Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL DISKUSI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Tentang Pengembangan Kurikulum


Disusun Oleh Kelompok 7:
1. Wulandary
2. Pratiwi Wulandari G
3. Zahratuz Zakiah

PENAMBAHAN BAHAN MATERI


1. Indah Eva Yuliani (18129116)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum
Ada tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, yaitu:

1.Pergururan Tinggi
Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap kurikulum sekolah.
Pertama, dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan
diperguruan tinggi umum. Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan
bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dikembangkan di
perguruan tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam
kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung
pengembangan alat bantu dan media pendidikan.
Kedua, dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK, seperti IKIP, FKIP, STKIP).
Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga
mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan
kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkannya.
Pengusaan keilmuan, baik ilmu pendidikan maupun ilmu bidang studi serta kemampuan
mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi
kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada berbagai jenjang dan jenis sekolah
yang ada dewasa ini, umumnya disiapkan oleh LPTK melalui berbagai program, yaitu
program diploma dan sarjana. Pada Sekolah Dasar masih banyak guru berlatar belakang
pendidikan SPG dan SGO, tetapi secara berangsur-angsur mereka mengikuti peningkatan
kompetensi dan kualifikasi pendidikan guru melalui program diploma dan sarjana.

2. Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas mempersiapkan
anak didik untuk dapat hidup secara bermatabat di masyarakat. Sebagai bagian dan agen
masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat sekolah
tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat
penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.
Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat yang homogen
atau heterogen. Sekolah berkewajiban menyerap dan melayani aspirasi-aspirasi yang ada
di masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha.
Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarkat akan mempengaruhi pengembangan
kurikulum. Hal ini karena sekolah tidak hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai
sekolah, tetapi juga untuk dapat hidup, bekerja, dan berusaha. Jenis pekerjaan yang ada di
masyarakat berimplikasi pada kurikulum yang dikembangkan dan digunakan sekolah.

3. Sistem Nilai
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan,
sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertangung
jawab dalam pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai positif yang tumbuh di masyarakat.
Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam
kurikulum. Persoalannya bagi pengembang kurikulum ialah nilai yang ada di masyarakat
itu tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen, terdiri dari berbagai kelompok
etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, dan kelompok spritual
keagamaan, yang masing-masing kelompok itu memiliki nilai khas dan tidak sama.
Dalam masyarakat juga terdapat aspek-aspek sosial, ekonomi, politk, fisik, estetika, etika,
religius, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nwilai-nilai yang
berbeda.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi berbagai nilai yang
tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya:
a) Mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat
b) Berpegang pada prinsip demokratis, etis, dan moral
c) Berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru
d) Menghargai nlai-nilai kelompok lain
e) Memahami dan menerima keragaman budaya yang ada.

Kemudian faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum salah


satunya landasan pengembangan kurikulum itu sendiri. Landasan pengembangan
kurikulum sangat mempengaruhi pengembangan kurikulum karena bila landasannya
berupa maka akan mempengaruhi pengembangan kurikulum.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, diantaranya :
· Filosofis
· Psikologis
· Sosial budaya
· Politik
· Pembangunan negara dan perkembangan dunia
· Ilmu dan teknologi (IPTEK)

 2. Silvi Afifah Fajri (18129312)


Menurut Triwiyanto (2015: 25) manajemen pengembangan kurikulum dapat dilakukan
melalui dua jenis, yaitu manajemen pengembangan kurikulum sentralistik dan
manajemen pengembangan kurikulum desentralistik.
1. Manajemen pengembangan kurikulum sentralistik
Manajemen pengembangan kurikulum sentralistik berarti terpusat, yaitu pengembangan
kurikulum berasal dari pusat (pemerintah). Dalam manajemen pengembangan
kurikulum yang terpusat atau sentralistik, bukan hanya tugas, wewenang, dan tanggung
jawab pengembangan kurikulum yang dipegang oleh pejabat pusat, tetapi juga inisiatif,
gagasan, bahkan model kurikulum yang akan dikembangkan dapat berasal dari pemegang
kekuasaan di pusat.
2. Manajemen pengembangan kurikulum desentralistik
Dalam manajemen kurikulum desentralistik, penyusunan desain, pelaksanaan, dan
pengendalian kurikulum (evaluasi dan penyempurnaan), dilakukan secara lokal oleh
kesatuan pendidikan. Penyusunan desain kurikulum dilakukan oleh guru-guru,
melinbatkan ahli, komite sekolah / madrasah, dan pihak-pihak lain di masyarakat yang
memiliki perhatian dan kepedulian terhadap kurikulum. Pengembangan
kurikulum demikian disebut pengembangan kurikulum berbasis sekolah (SCBD) atau
bisa disebut dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

