Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

METODE PENGAJARAN ISLAM


”METODE PENGAJARAN UNTUK IBADAH”

Dosen Pengampuh: Hj. Dr. Nur’aini, S. Ag., M. Ag

Disusun oleh:

Kelompok 5
Nurhafizah (1207. 22. 0082)
Nurita Nurdiana (1207. 22. 0083)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU SINA BATAM
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami atas nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita semua.
Sehingga kita dapat bersama – sama berkumpul dalam rangka menuntut ilmu di
kampus yang kita cintai dan insyaa Allah di berkahi ini aamiin.

Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan sepatah duakata untuk


karya atau tulisan yang kami buat ini. Setiap tulisan memliki tujuan berbeda, dan
kami percaya bahwa setiap kata yang tertulis memliki nilai untuk menyampaikan
pesan dan pengaruh kepada pembaca. Dalam dunia yang terus berkembang ini,
penulisan menjadi alat yang sangat penting untuk berbagi informasi,
mengekspresikan ide, dan menginspirasi orang lain.

Kami ucapkan terimaksih kepada semua pihak, terutama yang terhormat


Ibu Hj. Nur’aini, S. Ag,. M, Ag. selaku dosen pengampuh mata kuliah Materi
METODE PENGAJARAN AGAMA ISLAM STAI IBNU SINA BATAM yang
telah memberikan tugas ini. Serta kepada teman – teman yang telah turut
membantu jalannya proses majlis ilmu ini. Tanpa pembaca tulisan ini tidak akan
bermakna semoga pengalaman membaca anda menyenangkan dan bermanfaat.

Akhir kata, terimakasih banyak atas perhatian dan kesempatan ini, selamat
membaca dan semoga mendapatkan manfaat dari tulisan ini.

Batam, 30 Oktober 2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 3


B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 4
C. TUJUAN MASALAH ............................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

A. METODE PENGAJARAN IBADAH ................................................... 5


1. PENGERTIAN METODE PENGAJARAN IBADAH...................... 5
2. TUJUAN PENGAJARAN IBADAH ................................................ 6
B. LANGKAH – LANGKAH PENGAJARAN IBADAH.......................... 8
1. PERENCANAAN.............................................................................. 8
2. PELAKSANAAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR................ 9
3. TAHAP EVALUASI ......................................................................... 9
C. METODE – METODE PENGAJARAN AGAMA ISLAM................... 10
D. METODE – METODE PENGAJARAN UNTUK IBADAH ............... 12

BAB II PENUTUP

A. KESIMPULAN ...................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rasulullah SAW merupakan pribadi yang luar biasa sepanjang sejarah
kehidupan serta peradaban manusia. Rasulullah SAW memiliki keistimewaan
yang langsung diberikan Allah SWT kepadanya. Beliau sangat peduli dengan
sains dan pengajaran, salah satu aspek terpenting dari proses pendidikan yang
benar dengan mengajarkan kepada anak-anak pengetahuan yang akan berguna
bagi kehidupan mereka di masa depan. Menurut tuntunan Nabi Muhammad SAW,
bentuk disiplin ilmu yang harus diajarkan kepada setiap anak adalah mengajarkan
perilaku yang baik, mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan ibadah, serta
membaca Alquran.
Ibadah menjadi hal yang tidak terelakkan dalam kehidupan manusia, terlebih
untuk membentuk pribadi yang memiliki keimanan dan ketaqwaan. Konsistensi
dalam beribadah secara timbal balik berimplikasi terhadap penguatan keimanan,
dan juga pembiasaan nilai-nilai ketaqwaan. Ibadah dalam pendidikan Islam
memiliki dua fokus utama, yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah.
Shalat merupakan bagian dari ibadah mahdhah yang memiliki ketentuan
sebagaimana Rasulullah Saw. mengajarkan kepada para sahabat. Ibadah ini
menjadi faktor kunci seseorang dianggap sebagai orang berislam dan beriman,
atau sebaliknya. Bahkan diikrarkan yaitu shalat merupakan tiang agama, bagi
yang melaksanakannya maka ia membangun agama, bagi yang tidak
melaksanakannya berpotensi untuk merusak agama. Oleh karena itu, setiap orang
beriman memiliki kewajiban untuk mengerjakan shalat.
Pengajaran shalat juga merupakan bagian dari tuntunan Rasulullah SAW dalam
upaya memberikan pendidikan kepada anak, yang mana dalam pendidikan Islam
mencakup hal-hal sebagai berikut: (1) penanaman tauhid dan akidah yang benar
pada anak. Tauhid dan akidah yang benar akan menghindarkan anak dari
perbuatan-perbuatan syirik. (2) pengajaran ibadah kepada anak, seperti shalat,

3
puasa, cara bersuci, dan lain sebagainya. (3) mengajarkan Alquran, Hadits, doa
dan dzikir yang ringan kepada anak, seperti membaca Alquran dan Hadits, doa
sehari-hari; doa mau makan, setelah makan, berpakaian, keluar dan masuk rumah,
dan sebagainya. (4) mendidik adab dan akhlaq yang mulia, seperti jujur, sopan,
menghormati, sabar, dan sebagainya. (5) mencegah dan melarang anak dari
perbuatan haram, seperti mencuri, durhaka kepada orang tua, menyakiti orang
lain, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode pengajaran ibadah?
2. Bagaimana langkah – langkah dalam pengajaran ibadah?
3. Apa saja metode pengajaran pendidikan agama islam?
4. Apa saja metode pengajaran untuk ibadah?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian metode pengajaran ibadah.
2. Untuk mengetahui Langkah – Langkah dalam mengajar ibadah.
3. Untuk mengetahui metode apa saja yang dapat digunakan dalam pengajaran
Pendidikan agama islam.
4. Untuk mengetahui metode apa saja yang dapat digunakan dalam
pembelajaran ibadah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Pengajaran Ibadah


1. Pengertian metode pengajaran ibadah
Metode pengajaran terdiri dari dua kata, yaitu “metode dan pengajaran”. Dan
secara etimologi metode berasal dari bahasa yunani “methodos” dan dalam
bahasa inggris ditulis dengan “method” yang berarti “cara”. Secara terminologi,
metode diartikan sebagai tata cara untuk melakukan sesuatu. Metode adalah suatu
cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar mencapai tujuan
pembelajaran.1 Pengajaran dapat disebut juga dengan mengajar, atau dapat dikatan
keduanya adalah sama karena hakikatnya pengajaran dari kata “ajar”. Pengajaran
adalah suatu bproses belajar yang dilaksanakan oleh pendidik. Pengajaran
merukan suatu sistem yang dimana memiliki arti suatu keseluruhan yang terdiri
atas komponen – komponen yang berinterelasi dan berinteraksi anyara satu
dengan yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.2
Sedangkan ibadah, dalam bahasa indonesia berarti: taat, tunduk, ikut,
mengikuti dan berdoa. Sebagaimana yang tercantum dalam Al – qur’an surah Al –
Dzariyat : 56
‫َو َم ا َخ َلْقُت ٱْلِج َّن َو ٱِإْل نَس ِإاَّل ِلَيْعُبُدوِن‬
artinya : “ dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan suapaya mereka
menyembah kepada - Ku”.3
Jadi dapat kita pahami bahwa Metode Pengajaran Ibadah adalah suatu cara
menyampaikan bahan pembelajaran yang dilakukan secara sadar, terarah dan
terancang mengenai materi ibadah kepada peserta didik yang bertujuan agar anak
didk mengetahui, memahami, serta melaksanakan ibadah sehari – sehari.

1
Rahmat Hidayat, “Ilmu Pendidikan Islam Menuntun Arah Pendidikan Islam
Indonesia” (Medan: LPPPI, 2016), hlm. 110
2
Zakiah Nur Harahap, “ Motivasi, Pengajaran dan Pembelajaran”, Journal on Education,
Vol. 5, No. 3, 2021
3
Al- Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Al Qosbah, 2023, Hal – 523

5
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang pengajaran segala suatu bentuk
ibadah dan tata cara pelaksanaannya, yang bertujuan agar siswa mampu
melaksanakan ibadag dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan
memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah. Ibadah dalam pendidikan Islam
memiliki dua fokus utama, yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah.
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang telah dijelaskan ketentuan, syarat, dan
rukunnya yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Adapun Ibadah ghairu
mahdhah merupakan ibadah yang memberikan kesempatan untuk berijtihad
dengan ketentuan tidak bertentangan dengan isi al-Qur’an dan Sunnah.4
Ibadah jika ditinjau dari segi bentuk dan sifatnya ada lima macam, yaitu :
a. Ibadah dalam bentuk kata atau lisan (ucapan ibadah), seperti : berdzikir,
berdoa, tahmid, membaca Al-Qur'an.
b. Ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti
menolong orang lain, berjihad, mengurus jenazah.
c. Ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan wujud perbuatannya,
seperti shalat, zakat, dan haji.
d. Ibadah yang tata cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri, seperti
puasa, I'tikaf, dan ihram.
e. Ibadah yang berbentuk menggugurkan hak, seperti memaafkan orang yang
telah melakukan kesalahan terhadap dirinya sendiri dan membebaskan
seseorang yang berhutang kepadanya.

2. Tujuan pengajaran ibadah

Tujuan dari pengajaran ibadah yang dilakukan oleh guru, orang tua, ustadz
maupun kyai sebenarnya sama, yaitu agar murid atau peserta didik dapat:
a. Mengetahui teori (aspek kognitif) tentang ibadah yang
diajarkannya. Misalnya, guru mengajarkan materi thaharah kepada
murid, tentunya pengajaran yang disampaikannya harus mempunyai
tujuan yang jelas. Contoh : agar murid mengetahui dasar-dasar

4
Lilif Mualifatul Khorida Filasofa,”Pendidikan Ibadah Shalat Anak pada Era Modern”,
Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1, 2021, Hal – 80

6
pelaksanaan wudlu, dan sebagainya. Begitu juga dengan solat, zakat,
puasa, dan haji, semuanya dimaksudkan agar peserta didik mempunyai
pengetahuan dasar tentang materi ibadah yang diajarkan.
b. Pengetahuan (aspek kogninif) ini penting, dan merupakan dasar pijakan
bagi langkah-langkah selanjutnya. Namun yang perlu dicatat adalah : jika
anak atau peserta didik belum mengetahui tentang shalat misalnya, bukan
berarti ia tidak boleh melaksanakan ibadah tersebut. Sholat tetap bisa
dipraktikkan, tetapi tugas guru atau pendidik adalah memberikan
pengetahuan-pengetahuan misalnya bacaan-bacaan solat yang belum
diketahuinya, jadi untuk mempraktikkan solat tidak harus menunggu
semua bacaan solat harus hafal dulu. Justru jika guru hanya melulu
mendasarkan pola pengajaran pada teori, misalnya bacaan-bacaan solat
tanpa pernah mempraktekkannya, maka pelajaran yang diterima murid
akan mudah lupa, tidak bisa membekas dalam ingatannya.
c. Mengamalkan (aspek psikomotorik-skill) : keterampilan menjalannkan
ibadah yang diajarkan. Setelah mengetahui suatu teori, lebih-lebih
pengetahuan tentang ibadah, diharapkan peserta didik mengamalkan
dengan baik. Bentuk pengamalan ibadah ini misalnya, ditandai dengan
terampil dan hafal dalam melafadzkan bacaan-bacaan solat, gerakan-
gerakan dalam solat sudah benar, mendirikan solat secara rutin, solat
berjamaah, dan lain-lain. Bentuk pengalaman ibadah ini juga merupakan
indikator keberhasilan atau kebenaran suatu teori yang mengatakan
bahwa ada korelasi positif antara peserta pengetahuan yang didorong
oleh perubahan perilaku.
d. Apresiatif terhadap ibadah (aspek afektif) : pada tahapan ini, diharapkan
peserta didik mempunyai sikap apresiatif (menghargai) dan senang serta
merasa bahwa solat merupakan kebutuhan rohani-spiritualnya, bukan
semata-mata merupakan suatu perbuatan yang hanya menjadi beban atau
menggugurkan kewajiban. Pada tahapan ini diharapkan peserta didik
mampu menjalankan ibadah sebagai integral dari hidup dan
kehidupannya, ada kristalisasi dan internalisasi nilai-nilai solat dalam

