Anda di halaman 1dari 13

STUDI MATERI TINGKAT MENENGAH ATAS

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Studi Materi


Dosen pengampu : Ibu Eka Naelia Rahmah, MA

Disusun Oleh Kelompok 6


Ayu ratna febrianti (20312318)
Rismawati (20312337)
Athiyah dhia ramadhani (20312315)

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2023

i
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., yang telah
melimpahkan rahmat, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi akhir
jaman, yaitu Baginda Muhammad SAW. yang telah menunjukkan kita kepada jalan hidup
lurus yang di ridhoi oleh Allah SWT., dengan ajarannya agama Islam
Adapun tujuan di susunnya makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi
Materi yang berjudul, “Studi Materi Tingkat Menengah Atas”. Fakultas Tarbiyah Program
Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu Ibu Ibu Eka Naelia Rahmah, MA dan semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah in
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.

Ciputat, 03 Januari 20223

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumuan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pembelajaran PAI
B. Dasar Pembelajaran PAI
C. Tujuan Pendidikan Agama Islam
D. Fungsi Pendidikan Agama Islam
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Pendidikan agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat
manusia. Agama penunutun umat dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai, dan bermartabat. Menyadari pentingnya peran agama bagi kehidupan
umat manusia maka pembekalan pendidikan agama islam di tingkat pendidikan dasar
sampai lanjut menjadi keharusan. Hal tersebut dimaksudkan agar peserta didik sejak dini
mendapatkan pengenalan, pemahaman dan penananman nilai-nilai agama, serta
pengalaman nilai-nilai islam dalam kehidupan individual maupun kolektif
kemasyarakatan. Peningkatan potensi spirirual tersebut pada akhirnya bertujuan pada
optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.

Pendidikan agama islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama


diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada
Allah SWT. Dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang
jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis, dan produksi, baik
secara personal maupun sosial

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana definisi pembelajaran agama islam ?


b. Bagaimana dasar pembelajaran PAI ?
c. Jelaskan bagaimana tujuan pembelajaran PAI?
d. Bagaimana fungsi pembelajaran PAI ?

C. Tujuam Masalah

a. Untuk mengetahui definis pembelajaran PAI


b. Untuk mengetahui dasar pembelajaran PAI
c. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran PAI
d. Untuk mengetahui fungsi pembelajaran PAI

4
BAB II

A. DEFINISI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani
disebut instructus atau “intruere”yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti
instruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna
melalui pembelajaran.1 Kegiatan belajar dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi
dasar. Pembelajaran adalah kegiatan dimana guru melakukan perananperanan tertentu agar
siswa dapat belajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Strategi pengajaran
merupakan keseluruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan peserta
didik dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. 2 Pembelajaran dalam
konteks pendidikan merupakan aktivitas pendidikan berupa pemberian bimbingan dan
bantuan rohani bagi yang masih memerlukan.

Selain itu, pembelajaran merupakan suatu proses membelajarkan peserta didik agar dapat
mempelajari sesuatu yang relevan dan bermakna bagi diri mereka, disamping itu, juga untuk
mengembangkan pengalaman belajar dimana peserta didik dapat secara aktif menciptakan
apa yang sudah diketahuinya dengan pengalaman yang diperoleh. Dan kegiatan ini akan
mengakibatkan peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara lebih efektif dan efisien. 3
Dalam pengetian lain, pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu
proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik
yang bersifa internal.4 Dapat dikatakan pembelajaranmerupakansegala upaya untuk
menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated)
pencapaiannya. Sedangkan Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan
pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan
mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah
ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.5 Zakiyah Darajat berpendapat
bahwa pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta
didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati
tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan
hidup.6 Pendidikan agama Islam sebagai upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam
dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) peserta didik.
Pendidikan agama Islam juga merupakan upaya sadar untuk mentaati ketentuan Allah sebagai

1
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran:landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 265.
2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Cet. 16, 201.
3
Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996), 157.
4
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran..., 266.
5
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis kompetensi (Konsep dan Implementasi
Kurikulum 2004), (Bandung: Ramaja Rosdakarya, cet. III, 2006), 132.
6
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet.VII, 2008), 87.

5
pedoman dan dasar para pesera didik agar berpengetahuan keagamaan dan handal dalam
menjalankan ketentuan-ketentuan Allah secara keseluruhan.7 Dari sini dapat disimpulkan
bahwa pendidikan agama Islam adalah sebuah sistem pendidikan yang mengupayakan
terbentuknya akhlak mulia peserta didik serta memiliki kecakapan hidup berdasarkan nilai-
nilai Islam. Karena pendidikan agama Islam mencakup dua hal, (a) mendidik peserta didik
untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam, (b) mendidik peserta didik
unuk mempelajari materi ajaran Islam yang sekaligus menjadi pengetahuan tentang ajaran
Islam iu sendiri.

Sedangkan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu upaya membuat peserta
didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus
menerus mempelajari agama Islam, baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana cara
beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan yang mengakibatkan
beberapa perubahan yang relatif tetap dalam tingkah laku seseorang yang baik dalam
kognitif, afektif, dan psikomotorik. 8.

B. DASAR PEMBELAJARAN PAI

1. Dasar Yuridis / hukum

Dasar pelaksanaan pendidikanpendidikan agama berasal regulasi yang berlaku di


Indonesia, mencakup dasar ideal, dasar struktural, dan dasar operasional. Maksud dasar ideal
adalah dasar yang bersumber dari pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila,
dimana sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini mengandung pengertian
seluruh bangsa Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ketetapan
MPR No. II/MPR/1978 tentang Pendidikan Agama (Eka Prasetia Pancakarsa) disebutkan
bahwa dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan
dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karena itu, manusia Indonesia
percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Dasar struktural dalam hal ini dimaksudkan sebagai landasan yang dipegang dalam
pelaksanaan pendidikan agama adalah Pancasila dan UUD 1945 (Indonesia, 2003). Bunyi
dari Undang-Undang tersebut memberikan isyarat bahwa Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 adalah dasar bagi warga negara Indonesia dalam beragama, mengamalkan agama,
dan mengajarkan agama.

Dasar operasional memiliki maksud sebagai dasar atau landasan yang secara langsung
mengatur pelaksanaan pendidikan agama, termasuk juga PAI di sekolah-sekolah di Indonesia.
Dalam hal ini, pemerintah telah menegaskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN) tahun 1993, melalui ketetapan MPR RI No. II/MPR/1993: "Diusahakan supaya terus
bertambah sarana yang diperlukan bagi pengembangan kehidupan beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, termasuk pendidikan agama pada semua jalur jenis, jenjang

7
Aidil Saputra, Aplikasi Metode Contextual Teaching Learning (CTL) dalam Pembelajaran PAI, (Jurnal At-Ta’dib
Volume VI, No. 1, April-September 2014), 17.
8
Abdul Majid dan Dina Andayani, Pendidikan..., 132

6
pendidikan prasekolahan, yang pelaksanaannya sesuai dengan pengaturan perundang-
undangan yang berlaku" (MPR, 1993). Diatur pula dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.9

2. Dasar Religius

Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang berasal dari ajaran agama Islam
yaitu yang bersumber dari Al-quran dan Hadis. Bagi umat Islam melaksanakan pendidikan
agama Islam adalah wajib. Sebagaimana firman Allah di dalam surat At-Taubah ayat 122
sebagai berikut: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.” (Q.S At-Taubah/9: 122)

Ayat diatas turun ketika nabi Muhammad SAW tiba kembali di Madinah dan kemudian
beliau mengutus pasukan ke beberapa daerah untuk berperang, akan tetapi karena banyaknya
yang ingin terlibat dalam pasukan, dan apabila nabi mengizinkannya niscaya tidak ada lagi
yang tinggal di Madinah kecuali beberapa orang, kemudian ayat di atas turun agar sebagian
kaum muslimin tetap tinggal untuk memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga
mereka dapat memperoleh manfaat untuk diri mereka dan untuk orang lain10

3. Dasar Sosial psikologis

Dasar pelaksanaan PAI ditinjau pula dari segi sosial psikologis. Pada hakikatnya semua
manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan adanya pegangan, yaitu berupa agama. Juga
menunjukkan bahwa semua manusia memerlukan adanya bimbingan tentang nilai-nilai
agama dan merasakan dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang
Maha Kuasa sebagai tempat untuk berlindung atau meminta pertolongan. Semua manusia
akan merasakan ketenangan pada jiwanya apabila dapat dekat dengan-Nya, mengingat-Nya
atau dapat menjalankan segala apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala apa yang
dilarang-Nya. Firman Allah dalam surat Ar-Ra'd ayat 28 menegaskan tentang itu,"Yaitu
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. 11

C. TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Berkaitan dengan tujuan PAI di sekolah, Darajat (1993) mengemukakan beberapa tujuan
sebagai berikut. Kesatu, menumbuhsuburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap

9
Mokh. Iman Firmansyah, Pendidikan Agama Islam : Pengertian, Tujuan, Dasar, Dan Fungsi, Jurnal
Pendidikan Agama Islam : Taklim, Vol 17, No 7 Universitas Pendidikan Indonesia, 2019 Hal 85
Https://Ejournal.Upi.Edu/Index.Php/Taklim/Article/View/43562
10
Koko Adya Winata,Uus Ruswandi,Bambang Samsul arifin,"Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
Kurikulum Nasional Vol. 3, No. 2, July 2021
11
Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 132-133.

7
siswa yang positif dan disiplin serta cinta terhadap agama dalam berbagai kehidupan sebagai
esensi takwa; taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya.

Kedua, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan motivasiintrinsik siswa terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan sehingga mereka sadarakan iman dan ilmu dan
pengembangannya untuk mencapai keridlaan Allah Swt.

Ketiga, menumbuhkan dan membina siswa dalam memahami agama secara benardan
dengannya pula diamalkan menjadi keterampilan beragama dalam berbagaidimensi
kehidupan.

Mengamati dan menelisik pengertian dan tujuan PAI, baik menurut ahli maupun regulasi
di Indonesia, dapat disimpulkan beberapa hal berikut:

1. PAI telah mewarnai proses pendidikan di Indonesia.

2. PAI merupakan proses pendidikan dengan ajaran Islam sebagai konten yang

diajarkan.

3. PAI diajarkan di sekolah oleh Guru PAI yang profesional.

4. PAI bertujuan untuk mendidik, membimbing, dan mengarahkan siswa menjadipribadi


Islami (yakin, taat, dan berakhlak) dalam kerangka diri siswa sebagai individu, anggota
kelaurga, bagian masyarakat, warga negara, dan warga dunia. Dalam poin ini menegaskan
bahwa tujuan PAI bukanlah menjadikan siswa menjadi ahli ilmu agama Islam.

5. Insan kamil adalah pencapaian tujuan PAI tertinggi sehingga mampu menjadi manusia
yang dapat menjadi rahmat sekalian alam (rahmatan li al-‘alamin).

Tujuan pendidikan Islam mempunyai corak yang berbeda dengan pendidikan umum.
Pendidikan umum hanya bertujuan mentransfer ilmu pengetahuan dan mengantarkan
kedewasaan berfikir peserta didik. Esensinya hanya bersifat profan. Berbeda dengan
pendidikan Islam yang mempunyai tujuan lebih holistic

3. Tujuan Umum Pendidikan Islam

Pakar-pakar pendidikan Islam, seperti Al-Abrasy mengelompokkan tujuan umum


pendidikan Islam menjadi lima bagian, yaitu:
a. Membentuk akhlak yang mulia. Tujuan ini telah disepakati oleh orang-orang Islam
bahwa inti dari pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang mulia, sebagaimana
misi kerasulan Muhammad SAW;
b. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan dunia dan akhirat;
c. Mempersiapkan peserta didik dalam dunia usaha (mencari rizki) yang profesional;
d. Menumbuhkan semangat ilmiah kepada peserta didik untuk selalu belajar dan
mengkaji ilmu;
e. Mempersiapkan peserta didik yang profesional dalam bidang teknik dan pertukangan.

8
Al-Jammali, merumuskan tujuan umum pendidikan Islam dari Al-Qur`an kedalam empat
bagian, yaitu:
a. Mengenalkan peserta didik posisinya diantara makhluk ciptaan Tuhan serta
tanggungjawabnya dalam hidup ini;
b. Mengenalkan kepada peserta didik sebagai makhluk sosial serta tanggungjawabnya
terhadap masyarakat dalam kondisi dan sistem yang berlaku;
c. Mengenalkan kepada peserta didik tentang alam semesta dan segala isinya. Memberikan
pemahaman akan penciptaanya serta bagaimana cara mengolah dan memanfaatkan alam
tersebut;
d. Mengenalkan kepada peserta didik tentang keberadaan alam maya (ghaib)12

Secara teoritis, tujuan akhir dalam pendidikan islam dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu (Nata, 2016):

1.Tujuan normatif. Yakni tujuan yang ingin dicapai berdasarkan norma-norma yang mampu
mengkristalisasikan nilai-nilai yang hendak diinternalisasi, seperti: tujuan formatif yang
bersifat member persiapan dasar yang korektif, tujuan selektif yang bersifat memberi
kemampuan untuk membedakan yang haq dan yang bathil, tujuan determinitif yang bersifat
memberi kemampuan untuk mengarahkan diri pada sasaran-sasaran yang sejajar dengan
proses kependidikan, tujuan integratif yang bersifat memberi kemampuan untuk memadukan
fungsi psikis (pikiran, perasaan, kemauan, ingatan dan nafsu) kearah tujuan akhir dan tujuan
aplikatif yang bersifat memberi kemampuan untuk menerapkan segala pengetahuan yang
telah diperoleh dalam pengalaman pendidikan.

2.Tujuan fungsional. Yakni tujuan yang sasarannya diarahkan pada kemampuan peserta didik
untuk memfungsikan daya kognitif, afektif dan psikomotorik dari hasil pendidikan yang
diperoleh sesuai dengan yang ditetapkan, seperti: tujuan individual yang sasarannya pada
pemberian kemampuan individual dalam mengamalkan nilai-nilai yang telah
diinternalisasikan dalam pribadi berupa moral, intelektual dan skill; tujuan sosial yang
sasarannya pada pemberian kemampuan pengamalan nilai-nilai ke dalam kehidupan sosial,
interpersonal dan interaksional dengan orang lain dalam masyarakat; tujuan moral yang
sasarannya pada pemberian kemampuan untuk berprilaku sesuai sesuai dengan tuntutan
moral atas dorongan motivasi yang bersumber pada agama (teogenetis), dorongan sosial
(sosiogenetis), dorongan psikologi (psikogenetis) dan dorongan biologis (biogenetis); serta
tujuan professional yang sasarannya pada pemberian kemampuan untuk mengamalkan
keahliannya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

3.Tujuan operasional. Yakni tujuan yang mempunyai sasaran teknis manajerial. Menurut
Langeveld tujuan ini dibagi menjadi enam macam bagian, yaitu: tujuan umum, tujuan khusus,
tujuan tak lengkap, tujuan insidental, tujuan sementara, dan tujuan intermedier.13

12
Imam Syafe’i, Tujuan Pendidikan Islam, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, No 2, (2015), Hal 6
Https://Doi.Org/10.24042/Atjpi.V6i2.1876
13
Nabila, Tujuan Pendidikan Agama Islam, Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 2 No. 5, STAI Al-Islahiyah,
Sumatera Utara,Indonesia Hal. 6, Mei 2021
Https://Doi.Org/10.36418/Japendi.V2i5.170

9
D. FUNGSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Majid and Andayani (2004) mengemukakan tujuh fungsi dalam PAI. Ketujuh fungsi itu
adalah pengembangan, penanaman nilai, penyesuaian mental, perbaikan, pencegahan,
pengajaran, dan penyaluran. Fungsi pengembangan berkaitan dengan keimanan dan
ketakwaan siswa kepada Allah Swt. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

Ditinjau dari sisi fungsi, PAI memiliki fungsi penanaman nilai-nilai Islami melalui
pembelajaran yang bermutu. PAI juga memiliki fungsi keunggulan baik pembelajaran
maupun output yang dihasilkan, yakni siswa dengan pribadi insan kamil. Selanjutnya PAI
dengan fungsi rahmatan li al’alamin yang berarti bahwa siswa, baik dalam kehidupan pribadi
dan sosialnya mampu menebarkan kedamaian sebagai esensi ajaran agama Islam.14

Secara umum, Abdul majid mengemukakan bahwa kurikulum pendidikan agama


Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut :

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah
SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.

c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan-nya baik


lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai
dengan ajaran agama Islam. Penyesuaian menta, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan dan


kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran
dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya
lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-
nyata), sistem dan fungsionalnya.

14
Mokh. Iman Firmansyah, Pendidikan Agama Islam : Pengertian, Tujuan, Dasar, Dan Fungsi, Jurnal
Pendidikan Agama Islam : Taklim, Vol 17, No 7 Universitas Pendidikan Indonesia, 2019 Hal 83
Https://Ejournal.Upi.Edu/Index.Php/Taklim/Article/View/43562

10
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang
agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat
dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.15

Fungsi Pendididikan Agama Islam mempersiapkan pesera didik menjadi anggota masyarakat
yang memahami danmengamalkan nilai-nilai ajaran agama Islam/ menjadi ahli agama Islam,
nilai – nilai tersebut relative tetap atas pola-pola tingkah laku,peranan-peranan dan relasi-
relasi yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas formal dan sanksi
hukum, guna tervapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.

Ada tiga fungsi pendidikan agama islam, yaitu :

Pertama, menyiapkan generasi muda untuk memiliki kemampuan agar bisa memegang
peranan-peranan pada masa yang akan datang di tengah kehidupan bermasyarakat.

Kedua, memindahkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peranan-peranan di atas dari
generasi tua ke ke genarasi muda.

Ketiga, Memindahkan nilai-nilai dari generasi tua ke generasi muda dengan tujuan agar
keutuhan dan kesatuan masyarakat terpelihara, sebagai syarat utama berlangsungnya
kehidupan suatu masyarakat dan juga peradaban

Sementara Broom berpendapat bahwa fungsi pendidikan adalah agar terjadi proses
tansmisi budaya, selain itu juga untuk mengembangkan kepribadian, mengingkatkan
persatuan atau integrasi sosial masyarakat, serta mengadakan seleksi dan alokasi tenaga kerja.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Mengembangkan kemampuan berorientasi pada individu adalah usaha mengembangkan
semua potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dalam rangka
mempersiapkan hidupnya sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa mempunyai
kepribadian yang terpuji dan dapat berinteraksi dengan masyarakat lain. Kata Nurcholis
Majid Tidak ada bangsa yang mencapai kebesaran jika tidak bangsa itu percaya kepada
sesuatu, dan tidak sesuatu yang dipercayai itu mempunyai dimensi moral guna menopang
peradaban yang besar dan kepercayaan kepada sesuatu itu agama. Mencerdasakan kehidupan
bangsa sebagai sasaran pendidikan Nasional pada hakekatnya adalah transformasi budaya,
yaitu suatu proses transformasi dari masyarakat tradisional feodalistik menuju masyarakat
yang maju dan demokratis serta berkeadilan sosial.16

15
Abdul Wafi, Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jurnal Pendidikan Agama Islam Edueligia, Vol 1, No 2
Institut Agama Islam Nurul Jadid, Hal 135, 2017
Https://Doi.Org/10.33650/Edureligia.V1i2.741

16
Hanif Masykur, Eksistensi Dan Fungsi Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional. Other Thesis, IAIN
Salatiga. 2015 Http://E-Repository.Perpus.Iainsalatiga.Ac.Id/

11
BAB III

A. KESIMPULAN

Dari makalah ini dapat disimpulkan Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar
yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,
memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau
pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Terrdapat dua dasar pembelajaran PAI, dasar yuridis, dasar religious, dan Dasar
Sosial psikologis. Dasar yuridis tertuang dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang
Pendidikan Agama, dasar religious adalah dasar yang berasal dari ajaran agama Islam yaitu
yang bersumber dari Al-quran dan Hadis dan dasar Sosial psikologis, pada hakikatnya semua
manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan adanya pegangan, yaitu berupa agama.

Tujuan pembelajaran PAI ialah tujuan normatif, tujuan yang ingin dicapai
berdasarkan norma-norma, tujuan fungsional, tujuan yang sasarannya diarahkan pada
kemampuan peserta didik untuk memfungsikan daya kognitif, afektif dan psikomotorik dan
tujuan operasional. yakni tujuan yang mempunyai sasaran teknis manajerial.

Sedangkan terdapat fungsi pembelajaran PAI diantaranya pengembangan, penanaman


nilai, penyesuaian mental, perbaikan, pencegahan, pengajaran, dan penyaluran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006)

Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis kompetensi (Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Ramaja Rosdakarya, cet. III, 2006)
Abdul Wafi, Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jurnal Pendidikan Agama
Islam Edueligia, Vol 1, No 2 Institut Agama Islam Nurul Jadid, Hal 135, 2017
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran:landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008)
Hanif Masykur, Eksistensi Dan Fungsi Pendidikan Agama Islam Dalam Sistem Pendidikan
Nasional. Other Thesis, IAIN Salatiga. 2015 Http://E-
Repository.Perpus.Iainsalatiga.Ac.Id/
Https://Doi.Org/10.33650/Edureligia.V1i2.741
Https://Doi.Org/10.36418/Japendi.V2i5.170
Https://Ejournal.Upi.Edu/Index.Php/Taklim/Article/View/43562
Https://Ejournal.Upi.Edu/Index.Php/Taklim/Article/View/43562
Imam Syafe’i, Tujuan Pendidikan Islam, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6,
No 2, (2015), Hal 6Https://Doi.Org/10.24042/Atjpi.V6i2.1876

Koko Adya Winata,Uus Ruswandi,Bambang Samsul arifin,"Pendidikan Agama Islam (PAI)


dalam Kurikulum Nasional Vol. 3, No. 2, July 2021
Mokh. Iman Firmansyah, Pendidikan Agama Islam : Pengertian, Tujuan, Dasar, Dan Fungsi,
Jurnal Pendidikan Agama Islam : Taklim, Vol 17, No 7 Universitas Pendidikan
Indonesia, 2019 )
Mokh. Iman Firmansyah, Pendidikan Agama Islam : Pengertian, Tujuan, Dasar, Dan
Fungsi, Jurnal Pendidikan Agama Islam : Taklim, Vol 17, No 7 Universitas
Pendidikan Indonesia, 2019 Hal 83
Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996)
Nabila, Tujuan Pendidikan Agama Islam, Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 2 No. 5, STAI
Al-Islahiyah, Sumatera Utara,Indonesia Hal. 6, Mei 2021
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet.VII, 2008)

13

Anda mungkin juga menyukai