PERTANYAAN :
1. Nurafnita Yunita Nim 18129072
Sebaiknya apapun kurikulum yang dibuat oleh pemerintah, kepala sekolah dan guru-
lah yang memegang peran kunci dalam penerapannya. Jelaskan kembali bagaimana
peran kepala sekolah dan guru dalam pengembangan kurikulum
JAWABAN :
Wulandary nim 18129043 akan menjawab pertanyaan dari Nurafnita Yunita
Jawabannya yaitu sebagai berikut: Peran adalah sebuah perilaku yang diharapkan
dapat menerangkan yang harus dilakukan dalam suatu situasi tertentu baik secara
formal maupun informal. Sedangkan tanggung jawab adalah suatu kewajiban untuk
melakukan peran atau tingkah laku yang disengaja maupun tidak disengaja menurut
cara tertentu. Peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum yaitu sebagai
menejer, dan leader (pemimpin). Sedangkan tanggung jawabnya sebagai kepala
sekolah yaitu sebagai pengelola pendidikan dan sebagai pemimpin formal. Peran guru
dalam pengembangan kurikulum, menurut Murry Print ada 4 level yaitu sebagai
pengembang kurikulum atau designing, peneliti kurikulum atau planning,
implementers, dan adapter atau evaluating. Sedangkan dari segi pengelolaannya,
peran guru dalam pengembangan kurikulum itu dapat dibedakan antara tiga sifat yaitu
yang bersifat sentralilasi,desentralisasi dan sentral desentral. Adapun tanggung jawab
guru dalam pengembangan kurikulum yaitu sebagai pengajar, pembimbing,
pengembang kurikulum, pengembang profesionalnya dan dapat membina hubungan
dengan masyarakat

2. Rosi Afrina kel 6 :


Dimakalah kelompok penyaji ada yaitu aspek² yg harus diperhatikan dalam
menentukan bahan kajian muatan lokal salah satunya yaitu tidak menimbulkan
kerwanan sosial dan keamanan .
Pertanyaan nya :
Tolong saudara penyaji jelaskan contoh kerawanan sosial dan keamanan yang tidak
boleh ditimbulkan dalam bahan kajian muatan lokal?
JAWABAN

3. Nadya Ulfiana nim 18129292 dari kelompok 2:


Pada makalah penyaji terdapat prinsip-prinsip manajemen kurikulum. Yang ingin
saya tanyakan apa yang terjadi jika prinsip tersebut tidak terlaksanakan?
JAWABAN
Apabila prinsip tidak terlaksana dalam kurikulum yang nyata maka
potensi yang dimiliki anak tersebut tidak berkembang sebagai potensi yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas dan kehidupannya. ... Apabila
tidak terlaksana maka siswa tidak dapat beradaptasi dan berpartisipasi
dalam kehidupan masyarakat.

4. Rahmat Sukuri Nim 18129297

Jelaskan lah tahapan-tahapan manajemen kurikulum!


