Anda di halaman 1dari 4

nama : Nur ajizatul mufidah

Nim :178620600102

Kelas :A2/6/PGSD

Tugas : UTS

1. Kurikulum sebagai proses kegiatan belajar mengajar (PBM). Pengertian kurikulum


sebagai suatu kegiatan (proses) adalah dimensi kurikulum yang langsung berhadapan
dengan realita lapangan. Disinilah dimensi ide diuji. Apakah ide nasional kurikulum
dikenal dan diakui para pelaksana di lapangan ataukah tidak. Kalau dikenal apakah ide
tersebut diterima dan dikembangkan oleh para pelakasana. Persoalan ini adalah
persoalan kurikulum yang paling kritis dalam keseluruhan proses pengembangan
kurikulum. Oleh karena itu (Waring 1979) mengingatkan bahwa apabila apa yang terjadi
di lapangan berbeda secara prinsipal dengan ide semula maka kurikulum yang
diimplementasiaknnya bukan kurikulum semula.
2. Karena Kurikulum merupakan komponen dalam pendidikan yang berisi mengenai suatu
rancangan yang digunakan sebagai pedoman dan acuan untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran di sekolah. Kurikulum sendiri memiliki kedudukan sebagai otak dan
jantungnya dalam pendidikan. Sehingga kurikulum memiliki peranan dan fungsi yang
sangat penting dan harus diketahui oleh semua warga sekolah sehingga kurikulum
merupakan salah satu faktor penting dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.
3. Fungsi Kurikulum untuk Peserta didi
Bagi peserta didik, fungsi kurikulum adalah sebagai sarana untuk mengukur kemampuan
diri dan konsumsi pendidikan. Hal ini berkaitan juga dengan pengejaran target - target
yang membuat peserta didik dapat mudah memahami berbagai materi ataupun
melaksanakan proses pembelajaran setiap harinya dengan mudah. Selain itu, juga
diharapkan agar peserta didik mendapatkan pengalaman -pengalaman baru yang di
masa depan dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangannya, dan bisa menjadi
bekal kehidupan nantinya. Selain itu, fungsi kurikulum bagi peserta didik adalah
mempermudah mereka dalam memetakan jadwal yang akan mereka buat nantinya.
Dengan jadwal ini, mereka dapat membagi waktu untuk mengerjakan pekerjaan -
pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan tuntunan oleh guru atau pendidik
nantinya.
4. Penyusunan dan pengembangan kurikulum dapat menempuh langkah-langkah:
 Perumusan tujuan
Tujuan di rumuskan berdasarkan analisis terhadap berbagai kebutuhan, tuntutan
dan harapan. Oleh karena itu tujuan di rumuskan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor masyarakat, siswa itu sendiri serta ilmu pengetahuan.
 Menentukan isi
Isi kurikulum merupakan pengalaman belajar yang di rencanakan akan di peroleh
siswa selama mengikuti pendidikan. Pengalaman belajar ini dapat berupa
mempelajari mata pelajaran-mata pelajaran, atau jenis-jenis pengalaman belajar
lain sesuai dengan bentuk kurikulum itu sendiri.
 Memilih kegiatan
Organisasi dapat di rumuskan sesuai dengan tujaun dan pengalaman-
pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, dengan mempertimbangkan
bentuk kurikulum yang digunakan.
 Merumuskan evaluasi
Evaluasi kurikulum mengacu pada tujuan kurikulum, sebagai di jelaskan di muka.
Evaluasi perlu di lakukan untuk memperoleh balikan sebagai dasar dalam
melakukan perbaikan, oleh karena itu evaluasi dapat di lakukan secara terus
menerus.
5. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum

mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:

