Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DAN MATERI PEMBELAJARAN


PAI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
PEMBELAJARAN PAI
Dosen Pengampu :
Dr. Indah Komsiyah, S.Ag, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 3 :

1. Prima Firdausi Bariroh (126201212122)


2. Safna Khilyatus Soimah (126201212130)
3. Ahmad Faisal Haq (126201212132)
4. Muhammad Rafi Imaduddin (126201212137)
5. Toyibhatul Munawaroh (126201212149)
6. An'am Roisul Abduh (126201213300)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia,
serta taufik hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah tentang
“Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan Materi Pembelajaran PAI” dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya, baik dari segi isi maupun penulisan. Tak lupa pula
penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini, diantaranya:
1. Prof. Dr. H. Maftukhin M. Ag. selaku rektor UIN Tulungagung yang telah
memberikan dukungan kepada kami dan mengizinkan kami memakai semua fasilitas
yang ada di UIN Tulungagung untuk menunjang kelancaran proses perkuliahan kami.
2. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan yang telah bekerja keras mengurus dan mengatur fakultas kami.
3. Dr. Indah Komsiyah, S.Ag. M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran
PAI yang sangat tulus dan ikhlas dalam memberikan bimbingan dan pembelajaran
kepada kami.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
kritik, saran, semangat, dan motivasi dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis berharap semoga dengan makalah yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Tak lupa juga penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis meminta kritik serta sarannya dari
pembaca, supaya nantinya makalah ini menjadi lebih baik lagi. Apabila ada kesalahan pada
makalah ini, penulis sangat meminta maaf sebesar-besarnya. Demikian makalah ini kami
buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi semua orang terutama yang membacanya,
cukup sekian dan terima kasih.

Tulungagung, 16 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar belakang ................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................................................................. 3

B. Landasan Pendidikan Agama Islam ................................................................................ 4

C. Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................................................................... 6

D. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ...................................................................... 7

E. Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .............................................................. 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 13

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13

B. Saran ............................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di berbagai sekolah di seluruh dunia, terutama di negara-negara dengan
populasi muslim yang signifikan. Tujuan utama dari PAI adalah memberikan pemahaman
yang mendalam tentang Islam kepada siswa agar mereka dapat memahami ajaran agama
Islam, praktik-praktik ibadah, dan nilai-nilai moral yang terkandung dalam agama ini. PAI
juga bertujuan untuk membentuk karakter siswa, mengembangkan toleransi antarumat
beragama, dan mempromosikan etika dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Agama Islam artinya “bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam”. Artinya
bahwa setiap manusia yang diciptakan oleh Allah SWT agar dapat menjalankan dan
mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupannya sehari-hari sebagai ibadah kepada
Allah SWT, hal ini sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah yaitu :
ِ ‫نس إِ ََّّل ِليَ ْعبُد‬
‫ُون‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْٱل ِج َّن َو‬
َ ‫ٱْل‬
Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”(QS. adz Dzariat : 56).1
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan
kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai
sasaran yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi
pembelajaran PAI dapat berbeda-beda di berbagai negara atau lembaga pendidikan, dan
sering disesuaikan dengan tingkat usia siswa. Selain itu, tujuan dari PAI adalah
memastikan bahwa siswa memahami agama Islam secara mendalam, mampu
mempraktikkan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan menjadi warga yang
berkontribusi positif dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pendidikan Agama Islam?
2. Apa landasan Pendidikan Agama Islam?
3. Bagaimana fungsi dan tujuan Pendidikan Agama Islam?
4. Bagaimana ruang lingkup dari Pendidikan Agama Islam?

1
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penerjemah Al Quran, 2005),
hal. 862.

1
5. Apa materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Agama Islam.
2. Untuk mengetahui landasan Pendidikan Agama Islam.
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan Pendidikan Agama Islam.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup dari Pendidikan Agama Islam.
5. Untuk mengetahui materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam


Pendidikan berasal dari kata “pedagogi” yang berarti pendidikan dan kata
“pedagogia” yang berarti ilmu pendidikan yang berasal dari bahasa Yunani. Pedagogia
terdiri dari dua kata yaitu “Paedos” dan “Agoge” yang berarti “saya membimbing,
memimpin anak”. Dari pengertian ini pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan
seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju kepertumbuhan dan
perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
Chabib Thoha dan Abdul Mu‟thi mengatakan bahwa pendidikan agama Islam
merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan bimbingan dan
pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain.2
Pendidikan agama islam adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap
peserta didik agar nantinya setelah selesai dari Pendidikan dapat memahami apa yang
terkandung dalam islam secara keseluruhan dimana pada akhirnya dapat mengamalkan
ilmu yang didapatkan dan juga menjadikan ajaran agama islam yang dianut sebagai
pandangan hidupnya.
Dalam P.P RI No. 55 Tahun 2007 Bab I Pasal 1 dijelaskan bahwa Pendidikan
agama adalah Pendidikan yang memberikan kepribadian,sikap,keterampilan peserta didik
dalam mengamalkan ajaran agamanya. Sedangkan Pendidikan beragama adalah
Pendidikan yang pendidkan yang mempersiapkan peserta didik untuk menjalankan
peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama/menjadi ahli
agama serta mengamalkan ajaran agamanya.
Muhaimin memberi karakteristik Pendidikan Agama Islam yang berbeda dari yang
lain, yaitu:
1. Pendidikan agama islam berusaha menjaga akidah peserta didik agar tetap kokoh
dalam kondisi dan situasi apapun.
2. Pendidikan agama islam berusaha menjaga dan memelihara ajaran dan nilai-nilai yang
tertuang dan terkandung dalam al qur‟an dan al sunnah serta otentisitas keduanya
sebagai sumber utama ajaran islam.

2
Samrin, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, Jurnal Al-Ta‟dib, Vol. 8
No. 1 (2015), hal. 103-106.

3
3. Pendidikan agam islam menonjolkan kesatuan iman, ilmu, dan amal dalam kehidupan
keseharian.
4. Pendidikan agama islam berusaha membentuk dan mengembangkan kesalehan
individu dan kesalehan sosial.
5. Pendidikan agama islam menjadi landasan moral dan etika dalam pengembangan
iptek dan budaya serta aspek-aspek kehidupan lainnya.
6. Substansi Pendidikan agama islam mengandung entitas-entitas yang bersifat rasional
dan supra rasional.
7. Pendidikan agama islam berusaha menggali, mengembangkan dan mengambil ibrah
dari sejarah dan kebudayaan (peradaban) islam.

Dalam beberapa hal, Pendidikan agama islam mengandung pemahaman dan


penafsiran yang beragam, sehingga memerlukan sikap terbuka dan toleran.3

B. Landasan Pendidikan Agama Islam


1. Dasar yuridis/ hukum
Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan yang
secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan
agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam,
yaitu:
a. Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila pertama; ketuhanan yang
maha esa
b. Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD 45 Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang
berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa; 2) Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing
dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya.
c. Dasar operasional, yaitu terdapat dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
SISDIKNAS Pasal 30 Nomor 3 pendidikan keagamaan dapat di selenggarakan
pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Dan terdapat pada pasal
12 No. 1/a setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh
pendidik.4

3
Mahmudi, Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam Tinjauan Epistemology, Isi, dan Materi,
Jurnal Ta‟dibuna, Vol. 2 No. 1 (2019), hal. 93-94.
4
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), hal. 132.

4
2. Dasar religius
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang berasal dari ajaran
agama Islam yaitu yang bersumber dari Al-quran dan Hadis. Bagi umat Islam
melaksanakan pendidikan agama Islam adalah wajib. Sebagaimana firman Allah di
dalam surat At-Taubah ayat 122 sebagai berikut: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu
pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S At-Taubah/9: 122)5 Ayat
diatas turun ketika nabi Muhammad SAW tiba kembali di Madinah dan kemudian
beliau mengutus pasukan ke beberapa daerah untuk berperang, akan tetapi karena
banyaknya yang ingin terlibat dalam pasukan, dan apabila nabi mengizinkannya
niscaya tidak ada lagi yang tinggal di Madinah kecuali beberapa orang, kemudian ayat
di atas turun agar sebagian kaum muslimin tetap tinggal untuk memperdalam
pengetahuan tentang agama sehingga mereka dapat memperoleh manfaat untuk diri
mereka dan untuk orang lain.6
3. Aspek psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan
masyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya
tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup.
Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini bahwa semua manusia di dunia ini selalu
membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa
dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya zat yang maha kuasa,
tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongannya. Hal
semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun masyarakat yang
sudah modern. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat
mendekat dan mengabdi kepada zat yang maha kuasa.7

5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Tanjung Mas Inti, 1992), hal. 302.
6
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, (Jakarta: Lentera Hati,
2002), hal. 288.
7
Abdul Majid, Op. Cit., hal. 133.

5
C. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam adalah “membentuk kepribadian muslim yaitu
suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam.” Sedangkan dalam
kurikulum 2004 Standar Kompetensi SMP dan MTs (2003: 2) disebutkan bahwa:
Pendidikan Agama Islam di SMP bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya kepada
Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Sedangkan fungsi pendidikan agama Islam dalam kurikulum 2004 Standar
Kompetensi SMP dan MTs dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat.
2. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia
peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam
lingkungan keluarga.
3. Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisikdan social melalui
Pendidikan Agama Islam.
4. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan dihadapinya
sehari- hari.
6. Penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang
lebih tinggi.
Dengan kata lain, pendidikan agama Islam memiliki kompetensi spesifik untuk
menanamkan landasan Al-Quran dan Hadist Nabi agar siswa beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur yang tercermin dalam prilaku
sehari-hari dalam hubungannya dengan Allah SWT, sesama manusia, dan alam sekitar,
mampu membaca dan memahami Al-Quran, mampu beribadah dan bermuamalah dengan
baik dan benar, serta mampu menjaga kerukunan intern dan antar umat beragama.
Hal tersebut juga sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang harus ditempuh
dalam pendidikan agama yang antara lain adalah “pengembangan fitrah beragama,

6
pemusatan belajar pada kebutuhan peserta didik, pembangkitan motivasi peserta didik,
pembiasaan belajar sepanjang hayat, dan keutuhan kompetensi.” 8

D. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam


Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam pada dasarnya sejalan dengan ruang
lingkup agama Islam yang mencakup tiga aspek yaitu :9
1. Hubungan Manusia dengan Penciptanya (Allah SWT.)
Hubungan manusia dengan Allah SWT merupakan hubungan vertikal (garis
tegak lurus) antara makhluk dengan Penciptnya atau habluminalloh. Ruang lingkup
program pengajarannya mencakup segi Iman, Islam dan Ihsan. Sebagai alat untuk
meresapi keyakinan dan ketundukan kepada Maha Pencipta, maka termasuk kedalam
ruang lingkup ini pelajaran membaca Al-Qur‟an yang sesuai dengan segala aturannya,
ibadah dan keimanan.
2. Hubungan Manusia dengan Manusia
Hubungan manusia dengan manusia merupakan hubungan horizontal (garis
mendatar) antara manusia dengan manusia lainnya dalam suatu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menempati prioritas kedua dalam ajaran
Islam. Ruang lingkup program pengajarannya, berkisar pada pengaturan hak dan
kewajiban antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam kehidupan
pribadi maupun bermasyarakat. Dalam hal ini, bahan pelajarannya mencakup Akhlaq,
Syari’ah, Mu’amalah dan Tarikh.
3. Hubungan Manusia dengan Makhluk Lain atau Lingkungannya
Agama Islam banyak mengajarkan kepada kita tentang alam sekitar. Allah
menciptakan manusia sebagai Khalifah dibumi untuk mengelola dan memanfaatkan
alam yang telah dianugerahkan Allah, untuk kemaslahatan manusia sesuai dengan
garis-garis yang telah ditentukan Allah (sunnatullah).

8
Zuhairini dkk, Pendidikan Agama Islam di Indonesia, (Jakarta: CV. Haji Mas agung, 1995.) hal. 159.
9
Mohamad Choerul Subchi, Skripsi: Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk
Karakter Religius Siswa di MTs Ma’arif Giwangretno Kebumen, (Kebumen: IAINU Kebumen, 2022), hal. 21.

7
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam menurut Zakiah Darajat dalam buku
Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam adalah :10
1. Pengajaran Keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang berbagai aspek
kepercayaan menurut ajaran Islam. Dalam hal keimanan inti pembicarannya adalah
tentang keesaan Allah. Karena itu ilmu tentang keimanan ini disebut juga “Tauhid”
ruang lingkup pengajaran keimanan ini meliputi rukun iman yang enam. Yang perlu
digaris bawahi dalam pengajaran keimanan ini guru tidak boleh melupakan bahwa
pengajaran keimanan banyak berhubungan dengan aspek kejiwaan dan perasaan. Nilai
pembentukan yang diutamakan dalam mengajar ialah keaktifan fungsi-fungsi jiwa.
Yang terpenting adalah anak diajarkan supaya menjadi orang beriman, bukan ahli
pengetahuan keimanan.
2. Pengajaran Akhlak
Pengajaran akhlak berarti pengajaran tentang bentuk batin seseorang yang
kelihatan pada tindak-tanduknya (tingkah lakunya). Dalam pelaksanaannya,
pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya
yang diajar berakhlak baik. Pengajaran akhlak membicarakan nilai sesuatu perbuatan
menurut ajaran agama, membicarakan sifat-sifat terpuji dan tercela menurut ajaran
agama, membicarakan berbagai hal yang langsung ikut mempengaruhi pembentukan
sifat-sifat itu pada diri seseorang secara umum. Ruang lingkup akhlak secara umum
meliputi berbagai macam aspek yang menentukan dan menilai bentuk batin
seseorang.
3. Pengajaran Ibadat
Hal terpenting dalam pengajaran ibadat adalah pembelajaran ini merupakan
kegiatan yang mendorong supaya yang diajar terampil membuat pekerjaan ibadat itu,
baik dari segi kegiatan anggota badan, ataupun dari segi bacaan. Dengan kata lain
yang diajar itu dapat melakukan ibadat dengan mudah, dan selanjutnya akan
mendorong ia senang melakukan ibadat tersebut.

10
Rusilawati, Tesis: Hubungan Sekolah dan Keluarga Pada Masyarakat Minoritas Muslim dalam
Menunjang Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Banama Tingang Kabupaten Pulang Pisau (Studi pada
SMAN 1, SMAN 2 dan SMKN 1 Banama Tingang), (Banjarmasin: UIN Antasari, 2018), hal. 28-30.

8
4. Pengajaran Fiqih
Fiqih ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan/ membahas/ memuat
hukum-hukum Islam yang bersumber pada al-Qur‟an, Sunnah dan dalil-dalil Syar‟i
yang lain.
5. Pengajaran Qira‟at Qur‟an
Yang terpenting dalam pengajaran ini adalah keterampilan membaca
alQur‟an yang baik sesuai dengan kaidah yang disusun dalam ilmu tajwid.
Pengajaran al-Qur‟an pada tingkat pertama berisi pengenalan huruf hijaiyah dan
kalimah (kata), selanjutnya diteruskan dengan memperkenalkan tanda-tanda baca.
Melatih membiasakan mengucapkan huruf Arab dengan makhrajnya yang benar pada
tingkat permulaan, akan membantu dan mempermudah mengajarkan tajwid dan lagu
pada tingkat membaca dengan irama.
6. Pengajaran Tarikh Islam
Pengajaran tarikh Islam adalah pengajaran sejarah yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan umat Islam. Tujuan belajar sejarah Islam adalah agar
mengetahui dan mengerti pertumbuhan dan perkembangan umat Islam. Hal ini
bertujuan untuk mengenal dan mencintai Islam sebagai agama dan pegangan hidup.

E. Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan
kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai
sasaran yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Artinya materi
yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar
menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator. 11
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat mengaktualisasikan apa yang
terdapat dalam kurikulum agama Islam sebagai kebutuhan peserta didik secara
menyeluruh yang mengakibatkan beberapa perubahan tingkah laku peserta didik baik
dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotor.12 Materi pembelajaran dalam
Pendidikan Agama Islam mencakup beragam aspek yang dirancang untuk memberikan
pemahaman dan wawasan yang lebih mendalam tentang Islam.

11
Hesta Rafmana, Analisis Materi Pembelajaran Sosiologi pada Buku Teks Sosiologi Menggunakan
Taksonomi Bloom di MA Al Ittifaqiah Indralaya, Jurnal Taujih, Vol 1 No. 2 (2019), hal. 111.
12
Nia Imaniar Rahmah, Skripsi: Pemikiran Abraham Harold Maslow TentangMotivasi dan
Implikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Banten: IAIN Sultan Maulana Hasanuddin, 2016),
hal. 35.

9
Menurut Choeroni, dalam pendidikan Islam terdapat beberapa materi, yaitu: (1)
Membaca Al-Quran dengan Tartil; (2) Iman Kepada Allah SWT; (3) Iman Kepada
Malaikat; (4) Taharah; (5) Shalat Wajib Berjamaah; (6) Shalat Jum‟at; (7) Shalat Jamak
dan Qasar; (8) Kewajiban Menuntut Ilmu; (9) Sikap Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf; (10)
Perjuangan Nabi Muhammad SAW; dan (11) Khulafaurrasyidin.13
Materi pendidikan islam tersebut bertujuan pada satu titik, yaitu menciptakan
manusia yang berakhlakul karimah. Perbaikan akhlak merupakan tantangan sejak zaman
Rasulullah SAW. Maka, pada zaman sekarang ini membentuk dan memperbaiki akhlak
generasi muslim merupakan tantangan bagi para pendidik pendidikan Islam.
Materi-materi yang ada dalam pendidikan agama Islam tidak hanya untuk
dipelajari dan dipahami, tetapi juga untuk diamalkan. Dengan mengaplikasikan seluruh
teori yang telah diperoleh, setidaknya seseorang mampu mendengarkan suara hati
nuraninya, karena hati nurani tidak akan bertentangan dengan ajaran Islam, dan materi
yang ada dalam pendidikan Islam bermuara pada hati nurani. Dengan mendengarkan
setiap kata hati nurani, seseorang akan mampu meyelesaikan setiap persoalan sesuai
dengan kata hati nuraninya.
Cakupan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangatlah luas terlebih
dalam materi Pendidikan Agama Islam yang selalu berpegang pada Al-Qur‟an dan Hadist,
karena itu kurikulum yang diajarkan selalu berkaitan dengan hubungan horizontal kepada
sesama makhluk dan hubungan vertikal kepada Allah SWT (Hablu min-allah wa hablu
min-annas).14
Ruang lingkup materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangatlah luas, Al-
Ghazali meringkasnya dalam beberapa jenis pembahasan dan menjelaskan peruntukannya
sesuai usia. Walaupun tidak dirumuskan secara terperinci sesuai jenjang pendidikan
seperti SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi, hal ini cukup membantu untuk melihat
peruntukan kurikulum pendidikan agama Islam yang tepat bagi peserta didik secara
umum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar di suatu lembaga pendidikan. Dalam kaitannya dengan rencana dan isi, Al

13
M. Yusuf Ahmad dan Siti Nurjanah, Hubungan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan Kecerdasan Emosional Siswa, Jurnal Al-Hikmah, Vol. 13 No. 1 (2016), hal. 2.
14
Nia Imaniar Rahmah, Op. Cit., hal. 44.

10
Ghazali membagi kurikulum dalam dua peringkat, yaitu peringkat dasar dan peringkat
menengah dan tinggi.15
1. Peringkat Dasar
Kurikulum peringkat dasar ini meletakkan pengajian al Qur‟an sebagai
azasnya. Secara terperinci, mata pelajaran yang seharusnya diajarkan meliputi:
a. Belajar mengenal huruf dan membaca.
b. Belajar membaca Al Qur‟an.
c. Menulis beberapa ayat setiap hari dan menghafalnya.
d. Mempelajari hadist Rasulullah.
e. Mempelajari kata-kata, ucapan dan cerita-cerita Nabi dan cerita-cerita yang
berkaitan dengan keagungan Islam yang menekankan aspek akhlak,
kemasyarakatan dan kejiwaan.
Tujuannya adalah untuk melahirkan rasa cinta terhadap kemuliaan di dalam
pikiran anak-anak, untuk menanamkan dihati mereka dengan kepribadian yang murni,
mulia, akhlak yang baik (uswah hasanah), keperwiraan, kejujuran, keadilan
persaudaraan dan perasaan persamaan.
Adapun kurikulum peringkat ini lebih menekankan kepada kemampuan dan
keterampilan dalam menulis dan membaca. Sedangkan usia yang dikategorikan
masuk dasar ini adalah sampai usia baligh tahun. Oleh karena itu, Al Ghazali
menyarankan bahwa hendaknya seseorang telah mengantarkan anak dalam usia 6
tahun ke sekolah untuk belajar.
2. Peringkat Menengah dan Tinggi
Dalam peringkat ini, kurikulum yang digunakan lebih menekankan pada
pencapaian suatu mata pelajaran tertentu secara tuntas, bukan kelulusannya. Materi
pelajaran yang diajarkan pada peringkat ini, meliputi mata pelajaran wajib (fardhu
‘ain) dan mata pelajaran pilihan (fardhu kifayah). Dalam kaitannya dengan
pendidikan agama Islam, materi yang dipelajari masuk kedalam pelajaran wajib,
yaitu:
a. Mata pelajaran wajib (fardhu ‘ain)
Pembagian mata pelajaran yang dilakukan Al Ghazali tersebut selaras
dengan pembagian ilmu yang diperkenalkannya dengan dilakukan sedikit
tambahan dan penyesuaian. Dalam kaitannya dengan ilmu yang bersifat

15
Ibid., hal. 45-48.

11
hubungannya dengan fardhu ‘ain (mata pelajaran wajib), Al Ghazali membaginya
dalam dua bagian yaitu ilmu „amali agama dan ilmu wahyu. Dalam hubungannya
dengan tujuan proses pembelajaran di kelas, Al Ghazali lebih mengutamakan
pengajaran ilmu „amali dari pada ilmu wahyu karena ilmu tersebut sangat penting
bagi pelajar dalam peringkat menengah atau yang sudah baligh. Sebab ilmu ini
lebih menekankan pada aspek menunaikan tuntutan-tuntutan agama yang wajib.
Al Ghazali berkeyakinan bahwa tanpa pemahaman terhadap ilmu-ilmu ini para
pelajar tidak akan memahami Islam. Karenanya ilmu tersebut perlu diajarkan pada
peringkat menengah. Sedangkan usia yang dimasukkan dalam kategori ini adalah
sekitar umur 15 hingga 17 tahun.
Adapun unsur-unsur yang masuk dalam kategori ilmu „amali agama yaitu;
1) Kepercayaan.
2) Amalan yang diwajibkan.
3) Amalan yang dilarang.
b. Mata Pelajaran Fardhu Kifayah
Al Ghazali membagi mata pelajaran fardhu kifayah ke dalam dua jenis
mata pelajaran, yaitu ilmu syar„iyyah dan ilmu keduniaan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, Pendidikan berasal dari kata “pedagogi”
yang berarti pendidikan dan kata “pedagogia” yang berarti ilmu pendidikan yang berasal
dari bahasa Yunani. Pedagogia terdiri dari dua kata yaitu “Paedos” dan “Agoge” yang
berarti “saya membimbing, memimpin anak”. Dari pengertian ini pendidikan dapat
diartikan: kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju
kepertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan
bertanggung jawab.
Landasan Pendidikan Agama Islam adalah dasar yuridis/hukum, dasar religius,
aspek psikologis. Tujuan pendidikan agama Islam adalah membentuk kepribadian muslim
yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dapat mengaktualisasikan apa yang terdapat dalam kurikulum
agama Islam sebagai kebutuhan peserta didik secara menyeluruh yang mengakibatkan
beberapa perubahan tingkah laku peserta didik baik dalam ranah kognitif, afektif maupun
psikomotor. Materi pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam mencakup beragam
aspek yang dirancang untuk memberikan pemahaman dan wawasan yang lebih mendalam
tentang Islam.

B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, yang mana pasti jauh dari kata sempurna dan
tentunya tak lepas dari kekurangan baik dalam penyusunan maupun penyajian. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan evaluasi dari
apa yang kami usahakan dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah
ini bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. Yusuf dan Siti Nurjanah. Hubungan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dengan Kecerdasan Emosional Siswa. Jurnal Al-Hikmah. 13(1).
Departemen Agama RI. 1992. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang, Tanjung Mas Inti.
Departemen Agama RI. 2005. Al Quran dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penerjemah Al
Quran.
Mahmudi. 2019. Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam Tinjauan Epistemology, Isi,
dan Materi. Jurnal Ta‟dibuna. 2(1).
Majid, Abdul. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Rafmana, Hesta. 2019. Analisis Materi Pembelajaran Sosiologi pada Buku Teks Sosiologi
Menggunakan Taksonomi Bloom di MA Al Ittifaqiah Indralaya. Jurnal Taujih. 1(2).
Rahmah, Nia Imaniar. 2016. Pemikiran Abraham Harold Maslow TentangMotivasi dan
Implikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Banten: IAIN Sultan
Maulana Hasanuddin.
Rusilawati. 2018. Hubungan Sekolah dan Keluarga Pada Masyarakat Minoritas Muslim
dalam Menunjang Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Banama Tingang
Kabupaten Pulang Pisau (Studi pada SMAN 1, SMAN 2 dan SMKN 1 Banama
Tingang). Tesis. Banjarmasin: UIN Antasari.
Samrin. 2015. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Jurnal Al-
Ta‟dib. 8(1).
Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta:
Lentera Hati.
Subchi, Mohamad Choerul. 2022. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk
Karakter Religius Siswa di MTs Ma’arif Giwangretno Kebumen. Skripsi. Kebumen:
IAINU Kebumen
Zuhairini, dkk. 1995. Pendidikan Agama Islam di Indonesia. Jakarta: CV. Haji Mas Agung.

14

Anda mungkin juga menyukai