cara berpikir, sistem nilai yaitu moral, keagamaan, politik, budaya dan sosial, proses pengembanang,
kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat, maupun arah pendidikan. Pengembangan
kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh Pengembang kurikulum dan
kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yamg dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan dalam
prosesn pendidikan.
Model Pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka mendesain
( desaining), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh
karena itu pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu prosessistem perencanaan
pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan standar keberhasilan pendidikan.
Pengembangan kurikulum adalah kegiatan perencanaan dan penyusunan kurikulum yang dilakukan
oleh para pengembang kurikulum sebagai kerangka dasar untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Kurikulum bersifat dinamis, artinya bisa dikembangkan dan disempurnakan sesuai tuntutan
zamannya. Misal, di era pendidikan abad ke-21 ini, kurikulum 1994 sudah tidak relevan untuk
digunakan karena tuntutan zamannya sudah sangat berbeda. Jika tetap dipaksakan kurikulum lama,
pendidikan sulit untuk berkembang menuju pendidikan berkemajuan.
Menurut Oemar Hamalik, pengembangan kurikulum harus berdasar pada hal-hal berikut.
Berdasarkan pengertiannya, kurikulum adalah salah satu komponen modul ajar yang
disusun sedemikian rupa sebagai pedoman penilaian dalam pelaksanaan proses pendidikan
di lembaga formal.
Bagi guru, kurikulum dianggap sebagai buku pedoman ketika melakukan proses belajar
mengajar dan hal ini akan memudahkan Anda untuk menyampaikan materi pelajaran secara
tepat.
Sedangkan, komponen kurikulum merupakan cakupan pembelajaran yang didasarkan pada
suatu gagasan atau prinsip yang akan menjadi sandaran atau pegangan dalam
mengembangkan suatu kurikulum.
1. Komponen Tujuan
Pada komponen kurikulum bagian tujuan berhubungan dengan hasil yang diharapkan,
sehingga fokus utama dari pembelajarannya adalah untuk mencapai ekspektasi tersebut.
Dalam menerapkan komponen ini, tentu saja didukung oleh Undang-Undang (UU) No. 2
tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam komponen tujuan ini dibagi lagi dalam tiga tingkatan, yakni
1. tujuan pendidikan nasional yang membentuk organisasi pendidikan yang sifatnya
otonom untuk melaksanakan inovasi hingga menghasilkan SDM yang tangguh.
2. tujuan institusional yang tujuannya diberikan kepada siswa agar dapat menempuh dan
penyelesaian studinya di lembaga pendidikan tertentu.
3. tujuan kurikuler yang merupakan penilian yang harrus dimiliiki peserta didik terhadap
mata pelajaran tertentu.Intinya setiap peserta didik haruss mampu mengusai mata
pelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan tersebut.
4. tujuan khusus yang lebih jelas komponen nya mulai dari guru mempersiapkan materi
pelajaran, kemudian menjelaskan, dan menilai secara keseluruhan baik dari kemampuan
intelektual, sikap, dan keterampilan peserta didik.
Sebagai pengajar, tentu Anda tidak ingin jika siswa tidak mampu menangkap semua materi
pelajaran karena isinya yang susah dimengerti. Maka dari itu ketika menyusun isi materi
Anda harus berpegang pada pedoman yang sudah dibuat.
4. Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi digunakan untuk melihat nilai dan seberapa efektif pencapaian yang
sudah didapatkan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Hasil evaluasi ini bisa jadi
bahan pertimbangan apakah kurikulum tersebut perlu dipertahankan atau tidak.
1. Psikologis
Sukmadinata (2006: 46) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang
mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi
belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji
tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan,
tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan
individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari
pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang
perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar
dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang
semuanya dapat dijadikan sebagai bahan.
2. Sosial-Budaya
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan,
kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan
merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat.
Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut
di masyarakat.
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun
informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula.
Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi
landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi
terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat
lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan,
isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik,
kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga
turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan
perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar
masyarakat.
3. Politik
Wiles Bondi (dalam Sudrajat, 2008) dalam bukunya `Curriculum Development: A Guide to
Practice’ turut menjelaskan pengaruh politik dalam pembentukan dan pengembangan
kurikulum.
Hal ini jelas menunjukkkan bahwa pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh proses politik,
kerana setiap kali pimpinan sesebuah negara itu bertukar, maka setiap kali itulah kurikulum
pendidikan berubah.
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dekade terakhir telah
berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya.
Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan
keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada
konteks global dan lokal.
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang
berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat
pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan
canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan
kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam
mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan
antisipatif terhadap ketidakpastian.
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang
transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh
karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi
dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan
kelangsungan hidup manusia.
Penutup
Proses perkembangan kurikulum sebagai sifatnya yang sentiasa berubah turut dipengaruhi
oleh faktor-faktor sekitarnya yang memancing reaksi manusia yang terlibat dalam
kepentingannya. Hasrat terhadap perubahan kurikulum itu menggambarkan keperluan
pendidikan yang menjadi wadah penerus kemajuan bangsa dan negara itu sendiri. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan kurikulum adalah elemen
yang saling berkaitan antara satu sama lain. Dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kurikulum itu sendiri mencerminkan idealisme dan
perubahan keperluan masyarakat dan negara, melalui institusi persekolahan yang akan
meneruskan kebudayaan.