Anda di halaman 1dari 11

FONDASI

KURIKULUM
Kelompok 7

1. SARAH UTARI 2110013411135


2. MELISA LATIFAH ALNUR 2110013411145
3. NATASYA YULIANA 2110013411153
4. SITI NUR ATIRA 2110013411137
A. Definisi Dan Karakteristik Kurikulum
Kata kurikulum berasal dari bahasa Latin Yunani curir artinya pelari dan curre artinya
tempat berpacu, jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari star sampai
finish. Dalam dunia atletik kurikulum diartikan sebagai lintasan lari, tempat berlari kereta .

Dalam bahasa Arab istilah kurikulum diartikan dengan manhaj yakni jalan terang atau
jalan yang dilalui manusia pada bidang kehidupan. Jika pengetahuan ditarik dalam konteks
pendidikan maka secara etimologi kurikulum diartikan sebagai jalan terang yang harus
dilalui oleh pendidik dan peserta didik untuk mengembangkan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), dan sikap nilai-nilai (afektif) dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan.
B. Peran, Fungsi dan Tujuan Kurikulum

Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis


mengembangkan peranan yang sangat penting bagi pendidikan peserta didik. Menurut
Hamalik setidaknya ada tiga peranan kurikulum dalam pendidikan dimana ketiga peranan
ini sama pentingnya dan diantara ketiganya perlu dilaksanakan secara berkeseimbangan,
yaitu:

1. Peranan animasi, yakni mentransmisikan dan mewariskan nilai-nilai budaya masa lalu
yang dianggap masih relevan dengan masa kini.
2. Peranan kritis dan evaluatif, yakni menilai dan memilih nilai, budaya, pengetahuan
yang relevan (kontrol atau filter sosial).
3. Peranan kreatif, yakni pengembangan hal baru yang dibutuhkan masyarakat pada masa
sekarang dan masa mendatang.
Fungsi kurikulum sendiri secara umum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik
mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Menurut Alexander Inglis dalam bukunya
Principle os Secondary Education sebagaimana dikutip Hamalik, bahwa fungsi kurikulum sebagai alat
pendidikan meliputi:

1. Fungsi penyesuaian (penyesuaian fungsi adaptif ), yaitu kurikulum harus dapat membantu peserta didik
agar mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial masyarakat.
2. Fungsi pengintegrasian , yaitu kurikulum harus dapat mengembangkan pribadi peserta didik secara
utuh, baik itu kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
3. Fungsi diferensiasi ( the differentiating function ), yaitu kurikulum harus dapat melayani setiap peserta
didik dengan segala keunikannya.
4. Fungsi persiapan ( the propaedeutic function ), yaitu kurikulum harus dapat memberikan pengalaman
belajar bagi peserta didik.
5. Fungsi pemilihan ( fungsi selektif ), yaitu kurikulum harus dapat memberikan kesempatan kepada setiap
peserta didik untuk belajar sesuai dengan bakat dan minatnya.
6. Fungsi diagnostik ( fungsi diagnostik ), yaitu fungsi untuk mengetahui berbagai kelemahan dan potensi
peserta didik.
Tujuan kurikulum sendiri menurut S. Nasution dapat dilihat secara hierarki mulai dari tujuan
yang sangat umum (global) sampai tujuan yang sangat khusus (spesifik). Oleh karena itu
secara hierarki tujuan kurikulum dibagi menjadi empat, antara lain:

1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), adalah tujuan umum yang sarat dengan muatan
filosofis negara. Hal ini tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003, pasal 3 yang merumuskan
bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab.
2. Tujuan Institusional (TI), adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan yaitu sebagai kualifikasi yang dimiliki oleh setiap peserta didik setelah mereka
menyelesaikan atau menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan.
3. Tujuan Kurikuler (TK), adalah tujuan yang dicapai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran yaitu sebagai kualifikasi yang harus dimiliki peserta didik setelah
menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.
4. Tujuan Pembelajaran atau Instruksional (TP), merupakan tujuan yang paling khusus
berupa keterampilan atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik
setelah mereka melakukan proses yang merupakan syarat mutlak bagi guru.
C. FONDASI DAN PENDEKATAN
KURIKULUM
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang memiliki kedudukan cukup sentral dalam
perkembangan pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pondasi, landasan, atau asas yang kuat
dalam pengembangan kurikulum agar pendidikan dapat menghasilkan manusia-manusia yang
berkualitas. Abdullah Idi dan S. Nasution mengemukakan bahwa kurikulum dibangun atas empat
landasan utama, yaitu:

1. Landasan filosofis, yaitu berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan falsafah negara.
2. Landasan psikologis, yaitu memperhitungkan faktor anak dalam kurikulum yakni psikologis anak,
perkembangan anak, psikologi belajar dan bagaimana proses belajar anak.
3. Landasan sosiologis, yaitu keadaan masyarakat, perkembangan dan perubahannya, kebudayaan
manusia, hasil kerja manusia berupa pengetahuan dan lainnya.
4. Landasan organisatoris, yaitu mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang
disajikan, landasan organisatoris biasa disebut dengan landasan hakikat pengetahuan (disiplin ilmu).
pendekatan pada umumnya menentukan bentuk dan pola yang digunakan oleh kurikulum. Oleh karena itu
secara teoritis menurut pendekatan perkembangannya terdiri dari:

1. Pendekatan kompetensi , yakni jalinan terpadu yang unik antara pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang direfleksikan dalam pola berfikir dan pola bertindak, dimana pendekatan ini
menitikberatkan pada semua domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2. Pendekatan sistem ( system approach ), yaitu totalitas atau keseluruhan komponen yang saling bekerja,
berinteraksi, dan interdepensi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pendekatan klarifikasi nilai ( pendekatan klarifikasi nilai ), yakni langkah pengambilan keputusan tentang
prioritas atas keyakinan sendiri berdasarkan pertimbangan yang rasional, logistik, sesuai dengan
perasaannya dan perasaan orang lain, serta aturan yang berlaku.
4. Pendekatan komprehensif ( pendekatan komprehensif ), pendekatan ini melihat, memperhatikan, dan
menganalisis kurikulum secara keseluruhan.
5. Pendekatan yang berpusat pada masalah ( problem centric approach approach ), pendekatan ini dilakukan
dengan cara mengidentifikasi berbagai kurikulum secara khusus.
6. Pendekatan terpadu, yaitu suatu pendekatan yang memadukan keseluruhan bagian dan indikator-
indikatornya dalam suatu kerangka kurikulum untuk mencapai tujuan tertentu.
KESIMPULAN
Kurikulum merupakan seperangkat kerangka pembelajaran yang direncanakan
secara sistematik dan ideal sebagai proses pembelajaran peserta didik agar memudahkan
mewujudkan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Oleh karena itu agar hal tersebut
terlaksana maka pendidik harus lebih dulu memahami kurikulum dengan baik, sehingga
dapat menyajikannya dalam bentuk pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Jadi
hakikatnya setiap perubahan kurikulum yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh
pemerintah hanya dapat direalisasikan berkat usaha pendidik.
Akhirnya, pembahasan definisi, karaktersistik, peran, fungsi, tujuan, pondasi dan
pendekatan kurikulum dalam makalah ini akan lebih bermakna dan tepat guna apabila
diadakan pelatihan dan pendidikan guru (pendidik) untuk memahami, menguasai,
mengaplikasikan kurikulum yang berlaku pada suatu negara.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai