PENDAHULUAN
manusia yang berkualtas. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-
insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur.
pembelajaran. Jika dianalisis secara makro penyebabnya bisa dari siswa, guru, sarana dan
prasarana pembelajaran yang digunakan. Juga minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja
guru yang kurang baik serta sarana dan prasarana yang kurang memadai, akan menyebabkan
menyebabkan siswa kurang berminat untuk belajar. Minat siswa yang kurang ditunjukkan
dari kurangnya aktivitas belajar, interaksi dalam proses pembelajaran dan persiapan siswa
kehidupan bangsa, oleh karena itu mempersiapkan sekolah dengan segala sarana maupun
Kurikulum yang telah perbaharui menyarankan agar kegiatan pengajaran tidak hanya
datang satu arah dari guru saja, melainkan multi arah, begitu juga sumber pembelajaran juga
dapat dari mana saja dan apa saja terlebih dalam era sekarang ini. Dalam komunikasi multi
arah guru harus aktif merencanakan, memilih, membimbing, dan menganalisa berbagai
kegiatan yang dilakukan siswa, sebaliknya siswa diharapkan untuk aktif terlebih mental
1
maupun emosional. Proses belajar yang harus dilakukan siswa untuk mendapatkan
telah ditemukan merupakan hasil belajar yang diharapkan. Guru sebagai pendidik harus
dikelas dengan proses pembelajaran yang cenderung siswa dibelajarkan, akan tetapi guru
proses pembelajaran.
Menyusun Silabus dan RPP merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi guru
dalam kegiatan proses pembelajaran. Namun, kenyataannya, dalam membuat Silabus dan
RPP ini guru memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Keberbedaan kemampuan guru
dalam menyusun Silabus dan RPP itu sebenarnya sangat dipengaruhi oleh wawasan yang
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, masalah dalam
penulisan karya ilmiah ini dapat dirumuskan sebagai berikut; “Implementasi bahan ajar dari
tenaga pendidik kepada pserta didik dalam pengembangan kurikulum 2013 di SMK Negeri 1
Tengaran”.
Melalui penulisan karya ilmiah ini, maka tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut :
2
1.4 Manfaat Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan memberi manfaat yang luas, baik bagi penulis
1. Bagi penulis ;
Sebagai tugas perkuliahan pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum, penulisan karya
ilmiah ini banyak memberi manfaat, baik langsung maupun tidak langsung, diantaranya
memegang peranan sangat penting dalam penerapan dari perubahan kurikulum dari
KTSP ke kurikulum 2013. Disamping itu penulis merasa dilatih untuk menulis dan
disekolah.
2. Bagi pembaca ;
Tidak jauh beda dari yang penulis sampaikan diatas, diharapkan melalui tulisan ini dapat
penyampaian materi kepada guru, dan implementasi pembelajaran dari guru kepada
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan
oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan
dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat
mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan
Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang
pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling
berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut.
Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak
bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak
perkembangan individu
4
2. Daniel Tanner & Laurel Tanner : Pengalaman pembelajaran yang terencana dan
terus memiliki minat untuk belajar sebagai bagian dari kompetensi sosial
pribadinya.
pengalaman yang diikuti oleh anak didik dengan arahan dari sekolah baik di dalam
terencana yang diberikan kepada siswa oleh lembaga pendidikan dan pengalaman
siswa. Dengan program itu, para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga terjadi
perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang
komponen kurikulum. Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai komponen kurikulum
berikut Subandiyah (1993: 4-6) mengemukakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu: (1)
komponen tujuan; (2) komponen isi/materi; (3) komponen media (sarana dan prasarana); (4)
5
Sementara Soemanto (1982) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum, yaitu: (1)
Objective (tujuan); (2) Knowledges (isi atau materi); (3) School learning experiences
(interaksi belajar mengajar di sekolah) dan; (4) Evaluation (penilaian). Pendapat tersebut
diikuti oleh Nasution (1988), Fuaduddin dan Karya (1992), serta Nana Sudjana (1991: 21).
Walaupun istilah komponen yang dikemukakan berbeda, namun pada intinya sama yakni: (1)
Tujuan; (2) Isi dan struktur kurikulum; (3) Strategi pelaksanaan PBM (Proses Belajar
Pemerintah Negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk
mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (3) memerintahkan
agar Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Perwujudan dari amanat Undang-
Undang Dasar 1945 yaitu dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
pertama pada awal abad ke-21. Undang-undang ini menjadi dasar hukum untuk membangun
pendidikan yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, undang-undang tentang sistem pendidikan nasional telah mengalami beberapa
kali perubahan.
Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara
6
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia
terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan
proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa
depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu
unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa
kurikulum, yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai
instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
7
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam lingkungan sekolah,
kegiatan belajar selain perlu didukung sarana dan prasarana yang memadai, tetapi juga peran
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007. Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang