DI BUAT OLEH :
: NURHIDAYATI ( 857102483)
HAKIKAT KURIKULUM
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum pada dimensi kedua tidak dibatasi hanya sebagai sejumlah mata
pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar ( learning experience )
yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya. Dengan
demikian, pengertian kurikulum itu mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan
siswa. Ahli kurikulum yang berpendapat seperti itu diantaranya Harold B. Alberty
( 1965 ).
1
suatu kegiatan, ( 4 ) Kurikulum sebagai suatu hasil, yang merupakan konsekuensi
dari kurikulum sebaga suatu kegiatan.
B. Fungsi Kurikulum
Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan bagi semua
pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, di antaranya
guru, siswa, kepala sekolah, pengawas, orang tua, dan masyarakat.
Berkaitan dengan kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam
fungsi kurikulum sebagai berikut :
2
6. Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function)
C. Peranan Kurikulum
3
Strategi Pembelajaran berkaitan dengan siasat, cara, atau system penyampaian isi
kurikulum. Ada dua jenis strategi pembelajaran yaitu yang berorientasi kepada
guru ( Teacher Oriented ) dan yang berorientasi kepada siswa (Student Oriented).
Strategi pertama mencakup model ekspositori atau model informasi, sedangkan
strategi yang digunakan atau dipilih dalam pelaksanaan kurikulum diserahkan
sepenuhnya kepada pelaksana kurikulum dengan mempertimbangkan hakikat
tujuan, sifat bahan/isi, dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
MODUL 2
4
Senada dengan pendapat Robert S. Zais di atas, Ralph W.Tyler (dalam
Ornstein & Hunkins,1988) mengemukakan pandangan yang erat kaitannya
dengan beberapa aspek yang melandasi suatu kurikulum (dalam hal ini
disebut school purposes).
A. LANDASAN FILOSOFIS
5
seorang pakar kurikulum di Indonesia yaitu S. Nasution (1982) berpendapat
berikut in.
B. LANDASAN PSIKOLOGIS
6
bersifat fisik maupun linggkungan sosial. Melalui pendidikan diharapkan adanya
perubahan perilaku peserta didik menuju kedewasaan, baik fisik,
mental/intelektual, moral, maupun sosial.
J.J. Roesseau berpendapat bahwa segala sesuatu itua adalah baik di tangan
Tuhan, akan tetapi menjadi rusak karena tangan manusia. Pendidikan itu harus
menghormati anak sebagai makhluk yang memiliki potensi alamiah. Ia percaya
bahwa anak haruus belajar dari pengalaman langsung. Dalam hal ini, intervensi
atau campur tangan pendidikan tidak terlalu mendominasi.
7
Implikasi terhadap perkembangan kurikulum di sekolah, yaitu sebagai
berikut.
a) Setiap siswa diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat,
dan kebutuuhannya.
b) Kurikulum memuat isi/materi pelajaran baik yang sifatnya umum atau inti
maupun yang dapat dipilih sesuai dengan minat dan bakat siswa, juga yang
sifatnya akademik maupun ketrampilan.
b. Teori Behaviourisme
Teori ini berangkat dari asumsi bahwa individu tidak membawa potensi
sejak lahir. Perkembangan indiividu ditentukan oleh lingkungan( keluarga,
sekolah, dan masyarakat). Rumpun teori ini tidak mengakui sesuatu yang sifatnya
mental. Perkembangan anak menyangkut hal-hal nyata yang dapat dilihat dan
diamati.
adalah teori yang paling awal dari rumpun behaviourisme. Menurut teori
ini kehidupan tunduk kepada hukum stimulus-respons atau aksi-reaksi. Belajar
8
pada dasarnya merupkan hubungan antara stimulus dan respon atau aksi-reaksi.
Belajar pada dasarnya merupakan upaya untuk membentuk hubungan stimulus-
respons sebanyak-banyaknya.
b. Teori Kondisioning
C. LANDASAN SOSIOLOGI
9
KB 2
Pendekatan ini bertitik tolak pada mata pelajaran sebagi suatu disiplin ilmu
yang terpisah antara satu dengan lainnya.
10
2. Pendekatan Interdisipliner
a) Dapat memberikan kejelasan bagi para penyusun kurikulum mengenai apa yang
ingin dicapai.
11
tujuannya, serta ttidak jelas pula dasar pemilihan dalam menentukan metode apa
yang akan dinilai.
Pendidikan ini menitikberatkan pada cara siswa belajar, serta cara dan
langkah-langkah yang perlu dilakukan agar siswa menguasai ketrampilan untuk
mendapatkan pengetahuan.Keuntungan dari penerapan pendekatan ini adalah
sangat mementingkan kebutuhan siswa. Sedangkan kelemahannya adalah sulit
mengatur ketercapaian hasil belajar yang diharapkan.
