Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODE PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM

”METODE – METODE UNTUK PENGAJARAN IBADAH”

DOSEN PENGAMPUH: Hj. Nur’aini, S. Ag., M, Ag.

Disusun oleh:

Kelompok 5

Nurhafizah (1207. 22.0082)

Nurita Nurdiana (1207.22.0083)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU SINA BATAM

2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami atas nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita semua.
Sehingga kita dapat bersama – sama berkumpul dalam rangka menuntut ilmu di
kampus yang kita cintai dan insyaa Allah di berkahi ini aamiin.

Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan sepatah duakata untuk


karya atau tulisan yang kami buat ini. Setiap tulisan memliki tujuan berbeda, dan
kami percaya bahwa setiap kata yang tertulis memliki nilai untuk menyampaikan
pesan dan pengaruh kepada pembaca. Dalam dunia yang terus berkembang ini,
penulisan menjadi alat yang sangat penting untuk berbagi informasi,
mengekspresikan ide, dan menginspirasi orang lain.

Kami ucapkan terimaksih kepada semua pihak, terutama yang terhormat


Ibu Hj. Nur’aini, S. Ag,. M, Ag. selaku dosen pengampuh mata kuliah Materi
METODE PENGAJARAN AGAMA ISLAM STAI IBNU SINA BATAM yang
telah memberikan tugas ini. Serta kepada teman – teman yang telah turut
membantu jalannya proses majlis ilmu ini. Tanpa pembaca tulisan ini tidak akan
bermakna semoga pengalaman membaca anda menyenangkan dan bermanfaat.

Akhir kata, terimakasih banyak atas perhatian dan kesempatan ini, selamat
membaca dan semoga mendapatkan manfaat dari tulisan ini.

Batam, 30 Oktober 2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1

DAFTAR ISI ................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 3

A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 3


B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 4
C. TUJUAN MASALAH ............................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 5

A. METODE PENGAJARAN IBADAH ................................................... 5


1. PENGERTIAN METODE PENGAJARAN IBADAH...................... 5
2. TUJUAN PENGAJARAN IBADAH ................................................ 6
B. LANGKAH – LANGKAH PENGAJARAN IBADAH.......................... 8
1. PERENCANAAN.............................................................................. 8
2. PELAKSANAAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR................ 9
3. TAHAP EVALUASI ......................................................................... 9
C. METODE – METODE PENGAJARAN AGAMA ISLAM................... 10
D. METODE – METODE PENGAJARAN UNTUK IBADAH ...............

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rasulullah SAW merupakan pribadi yang luar biasa sepanjang sejarah
kehidupan serta peradaban manusia. Rasulullah SAW memiliki keistimewaan
yang langsung diberikan Allah SWT kepadanya. Beliau sangat peduli dengan
sains dan pengajaran, salah satu aspek terpenting dari proses pendidikan yang
benar dengan mengajarkan kepada anak-anak pengetahuan yang akan berguna
bagi kehidupan mereka di masa depan. Menurut tuntunan Nabi Muhammad SAW,
bentuk disiplin ilmu yang harus diajarkan kepada setiap anak adalah mengajarkan
perilaku yang baik, mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan ibadah, serta
membaca Alquran.
Ibadah menjadi hal yang tidak terelakkan dalam kehidupan manusia, terlebih
untuk membentuk pribadi yang memiliki keimanan dan ketaqwaan. Konsistensi
dalam beribadah secara timbal balik berimplikasi terhadap penguatan keimanan,
dan juga pembiasaan nilai-nilai ketaqwaan. Ibadah dalam pendidikan Islam
memiliki dua fokus utama, yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah.
Shalat merupakan bagian dari ibadah mahdhah yang memiliki ketentuan
sebagaimana Rasulullah Saw. mengajarkan kepada para sahabat. Ibadah ini
menjadi faktor kunci seseorang dianggap sebagai orang berislam dan beriman,
atau sebaliknya. Bahkan diikrarkan yaitu shalat merupakan tiang agama, bagi
yang melaksanakannya maka ia membangun agama, bagi yang tidak
melaksanakannya berpotensi untuk merusak agama. Oleh karena itu, setiap orang
beriman memiliki kewajiban untuk mengerjakan shalat.
Pengajaran shalat juga merupakan bagian dari tuntunan Rasulullah SAW dalam
upaya memberikan pendidikan kepada anak, yang mana dalam pendidikan Islam
mencakup hal-hal sebagai berikut: (1) penanaman tauhid dan akidah yang benar
pada anak. Tauhid dan akidah yang benar akan menghindarkan anak dari
perbuatan-perbuatan syirik. (2) pengajaran ibadah kepada anak, seperti shalat,

