Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Tentang “Konsep Dasar Kurikulum”

Oleh Kelompok 1 :
Kania Maulina (17129225)
Marisha Intan Putri (17129352)
Ranti Novita Irfan (17129400)
Refilza Atikah Putri (17129402)

Seksi 17 BB 05

Dosen Pembimbing : Dra. Rifda Eliyasni M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
“Konsep Dasar Kurikulum”

A. Kedudukan Kurikulum Dalam Pembelajaran


Menurut Wina Sanjaya (2008 : 8) kedudukan kurikulum dalam pembelajaran
yaitu :
a. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.
Kurikulum mengarahkan segala bentukaktivitas pendidikan. Kurikulum juga
merupakan suatu rencana pendidikan memberikan pedoman dan pegangan
tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Disamping
kedua fungsi itu, kurikulum juga merupakan suatu bidang studi, yang
ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber
konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi
pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.
b. Kedudukan kurikulum dalam kegiatan administratif sekolah memegang
peranan yang sangat penting strategis. Akan tetapi, kurikulum tidak akan
memberikan imbas apapun ketika tidak direalisasikan dengan tatalaksana
yang baik, tepat, dan cermat di sekolah.[2] Baik disini,pengertiannya adalah
adanya pengorganisasian yang tertata rapi serta pelaksanaan kurikulum
benar-benar dilaksanakan dan dihayati oleh seluruh warga sekolah. Istilah
tepat merujuk pada tepat sasaran. Aplikasi kurikulum haruslah sesuai dengan
keadaan latar belakang kemampuan peserta didik. Cermat mengandung arti
adanya ketelitain dalam pelaksaan kurikulum serta adanya evaluasi
kurikulum.
Menurut Suryosubroto (2005) kedudukan kurikulum dalam kegiatan administratif
sekolah memegang peranan yang sangat penting strategis. Akan tetapi, kurikulum tidak
akan memberikan imbas apapun ketika tidak direalisasikan dengan tatalaksana yang
baik, tepat, dan cermat di sekolah. Baik disini,pengertiannya adalah adanya
pengorganisasian yang tertata rapi serta pelaksanaan kurikulum benar-benar
dilaksanakan dan dihayati oleh seluruh warga sekolah. Istilah tepat merujuk pada tepat
sasaran. Aplikasi kurikulum haruslah sesuai dengan keadaan latar belakang kemampuan
peserta didik. Cermat mengandung arti adanya ketelitian dalam pelaksaan kurikulum
serta adanya evaluasi kurikulum. Kurikulum memiliki peran yang sangat penting dalam
interaksi pendidikan formal. Kurikulum menjadikan segala sesuatu yang disampaikan
oleh pendidik menjadi lebih berencana, sistematis, dan lebih disadari.Tidak kalah
penting, kurikulum juga berfungsi sebagai pedoman dan pegangan segala proses
pendidikan.

Menurut Sukmadinata (2010) Kurikulum memiliki empat komponen utama,


yakni tujuan, bahan ajar, metode-alat, dan penilaian. Secara umum fungsi kurikulum
adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik mengembangkan pribadinya ke arah
tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan aspek yang  mempengaruhi peserta didik di
sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program 
belajar  bagi  siswa, disusun secara sistematis dan logis. Kurikulum diberikan oleh
sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah
niat, rencana dan harapan.

Kurikulum memiliki peran yang sangat penting dalam interaksi pendidikan


formal. Kurikulum menjadikan segala sesuatu yang disampaikan oleh pendidik menjadi
lebih berencana, sistematis, dan lebih disadari.Tidak kalah penting, kurikulum juga
berfungsi sebagai pedoman dan pegangan segala proses pendidikan. Sebagai pedoman,
Kurikulum memiliki empat komponen utama, yakni tujuan, bahan ajar, metode-alat, dan
penilaian.
Secara umum fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta
didik mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan
aspek yang  mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta
prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program  belajar  bagi  siswa, disusun secara
sistematis dan logis. Kurikulum diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana dan harapan.