7
dirinya, serta solat yang dilakukan mampu menjiwai perilakunya,
menyempurnakan dirinya dengan amalan soleh, mencegah dari bentuk
kemungkaran, dan sebagainya.

B. Langkah – Langkah Pengajaran Ibadah


Langkah – Langkah pengajaran ibadah adalah tahap perencanaan dan
pelaksanaan pengajaran, dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat
dalam menyampaikan materi ibadah kepada peserta didik. Perencanaan dibuat
untuk memerikan arah yang elas dalam proses belajar mengajar, sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara lebih efektif dan efisien. Adapun
langkah – langkah mengajar ibadah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan ini meliputi mempersiapkan dan mengkomunikasikan
tujuan pengajaran, garis besar materi yang akan disampaikan, strategi dan
metode pembelajaran dan sistema evaluasi yang akan digunakan,
menyiapkan rancangan pengajaran (intructional contract) yang disepakati
serta memungkinkan pengajar juga dapat melakukan pengajaran sesuai
kemampuan awal siswa agar dalam evaluasi di akhir dapat diketahui hasil
murni dari kegiatan proses belajar mengajar.5
Perencanaan ini juga meliputi persiapan mental guru. Misalnya, guru
akan mengajarkan materi bacaan takbiratul ihram, maka ia harus mencapai
tujuan, misalnya : agar anak mampu menghafal dengan fasih dan lancar
membaca takbiratul ihram. Metode yang dipakai bisa dalam bentuk
ceramah, bor (pengulangan). Alat yang dipakai : papan tulis, buku pelajaran,
tulisan tempel atau memakai slide. (Penggunaan alat pembelajaran ini
sangat tergantung pada sarana dan prasarana, serta kemampuan guru untuk
mengoprasikan alat yang bersangkutan). Selanjutnya guru juga harus
menentukan evaluasi yang biasanya dilakukan setelah materi disampaikan ,
yang tepat untuk mengukur berhasil tidaknya proses belajar mengajar yang

5
Nur’ aini, “ Metode Pengajaran Agama Islam”, Bandung : Widina Bhakti Persada, 2021,
Hal – 124

8
telah dilakukan, misalnya : menyuruh satu orang untuk menghafal bacaan
takbiratul ihram, atau jika waktunya terbatas, bisa secara acak yaitu tidak
semua anak disuruh, tetapi hanya beberapa sampel saja sebagai keberhasilan
proses belajar mengajar.

2. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.


Setelah guru melakukan perencanaan tentang apa yang akan dilakukan di
kelas, tiba saatnya guru melakukan tindakan di depan murid-
muridnya. Kegiatan guru ini meliputi : tahap-tahap apersepsi, pretes,
presentasi, mengorganisir kelas, memberi motivasi, membantu kesulitan
belajar siswa, memberi contoh, menjelaskan sejelas-jelasnya, mengadakan
evaluasi dan sebagainya. Sementara itu, dilain pihak murid akan melakukan
kegiatan sensual (mendengarkan, mengamati, dan sebagainya), kegiatan
intelektual (memahami, memecahkan masalah), kegiatan spiritual (dalam
praktik ibadah dan nilai-nilai agama), kegiatan motorik (melafadzkan,
mengerjakan, melatih, dan sebagainya), kegiatan psikologis (adanya minat,
dorongan, motivasi, dan sebagainya).
Dalam kegiatan belajar mengajar ini, guru harus mampu mengorganisir
kelas, agar kegiatan yang dilakukan berlangsung secara dinamis, melibatkan
partisipasi semua siswa.
3. Tahap Evaluasi.
Tahap evaluasi dimaksudkan untuk memonitor keberhasilan tidaknya
proses belajar mengajar. Guru bisa mentransmisikan murid secara individu,
juga klasikal untuk mengetahui keberhasilan kelas. Guru juga harus
membuka diri untuk mengevaluasi muridnya. Apakah penggunaan bahasa
guru sudah tepat, metode atau alat yang digunakan sudah sesuai, dan
sebagainya. Namun, evaluasi guru oleh muridnya jarang sekali dilakukan
karena mungkin guru takut dikritik. Tujuan lain dari evaluasi adalah
perbaikan di masa mendatang. Artinya, jika hasil dari proses belajar
mengajar itu memuaskan, maka perlu ditingkatkan lagi. Dan jika sudah
baik, maka perlu dipertahankan, bahkan ditingkatkan agar lebih baik lagi.

9
C. Metode – Metode Pengajaran Pendidikan Islam
Secara garis besar metode yang sering digunakan dalam pembelajaran
pendidikan agama islam antara lain:
1. Ceramah
Metode ceramah yaitu pelajaran melalui penuturan secara lisan kepada
siswa. Metode ceramah banyak sekali dipakai dikarenakan mudah
dilaksanakan dan dapat digunakan untuk menyampaikan semua materi
pelajaran sebelum diikuti oleh metode lainnya. 6 Dalam metode ceramah
proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru umumnya didominasi
dengan cara ceramah. Berdasarkan pendapat tersebut bisa disimpulkan
bahwa metode ceramah merupakan metode yang sudah sejak lama
digunakan dalam kegiatan pembelajaran,khususnya pada kegiatan
pembelajaran yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat
pada guru (teacher centered). Metode ceramah pada umumnya digunakan
karena sudah menjadi kebiasaan dalam suaan pembelajaran tidak melakukan
ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakalaada
guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah
2. Metode Diskusi.
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa
dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau
pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan
bersama7. Metode diskusi dan tanya jawab yaitu cara mengejar dimana
seorang guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik mengenai
pelajaran yang sudah diajarkan. Metode ini berfungsi untuk dapat melihat
dan mengukur pemahaman peserta didik. Tata caranya adalah sebagai
berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus
jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi suasana
diskusi tanpa tekanan.Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan

6
Fathurrahman, “Pembelajaran Agama Pada Sekolah Luar Biasa”, Jurnal Pendidikan dan
Kajian Keislaman, Vol. VII, No. 1, 2014, h. 87
7
Jumanta Hamdayama, “Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter”,
(Ghalia Indonesia, Bogor), 2015, hlm. 131

10
pembelajaran seperti yang diungkapkan Killen adalah ” tujuan utama
metode ini adalah untuk memecahakan suatu permasalahan, menjawab
pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan.
3. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami
materi tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang
menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi
tinggi. Pertanyaaan yang diajukan berpariasi, meliputi pertanyaan tertutup
(pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan
terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan
dengan cara yang menarik. Jadi, metode tanya jawab adalah interaksi dalam
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi verbal, yaitu
dengan memberikan siswa pertanyaan untuk dijawab, di samping itu juga
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada
guru.
4. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi
melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian
tugas dapat secara individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap
siswa atau kelompok dapat sama dan dapat pula berbeda.
5. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran dimana
siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami danmembuktikan
sendiri suatu yang dipelajarinya. Dengan melakukan suatu percobaan yang
dapat mengamati langsung dan membuktikan sendiri konsep sebuah materi
yang dipelajarinya. Tidak hanya dalam pengetahuan yang diberikan oleh
guru dalam bentuk ceramah ataupun salinan dari buku. 8 Dalam metode ini
siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri

8
Supriyadi, “Pendidikan IPA SD”, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2018),hal 71

11
dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatuobyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang
dipelajarinya
6. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,situasi,
benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yangs edang dipelajari.
Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang
sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan.
7. Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh
gurukepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa.
Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan
TeknologiDasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya padasaat
siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.
8. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan
metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu
permasalahan, yang kemudian dicari penyelasainnya dengan dimulai dari
mencari data sampai pada kesimpulan.9

D. Metode – Metode Pengajaran untuk Ibadah


Ibadah adalah pengamalan segala kepatuhan kepada Allah secara badaniah,
dengan menegakkan syariah-Nya. Munawwir berpendapat bahwa ibadah
berarti doa, menyembah atau mengabdi. Sedangkan Ash Shiddieqy
berpendapat bahwa ibadah berasal dari bahasa Arab al- `ibadah yang berarti
taat, menurut, mengikut, tunduk. Secara terminologis ibadah diartikan “segala

9
Nur Ahyat, “Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Edusiana: Jurnal
Manajemen dan Pendidikan Islam, Vol. 4, No. 1, 2017, Hal 27 – 29,

12
sesuatu yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharap
pahala-Nya di akhirat” Adapun metode-metode pengajaran untuk ibadah yaitu:
1. Metode Pengajaran Langsung
Metode ini melibatkan seorang guru atau pemimpin agama yang
memberikan instruksi langsung kepada peserta tentang bagaimana
melakukan ibadah. Guru atau pemimpin agama memberikan penjelasan dan
demonstrasi tentang bagaimana melakukan ibadah secara langsung. Guru
memberikan panduan praktis, seperti langkah-langkah yang harus diikuti
dalam shalat atau cara berpuasa.
2. Metode Pembelajaran berbasis Teks
Metode ini memfokuskan pada penggunaan teks suci atau kitab suci
sebagai sumber utama pembelajaran. Peserta belajar tentang prinsip-prinsip
ibadah melalui pembacaan dan analisis teks suci, serta interpretasi makna
dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
3. Metode Demonstrasi Praktis
Dalam metode ini, guru atau pemimpin agama melakukan demonstrasi
fisik tentang cara melakukan ibadah. Misalnya, mereka dapat menunjukkan
bagaimana cara berdiri, bersujud, dan rukuk selama shalat.
4. Metode Diskusi dan Pemahaman
Metode ini melibatkan diskusi aktif antara peserta dengan guru atau
pemimpin agama. Peserta diajak untuk bertanya, berbicara, dan memahami
lebih dalam tentang tujuan dan makna dari ibadah tersebut. Diskusi dapat
membantu memahami konteks sejarah dan filosofi di balik ibadah.
5. Metode Simulasi
Simulasi adalah tiruan perbuatan yang hanya pura-pura. Dalam kamus
bahasa inggris, simulasi berasal dari kata “simulate” yang artinya pura-pura
atau berbuat seolah-olah; dan “simulation” artinya tiruan atau perbuatan
yang purapura.10 Dalam metode pendekatan ini, peserta mungkin
berpartisipasi dalam simulasi situasi ibadah. Misalnya, mereka dapat

10
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2014) h. 527

13
melakukan permainan peran yang mensimulasikan pelaksanaan shalat atau
puasa. Ini membantu mereka memahami secara praktis bagaimana
melakukan ibadah.
6. Studi Kasus
Dalam metode ini, kisah-kisah atau contoh konkret digunakan untuk
mengilustrasikan prinsip-prinsip ibadah. Peserta dapat mempelajari
bagaimana tokoh-tokoh agama atau individu lainnya menjalankan ibadah
dalam konteks kehidupan sehari-hari.
7. Metode Pembiasaan
Dalam metode pembiasaan ini digunakan untuk perbaikan dan
pembentukan akhlak sejak dini yang akan berdampak besar terhadap
kepribadian individu. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan
bersih, maka dalam keadaan ini manusia akan mudah menerima kabaikan
dan keburukan.
8. Metode drill
Metode drill adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran pendidikan
agama islam dengan jalan melatih peserta didik mengenai Ibadah dengan
cara berulang – ulang dan sungguh -sungguh dalam bentuk lisan, tulisan,
maupun aktivitas fisik agar peserta didik memiliki ketangkasan atau
ketrampilan yang tinggi dalam menguasai bahan pelajaran, memperkuat
suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan supaya menjadi
permanen11

Pilihan metode pengajaran harus mempertimbangkan audiens, konteks, dan


sifat ibadah yang diajarkan. Kombinasi berbagai metode seringkali efektif dalam
meningkatkan pemahaman dan keteramplan dalam ibadah. Pemilihan metode
tergantung pada kebutuhan dan preferensi peserta didik serta sifat ibadah yang
diajarkan. Dalam banyak kasus, kombinasi beberapa metode dapat menjadi
pendekatan yang efektif.

BAB III
11
Syahraini Tambak, “ Metode Drill dalam Pembelajan Agama Islam”, Jurnal Al hkmah: Jurnal
Pendidikan Agama Islam, Vol. 13, No. 2, 2016, Hal – 112

14
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang pengajaran segala suatu
bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, yang bertujuan agar
siswa mampu melaksanakan ibadag dengan baik dan benar. tujuan
pengajaran ibadah adalah untuk menciptakan individu yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kuat terhadap ibadah
sebagai bagian penting dari kehidupan mereka.
2. Langkah – Langkah Pengajaran Ibadah adalah tahap perencanaan dan
pelaksanaan pengajaran, dengan menggunakan metode dan teknik
yang tepat dalam menyampaikan materi ibadah kepada peserta didik
seperti adanya perencanaan, pelaksaan kegiatan belajar mengajar, dan
tahap evaluasi.
3. Adapun metode – metode pengajaran islam ada metode ceramah,
metode diskusi, Tanya jawab, pemberian tugas, metode eksperimen,
demontrasi, tutorial, dan problem solving.
4. Metode – Metode Pengajaran untuk Ibadah Ibadah adalah pengamalan
segala kepatuhan kepada Allah secara badaniah, dengan menegakkan
syariah-Nya. Ada Metode Pengajaran Langsung Metode ini
melibatkan seorang guru atau pemimpin agama, Metode Demonstrasi
Praktis Dalam metode ini, guru atau pemimpin agama melakukan
demonstrasi fisik tentang cara melakukan ibadah, metode Diskusi dan
Pemahaman Metode ini melibatkan diskusi aktif antara peserta dengan
guru atau pemimpin agama, metode simulasi, metode pembiasaan dan
metode drill.

15
DAFTAR PUSTAKA

Al- Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Al Qosbah, 2023


Fathurrahman, “Pembelajaran Agama Pada Sekolah Luar Biasa”, Jurnal
Pendidikan dan Kajian Keislaman, Vol. VII, No. 1, 2014
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2014)
Jumanta Hamdayama, “Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter”, (Ghalia Indonesia, Bogor), 2015
Lilif Mualifatul Khorida Filasofa,”Pendidikan Ibadah Shalat Anak pada Era
Modern”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1, 2021
Nur Ahyat, “Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Edusiana: Jurnal
Manajemen dan Pendidikan Islam, Vol. 4, No. 1, 2017
Nur’ aini, “ Metode Pengajaran Agama Islam”, (Bandung : Widina Bhakti
Persada, 2021)
Rahmat Hidayat, “Ilmu Pendidikan Islam Menuntun Arah Pendidikan Islam
Indonesia” (Medan: LPPPI, 2016)
Supriyadi, “Pendidikan IPA SD”, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2018)
Syahraini Tambak, “ Metode Drill dalam Pembelajan Agama Islam”, Jurnal Al
hikmah: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 13, No. 2, 2016
Zakiah Nur Harahap, “ Motivasi, Pengajaran dan Pembelajaran”, Journal on
Education, Vol. 5, No. 3, 2021

16

Anda mungkin juga menyukai