3
puasa, cara bersuci, dan lain sebagainya. (3) mengajarkan Alquran, Hadits, doa
dan dzikir yang ringan kepada anak, seperti membaca Alquran dan Hadits, doa
sehari-hari; doa mau makan, setelah makan, berpakaian, keluar dan masuk rumah,
dan sebagainya. (4) mendidik adab dan akhlaq yang mulia, seperti jujur, sopan,
menghormati, sabar, dan sebagainya. (5) mencegah dan melarang anak dari
perbuatan haram, seperti mencuri, durhaka kepada orang tua, menyakiti orang
lain, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode pengajaran ibadah?
2. Bagaimana langkah – langkah dalam pengajaran ibadah?
3. Apa saja metode pengajaran pendidikan agama islam?
4. Apa saja metode pengajaran untuk ibadah?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian metode pengajaran ibadah.
2. Untuk mengetahui Langkah – Langkah dalam mengajar ibadah.
3. Untuk mengetahui metode apa saja yang dapat digunakan dalam pengajaran
Pendidikan agama islam.
4. Untuk mengetahui metode apa saja yang dapat digunakan dalam
pembelajaran ibadah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Pengajaran Ibadah


1. Pengertian metode pengajaran ibadah
Metode pengajaran terdiri dari dua kata, yaitu “metode dan pengajaran”. Dan
secara etimologi metode berasal dari bahasa yunani “methodos” dan dalam
bahasa inggris ditulis dengan “method” yang berarti “cara”. Secara terminologi,
metode diartikan sebagai tata cara untuk melakukan sesuatu. Metode adalah istilah
yang dipergunakan untuk mengungkapkan pengertian “cara yang paling tepat dan
cepat dalam melakukan sesuatu.
Pengajaran dapat disebut juga dengan mengajar, atau dapat dikatan keduanya
adalah sama karena hakikatnya pengajaran dari kata “ajar”. Pengajaran adalah
suatu bproses belajar yang dilaksanakan oleh pendidik. Pengajaran merukan suatu
sistem yang dimana memiliki arti suatu keseluruhan yang terdiri atas komponen –
komponen yang berinterelasi dan berinteraksi anyara satu dengan yang lainnya
dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.1
Sedangkan ibadah, dalam bahasa indonesia berarti: taat, tunduk, ikut,
mengikuti dan berdoa. Sebagaimana yang tercantum dalam Al – qur’an surah Al –
Dzariyat : 56
‫َو َم ا َخ َلْقُت ٱْلِج َّن َو ٱِإْل نَس ِإاَّل ِلَيْعُبُدوِن‬
artinya : “ dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan suapaya mereka
menyembah kepada - Ku”.2 Jadi dapat kita pahami bahwa Metode Pengajaran
Ibadah adalah suatu cara menyampaikan bahan pembelajaran yang dilakukan
secara sadar, terarah dan terancang mengenai materi ibadah kepada peserta didik
yang bertujuan agar anak didk mengetahui, memahami, serta melaksanakan
ibadah sehari – sehari.