JAWABAN
1. Perencanaan Kurikulum
Pada tahap ini kurikulum perlu dijabarkan sampai menjadi rencana pencapaian.
Perencanaan merupakan proyeksi tentang apa yang harus dipenuhi untuk mencapai
tujuan dengan berbagai pertimbangan sistemik, terarah, dan disengaja. Perencanaan
bertujuan untuk mencapai seperangkat operasi yang konsisten dan terkoordinasi guna
memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Perencanaan harus disusun sebelum
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya sebab menentukan kerangka untuk
melaksanakaan fungsi lainnya itu. Secara mendasar, perencanaan adalah suatu proses
intelektual yang melibatkan pembuatan keputusan. Proses ini menuntut prediposisi
mental untuk berfikir sebelum bertindak, berbuat berdasarkan kenyataan bukan
perkiraan, dan berbuat sesuatu secara teratur. Hal ini merupakan tindakan kognitif
sesuai dengan permintaan perencanaan.
Pada tahap perencanaan ini perlu juga dijabarkan menjadi rencana pembelajaran (RP).
Guru melakukan persiapan yang komprehensif sebelum melakukan proses belajar
mengajar dikelas. Pada tahap ini guru melakukan persiapan dari mulai tujuan
pembelajaran, materi yang akan disampaikan, metode yang tepat yang akan
digunakan, media dan alat yang mendukung proses pembelajaran buku sumber atau
referensi, dan alat evaluasi yang akan diterapkan.
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa
depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil
yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan merupakan penentuan
tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefektif dan seefisien mungkin.
Suatu rencana yang terdiri dari 5 unsur khusus:
a. Tujuan dirumuskan secara jelas.
b. Komprehensif, namun jelas bagi staf dan para anggota organisasi.
c. Hierarki perencanaanyang focus pada daerah yang paling penting.
d. Bersifat ekonomis, mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia.
e. Layak, memungkinkan perubahan.
Esensi perencanaan memiliki antisifasi ke depan. Perencanaan berdasarkan latar
belakang informasi yang intelgen, premisis, dan asumsi-asumsi mengenai kondisi ke
depan semua berada dalam organisasi.
2. Pengorganisasian kurikulum
Pengorganisasian dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni secara struktul dalam
konteks menejemen, dan secara fungsional dalam konteks akademik atau kurikulum.
Pengorganisasian kurikulum , pengorganisasian kurikulum soyogyanya dilihat dari
kedua pendekatan tersebut, yakni dalam menejemen dan dalam konteks akademik.
Kepala sekolah dalam tahapan ini mengatur pembagian tugas mengajar, penyusunan
jadwal pelajaran, dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler. Pada tahap perencanaan
seluruh aspek yang berkaitan dengan proses pembelajaran dipersiapkan secara matang
dan menyeluruh agar pada tahap pengorganisasian dan koordinasi dapat dilaksankan
dengan sebaik-baiknya.
Pada tahap pengorganisasian dan koordinasi ini merupakan tahap yang perlu
diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh kepala sekolah beserta tim yang dibentuk
untuk memudahkan pembagian tugas sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Kepala sekolah berkewajiban untuk mengelola dan mengatur penyusunan kalender
akademik, jadwal pelajaran, tugas dan kewajiban guru, serta program kegiatan
sekolah.
Organisasi adalam suatu kelompok sosial yang bersifat tertutup atau terbuka dari
/terhadap pihal luar, yang diatur berdasarkan atauran tertentu, yang dipinpin/
diperintah oleh pinpinan atau seorang staf administrasif, yang dapat melaksanakan
bimbingan secara teratur dan bertujuan.
Suatu organisasi sangat diperlukan untuk melaksanakan proses menejemen, yakni:
a. Organisasi perencanaan kurikulum, yang dilaksanakan oleh oleh suatu lembaga
pengembangan kurikulum, atau suatu tim pengembangan kurikulum.
b. Organisasi dalam rangka pelaksanaan kurikulum, baik pada tingkat pendidikan
yang melaksanakan kurikulum.
c. Organisasi dalam evaluasi kurikulum, yang melibatkan berbagai pihak dalam
proses evaluasi kurikulum.
Pada masing-masing jenis organisasi tersebut dilaksanakan oleh suatu kepengurusan
yang ditentukan sesuai dengan suatu susunan kepengurusan yang ditentukan sesuai
dengan struktur organisasi dengan tugas-tugas pekerjaan tertentu.
Secara akademik, organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-bentuk
organisasi , sebagai berikut:
a. Kurikulum mata ajaran, yang terdiri dari sejumlah mata ajaran secara terpisah.
b. Kurikulum bidang studi, yang memungsikan beberapa mata pelajaran sejenis.
c. Kurikulum integrasi, yang menyatukan dan memusatkan kurikulum pada topik
atau masalah tertentu
d. Core curriculum, yakni kurikulum yang disusun berdasarkan masalah dan
kebutuhan siswa.
Bentuk-bentuk kurikulum disusun menurut pola organisasi kurikulum dengan
struktur, urutan dan ruang lingkup materi tertentu.

3. Tahap pelaksanaan
Dalam tahap ini tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervisi untuk
membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan cara itu,
guru akan merasa didampingi pimpinan sehingga akan menambah semangat kerjanya.
Pada tahap ini merupakan tahap yang paling menentukan apakah sekolah dibawa
kepemimpinan kepala sekolah dapat mewujudkan program sekolah atau tidak.
Perencanaan, pengoragnisasian, dan pengkoordinasi telah disusun akan dibuktikan
keberhasilan dalam tahap pelaksanaan ini.
Pada tahap ini merupakan tahap yang paling menentukan apakah sekolah di bawah
kepemimpinan kepala sekolah dapat mewujudkan program sekolah atau tidak.
Perencanaan, pengorganisasian dan koordinasi yang telah disusun akan dibuktikan
keberhasilannya dalam tahap pelaksanaan ini.
Mutu pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik apabila guru dan kepala sekolah
bersam-sama untuk membuka diri terhadap masukan atau kritikan yang membangun.
Sebagai guru harus siap untuk diberi masukan oleh kepala sekolah berdasarkan hasil
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Begitupun kepala sekolah harus
memiliki jadwal yang jelas dan rinci untuk melakukan supervisi terhadap kinerja
guru. Hasil supervisi kepala sekolah menjadi fakta dan data yang benar untuk
memberikan informasi kepada guru berkaitan dengan tugas yang dikerjakannya
selama di sekolah.

4. Tahap Evaluasi (pengendalian)


Pelaksanaan pembelajaran berjalan secara efektif atau tidak dapat diketahui melalui
kegiatan evaluasi. Evaluasi ini penting dilakukan secara benar karena bertujuan untuk
mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah dilakukan berjalan atau tidak
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan dilaksanakannya evaluasi ini
akan memberikan dampak dan manfaat bagu guru dan siswa untuk peningkatan mutu
pendidikan secara berkelanjutan. Evaluasi ini penting dilakukan secara benar karena
bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah dilakukan
berjalan atau tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Disamping itu evaluasi yang dilakukan oleh guru dapat menjadi masukan untuk
mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dari sekian banyak siswa tentunya
ada diantara mereka yang menemui kesulitan dalam belajar. Siswa yang mengalami
kesulitan belajar dapat dilakukan pemantapan atau perhatian khusus agar tidak
ketinggalan dan dapat menyesuaikan diri dengan siswa lain. Dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa perlu dicarikan solusinya, disalurkan dengan remidial,
pemantapan, belajar dengan teman sejawat yang lebih pandai, atau membentuk
kelompok belajar yang dibimbing oleh guru.
Dengan demikian evaluasi juga dapat menjadi umpan balik bagi guru untuk
memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Agar evaluasi yang dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan perlu diperhatikan dari mulai persiapan awal,
menyiapkan bahan-bahan evaluasi yang diperlukan, menyusun kisi-kisi evaluasi,
menyusun bentuk tes, menyusun butir-butir soal, movalidasi, menyiapkan
jawabannya, mebuat jadwal pemeriksaan serta penyerahan hasil evaluasi dengan tepat
waktu.
Kepala sekolah berperan dalam pengedalian sistem evaluasi agar evaluasi dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Subandijah
penilaian dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan:
a. Cara lisan, misalnya dengan tanya jawab atau diskusi.
b. Cara tertulis, misalnya laporan, karangan, tes dan lain-lain.
c. Penilaian hasil karya peserta didik, seperti gambar model, alat sederhana dan
lain-lain

5. Indah Fajri Hilmi NIM 18129061

Dalam pengembangan kurikulum terdapat fungsi-fungsi manajemen, mulai dari


proses perencanaan kurikulum, pengorganisasian kurikulum, implementasi kurikulum
hingga evaluasi atau control dari seorang manajer atas kurikulum yang diterapkan di
lembaga pendidikan.

Pertanyaan :
Bagaimana supaya mulai dari proses perencanaan kurikulum, pengorganisasian
kurikulum, implementasi kurikulum hingga evaluasi dapat berjalan dengan lancar?
JAWABAN
Agar hal ini dapat berjalan dengan lancar pertama kita harus sesuaikan dengan
pedoman kurikulum kemudian mengikuti pedoman instruksional seperti langkah-
langkah berikut :
1. Kumpulkan keterangan mengenai faktor-faktor yang turut menentukan kurikulum
serta latar belakangnya.
2. Tentukan mata pelajaran atau mata kuliah yang akan diajarkan
3. Rumuskan tujuan tiap mata pelajaran
4. Tentukan hasil belajar yang diharapkan dari siswa dalam tiap mata pelajaran
5. Tentukan topik-topik tiap mata pelajaran
6. Tentukan syarat-syarat yang dituntut dari siswa
7. Tentukan bahan yang harus dibaca oleh siswa
8. Tentukan strategi mengajar yang serasi serta sediakan berbagai sumber/ alat
peraga proses belajar mengajar
9. Tentukan alat evaluasi hasil belajar siswa serta skala penilaiannya.

6.  Erisa Wandriyati (18129046) dari kelompok 1

Apakah orangtua dan masyarakat juga memiliki peran dalam pengembangan


kurikulum? Jika iya jelaskan
JAWABAN
Peran orang tua sangat diperlukan dalam pelaksanaan kurikulum terutama kurikulum
2013 yang lebih menitik beratkan dan berfokus pada pengembangan sikap (spiritual
dan
social) anak disamping aspek kognetif (pengetahuan) dan psikomotorik
(keterampilan).Hal
itu disebabkan penanaman nilai spiritual dan social anak akan lebih banyak dilakukan
di
rumah dimana anak lebih banyak menghabiskan waktunya. Keluarga adalah
merupakan
lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam
keluargalah
manusia dilahirkan, berkembang, dan menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara
pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya
watak
budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia.Peran orang tua dalam keluarga
terhadap
pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pendidikan watak dan budi pekerti, latihan
keterampilan dan pendidikan sosial, seperti tolong-menolong, bersama-sama saling
menjaga
kebersihan rumah, menjaga kesehatan dan sejenisnya selain membimbing dan
mengawasi
anak dalam belajar.
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa keluarga memiliki andil yang sangat besar dalam
pembentukan sikap dan perilaku anak.

Anda mungkin juga menyukai