didik belajar. Misalnya guru mengajar, apa tujuan tujuan pengajaran yang ingin dicapai berdasarkan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Lalu, sudahkah peserta didik menguasai tujuan-tujuan pembelajaran yang dibuat? Jika belum maka tujuan tidak tercapai sehingga usaha guru dapat dikatakan gagal. 3. Prinsip Efisiensi Prinsip ini menggambarkan bahwa pengembangan kurikulum hendaknya tepat guna yaitu sesuai dan tepat untuk menyukseskan tujuan pembelajaran. Prinsip efisiensi dibarengi juga dengan prinsip ekonomi. Jadi, perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang dicapai setidak-tidaknya seimbang. Hendaknya biaya yang dikeluarkan dapat menghasilkan lulusan yang sebanding baik dalam kuantitas maupun kualitas. 4. Prinsip kontinuitas dan fleksibelitas Prinsip ini dimakusdkan bahwa pengembangan kurikulum hendaklah memikirkan hubungan antara mata pelajaran di tingkat satuan pendidikan dengan satuan pendidikan yang lainya. Misalnya, pelajaran yang diberikan di tingkat SMP harus dilanjutkan ke tingkat SMA dengan harapan peserta didik memiliki perluasan pengetahuan dan perkembangan kemampuan diri dalam materi ajar tersebut. Demikian pula, setiap bidang studi juga harus memiliki kesinambungan agar peserta didik dapat lebih memperdalam konsentrasi mereka. Contohnya, ketika peserta didik diminta untuk menceritakan kembali kisah perjuangan Ir. Soekarno maka peserta didik memerlukan bekal keterampilan meringkas atau membuat resensi teks dari pembelajaran Bahasa Indonesia. Selanjutnya ada prinsip fleksibelitas. Kurikulum diharapkan tidak kaku, artinya ada ruang gerak atau sedikit kebebasan baik bagi murid dalam memilih program studi yang dipelajari atau bagi guru dalam pengembangan program pembelajaran. Contohnya: di sekolah disediakan program jurusan atau keterampilan tertentu seperti membatik, membawakan acara atau menjahit. Peserta didik diberi kekebasan memilih sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Penerapan prinsip fleksibilitas dalam kurikulum adalah bahwa suatu kurikulum harus dirancang secara fleksibel atau luwes sehingga pada saat diimplementasikan memungkinkan untuk dilakukan perubahan untuk disesuaikan dengan kondisi yang ada yang tidak terprediksi saat kurikulum itu dirangcang. Seperti pada contoh tersebut
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional