Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN, DIMENSI, FUNGSI DAN PERANAN KURIKULUM

JONI PUTRA
AKMAL KHALIS
RAHMAT FAJRI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang
sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam
penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum. Dengan
diterapkannya kebijakan pemerintah (Depdiknas) yaitu pengembangan kurikulum operasional
dilakukan oleh setiap satuan pendidikan dengan program Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), maka seluruh jajaran di setiap satuan pendidikan harus memiliki pemahaman yang luas dan
mendalam tentang konsep dasar kurikulum, dan secara operasional harus dijadikan rujukan dalam
mengimplementasikan kurikulum di setiap satuan pendidikan yang dikelolanya. Pada dasarnya
kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen
kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji suatu kurikulum
lembaga pendidikan itu. Dari buku tersebut kita dapat mengetahui pengertian dan dimensi
kurikulum serta fungsi dan peranan suatu komponen kurikulum terhadap komponen kurikulum
yang lain. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di
sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baim secara langsung maupun tidak langsung, seperti pihak
guru, keppala sekolah, pengawas, orangtua, masyarakat dan pihak siswa itu sendiri. Selain sebagai
pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi
pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik.
Mengingat pentingnya pemahaman menyeluruh konsep dasar dari kurikulum ini, maka penulis
tergerak untuk menyusunnya menjadi sebuah makalah yang khusus mengungkap mengenai hal
tersebut. Kiranya kehadiran makalah ini dapat sedikit membuka wawasan para pembaca semua.

B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1.
Apa pengertian kurikulum? 2. Apa saja yang termasuk dimensi kurikulum? 3. Apa saja fungsi
kurikulum? 4. Bagaimana peranan kurikulum terhadap kegiatan belajar mengajar?

C. Tujuan Penulisan
Mengacu pada rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum. 2. Untuk mengetahui dimensi
kurikulum. 3. Untuk memahami fungsi kurikulum. 4. Untuk memahami peranan kurikulum
terhadap pembelajaran.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang penulis gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah Metode
Kepustakaan yakni suatu penelitian yang digerakkan untuk meneliti dan memecahkan masalah
dengan mengambil beberapa buku yang ada hubungannya dengan makalah ataupun literatur lain
yang terkait.
BAB II
PEMBAHASAN
Dunia pendidikan merupakan sebuah hal yang sudah biasa dihadapkan oleh semua kalangan
manusia. Dunia pendidikan tak lepas dari manajemen yang didalamnya akan mengatur sagala hal
yang berhubungan dengan berbagaihal yang diatur, dalam hala ini dunia pendidikan banyak
mengatur hal – hal yang berhubungan dangan fisik, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik
dan yang lebih terutama sekali adalah kurikulum, dimana kurikulum ini merupakan suatu hal yang
akan dikembangkan dan yang akan diberikan kepada peserta didik.
Kurikulum merupakan dasar dari sebuah arah yang akan dijadikan sebagai pedoman oleh
seorang pendidik dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pendidik dan juga sebagai pedoman
dalam pengembangn pembelajaran pada suatu satuan pendidikan. Pada bab ini akan dibahas
berbagai hal tentang :

1. Pengertian kurikulum dari beberapa ahli Kurikulum


Kurikulum dalam kamus yang dikeluarkan oleh Depertemen Pendidikan Nasional
pada tahun 2008 mengatakan bahwasanya kurikulum diartikan suatu seperangkat mata pelajaran
yang nantinya akan diajarkan pada lembaga – lembaga kependidikan. Tidah hanya itu saja, pada
dasarnya banyak terdapat pengertian kurikulum dari beberapa para ahli yang mengemukan
tentang pengertian kurikulum, dari beberapa ahli tersebut dapat dilihat diantaranya adalah :
- Menurut (Hermawan et al., 2020) menyatakan bahwasanya kurikulum bukan hanya terbatas
kepada satu bidang studi saja yang didalamnya memuat suatu kegiatan belajar saja,
melainkan mengkoordinir berbagaihal yang dapat mempengaruhi berkembangnya yang
mengarah kepada pembentukan suatu kepibadian seorang peserta didik yang tujuannya untuk
mencapai suatu tujuan dalam pendidikan dan berdampak kepada peningkatan dari segi
kualitas dalam pendidikan
- Menurut (Afgani.D, 2011) dia mengatakan bahwasanya pengertian kurikulum merupakan
suatu pengalaman yang didapat dalam belajar dan memandang kurikulum bukan hanya
sekedar suatu perencanaan dalam pembeajaran, tetapi dapat dijadikan sebagai sesuatu
pengalaman dalam belajar yang bisa dikatakan nyata dan aktual dalam suati proses
pelaksanaan pendidikan di suatu sekolah.
- Menurut S. Nasution dalam (Bahri, 2011) menyatakan bahwasanya pengertian kurikulum
tersebut adalah suatu perencanaan tersusun yang bertujuan untuk mempermudah suatu proses
dalam belajar dan mengajar yang terdapat pada suatu sekolah atau suatu kelembagaan
pendidikan dan termasuk unsur – unsur guru yang merupakan ujung tonggak yang memiliki
tanggung jawab penuh.
- Menurut Checkley dalam (Joko Suratno, Diah Prawitha Sari, 2022) menyatakan bahwasanya
pengertian kurikulum tersebut adalah suatu yang direncanakan bertujuan untuk mendukung
kelancaran proses kegiatan pembelajaran.
- Menurut (Hidayani, 2016) dia menyatakan bahwasanya kurikulum yaitu merupakan suatu
perangkat yang didalamnya terdapat berupa suatu rencana serta peraturan, membahas isi dan
bahan ajar, dan juga membahas tetnatng bagai mana tata cara yang akan dipergunakan dalam
pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan belajar serta mengajar.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwasanya kurikulum adalah
seperangkat rencana yang akan digunakan sebagai satu pedoman untuk menyelenggarakan
kegiatan belajar dan mengajar yang didalamnya mengatur segalahal tentang tujuan dan isi
serta bahan – bahan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.

2. Dimensi kurikulum
Dimensi kurikulum merupakan seperangkat perencanaan dan tata cara
menadministrasikan yang didalamnya terdapat tujuan, isi dan juga mencakup bahan yang akan
diajarkan serta bagai mana cara yang nantinya akan digunakan untuk dijadikan suatu pedoman
dalam penyelenggaraan proses pelaksanaan kegiatan dalam pembelajaran yang berujung terhadap
tercapainya tujuan dalam pendidikan yang telah ditentukan. Menurut pendapat (Roziqin, 2019)
ada enam dimensi kurikulum diantaranya adalah :

1) Kurikulum sebagai suatu ide


Dalam hal ini menjelaskan bahwasanya kurikulum itu akan memberikan suatu
perubahan sesuai dengan tuntutan perubahan zaman., kebutuhan, minat peserta didik,
tuntutan sosial yang ada dalam masyarakat, serta juga tidak luput dari teknologi dan ilmu
pengetahuan yang semakin berkembang. Dalam hal dimensi ini yang dibutuhkan adalah
berupa ide – ide yang bagus dari orang – orang yang terlibat langsung dalam dunia
pendidikan, apakah usulan – usulan yang mereka berikan tersebut secara langsung ataupun
juga nantinya usulan yang mereka berikan tidak secara langsung. Hal ini bisa didapat dari
pihak – pihak yang berkempentigan baik itu dari puncak pimpinan dinas kependidikan,
kepal sekolah, majelis guru, peserta didik, ataupun juga bisa dari orang tua peserta didik.
Pada tahap ini tugas seorang guru adalah memikirkan suatu ide bagaimana
memberikan dan menjalankan aktifitas pembelajaran kepada peserta didik. Setiap
pendapat sudah bisa dipastikan akan memiki perbdaan dalam ide, dengan perbedaan yang
terjadi itulah akan menjadikan suatu kepentingan yang berujung kepada perubahan kearah
positif terhadap perkembangan suatu kurikulum dalam pendidikan.

2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis


Pada tahapan ini kurikulum biasanya ditulis, dijelaskan atau dituangkan kedalam
bentuk dokumen – dokumen yang sudah tersusun secara baik. Hal ini pasti nantinya akan
menjadi daya tarik yang tinggi dikarenakan lebih mudah dalam memahami dan
membacaya. Pada tahapan dimensi kurikulum ini merupakan hal yang nyata dari dimensi
sebelumnya. Pada tahapan ini beberapa aspek yang perlu dibahas adalah bagaimana
manajemen kurikulum tersebut, memperluas tentang tujuan serta kompetensi yang ada,
struktur dalam kurikulum, keberhasilan belajar, pengalaman, kegiatan dalam belajar,
evalusi serta pengorganisasian kurikulum.

3) Kurikulum sebagai suatu kegiatan


Pada tahapan dimansi ini kurikulum merupakan suatuhal sesungguhnya
pelaksanaannya disuatu lingkungan pendidikan. Seorang peserta didik dalam suatu
lingkup pendidikan dapat saja memikirkan bahwasanya kurikulum itu merupakan sebuah
acuan utuk dijadikan sebuah ide, kenyataannya berbanding terbalik apa yang telah terjadi
suatu kurikulum merupakan kenyataan yang terjadi. Dainatar keduanya itu antara ide serta
pengalaman tersebut bisa dikatakan mereka akan berjalan searah, tetapi banyak diantara
para pemikir – pemikir dibidang pendidikan khususnya dibidang kurikulum yang
memperdebatkan dimensi tahapan ini, dimana mereka berfikir dan memertanyakan
lingkup dimensi ini dan juga dimensi lainnya apakah benar – benar mencakup suatu
kegiatan juga termasuk kedalam kurikulum atau sebaliknya.
Kurikulum dapat dijelaskan didalam suatu kesatuan utuh dan tersususn secara jelas
dan rinci. Suatu pelaksanaan kegiatan jikalau seandainya kegiatan tersebut tidak termasuk
kedalam suatu dimensi kurikulum berarti apapun segala aktifitas yang ada dalam lingkup
zona pendidikan ataupun diluar zona pendidikan apa yang dilaksanakan tidak termasuk
kedalam sebuah kurikulum.

4) Kurikulum sebagai hasil belajar


Hasl dari sebuah aktifitas pembelajaran merupakan bagian dari sebuah kurikulum,
tetapi sebuah kurikulum bukanlah merupakan hasil dari kegiatan belajar. Dari pertama ita
harus memahami apa yang terdapat dalam pernyataan tersebut, hal ini disebabkan oleh
banyaknya orang yang telah memaparkan bahwasanya hasil dari suatu pembelajaran
merupakan bagian dari kurikulum dan buan begitu sebaliknya bahwasanya kurikulum
bukanlah hanya satu bentuk hasil yang didapatkan dalam belajar.
Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwasanya kurikulum itu dapat dipandang
dari segi hasil belajar, hal ini dikarenakan kurang spesifiknya penjelasan tentang
kurikulum itu secara formalitas. Disaat suatu kurikulum dievaluasi secara formalitas
tentang kurikulum itu sendiri, hal ini sebagian besar dari orang mengaitkan dengan hasil
belajara tersebut, evaluasi suatu kurikulum bisa dikatakan tidaklah begitu jauh lebih lebar
cakupannya dari pada penialain suatu pembelajaran. Dimana hasil suatu pembelajaran ini
bukanlah merupakan satu bagian saja yang dapat dijadikan sebuah objek dalam
mengevaluasi suatu kurikulum.

5) Kurikulum sebagai disiplin ilmu


Pada poin ini menjelaskan bahwasanya suatu kurikulum tersebut mempunyai
banyak hal yang berhubungan dengan disiplin ilmu tidak bisa dikatakan hanya satu
disiplin ilmu saja. Bisa dikatakan bahwasanya sebagianbesar diantaranya yang terdapat
dalam kurikulum itu adalah sebuah prosedur dalam pembelajaran, prinsip prinsip,
berbagai macam teori dan beberapa konsep yang dipelajari oleh beberapa orang pakar
yang terkait dengan kurikulum itu sendiri.
Semua pihak yang terlibat langsung dalam lingkup dunia pendidikan sudah
dipastikan akan mempelajari sedalam – dalamnya apa itu kurikulum, tidak hanya
perguruan tinggi saja melainkan dari tingkat dasar, seorang guru harus mengetahui
bahwasanya kurikulum itu merupakan suatu hal pengetahuan yang memilki tujuan yang
yang sama disatuan pendidikan yang ujung dari pemahaman tersebut adalah kurikulum
merupakan sebagai disiplin dari bebebrapa ilmu.

6) Kurikulum sebagai sistem


Dunia pendidikan tidak akan pergi dan jauh dari namanya sistim dalam kurikulum,
hal ini disebabkan kurikulum itu sendiri merupakan bagian dari sistim tentang apa –apa
yang akan direncanakan serta disusun yang mana nantinya akan dikerjakan dalam suatu
pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik tersebut. didalam
kurikulum itu menggambarkan tetang tahapan – tahapan pengembangan, pada dasarnya
kesemuanya tersebut diawali dengan perencanaan yang matang, pelaksanaan dari
perencanaan, perbaikan dari pelaksanaan, penyempurnaan dari kekurangan – kekurangan
yang ada dalam pelaksanaan serta hasil akhirnya adalah evaluasi dari pelaksanaan.
Kurikulum merupakan suatu sitim yang saling terkait dengan sistem lainnya yang
sama – sama memiliki tujuan dalam satu wadah pendidikan lainnya serta juga berkaitan
dengan struktur –struktur atau pelaksanaan yang man fungsinya sebagai suatu kesatuan
sebuah organisasi yang memunyai cita – cta untuk mencapai tujuan tersebut.

Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan suatu sumberdaya manusia, hal ini


dikarenakan sumberdaya tersebut merupakan bagian dari sebuah instrumen yang strategis
untuk dijadikan pengembangan kurikulum agar tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut dapat dicapai semaksimal mungkin dan apa yang telah direncanakan dapat dijalankan
secara realitas sesuai dengan perkembangan yang begitu pesat saat sekarang ini. Berdasarkan
hal itulah perubahan – perubahan pada kurikulum haruslah menyesuaikan dengan keadaan
saat sekarang ini, kebutuhan – kebutuhan dilapangan yang diharapkan oleh masyarakat serta
dapat mengiringi kemajuan – kemajuan dibidang ilmu pengetahuan serta kemajuan ilmu
teknologi yang perkembangannya begitu pesat disaat sekarang ini.

3. Fungsi Kurikulum
Kurikulum merupakan suatuhal yang begitu penting dan memilki peranan yang
sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, menuru pendapat (Huda, 2017) mengatakan
bahwasanya fungsi kurikulum tersebut bagi seorang pendidik bemanfaat utnuk dijadikan
sebagai pedoman dalam bekerja yang mencakup didalamnya untuk menyususn serta
mengorganisasikan suatu pengalaman dalam belajar yang diberikan kepada peserta didik
dan juga kurikulum akan berfungsi untuk dijadikan sebagi pedoman bagi seorang pendidik
dalam mengadakan evaluasi-evaluasi yang berhubungan dengan perkembangan peserta
didik dalam hal mengumpulkan segala bentuk pengalaman yang telah diberikan kepada
peserta didik, pada akhirnya pengalaman yang mereka dapat dalam proses pembelajaran itu
akan mengantarkan mereka kepada keberhasilan dalam suatu bidang yang mereka tekuni
dimasa yang akan datang.
Sedangkan menurut pendapat yang disampaikan oleh Alexander Inglis dalam (Elisa,
2018) bahwasanya fungsi manajemen dibagi kedalam beberapa fungsi diantaranya adalah :
1) Fungsi penyesuaian
Seorang manusia akan hidup dan berbaur dalam suatu lingkungan yang terdiri dari
bermacam tingkah laku dan gaya hidup dalam lingkup kemasyarakatan. Berdasarkah hal
tersebut seorang manusia harus mampu dan bisa untuk menyesuaikan diri terhadap
keadan dan situasi yang terdapat dalam lingkungan hidupnya secara keseluruhan. Hal
ini dikarenakan situasi dan kondisi lingkungan tersebut sudah dipastikan akan memilki
perubahan secara sendirinya sacara dinamis.
Dengan adanya perubahan yang ada seorang manusia harus juga bisa mengikuti
perubahan – perubahan yang ada pada lingkungan tersebut sesuai dengan perubahan
dilingkungan itu sendiri, manusia harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannnya.
Disinilah letaknya kurikulum itu memililki fungsi yang sangat besar terhadap
perubahan, perubahan yang ada akan mudah dikembangkan dalam kurikulum tersebut,
dengan adanya penyesuaian pada kurikulum sehigga berdampak baik terhadap
perkembangan peserta didik dalam taraf keilmuan dimasa saat sekarang ini yang akan
selalu berkembang.

2) Fungsi pengintegrasian
Paada fungsi ini kurikulum memilki fungsi dimana mendidik peserta didik sacara
pribadi – pribadinya sehingga dapat dan mampu menjadi seorang peserta didik yang
terintegrasi, hal ini dikarenakan seorang peserta dididk tidak akan pernah lepas dari
bagian suatu kelompok kemasyrakatan. Oleh sebab itu dengan modal pribdi yang
terintegrasi itulah peserta didik akan dapat memberikan sumbangsih didalam
membentuk pengintegrasi dalam masyarakat.

3) Fungsi diferensiasi
Fungsi kurikulum ini bertujuan untuk memberikan berbagai bentuk pelayanan
terhadap berbagai macam perbedaan peserta didik diantara peserta didik lainnya yang
ada pada ingkungan masyarakat. Konsep dasarnya akan menghasilakn berupa orongan
terhadap manusia – manusia untuk memilki fikiran yang kritis serta kreatif. Denngan hal
ini akan mendorong berbagai bentuk kemajuan dalam hal sosial pada lingkungan
masyarakat.
Selanjutnya, dengan adanya deferensiasi bukan tidak mungkin harus mengabaikan
solidaritas kesosialan dan pengintegrasian, diferensiasi juga memiliki dampak untuk
menghidanri akan timbulnya stagnasi kesosiaalan di masyaraat.
4) Fungsi persiapan
Fungsi persiapan ini dimana kurikulum memilki fungsi uttuk mempersiapkan seluruh
peserta didik agar mampu melanjutkan pendidikan kejenjang pendidikan yang lebih
tinggi dari pada saat sekarang ini. Selain itu kurikulum juga akan mempersiapkan
seorang peserta didik yang siap untuk belajar dan berperan dalam masyarakat.
Tujuan mereka belajar dalam masyarakat adalah guna mempelajari apa – apa yang tidak
mereka dapat dalam lingkungan sekolah, hal ini juga disebabkan karena sekolah sudah
pasti tidak akan bisa memberikan semua yang dibutuhkan oleh peserta didik dan juga
untuk memberikan perhatian khusus dan semangat yang tinggi secara pribadinya.

5) Fungsi pemilihan
Pemilihan merupakan suatu kegiatan dimana membandingakan suatu perbedaan
dalam hal memilih yang terbaik, pada dasarnya antara perbedaan dan juga pemilihan
merupakan hal – hal yang saling keterkaitan. Memberikan pengakuan terhadap suatu
perbedaan itu berarti telah memberikan suatu bentuk kesempatan yang nyata bagi
sesorang manusia untuk memilih atas apa – apa saja yang mereka inginkan serta juga
dapat menarik minat manusia tersebut.
Pada dasarnya kedua inti hal tersebut sudah pasti bisa dikatakan sebuah hal yang
dibutuhkan oleh masyarakat yang mana sebagian dari mereka yang menganut paham
sdemokratis sitem. Demi tercapainya dan bekembangnya berbagai macam kemampuan
maka perlunya menyususn kurikulum itu bersifat terbuka, fleksibel dan juga meluas
kedalam segala bentuk yang akan meningkatkan daya perkembangan peserta didik.

6) Fungsi diagnostik
Fungsi diagnostik ini memilki tujuan dan fungsi dalam memberikan layanan yang
bersifat pendidikan, tujuan utama nya adalah memberikan bantuan kepada peserta didik
serta mengarahkan peserta didik tersebut untuk mengenal siapa pribadinya dan juga agar
mereka mampu untuk meneria apa yang ada dalam diri mereka. Semoga dengan adanya
pelayanan yang maksimal yang telah disusun melalui kurikulum sehingga nantinya
dapat mengembangkan segala bentuk potensi yang ada pada pribadi peserta didik
tersebut. kesemuanya juga dapat dilaksanakan jikalau peserta didik tersebut mampu
untuk menyadari hal-hal yang menjadi sebuah kelemahan dan yang menjadi sebuah
kekuatan yang ada dalam diri peserta didik sendiri
Sebesar apapun bimbingan yang diberikan itu harus diiringi dengan semangat yang
tinggi dari peserta didik untuk memperbaiki segala bentuk kelemahan dan kekurangan
nya, begitu juga segalahal kekuatn yang mereka miliki akan dapat dikembangkan apa
bila mereka peserta didik berusah juga secara maksimal untuk mengemabngakan segala
bentuk kelebihan mereka.
Fungsi kurikulum itu sendiri dijalankan dan dilaksanakan oleh kurikulum secara
menyeluruh. Fungsi yang ada akan memebrikan pengaruh yang sangat besar terhadap
perkembangan serta pertumbuhan pesreta didik. Sehingga apa yang dituangkan berjalan
sesuai fungsi kurikulum itu secara keseluruhan nya.

4. Peranan kurikulum
Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu rencana dalam pendidikan dimana
kurikulum ini telah disusun dengan baik dalam pengembangannya dan memiliki peran
yang sangat begitu penting dalam dunia pendidikan. Ada tiga peranan yang dijelaskan
oleh (Agustina & Aasshidiqi, 2021) yaitu Peranan Konservatif, Peranan kreatif dan
peranan kritis dan evaluatif. Sejalan dengan yang dijelaskan dalam (Martin &
Simanjorang, 2022) berdasarkan pendapat Oemar Hamalik (1990) terdapat tiga peranan
yang kurikulum yang begitu penting yaitu :

1. Peranan Konservatif
Pada peranan konservatif ini dimana kurikulum memiliki peranan dalam hal
menekankan bahwasanya kurikulum itu menjadi suatu alat untuk menyampaikan
suatu pesan dan menerangkan suatu nilai yang ada kepada peserta didik. Dimana
nilai tersebut akan dijadikan sebagai gambaran untuk peserta didik yang bertujuan
untuk memahami tindakan yang diperbolehkan dalam masyarakat dan juga yang
tidak diperbolehkan dalam masyarakat.
Selain itu pearan konservatif ini juga dapat digunakan untuk penunjang atau
menyampaikan nilai – nilai yang ada dalam budaya dimasa yang telah lampau
kepada generasi penerus sekarang ini, dimana nilai yang ada dalam budaya tersebut
masih sesuai dengan saat sekarang ini. Pada dasarnya peran konservatif ini pada
umumnya menempatkan suatu kurikulum yang berlandaskan kepada budaya masa
yang telah lampau agar nantinya tidak hilang begitu saja dimakan waktu seiring
perkembangan zaman yang semakin maju. Peran ini memberikan pesan yang
dasarnya disesuaikan berdasarkan hal – hal yang nyata bahwasanya pendidikan itu
memiliki hakikat suatu proses dalam hal kesosialan.
Dalam hal peranan konservatif inilah tugas salah satu seorang pendidik
nantinya dapat memberikan pengaruh terhadap peserta didik serta memberikan
pembinaan prilaku peserta didik berdasarkan yang sesuai dengan nilai dalam bidang
sosial yang ada dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Peranan Kreatif
Pada tahap peranan kreatif ini pada dasarnya menekankan dimana suatu
kurikulum tersbut dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan masa dizaman
sekarang ini ataupun nantinya kebutuhan yang ada dalam masyarakat dimasa yang
akan datang. Pada dasarnya pendidikan itu tidak hanya dibutuhkan pada saat peserta
didik mendapatkan ilmu saja tetapai dapat digunakan dimana nantinya mereka akan
mengahadapi masa sesuai dengan pertambahan usia mereka nantinya.
Peranan kurikulum pada tahapan kreatif ini menuntut seorang pendidik dapat
mengembangkan berbagai macam potensi yang ada pada keseluruhan peserta
didiknya yang mana nantinya peserta didik tersebut akan mengetahui dan menerima
hal – hal yang baru yang berhubungan dengan pengetahuan serta memiliki
kemampuan yang terbaru bagi peserta didik itu sendiri, dan yang lebih penting lagi
adalah bagai mana setelah mereka mendapatkan suatu ilmu peserta didik tersebut
dapat berfikir sesuai perkembangan zaman dalam kehidupan tidak hanya berpatokan
kepada pemikiran – pemikiran yang mereka bawa sebelumnya.

3. Peranan Kritis dan Evaluatif


Pada tahap ini peranan kritis dan evaluatif didasarkan kepada perubahan yang
terjadi pada nilai – nilai kebudayaan yang ada dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat. Nantinya, pada saat perubahan yang terjadi dalam kebudayan mereka
dapat melihat secara jelas perubahan kebudayaan yang terjadi.
Nilai yang berhubungan dengan kebudayan kehidupan dalam bermasyarakat
sudah dipastikan akan mengalami suatu perubahan, peranan inilah yang dibutuhkan
agar nantinya mereka dapat menyesuaikan perubahan nilai budaya dimasa yang telah
berlalu dengan situasi disaat sekarang ini.
Kurikulum ikut aktif dalam hal partisipasi,dan sebagai kontroling yang
menekankan kepada suatu unsur yang menunjang peserta didik untuk berfikir secara
kritis. Tujuannya adalah agar peserta didik nantinya dapat menilai mana nilai budaya
yang sudah tidak bisa dipakai lagi saat sekarang ini dapat mereka tinggalkan ataupun
juga dapat mereka gabungkan antara nilai budaya masa lampau dengan nilai budaya
yang ada pada masa ini ataupun masa yang akan datang.
Dapat diambil kesimpulan bahwasanya ketiga hal peranan ini dalam
kurikulum harus dilaksanakan atau digandengkan secara berdampingan dan teraarah,
sehingga peranan ini nantinya akan memiki kekuatan dalamhal menjawab berbagai
macam tuntutan perkembangan yang akan datang.

Daftar pustaka
Afgani.D, J. (2011). ANALISIS KURIKUlUM MATEMATIKA. Universitas Terbuka.
Agustina, I., & Aasshidiqi, G. H. (2021). Peranan Kurikulum Dan Hubungannya Dengan
Pengembangan Pendidikan Pada Lembaga Pendidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 05(01),
24–33.
Bahri, S. (2011). PENGEMBANGAN KURIKULUM DASAR DAN TUJUANNYA. Jurnal Ilmiah
ISLAM FUTURA, XI, No. 1.
Elisa. (2018). Pengertian, Peranan, dan Fungsi Kurikulum. Jurnal Curere,
portaluniversitasquality.ac.id, 1–12.
Hermawan, Y. C., Juliani, W. I., & Widodo, H. (2020). Konsep Kurikulum dan Kurikulum
Pendidikan Islam. Jurnal MUDARRISUNA, 10, 34–44.
Hidayani, M. (2016). PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM KURIKULUM 2013. At-Ta’lim:
Jurnal Pendidikan Islam, 15(1), 150–165.
Huda, N. (2017). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
ejournal.unuja.ac.id, 52–75.
Joko Suratno, Diah Prawitha Sari, dan A. B. (2022). Kurikulum dan Model - Model
Pengembangannya. Jurnal Pendidikan Guru Matematika, 2(1), 67–75.
Martin, R., & Simanjorang, M. M. (2022). Pentingnya Peranan Kurikulum Yang Sesuai Dalam
Pendidikan di Indonesia. Prosiding Pendidikan Dasar, 1(1), 125.
https://doi.org/10.34007/ppd.v1i1.180
Roziqin, Z. (2019). Menggagas Perencanaan Kurikulum Sekolah Unggul. As-Sabiqun, 1(1), 44–56.
https://doi.org/10.36088/assabiqun.v1i1.161

Anda mungkin juga menyukai