 Prinsip relevansi
Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen
kurikulu(tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal
bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta
didik (relevaisi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat
(relevansi sosilogis).
 Prinsip Fleksibilitas
Dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat
luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu
berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
 Prinsip kontinuitas
Adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara
horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang
pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
 Prinsip efisiensi
Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu,
biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga
hasilnya memadai.
 Prinsip efektivitas
Mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa
kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
6. Perubahan kurikulum dari tahun ke tahun merupakan kebijakan yang diambil
pemerintah. Alasan pemerintah melakukan perubahan kurikulum pendidikan yang baru
ialah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia itu sendiri. Dalam suatu
perkembangan kurikulum, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan suatu
kurikulum tersebut perlu dirubah. Beberapa faktor tersebut adalah tantangan masa
depan diantaranya meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis ilmu
pengetahuan, faktor yang kedua ini adalah kompetensi masa depan yang diantaranya
meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan berfikir jernih dan kritis, kemampuan
menjadi kewarganegaraan yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan
toleran terhadap pandangan yang berbeda, yang ketiga ini ada fenomena sosial yang
mengemuka, seperti perkelahian pelajar, plagiarism, narkoba, korupsi, kecurangan
dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial (social unrest), dan yang terakhir yaitu
persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitik beratkan pada aspek
kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter. Maka dari itu
faktor-faktor tersebut yang mempengaruhi mengapa perlu adanya pengembangan
kurikulum pendidikan di Indonesia.
7. Untuk perkembangan pelajar/siswa Kurikulum juga penting bagi perkembangan setiap
siswa karena pendidikan bisa menjadi upaya, dalam membentuk karakter orang yang
mandiri serta bermanfaat bagi masyarakat dan bagi dirinya sendiri. Dalam hal ini
kurikulum memang sangat penting dalam menjadi standar pendidikan
Untuk guru
Kurikulum juga sangat penting bagi pendidik karena dengan begitu maka pendidik dapat
melakukan proses pembelajaran, yang sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.
Bagi setiap pendidik, peran kurikulum juga sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan
mengorganisir pengalaman belajar pada setiap siswa. Dan menjadi pedoman dalam
melakukan evaluasi pada setiap perkembangan siswa, serta pedoman dalam mengatur
kegiatan pembelajaran.
Untuk sekolah tingkat atas
Kurikulum juga berperan untuk pendidikan tingkat atas, terutama dalam memelihara
keseimbangan pendidikan. Contohnya saat sebagian kurikulum sekolah tersebut telah
diajarkan di tingkat bawah, maka sekolah bisa meninjau kembali apakah perlu atau tidak
kurikulum tersebut diajarkan kembali pada setiap siswanya. Kurikulum juga berguna
untuk sekolah tingkat atas dalam mempersiapkan tenaga kerja yang baru, yang sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat atau perusahaan
8. Karena Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang
didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan
kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal
terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula
terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.
9. Adapun yang dimaksud dengan landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah
asumsi-asumsi atau rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir secra mendalam,
analitis, logis, dan sistematis (filosofis) dalam merencanakan, melaksanakan, membina
dan mengembangkan kurikulum dalam bentuk program (tertulis), maupun kurikulum
dalam bentuk pelaksanaan (operasional) di sekolah. Filsafat berupaya mengkaji berbagi
permasalahan yang dihadapi manusia, termasuk masalah pendidikan. Pendidikan
sebagia ilmu terapan, tentu saja memerlukan ilmu-ilmu lain sebgai penunjang, di
antaranya adalah filsafat. Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dan
pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan.
Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang berasal dari
psikologi yang meliputi kajian tentang apa dan bagaimana perkembangan peserta didik,
serta bagaimana peserta didik belajar. Atas dasar itu terdapat dua cabang psikologi yang
sangat penting diperhatikan dan besar kaitannya dalam pengembangan kurikulum,
yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. 1) Psikologi Perkembangan 2)
psikologi belajar.
10. Dalam perspektif Soetopo dan Soemanto pengertian perubahan kurikulum agak sukar
untuk dirumuskan dalam suatu devinisi. Suatu kurikulum disebut mengalami perubahan
bila terdapat adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara dua
periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja, tentunya menuju
movement yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai