MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Materi dan Pembelajaran
PAI di SMA/SMK pada program jenjang starta satu (S1) Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas
Islam Negeri Datokarama Palu
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah yang telah memberi kepada kita
begitu banyak nikmat yang tak terhingga di setiap harinya dan memberikan
kemampuan kepada kami. Sehingga makalah dengan judul “Konsep Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam; Pengertian, Landasan, Fungsi, dan Tujuan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA” dapat terselesaikan.
Harapan kami semoga dengan adanya malakah ini maka kita sama-sama
bisa meningkatkan pengertahuan dan wawasan dan dapat menjadi alasan kita dalam
berperilaku serta berakhlak mulia.
Kami menyadari dalam makalah kami ini masih banyak terdapat kesalahan,
maka dari itu kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberi masukan
atau kritikan yang membangun agar kedepannya kami dapat membuat makalah
yang lebih baik dan sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang ada di
UIN datokarama palu.
PENYUSUN
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran........................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian pembelajaran pendidikan agama islam?
b) Apa saja landasan pendidikan agama islam?
c) Apa fungsi pendidikan agama islam?
d) Apa saja tujuan pembelajaran pendidikan agama islam di SMA?
C. Tujuan Pembelajaran
a) Untuk mengetahui pengertian pembelajaran pendidikan agama islam
b) Untuk mengetahui landasan pendidikan agama islam
c) Untuk mengetahui fungsi pendidikan agama islam
d) Untuk mengetahui tujuan pembelajaran pendidikan agama islam di SMA
1
BAB II
PEMBAHASAN
Abdul Majid mengatakan bahwa, Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur‟an dan Al-
Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman3.
Menurut Zakiah Daradjat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat
memahami apa yang terkandung didalam Islam secara keseluruhan, menghayati
makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta
1
Abdul Majid, “Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, (Bandung:
Rosdakarya, 2012), 270
2
Heri Gunawan, “Pendidikan Islam, Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh”, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2014), 116
3
Ibid., 13
2
menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan
hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat kelak4.
4
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 38
5
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007, Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan Bab I, pasal 1&2
6
Muhaimin, “Paradigma Pendidikan Islam”, (Bandung: Rosdakarya, 2002), 183
3
yang lebih baik sesuai tuntunan Al Qur‟an dan sunnah untuk dapat bermuamalah
dengan masyarakat maupun dengan Khalik (habl min Allah wa habl min al-Nas).
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang berasal dari ajaran
agama Islam yaitu yang bersumber dari Al-quran dan Hadis. Bagi umat Islam
melaksanakan pendidikan agama Islam adalah wajib. Sebagaimana firman Allah
didalam surat At-Taubah ayat 122 sebagai berikut: “Tidak sepatutnya bagi
mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-
tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
7
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 132
4
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S
At-Taubah/9: 122)8
Ayat diatas turun ketika nabi Muhammad SAW tiba kembali di Madinah dan
kemudian beliau mengutus pasukan ke beberapa daerah untuk berperang, akan
tetapi karena banyaknya yang ingin terlibat dalam pasukan, dan apabila nabi
mengizinkannya niscaya tidak ada lagi yang tinggal di Madinah kecuali beberapa
orang, kemudian ayat di atas turun agar sebagian kaum muslimin tetap tinggal untuk
memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga mereka dapat memperoleh
manfaat untuk diri mereka dan untuk orang lain9.
c. Aspek Psikologis
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang, Tanjung Mas Inti,
1992), hlm. 302
9
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), hlm. 288
10
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 133
5
C. Fungsi Pendidikan Agama Islam
11
Abdul Aziz, Orientasi Sistem Pendidikan Agama di Sekolah, (Yogyakarta: Teras,
2010), hal. 34
12
Jamaludin, dkk , Kapita Pendidikan Islam , (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hal.14
6
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya
sesuai dengan ajaran agama Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangandan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau
dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan
fungsionalnya.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurekan anak-anak yang memiliki bakat khusus
di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain13.
13
Majid, Belajar dan Pembelajaran, ..., hal 15-16
7
Tingkat manusia paling mulia adalah yang paling tinggi tingkat ketakwaannya,
maka sehebat apapun ilmu manusia dan setinggi apapun status sosial atau
jabatannya di masyarakat selama dia tidak memiliki ketakwaan kepada Allah maka
kehebatan dan ketinggian statusnya tidaklah memiliki nilai apa- apa dihadapan
Allah SWT.
3) Berakhlak mulia;
Manusia yang berakhlak mulia harus menjadi sasaran proses pendidikan Islam
karena itulah misi utama Rasulullah SAW yaitu dengan cara menghiasi dirinya
dengan berbagai akhlak yang mulia dan menganjurkan agar umatnya senantiasa
menerapkan akhlak tersebut dalam kehidupannya sehari-hari, bahkan secara tegas,
beliau menyatakan bahwa kualitas iman seseorang itu dapat diukur dengan akhlak
yang ditampilkannya, artinya semakin baik kualitas iman seseorang akan semakin
baik pula akhlaknya, begitupun sebaliknya.
Didalam Al Qur‟an dijelaskan bahwa tujuan hidup umat Islam adalah untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Begitu pula pada dunia pendidikan14.
Salah satu tujuan pendidikan agama Islam, dapat dicapai dengan tercapainya
proses pembelajaran. Ramayulis, mengemukakan pendapatnya mengenai tujuan
pendidikan agama Islam, bahwa; Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang Agama
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi 15.
Secara garis besar bahwa dapat dikatakan pengajaran pendidikan agama Islam
di Sekolah Menengah Atas mulai dari kelas 1, 2, dan 3 mempunyai target antara
lain:
14
Umi Kultsum, “Pendidikan dalam Perspektif Hadist (Hadist-hadist Tarbawi).”(Serang:
FSEIPRESS, 2012), 26-33
15
Ramayulis, “Metodologi Pengajaran Agama Islam” loc cit
8
a) Siswa taat beribadah, berdzikir, berdo‟a serta mampu menjadi imam
b) Siswa mampu membaca al - Qur‟an dan menulisnya dengan benar serta
berusaha memahami kandungan makna, terutama yang berkaitan dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
c) Siswa memiliki kepribadian muslim (berakhlak mulia)
d) Siswa memahami, menghayati dan mengambil manfaat Tarikh Islam.
e) Siswa mampu menerapkan prinsip-prinsip muamalah dan syari‟ah Islam
dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 194516.
16
Abdul Aziz, Orientasi Sistem Pendidikan Agama di Sekolah, (Yogyakarta: Teras,
2010), hal. 34
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai usaha yang
terencana untuk menciptakan suasana belajar bagi peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang mereka miliki, yang dengan pengembangan
pengetahuan itu maka mereka akan mengalami perubahan tingkah laku
menuju arah yang lebih baik sesuai tuntunan Al Qur‟an dan sunnah untuk
dapat bermuamalah dengan masyarakat maupun dengan Khalik (habl min
Allah wa habl min al-Nas).
2. Landasan pendidikan agama islam mempunyai tiga dasar yaitu dasar
Yuridis/Hukum, dasar Religius dan dasar psikologis.
3. Pelaksaan pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas diyakini
berfungsi sebagai program yang menanamkan, memupuk, dan
menumbuhkan moral pancasila, nilai – nilai keagamaan yang dipeluk dan
semangat jiwa patriotisme bangsa Indonesia yang melahirkan generasi
penerus yang berjiwa dan berkepribadian Indonesia.
4. Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi.
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Hamim Ahmad Husni, dkk. “Pengertian, Landasan, Tujuan dan Kedudukan PAI
Dalam Sistem Pendidikan Nasional”, Jurnal Dirosah Islamiyah Volume 4
Nomor 2 (2022)
11