Anda di halaman 1dari 14

KONSEP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM;

PENGERTIAN, LANDASAN, FUNGSI, DAN TUJUAN PEMBELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Materi dan Pembelajaran
PAI di SMA/SMK pada program jenjang starta satu (S1) Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas
Islam Negeri Datokarama Palu

Dosen Pengampu: Meni Andarwati, S.Pd.I., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1:

Sidney Pratiwi 211010088

Hulwah Qurratu Aini 211010070

Siti Zahra 211010090

Moh. Ilham 211010092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah yang telah memberi kepada kita
begitu banyak nikmat yang tak terhingga di setiap harinya dan memberikan
kemampuan kepada kami. Sehingga makalah dengan judul “Konsep Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam; Pengertian, Landasan, Fungsi, dan Tujuan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA” dapat terselesaikan.

Harapan kami semoga dengan adanya malakah ini maka kita sama-sama
bisa meningkatkan pengertahuan dan wawasan dan dapat menjadi alasan kita dalam
berperilaku serta berakhlak mulia.

Kami menyadari dalam makalah kami ini masih banyak terdapat kesalahan,
maka dari itu kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberi masukan
atau kritikan yang membangun agar kedepannya kami dapat membuat makalah
yang lebih baik dan sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang ada di
UIN datokarama palu.

Sigi, 11 September 2023

PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ............................... 2


B. Landasan Pendidikan Agama Islam ........................................................ 4
C. Fungsi Pendidikan Agama Islam ............................................................ 6
D. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA ....................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran........................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan,


penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi
manusia yang muslim beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berahlaq
mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan Bernegara.
Pelaksanaan pendidikan agama islam di lembaga pendidikan diterapkan dari mulai
Sekolah Dasar, Menengah sampai ke Perguruan Tinggi yang disesuaikan dengan
tingkat kemampuan peserta didik. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah
adalah dengan memasukannya Pendidikan Agama Islam kedalam system pendidika
nasional, dengan demikian siswa dapat menerima bekal pendidikan agama di
sekolahnya.

Dengan adanya Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu memberikan


dampak postiv terhadap akhlak para pelajar, sehingga dapat mengurangi tingkat
penyimpangan-penyimpangan yang semakin meluas. Pendidikan Agama Islam
juga harus mampu memberikan kesadaran kepada setiap anak bahwa kita harus
memapunyai akhlak yang mulia yang mencerminkan sebagai makhluk yang
beriman dan bertakwa kepada Allah swt.

B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian pembelajaran pendidikan agama islam?
b) Apa saja landasan pendidikan agama islam?
c) Apa fungsi pendidikan agama islam?
d) Apa saja tujuan pembelajaran pendidikan agama islam di SMA?
C. Tujuan Pembelajaran
a) Untuk mengetahui pengertian pembelajaran pendidikan agama islam
b) Untuk mengetahui landasan pendidikan agama islam
c) Untuk mengetahui fungsi pendidikan agama islam
d) Untuk mengetahui tujuan pembelajaran pendidikan agama islam di SMA

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pengertian pembelajaran berbeda dengan istilah pengajaran. Perbedaannya


terletak pada orientasi subjek yang difokuskan, dalam istilah pengajaran guru
merupakan subjek yang lebih berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar,
sedangkan pembelajaran memfokuskan pada peserta didik1.

Dapat dipahami bahwa pembelajaran merupakan sebuah sistem, yaitu suatu


totalitas yang melibatkan berbagai komponen yang saling berinteraksi. Untuk
mencapai interaksi pembelajaran, sudah tentu perlu adanya komunikasi yang jelas
antara guru dan siswa, sehingga akan terpadu dua kegiatan, yaitu tindakan
penyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan mengajar (usaha guru) dan
tindakan perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar (usaha siswa) yang
berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran2.

Abdul Majid mengatakan bahwa, Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur‟an dan Al-
Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman3.

Menurut Zakiah Daradjat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat
memahami apa yang terkandung didalam Islam secara keseluruhan, menghayati
makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta

1
Abdul Majid, “Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, (Bandung:
Rosdakarya, 2012), 270
2
Heri Gunawan, “Pendidikan Islam, Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh”, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2014), 116
3
Ibid., 13

2
menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan
hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat kelak4.

Untuk melengkapkan wawasan kita, perlu kiranya menelisik pengertian PAI


dalam regulasi di Indonesia. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Bab
1 Pasal 1 dan 2 ditegaskan, “Pendidikan agama dan keagamaan itu merupakan
pendidikan dilaksanakan melalui mata pelajaran atau kuliah pada semua jenjang
pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta membentuk sikap,
kepribadian manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
juga keterampilan dan kemampuan peserta didik dalam menyikapi nilai-nilai
agama, serta untuk mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang dapat
menjalankan dan mengamalkan ajaran agamanya” (Kementerian Hukum, 2015)5.

Menurut Muhaimin, makna pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah


suatu upaya membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar,
mau belajar dan tertarik untuk terus-menerus mempelajari agama Islam, baik untuk
mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam
sebagai pengetahuan6. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat
mengaktualisasikan apa yang terdapat dalam kurikulum agama Islam sebagai
kebutuhan peserta didik secara menyeluruh yang mengakibatkan beberapa
perubahan tingkah laku peserta didik baik dalam ranah kognitif, afektif maupun
psikomotor.

Dari penjelasan mengenai pembelajaran dan Pendidikan Agama Islam, dapat


disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai
usaha yang terencana untuk menciptakan suasana belajar bagi peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang mereka miliki, yang dengan pengembangan
pengetahuan itu maka mereka akan mengalami perubahan tingkah laku menuju arah

4
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 38
5
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007, Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan Bab I, pasal 1&2
6
Muhaimin, “Paradigma Pendidikan Islam”, (Bandung: Rosdakarya, 2002), 183

3
yang lebih baik sesuai tuntunan Al Qur‟an dan sunnah untuk dapat bermuamalah
dengan masyarakat maupun dengan Khalik (habl min Allah wa habl min al-Nas).

B. Landasan Pendidikan Agama Islam


a. Dasar Yuridis/Hukum

Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan yang


secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan
agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga
macam, yaitu:

1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara Pancasila, sila pertama;


Ketuhananyang Maha Esa.
2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD 45 Bab XI pasal 29 ayat 1 dan
2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa;
2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya.
3) Dasar operasional, yaitu terdapat dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang SISDIKNAS Pasal 30 Nomor 3 pendidikan keagamaan dapat di
selenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Dan
terdapat pada pasal 12 No. 1/a setiap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama
yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik7.
b. Dasar Religius

Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang berasal dari ajaran
agama Islam yaitu yang bersumber dari Al-quran dan Hadis. Bagi umat Islam
melaksanakan pendidikan agama Islam adalah wajib. Sebagaimana firman Allah
didalam surat At-Taubah ayat 122 sebagai berikut: “Tidak sepatutnya bagi
mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-
tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan

7
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 132

4
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S
At-Taubah/9: 122)8

Ayat diatas turun ketika nabi Muhammad SAW tiba kembali di Madinah dan
kemudian beliau mengutus pasukan ke beberapa daerah untuk berperang, akan
tetapi karena banyaknya yang ingin terlibat dalam pasukan, dan apabila nabi
mengizinkannya niscaya tidak ada lagi yang tinggal di Madinah kecuali beberapa
orang, kemudian ayat di atas turun agar sebagian kaum muslimin tetap tinggal untuk
memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga mereka dapat memperoleh
manfaat untuk diri mereka dan untuk orang lain9.

c. Aspek Psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan


masyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang
membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya
pegangan hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini bahwa semua manusia
di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama.
Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui
adanya zat yang maha kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka
memohon pertolongannya. Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih
primitive maupun masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan
tentram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada zat yang maha
kuasa10.

8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang, Tanjung Mas Inti,
1992), hlm. 302
9
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), hlm. 288
10
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 133

5
C. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pelaksaan pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas diyakini


berfungsi sebagai program yang menanamkan, memupuk, dan menumbuhkan
moral pancasila, nilai – nilai keagamaan yang dipeluk dan semangat jiwa
patriotisme bangsa Indonesia yang melahirkan generasi penerus yang berjiwa dan
berkepribadian Indonesia11.

Menurut Hasan Langgulung tujuan pendidikan agama harus mampu


mengakomodasikan tiga fungsi yaitu :

1) Fungsi spiritual yang berkaitan dengan aqidah


2) Fungsi psikologi yang berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk nilai-
nilai akhlak yang menyangkut derajad manusia ke derajad yang lebih sempurna
3) Fungsi sosial yang berkaitan dengan aturan – aturan yang menghubungkan
manusia dengan manusia lain atau masyarakat dimana masing – masing
menyadari hak-hak dan tanggungjawabnya untuk menyusun masyarakat yang
harmonis dan seimbang12.

Berdasarkan kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah


berfungsi sebagai berikut :

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik


kepada Allah Swt. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada
dasarnya dari pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketaqwaan
dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan,
pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b. Penanaman Nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahgiaan hidup di
dunia dan di akhirat.

11
Abdul Aziz, Orientasi Sistem Pendidikan Agama di Sekolah, (Yogyakarta: Teras,
2010), hal. 34
12
Jamaludin, dkk , Kapita Pendidikan Islam , (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hal.14

6
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya
sesuai dengan ajaran agama Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangandan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau
dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan
fungsionalnya.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurekan anak-anak yang memiliki bakat khusus
di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain13.

D. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

Dalam buku “Pendidikan dalam Perspektif Hadist”, Umi Kultsum


menggeneralisasikan tujuan pendidikan Islam kedalam empat bagian besar, yaitu:

1) Beriman kepada Allah;

Kualitas keimanan seseorang merupakan sasaran yang ingin dicapai dalam


pendidikan seorang muslim, hal itu dapat dicapai apabila setiap pendidik berusaha
semaksimal mungkin untuk membawa peserta didik pada kualitas keimanan yang
terwujud dalam perilaku yang lebih baik. Lebih tepatnya setiap rumusan tujuan
kegiatan pendidikan selayaknya secara umum memasukan unsur kualifikasi
mukmin dan secara khusus merincinya dalam wujud perilaku yang sesuai dengan
keimanannya.