Sedangkan Nana Syaodih Sukmadinata (2012) mengemukakan kedudukan


kurikulum sebagai berikut:
1. Kurikulum sebagai rencana
Kurikulum didefinisikan sebagai suatu program pendidikan yang
direncanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu.
2. Kurikulum sebagai pedoman
Kurikulum merupakan sesuatu yang dijadikan pedoman dalam segala
kegiatan pendidikan yang dilakukan termasuk kegiatan belajar mengajar di
kelas.
3. Kurikulum sebagai jantung pendidikan
Semua gerak kehidupan kependidikan yang dilakukan sekolah didasarkan
pada apa yang direncanakan dalam kurikulum.
4. Kurikulum sebagai pengontrol
Kurikulum adalah dasar dan sekaligus pengontrol terhadap aktivitas
pendidikan. Tanpa kurikulum yang jelas, apalagi jika tidak ada kurikulum
sama sekali, maka kehidupan pendidikan di suatu lembaga menjadi tanpa
arah dan tidak efektif dalam mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kualitas pribadi yang maksimal.
5. Kurikulum sebagai sosok
Kurikulum adalah konstruk atau sosok yang dibangun untuk mentransfer apa
yang sudah terjadi di masa lalu kepada generasi berikutnya untuk
dilestarikan, diteruskan, atau dikembangkan.
6. Kurikulum sebagai jawaban
Kurikulum berposisi sebagai jawaban untuk menyelesaikan berbagai
masalah sosial yang berkenaan dengan pendidikan.
7. Kurikulum sebagai alat pembangun
Kurikulum merupakan alat untuk menbangun kehidupan masa depan, yang
menempatkan kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan rencana
pengembangan dan pembangunan bangsa sebagai dasar untuk
mengembangkan kehidupan masa depan.

Kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah sebagai berikut :

1. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.


Kurikulum bertujuan sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu
dalam pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar). Kurikulum
mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-
tujuan pendidikan.
2. Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan
pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.
3. Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau
spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan
landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi
pendidikan.

Kedudukan kurikulum dapat dilihat dari sistem pendidikan itu sendiri ,


pendidikan sebagai sistem tentu memiliki berbagai komponen yang saling
berhubungan dan saling ketergantungan, komponen-komponen pendidikan ituantara
lain adalah tujuan pendidikan, kurikulum pendidik, peserta didik, lingkungan, sarana
dan pra sarana, manajemen, serta teknologi. berdasarkan komponen-komponen ini
jelas bahwa kurikulum mempunyai kedudukan-kedudukan tersendiri dalam sistem
pendidikan nasional .

B. Pengertian Kurikulum
Pada mulanya istilah kurikulum dijumpai dalam dunia statistik, pada
zaman Yunani kuno yang berasal dari curir yang artinya pelari dan curere
artinya tempat berpacu atau tempat berlomba. Sedangkan curriculum
mempunyai arti “jarak” yang harus ditempuh oleh pelari. Perkembangan
selanjutnya istilah  kurikulum   pendidikan dalam dunia pendidikan dan
pengajaran, sebagaimana termuat dalam Webster Dictionare tahun 1955
kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran disekolah atau diakademi /
college yang harus di tempuh oleh siswa untuk mencapai suatu degree (tingkat)
atau ijazah.
Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan . Sejumlah ahli teori kurikulum yang
berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang
direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa dibawah pengawasan sekolah,
jadi selain kegiatan kurikulum yang formal juga kegiatan kurikulum  yang tak
formal. Kurikulum formal meliputi :
1. tujuan pembelajaran, umum dan spesifik
2. bahan pelajaran yang tersusun sistematis
3. strategi belajar mengajar serta kegiatan-kegiatannya
4. sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan tercapai

Kurikulum tak formal meliputi :


Terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan akan tetapi tidak
berkaitan langsung dengan pelajaran akademis, yang termasuk kurikulum tak
formal ini antara lainpetunjuk sandiwara, pertandingan antar kelas atau antar
sekolah, perkumpulan berbagai hobi , pramuka dan lain-lain.

Definisi kurikulum menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional tertuang dalam pasal 1 butir 19 sebagai berikut
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”
Dalam dunia pendidikan para ahli memiliki pandangan yang beragam
tentang kurikulum, menurut S.Nasution (2009 : 13) kurikulum dapat ditinjau
sebagai berikut

1. kurikulum dapat dilihat sebagai produk yakni sebagai hasil karya para
pengembang kurikulum. Hasilnya dituangkan dalam bentuk buku atau
pedoman kurikulum, misalnya berisi sejumlah mata pelajaran yang harus
diajarkan.
2. Kurikulum dapat pula dipandang sebagai progam yakni alat yang dilakukan
oleh sekolah atau madrasah untuk mencapai tujuannya, ini dapat berupa
mengajarkan berbagai mata pelajaran tetapi dapat juga meliputi segala
kegiatan yang dianggap dapat mempengaruhi perkembangan siswa.
3. Kurikulum dapat pula dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan akan
dipelajari siswa, yakni pengetahuan sikap, keterampilan tertentu. Apa yang
diharapkan akan dipelajari tidak selalu sama dengan apa yang benar-benar
dipelajari.
4. Kurikulum sebagai pengalaman siswa. Ketiga pandangan di atas berkenaan
dengan perencanaan kurikulum sedangkan pandangan ini mengenai apa yang
secara aktual menjadi kenyataan pada tiap siswa. Ada kemungkinan, bahwa
apa yang diwujudkan pada diri anak berbeda dengan apa yang diharapkan
menurut rencana.

Dari beberapa definisi kurikulum yang telah disebutkan diatas bisa


disimpulkan bahwa kurikulum merupakan pengalaman peserta didik baik
disekolah atau diluar sekolah dibawah bimbingan sekolah. Kurikulum tidak
berbatas pada mata pelajaran tetapi meliputi sesuatu yang dapat mempengaruhi
perkembangan peserta didik, dan bisa menentukan arah. Dengan kata lain
kurikulum haruslah menunjukan apa yang sebenarnya harus dipelajari oleh
peserta didik.
Kurikulum itu merupakan program pendidikan bukan program
pengajaran, yaitu program yang direncanakan diprogramkan yang berisi
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar baik yang berasal dari waktu lalu,
sekarang maupun yang akan datang. Berbagai bahan tersebut direncanakan
secara sistematik, artinya direncanakan dengan memerhatikan keterlibatan
berbagai factor pendidikan secara harmonis. Jadi kurikulum adalah suatu
program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar
yang diprogramkan, dirrencanakan dan dirancangkan secara sistematik atas
dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam poses
pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Kurikulum  dapat diartikan juga sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mengubah masyarakat. Disamping itu banyak
timbul pendapat-pendapat baru tentang hakikat perkembangan anak, yang
memaksa diadakannya perubahan dalam kurikulum.
Banyak ahli kurikulum mengemukakan berbagai pengertian kurikulum
yang satu dengan yang lainnya ada berbagai perbedaan dan kesamaan.
a) William B. Ragan
Kurikulum adalah semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab
sekolah.
b) Robert S. Falming
Pendapat flaming sama dengan pendapat Ragan, yaitu kurikulum pada sekolah
modern dapat didefinisikan seluruh pengalaman belajar anak yang menjadi
tanggung jawab sekolah.
c) David Praff
Kurikulum adalah seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat
pelatihan.
d) Nengky and Evars
Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan dan dilakukan oleh
sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada
kemampuan siswa yang paling baik.
e) Inlow
Kurikulum adalah susunan rangkain dari hasil belajar yang disengaja.
Kurikulum menggambarkan (atau paling tidak mengantisipasi ) dan hasil
pengajaran.
f) Saylor
Kurikulum adalah kesuluruh usaha sekolah untuk memengaruhi proses belajar
mengajar baik langsung dikelas, tempat bermain, atau diluar sekolah.
g) Othanel Smith, W.O. Stanley dan J. Harlan Shores
kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan
kepada anak dan pemuda agar mereka dapat berfikir dan berbuat sesuai dengan
masyarakatnya.
h) Alice Miel
kurikulum meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinan,
pengetahuan dan sikap. Kurikulum meliputi segala pengalaman dan pengaruh
yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak disekolah, serta bukan hanya
pengetahuan kecakapan, kebiasaan-kebiasaan,sikap, apresiasi, cita-cita, serta
norma-norma,melainkan juga kepribadian guru.
i) Hilda Taba
mengemukakan pada hakikatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk
mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam
masyarakatnya, yakni pernyataan tentang tujuan dan saran, perbedaan
kurikulum terletak pada penekanan pada unsur tertentu.
j) Sedangkan menurut J.G Taylor dan William H. Alexander
mendifinisikan kurikulum sebagai sagala usaha yang dilakukan oleh sekolah
untuk mempengaruhi belajar anak baik didalam atau diluar kelas, dapat
dikategorikan kurikulum, apabila ada empat sisi, yaitu : 1) kurikulum sebagai
tujuan, 2) kurikulum sebagai kesempatan belajar yang terencana, 3) kurrikulum
sebagai mata pelajaran, dan 4) kurikulum sebagai pengalaman. Sementara
caswell mendefinisikan kurikulum sebagai sejumlah atau keseluruhan
pengalaman yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
sekolah.
k) Menurut Edwar A. krug (1960)
menyebutkan bahwa kurikulum adalah usaha-usaha yang mengarah pada tujuan
pendidikan atau tujuan sekolah.
l) Carter V.Good dalam dictionary of education ,
menyebutkan bahwa kurikulum adalah sejumlah materi pelajaran yang harus
ditempuh dalam suatu mata pelajaran atau disiplin ilmu tertentu, seperti
kurikulum pendidikan bahasa arab, kurikulum pendidikan bahasa inggris, atau
kurikulum ilmu pendidikan sosial.

Dalam Undang-Undang sistem pendidikan Nasional tahun 1989 Bab 1


pasal 1 disebutkan bahwa “ kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggara kegiatan belajar-mengajar.
Jadi, dapat disimpulkan menurut pandangan tersebut, kurikulum
merupakan kumpulan mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau
dipelajari oleh siswa. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, kurikulum
merupakan salah satu factor dalam proses pendidikan yang berperan seperti
perangkat lunak dari proses tersebut. Krikulum mempunyai peranan sentral
karena menjadi arah atau titik pusat dari proses pendidikan.
C. Fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan adalah sebagai alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang dalam kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) disebut sebagai standar kompetensi, kurikulum merupakan
pedoman untuk mengatur kegiatan- kegiatan yang akan diselenggarakan oleh
sekolah di bawah ini akan dijelaskan berbagai macam fungsi kurikulum.

Fungsi kurikulum secara umum sebagai berikut :

1. kurikulum sebagai rencana. kegiatan belajar mengajar atau rencana


pembelajaran dikembangkan berdasarkan suatu tujuan yang ingin
dicapai.
2. kurikulum sebagai pengaturan. pengaturan dalam kurikulum dapat
diartikan sebagai pengorganisasian materi atau isi pelajaran pada arah
horizontal dan vertikal , pengorganisaian pada arah horizontal berkaitan
dengan lingkup dan integrasi sedamgkan pengorganisasian pada arah
vertikal berkaitan dengan urutan dan kontinuitas.
3. kurikulum sebagai cara. pemilihan metode mengajar erat hubungannya
dengan sifat materi pelajaran atau praktikum dan alat penguasaan yang
ingin dicapai
4. kurikulum sebagai pedoman. kurikulum sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran harus memiliki kejelasan
tentang gagasan-gagasan dan tujuan yang hendak dicapai melalui
penerapan kurikulum.

Selain itu, kurikulum juga berfungsi bagi kepentingan-kepentingan yang lain, di


antaranya:

1. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan adalah sebagai alat
atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
meliputi:
a. Tujuan nasional (pendidikan nasional).
b. Tujuan institusional (lembaga/institusi).
c. Tujuan kurikuler (bidang studi).
d. Tujuan instruksional (penjabaran dari tujuan kurikuler).
2. Fungsi kurikulum bagi peserta didik, Kurikulum sebagai organisasi disiapkan
bagi peserta didik sebagai salah satu konsumsi pendidikan mereka. Dengan
demikian diharapkan peserta didik akan mendapat sejumlah pengalaman baru
yang kelak dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak, guna
melengkapi bekal hidupnya.
3. Fungsi kurikulum bagi pendidik.
a. Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman
belajar para peserta didik
b. Sebagai pedoman dalam mengadakan evaluasi terhadap perkembangan
peserta didi dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.
4. Fungsi kurikulum bagi orang tua.
a. Agar orang tua dapat membantu usaha sekolah dalam memajukan peserta
didik (putranya).
b. Mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan peserta didik (putranya).
c. Ikut berpartisipasi membimbing peserta didik (putranya).
5. Fungsi kurikulum bagi sekolah dan tingkatan di atasnya.
Pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan. Dapat dilakukan bila:
 Bila sebagian dari kurikulum sekolah tersebut telah diajarkan pada
sekolah yang berada di bawahnya, maka sekolah dapat meninjau
kembali perlu/tidaknya bagian tersebut diajarkan lagi.
 Bila kecakapan-kecakapan tertentu yang dibutuhkan untuk
mempelajari kurikulum suatu sekolah belum diajarkan pada sekolah
yang berada di bawahnya, sekolah dapat mempertimbangkan untuk
memasukkan program mengenai kecakapan-kecakapan tersebut ke
dalam kurikulum
6. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah.
a. Ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program
pendidikan yang membutuhkan kerjasama dengan pihak orang
tua/masyarakat.
b. Ikut memberikan kritik/saran yang membangun dalam rangka
penyempurnaanprogram pendidikan di sekolah agar lebih serasi dengan
kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.

Menurut Oemar Hamalik (2010: 37) Fungsi Kurikulum adalah sebagai berikut...
1. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function) : Kurikulum berfungsi
sebagai penyesuain adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi dilingkungannya karna lingkungan bersifat dinamis
artinya dapat berubah-ubah. 
2. Fungsi Integrasi (the integrating function) : Kurikulum berfungsi sebagai
penyesuain mengandung makna bahwa kurikulum merupakan alat pendidikan
yang mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utut yang dapat dibutuhkan dan
berintegrasi di masyarakat. 
3. Fungsi Diferensiasi (the diferentiating function) : Kurikulum berfungsi sebagai
diferensiansi adalah sebagai alat yang memberikan pelayanan dari berbagai
perbedaan disetiap siswa yang harus dihargai dan dilayani. 
4. Fungsi Persiapan (the propaeduetic function) : Kurikulum berfungsi sebagai
persiapan yang mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
mampu mempersiapkan siswa kejenjang selanjutnya dan juga dapat
mempersiapkan diri dapat hidup dalam masyarakat, jika tidak melanjukan
pendidikan.
5. Fungsi Pemilihan (the selective function) : Kurikulum berfungsi sebagai
pemilihan adalah memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan pilihan
program belajar yang sesuai dengan minat dan bakatnya. 
6. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function) : Kurikulum sebagai
diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum adalah alat pendidikan yang
mampu mengarahkan dan memahami potensi siswa serta kelemahan dalam
dirinya. Jika telah memahami potensi dan mengetahui kelemahannya, maka
diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi dan memperbaiki
kelemahannya.
DAFTAR RUJUKAN

Nana, S.S. 2012. Pengembangan Kurikulum. PT. Remaja Rosda Karya.


Nasution, M.A. 2009. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara.
Oemar, H. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara.
Sukmadinata. N.S. 2010. Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya.
Suryosubroto B. 2005. Tatalaksana Kurikulum. Jakarta : Rineka Cipta.
Wina, S. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Kencana.

Anda mungkin juga menyukai