Pengertian secara umum prinsip berarti azas, dasar, keyakinan dan pendirian. Dari
pengertian di atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukkan pada suatu
hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur
dan mengarahkan.
12
dapat dijabarkan menjadi tujuan-tujuan lainnya yang lebih spesifik dan
operasional. Tujuan kurikulum juga harus komprehensif, yakni meliputi berbagai
aspek domain tujuan baik kognitif, afektif, maupun psikomotor.
2. Prinsip Kontinuitas
a. materi kurikulum yang diperlukan pada sekolah tingkat atas harus sudah
diberikan pada sekolah tingkat bawah
b. materi kurikulum yang sudah diberikan pada sekolah tingkat yang ada di bawah
tidak perlu lagi diberikan pada sekolah tingkat atas. Dengan demikian dapat
dihindari pengulangan materi kurikulum, yang mengakibatkan kebosanan pada
siswa dan agar tidak terjadi tumpang tindih materi, dan untuk menghindari hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun scope dan sequence.
3. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak kaku,
terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum
mengusahakan agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel
dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta
kemampuan dan latar belakang peserta didik.
13
4. Prinsip Integritas
14
c) survei tentang pandangan para ahli
f) penelitian
15
b) Jika perlu dibuat, siapa yang membuat, berapa biayanya, gberapa lama
waktunya?
16
Langkah-langkah pengembangan kurikulum terdiri atas diagnosis
kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan dan perorganisasian materi, pemilihan
dan pengorganisasian pengalaman belajar dan pengembangan alat evaluasi.
B.Perumusan Tujuan
17
biaya, membentuk tim, mendapat susunan bahan, menganalisis bahan, menilai
bahan, membuat keputusan adopsi, menyebarkan, mempergunakan, dan
memonitor penggunaan bahan.
Materi kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Isi dari kegiatan pembelajaran tersebut adalah isi dari
kurikulum. Dalam penyusunan bahan pelajaran ini dikenal ada
istilah scope dan sequence. Scope atau ruang lingkup menyangkut keluasan dan
kedalaman materi kurikulum. Sequence menyangkut urutan susunan bahan
kurikulum. Sequence dapat disusun dengan mempertimbangkan tiga hal, yaitu
struktur disiplin ilmu, taraf perkembangan siswa, dan pembagian materi
kurikulum berdasarkan tingkatan kelas.
18
pertimbangan, dan pembuatan keputusan. Evaluasi kurikulum dapat dilakukan
terhadap komponen komponen kurikulum itu sendiri, evaluasi terhadap
inplementasi kurikulum, dan evaluasi terhadap hasil yang
dicapai.
19
Prinsip umum pelaksanaan MBS:
3. Pencapaian mutu pendidikan, memiliki misi dan visi sesuai jenjang sekolah.
Kurikulum dalam pengertian modern lebih dari sekedar rencana pelajaran, tetapi
sebagai pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari sekolah. Empat komponen
utamanya: tujuan, materi, strategi belajar mengajar, dan sistem evaluasi.
Kurikulum sebagai pedoman guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Kurikulum berubah sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
tuntutan kebutuhan masyarakat.
Selama tiga puluh empat tahun, Indonesia telah mengalami beberapa kali
perubahan kurikulum. Tahun 2004, kita menerapkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang kemudian dikembangkan oleh Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan PP no 19/2005 yang menyatakan bahwa
penyusunan kurikulum merupakan tanggung jawab setiap satuan pendidikan.
Perundangan lain yang terkait dengan KTSP adalah:
20
Kurikulum 2004 dikenal dengan KBK berisi standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai peserta didik melalui materi pokok dan
indicator pencapaian hasil belajar. Kompetensi dasar terdiri dari:
Selain itu juga dikenal keterampilan atau kecakapan hidup (lifeskill) yang
mencakup lima kategori:
3. Keterampilan sosial
4. Keterampilan akademik
5. Keterampilan vokasional
21
Empat komponen utama KBK (Boediono, 2002):
3. Keberseimbangan
4. Berorientasi Global
8. Berkesinambungan
22
cara mengelola siswa dan sarana pembelajaran dengan baik. Guru harus mampu
berinovasi dalam hal media pembelajaran yang meningkatkan aktifitas siswa dan
pada akhirnya meningkatkan hasil belajar.
(3) Refleksi
(4) Motivasi
(5) Keragaman individu
(11) Menyenangkan
23
Pembelajaran terpadu (integrated learning) menekankan pada kesatuan konsep
sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kreatifitas dalam menemukan keterkaitan antara bahan belajar. Pembelajaran
terpadu memungkinkan siswa menemukan sendiri suatu konsep dan prinsip secara
holistic, bermakna, dan otentik.
Tiga tipe pembelajaran terpadu yang terdiri dari 10 model (Fogarty, 1991:5):
24