DOSEN PENGAMPU:
Dr. Rasidin,M.Ag
DISUSUN OLEH:
2022/2023
A. Fungsi Kurikulum
Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan memiliki berbagai macam fungsi dalam pendidikan yang sangat
berperan dalam kegunannya.
Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function) : berfungsi sebagai penyesuain adalah
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya karna
lingkungan bersifat dinamis artinya dapat berubah-ubah.
Fungsi Integrasi (the integrating function) : berfungsi sebagai penyesuain mengandung makna bahwa
kuri kulum merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utut yang
dapat dibutuhkan dan berintegrasi di masyarakat.
Fungsi Diferensiasi (the diferentiating function) : berfungsi sebagai diferensiansi adalah sebagai alat
yang memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan disetiap siswa yang harus dihargai dan dilayani.
Fungsi Persiapan (the propaeduetic function) : berfungsi sebagai persiapan yang mengandung makna
bahwa kuri kulum sebagai alat pendidikan mampu mempersiapkan siswa kejenjang selanjutnya dan
juga dapat mempersiapkan diri dapat hidup dalam masyarakat, jika tidak melanjukan pendidikan.
Fungsi Pemilihan (the selective function) : berfungsi sebagai pemilihan adalah memberikan
kesempatan bagi siswa untuk menentukan pilihan program belajar yang sesuai dengan minat dan
bakatnya.
Fungsi Diagnostik (the diagnostic function) : sebagai diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum
adalah alat pendidikan yang mampu mengarahkan dan memahami potensi siswa serta kelemahan
dalam dirinya. Jika telah memahami potensi dan mengetahui kelemahannya, maka diharapkan siswa
dapat mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.
Guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tetapi juga sebagai
pengembangan kurikulum dalam rangaka pelaksanaan kurikulum tersebut.
Bagi kepala sekolah, merupakan barometer atau alat pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah
yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah kegiatan proses
pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang berlaku.
Melalui kuri kulum sekolah yang bersangkutan, masyarakat bisa mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan
nilai serta keterampilan yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kuri kulum suatu sekolah.
Instansi atau perusahaan yang mempergunakan tenaga kerja yang baik dalamarti kuantitas dan kualitas agar
dapat meningkatkan produktivitas.
B. Komponen-komponen Kurikulum
Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan komponen-komponen kuri-kulum. Ada yang mengemukakan 5
komponen ada yang mengemukakan hanya 4 komponen . Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai
komponen kurikulum berikut Subandiyah (1993: 4-6) mengemukakan ada 5 komponen yaitu:
1. komponen tujuan
2. komponen isi/materi
3. komponen media (sarana dan prasarana)
4. komponen strategi
5. komponen proses belajar mengajar
1. Objective (tujuan)
2. Knowledges (isi atau materi)
3. School learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah)
4. Evaluation (penilaian).
Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution (1988), Fuaduddin dan Karya (1992), serta Nana Sudjana (1991: 21).
Walaupun istilah komponen yang dikemukakan berbeda, namun pada intinya sama yakni:
1. Tujuan
2. Isi dan struktur kuri-kulum
3. Strategi pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar)
4. Evaluasi.
C. Asas-asas Kurikulum
Asas-asas utama dalam pengembangan kurikulum yaitu asas filosofis, psikologis, sosiokultural, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta organisatoris.
1. Asas Filsofis
asas filosofis berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara. Perbedaan filsafat suatu
negara menimbulkan implikasi yang berbeda di dalam merumuskan tujuan pendidikan, menentukan bahan
pelajaran dan tata cara mengajarkan, serta menentukan cara-cara evaluasi yang ditempuh. Apabila
pemerintah bertukar, tujuan pendidikan akan berubah sama sekali. Di Indonesia, penyusunan, pengembangan,
dan pelaksanaan kurikulum harus memperhatikan. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-Garis
Besar Haluan Negara sebagai landasan filosofis negara.
c. Asas Sosiologis
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi
yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Pendidikan adalah proses sosialisai
melalui interaksi insani menuju manusia yang berbudaya.Tiap anak akan berbeda latar belakang
kebudayaanya. Perbedaan ini harus dipertimbangkan dalam kurikulum. Selain itu, perubahan
masyarakat akibat perkembangan iptek merupakan faktor yang benar-benar harus
dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Karena masyarakat merupakan faktor penting
dalam pengembangan kurikulum, masyarakat dijadikan salah satu asas.
d. Asas Organisatoris
Asas ini berkenaan dengan organisasi kurikulum. Suatu aktivitas dalam mencapai tujuan
pendidikan formal perlu suatu bentuk pola yang jelas tentang bahan yang akan disajikan atau yang
akan diproses kepada peserta didik. pola atau bentuk bahan yang akan disajikan inilah yang
dimaksud organisasi kurikulum.Organisasai bahan pelajalaran yang dipilih harus serasi dengan
tujuan dan sasaran kurikulum, yang pada dasarnya disusun dari yang sederhana kepada yang
kompleks, dari yang kankret kepada yang abstrak, dan dari ranah tingkat rendah kepada ranah
tingkat yang lebih tinggi, baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam kaitanya dengan asas organisatoris adalah:
tujuan bahan pelajaran
sasaran bahan pelajaran
pengorganisasian bahan