1
Zakiah Nur Harahap, “ Motivasi, Pengajaran dan Pembelajaran”, Journal on Education, Vol. 5,
No. 3, 2021
2
Al- Qur’an dan Terjemahnya

5
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang pengajaran segala suatu bentuk
ibadah dan tata cara pelaksanaannya, yang bertujuan agar siswa mampu
melaksanakan ibadag dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan
memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah. Ibadah dalam pendidikan Islam
memiliki dua fokus utama, yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah.
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang telah dijelaskan ketentuan, syarat, dan
rukunnya yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Adapun Ibadah ghairu
mahdhah merupakan ibadah yang memberikan kesempatan untuk berijtihad
dengan ketentuan tidak bertentangan dengan isi al-Qur’an dan Sunnah.3
Ibadah jika ditinjau dari segi bentuk dan sifatnya ada lima macam, yaitu :
a. Ibadah dalam bentuk kata atau lisan (ucapan ibadah), seperti : berdzikir,
berdoa, tahmid, membaca Al-Qur'an.
b. Ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti
menolong orang lain, berjihad, mengurus jenazah.
c. Ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan wujud perbuatannya,
seperti shalat, zakat, dan haji.
d. Ibadah yang tata cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri, seperti
puasa, I'tikaf, dan ihram.
e. Ibadah yang berbentuk menggugurkan hak, seperti memaafkan orang yang
telah melakukan kesalahan terhadap dirinya sendiri dan membebaskan
seseorang yang berhutang kepadanya.

2. Tujuan pengajaran ibadah

Tujuan dari pengajaran ibadah yang dilakukan oleh guru, orang tua, ustadz
maupun kyai sebenarnya sama, yaitu agar murid atau peserta didik dapat:
a. Mengetahui teori (aspek kognitif) tentang ibadah yang
diajarkannya. Misalnya, guru mengajarkan materi thaharah kepada murid,
tentunya pengajaran yang disampaikannya harus mempunyai tujuan yang
jelas. Contoh : agar murid mengetahui dasar-dasar pelaksanaan wudlu, dan

3
Lilif Mualifatul Khorida Filasofa,”Pendidikan Ibadah Shalat Anak pada Era Modern”, Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1, 2021, Hal – 80

6
sebagainya. Begitu juga dengan solat, zakat, puasa, dan haji, semuanya
dimaksudkan agar peserta didik mempunyai pengetahuan dasar tentang
materi ibadah yang diajarkan.
b. Pengetahuan (aspek kogninif) ini penting, dan merupakan dasar pijakan
bagi langkah-langkah selanjutnya. Namun yang perlu dicatat adalah : jika
anak atau peserta didik belum mengetahui tentang shalat misalnya, bukan
berarti ia tidak boleh melaksanakan ibadah tersebut. Sholat tetap bisa
dipraktikkan, tetapi tugas guru atau pendidik adalah memberikan
pengetahuan-pengetahuan misalnya bacaan-bacaan solat yang belum
diketahuinya, jadi untuk mempraktikkan solat tidak harus menunggu
semua bacaan solat harus hafal dulu. Justru jika guru hanya melulu
mendasarkan pola pengajaran pada teori, misalnya bacaan-bacaan solat
tanpa pernah mempraktekkannya, maka pelajaran yang diterima murid
akan mudah lupa, tidak bisa membekas dalam ingatannya.
c. Mengamalkan (aspek psikomotorik-skill) : keterampilan menjalannkan
ibadah yang diajarkan. Setelah mengetahui suatu teori, lebih-lebih
pengetahuan tentang ibadah, diharapkan peserta didik mengamalkan
dengan baik. Bentuk pengamalan ibadah ini misalnya, ditandai dengan
terampil dan hafal dalam melafadzkan bacaan-bacaan solat, gerakan-
gerakan dalam solat sudah benar, mendirikan solat secara rutin, solat
berjamaah, dan lain-lain. Bentuk pengalaman ibadah ini juga merupakan
indikator keberhasilan atau kebenaran suatu teori yang mengatakan bahwa
ada korelasi positif antara peserta pengetahuan yang didorong oleh
perubahan perilaku.
d. Apresiatif terhadap ibadah (aspek afektif) : pada tahapan ini, diharapkan
peserta didik mempunyai sikap apresiatif (menghargai) dan senang serta
merasa bahwa solat merupakan kebutuhan rohani-spiritualnya, bukan
semata-mata merupakan suatu perbuatan yang hanya menjadi beban atau
menggugurkan kewajiban. Pada tahapan ini diharapkan peserta didik
mampu menjalankan ibadah sebagai integral dari hidup dan kehidupannya,
ada kristalisasi dan internalisasi nilai-nilai solat dalam dirinya, serta solat

7
yang dilakukan mampu menjiwai perilakunya, menyempurnakan dirinya
dengan amalan soleh, mencegah dari bentuk kemungkaran, dan
sebagainya.

B. Langkah – Langkah Pengajaran Ibadah


Langkah – Langkah pengajaran ibadah adalah tahap perencanaan dan
pelaksanaan pengajaran, dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat
dalam menyampaikan materi ibadah kepada peserta didik. Perencanaan dibuat
untuk memerikan arah yang elas dalam proses belajar mengajar, sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara lebih efektif dan efisien. Adapun
langkah – langkah mengajar ibadah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan ini meliputi mempersiapkan dan mengkomunikasikan
tujuan pengajaran, garis besar materi yang akan disampaikan, strategi dan
metode pembelajaran dan sistema evaluasi yang akan digunakan,
menyiapkan rancangan pengajaran (intructional contract) yang disepakati
serta memungkinkan pengajar juga dapat melakukan pengajaran sesuai
kemampuan awal siswa agar dalam evaluasi di akhir dapat diketahui hasil
murni dari kegiatan proses belajar mengajar.4
Perencanaan ini juga meliputi persiapan mental guru. Misalnya, guru
akan mengajarkan materi bacaan takbiratul ihram, maka ia harus mencapai
tujuan, misalnya : agar anak mampu menghafal dengan fasih dan lancar
membaca takbiratul ihram. Metode yang dipakai bisa dalam bentuk
ceramah, bor (pengulangan). Alat yang dipakai : papan tulis, buku pelajaran,
tulisan tempel atau memakai slide. (Penggunaan alat pembelajaran ini
sangat tergantung pada sarana dan prasarana, serta kemampuan guru untuk
mengoprasikan alat yang bersangkutan). Selanjutnya guru juga harus
menentukan evaluasi yang biasanya dilakukan setelah materi disampaikan ,
yang tepat untuk mengukur berhasil tidaknya proses belajar mengajar yang
telah dilakukan, misalnya : menyuruh satu orang untuk menghafal bacaan

4
Nur’ aini, “ Metode Pengajaran Agama Islam”, Bandung : Widina Bhakti Persada, 2021, Hal – 124

8
takbiratul ihram, atau jika waktunya terbatas, bisa secara acak yaitu tidak
semua anak disuruh, tetapi hanya beberapa sampel saja sebagai keberhasilan
proses belajar mengajar.

2. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.


Setelah guru melakukan perencanaan tentang apa yang akan dilakukan di
kelas, tiba saatnya guru melakukan tindakan di depan murid-
muridnya. Kegiatan guru ini meliputi : tahap-tahap apersepsi, pretes,
presentasi, mengorganisir kelas, memberi motivasi, membantu kesulitan
belajar siswa, memberi contoh, menjelaskan sejelas-jelasnya, mengadakan
evaluasi dan sebagainya. Sementara itu, dilain pihak murid akan melakukan
kegiatan sensual (mendengarkan, mengamati, dan sebagainya), kegiatan
intelektual (memahami, memecahkan masalah), kegiatan spiritual (dalam
praktik ibadah dan nilai-nilai agama), kegiatan motorik (melafadzkan,
mengerjakan, melatih, dan sebagainya), kegiatan psikologis (adanya minat,
dorongan, motivasi, dan sebagainya).
Dalam kegiatan belajar mengajar ini, guru harus mampu mengorganisir
kelas, agar kegiatan yang dilakukan berlangsung secara dinamis, melibatkan
partisipasi semua siswa.
3. Tahap Evaluasi.
Tahap evaluasi dimaksudkan untuk memonitor keberhasilan tidaknya
proses belajar mengajar. Guru bisa mentransmisikan murid secara individu,
juga klasikal untuk mengetahui keberhasilan kelas. Guru juga harus
membuka diri untuk mengevaluasi muridnya. Apakah penggunaan bahasa
guru sudah tepat, metode atau alat yang digunakan sudah sesuai, dan
sebagainya. Namun, evaluasi guru oleh muridnya jarang sekali dilakukan
karena mungkin guru takut dikritik. Tujuan lain dari evaluasi adalah
perbaikan di masa mendatang. Artinya, jika hasil dari proses belajar
mengajar itu memuaskan, maka perlu ditingkatkan lagi. Dan jika sudah
baik, maka perlu dipertahankan, bahkan ditingkatkan agar lebih baik lagi.

9
4.

10
C. Metode – Metode Pengajaran Pendidikan Islam
Secara garis besar metode yang sering digunakan dalam pembelajaran
pendidikan agama islam antara lain:
1. Ceramah dan Tanya jawab.
Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan
oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah. Metode ceramah
adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu
metode ini telah dipergunakansebagai alat komunikasi lisan antara guru
dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pendapat
tersebut bisa disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan metode yang
sudah sejak lama digunakan dalam kegiatan pembelajaran,khususnya pada
kegiatan pembelajaran yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang
berpusat pada guru (teachercentered). Metode ceramah pada umumnya
digunakan karena sudah menjadi kebiasaan dalam suaan pembalajaran
tidak melakukan ceramah.Demikian juga dengan siswa, mereka akan
belajar manakalaada guru yang memberikan materi pelajaran melalui
ceramah
2. Metode Diskusi.
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran
denganpenyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisissistem
produk teknologi yangpemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusidinilai
menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota
diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.Jika metode ini
dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini
sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan
diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas danmenarik,peserta
diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa
tekanan.Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatanpembelajaran
seperti yang diungkapkan Killen adalah ” tujuan utama metode ini
adalahuntuk memecahakan suatau permasalahan, menjawab pertanyaan,

11
menambah dan memahami pengatahuan siswa, serta untuk membuat suatu
keputusan.

3. Metode Tanya jawab


Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran
dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa
memahami materi tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektifbila
materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki
nilaiaplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan berpariasi, meliputi
pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu
kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak
kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.Jadi,
metode tanya jawab adalah interaksi dalam kegiatanpembelajaran
yangdilakukan dengan komunikasiverbal, yaitu dengan memberikan siswa
pertanyaan untuk dijawab, di samping itu juga memberikan kesempatan
pada siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru.
4. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi
melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian
tugas dapat secara individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap
siswa atau kelompok dapat sama dan dapat pula berbeda.
5. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran
dimana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami
danmembuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri
dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatuobyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang
dipelajarinya
6. Metode Demonstrasi

12
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,situasi,
benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yangsedang dipelajari.
Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang
sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan
lisan.
7. Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh
gurukepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa.
Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan
TeknologiDasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya padasaat
siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.
8. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan
metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu
permasalahan, yang kemudian dicari penyelasainnya dengan dimulai dari
mencari data sampai pada kesimpulan.5

D. Metode – Metode Pengajaran untuk Ibadah

5
Nur Ahyat, “Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Edusiana: Jurnal Manajemen dan
Pendidikan Islam, Vol. 4, No. 1, 2017, Hal 27 – 29,

13

Anda mungkin juga menyukai