2) Bertakwa kepada Allah;

13
Majid, Belajar dan Pembelajaran, ..., hal 15-16

7
Tingkat manusia paling mulia adalah yang paling tinggi tingkat ketakwaannya,
maka sehebat apapun ilmu manusia dan setinggi apapun status sosial atau
jabatannya di masyarakat selama dia tidak memiliki ketakwaan kepada Allah maka
kehebatan dan ketinggian statusnya tidaklah memiliki nilai apa- apa dihadapan
Allah SWT.

3) Berakhlak mulia;

Manusia yang berakhlak mulia harus menjadi sasaran proses pendidikan Islam
karena itulah misi utama Rasulullah SAW yaitu dengan cara menghiasi dirinya
dengan berbagai akhlak yang mulia dan menganjurkan agar umatnya senantiasa
menerapkan akhlak tersebut dalam kehidupannya sehari-hari, bahkan secara tegas,
beliau menyatakan bahwa kualitas iman seseorang itu dapat diukur dengan akhlak
yang ditampilkannya, artinya semakin baik kualitas iman seseorang akan semakin
baik pula akhlaknya, begitupun sebaliknya.

4) Mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Didalam Al Qur‟an dijelaskan bahwa tujuan hidup umat Islam adalah untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Begitu pula pada dunia pendidikan14.

Salah satu tujuan pendidikan agama Islam, dapat dicapai dengan tercapainya
proses pembelajaran. Ramayulis, mengemukakan pendapatnya mengenai tujuan
pendidikan agama Islam, bahwa; Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang Agama
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi 15.

Secara garis besar bahwa dapat dikatakan pengajaran pendidikan agama Islam
di Sekolah Menengah Atas mulai dari kelas 1, 2, dan 3 mempunyai target antara
lain:

14
Umi Kultsum, “Pendidikan dalam Perspektif Hadist (Hadist-hadist Tarbawi).”(Serang:
FSEIPRESS, 2012), 26-33
15
Ramayulis, “Metodologi Pengajaran Agama Islam” loc cit

8
a) Siswa taat beribadah, berdzikir, berdo‟a serta mampu menjadi imam
b) Siswa mampu membaca al - Qur‟an dan menulisnya dengan benar serta
berusaha memahami kandungan makna, terutama yang berkaitan dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
c) Siswa memiliki kepribadian muslim (berakhlak mulia)
d) Siswa memahami, menghayati dan mengambil manfaat Tarikh Islam.
e) Siswa mampu menerapkan prinsip-prinsip muamalah dan syari‟ah Islam
dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 194516.

16
Abdul Aziz, Orientasi Sistem Pendidikan Agama di Sekolah, (Yogyakarta: Teras,
2010), hal. 34

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai usaha yang
terencana untuk menciptakan suasana belajar bagi peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang mereka miliki, yang dengan pengembangan
pengetahuan itu maka mereka akan mengalami perubahan tingkah laku
menuju arah yang lebih baik sesuai tuntunan Al Qur‟an dan sunnah untuk
dapat bermuamalah dengan masyarakat maupun dengan Khalik (habl min
Allah wa habl min al-Nas).
2. Landasan pendidikan agama islam mempunyai tiga dasar yaitu dasar
Yuridis/Hukum, dasar Religius dan dasar psikologis.
3. Pelaksaan pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas diyakini
berfungsi sebagai program yang menanamkan, memupuk, dan
menumbuhkan moral pancasila, nilai – nilai keagamaan yang dipeluk dan
semangat jiwa patriotisme bangsa Indonesia yang melahirkan generasi
penerus yang berjiwa dan berkepribadian Indonesia.
4. Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi.

B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat pemakalah sampaikan. Kami sadar bahwa


dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Untuk itu kritik dan saran yang
konstruktif kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-
makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Abdul, Orientasi Sistem Pendidikan Agama di Sekolah, (Yogyakarta: Teras,


2010)

Daradjat Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000)

Firmansyah Mokh. Iman, “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : PENGERTIAN,


TUJUAN, DASAR, DAN FUNGSI”, Jurnal Pendidikan Agama Islam -
Ta’lim Vol. 17 No. 2 – 2019

Gunawan Heri, “Pendidikan Islam, Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh”,


(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Hamim Ahmad Husni, dkk. “Pengertian, Landasan, Tujuan dan Kedudukan PAI
Dalam Sistem Pendidikan Nasional”, Jurnal Dirosah Islamiyah Volume 4
Nomor 2 (2022)

Kultsum Umi, “Pendidikan dalam Perspektif Hadist (Hadist-hadist


Tarbawi).”(Serang: FSEIPRESS, 2012)

Majid Abdul, “Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, (Bandung:


Rosdakarya, 2012)

11

Anda mungkin juga menyukai