Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM

“ TEORI- TEORI TENTANG KEWAJIBAN DAN PENGAJARAN BERKAITAN DENGAN


PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM ”

Disusun oleh Kelompok 2

 MUH. HAIKAL FAHRESI (105191106222)

 LULU ULFAYANI ALIMIN (105191109422)

 IRMAYANTI RIDWAN (105191108422)

KELAS 1C PAI

Dosen Pengampu:

Drs. ABD. Gani, M. Pd. I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “TEORI- TEORI TENTANG KEWAJIBAN DAN
PENGAJARAN BERKAITAN DENGAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM” dapat kami
selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian
yang bisa kita pelajari salah satunya dari karya film. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan
yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber
yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami
semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya
ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima
kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Makassar, 14 Oktober 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan ajaran Islam, bersikap inklusif, rasional dan filosofis dalam rangka
menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan dan kerjasama atar umat baragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional (Undang-Undang No.2 Tahun 1989).
Menurut Ahmad D. Marimba (1962:77): Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani
berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran Islam. Arifin mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah, “usaha orang Dewasa
Muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangakan
fitra (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksiamal pertumbuhan dan
perkembangan”

Pengembangan pendidikan agama Islam pada sekolah mengacu kepada Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) terutama pada standar isi, standar
proses pembelajaran, standar pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana pendidikan.

Pengembangan pendidikan agama Islam pada sekolah juga mengimplementasikan Peraturan


Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, bahwa
pendidikan Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, pertama, pendidikan agama
diselenggarakan dalam bentuk pendidikan agama Islam di satuan pendidikan pada semua jenjang dan
jalur pendidikan. Kedua, pendidikan umum berciri Islam pada satuan pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi pada jalur formal dan non formal, serta
informal. Ketiga, pendidikan keagamaan Islam pada berbagai satuan pendidikan diniyah dan pondok
pesantren yang diselenggarakan pada jalur formal, dan non formal, serta informal.

Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang bagaimana teori-teori tentang kewajiban dan pengajaran berkaitan
dengan pengembangan Pendidikan islam

Tujuan Masalah
Makalah ini dibuat untuk mengetahui bagaimana teori-teori kewaiban yang kaitannya dengan
pengembangan Pendidikan islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori-teori kewajiban dan pengajaran berkaitan dengan pengembangan islam


Dalam Bahasa Indonesia, kata Pendidikan terdiri dari didik, sebagaimana dijelaskan
dalam kamus Bahasa Indonesia adalah perbuatan hal, cara dan sebagainya. Pengertian ini
memberi kesan bahwa kata pendidikan lebih mencangkup kepada cara mendidik selain
katapendidikan, dalam bahasa Indonesia terdapat pula kata pengajaran sebagaimana
dijelaskan Poerwadarmita berate bicara mengajarkan serumpun dengan kata tersebut adalah
mengajar yang berarti berpengetahuan. Ditinjau dari segi istilah pendidikan Islam adalah
sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin
kehidupan yang sesuai dengan cita-cita islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan
Pengertian pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa inti dari pembelajaran itu
adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada
diri siswa. Secara implisit, menetapkan dan mengembangkan meode untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara mencapai
tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran,
menyampaikan materi pelajaran, dan mengelola pembelajaran.
Lindgren (1967), menyebutkan bahwa fokus sistem pembelajaran mencakup tiga
aspek, yaitu:
(1) siswa; siswa merupakan faktor yang paling penting sebab tanpa siswa tidak akan ada
proses belajar.
(2) proses belajar; proses belajar adalah apa saja yang dihayati siswa apabila mereka
mengerjakan materi pelajaran melainkan apa yang akan dilakukan siswa untuk
mempelajarinya. Dan
(3) situasi belajar; situasi belajar adalah lingkungan tempat terjadinya proses belajar dan
semua faktor yang mempengaruhi siswa atau proses belajar seperti pendidik, kelas dan
interaksi di dalamnya. mewarnai corak kepribadiannya

Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan ajaran Islam, 9 bersikap inklusif, rasional dan
filosofis dalam rangka menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan dan kerjasama
atar umat baragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional (Undang-
Undang No.2 Tahun 1989).
Dengan demikian dapat dipahami bahwa Pendidikan agama Islam yang
diselenggarakan pada semua jalur, jenjang dan jenis Pendidikan menekankan bukan hanya
pada pengetahuan terhadap (islam), tetapi juga terutama pada pelaksanaan dan pengalaman
agama peserta didik dalam seluruh kehidupannya.

Dalam menetapkan sumber berpendidikan Islam dikemukakan tiga dasar utama dalam
pendidikan Islam yaitu :
a. Al- Qur’an
Alquran sebagai kalam Allah Swt yang telah diwahyukan kepada nabi Muhammad
SAW bagi pedoman manusia merupakan petunjuk yang lengkap mencangkup
seluruh aspek kehidupan manusia yang universal yang mana ruang lingkupnya
mencangkup ilmu pengetahuan yang luas dan nilai ibadah bagi yang membacanya
yang isinya tidak dapat dimengerti kecuali dengan dipelajari kandungan yang mulia
itu.
b. Hadist
Hadis merupakan cara yang diteladani nabi dalam dakwah Islam yang termuat
dalam tiga dimensi yaitu berisi ucapan pernyataan dan persetujuan nabi atas
peristiwa yang terjadi semua contoh yang ditujukan nabi merupakan acuan yang
dapat diteladani oleh manusia dalam aspek kehidupan.
c. Ijtihad
Imelakukan ijtihad di bidang pendidikan Islam perlu karena media pendidikan
merupakan sarana utama dalam membangun pranata kehidupan social dalam arti
maju mundurnya kebudayaan manusia berkembang secara dinamis sangat
ditentukan dari dinamika sistem pendidikan yang dilaksanakan.

Adapun teori-teori tentang kewajiban dan pengajaran dengan berkaitan


pengembangan islam :
a. Pembelajaran kontekstual
Johnson mengatakan bahwa, pembelajaran kontekstual merupakan sebuah proses
pendidikan yang bertujuan membantu siswa dalam memahami makna dari materi
akademis yang mereka pelajari dengan menghubungkan subjek akademis mereka
dengan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berhubungan
dengan diri sendiri, masyarakat sosial, maupun adat istiadat yang ada di sekitarnya.
Menurut Surijono, pembelajaran kontekstual merupakan konsep yang membantu
guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan
mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan seharihari sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Berdasarkan kedua definisi di atas, maka disimpulkan bahwa
pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang dengan
menggunakan berbagai fenomena-fenomena yang ada disekitar lingkungannya,
sehingga siswa mampu menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pembelajaran kuantum
Pembelajaran kuantum merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses
belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar
sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Pembelajaran kuantum bermakna interaksi-interaksi yang mengubah energi
menjadi cahaya karena semua energi adalah kehidupan dan dalam proses
pembelajarannya mengandung keberagaman dan interdeterminisme. Dengan kata lain
interaksi-interaksi yang dimaksud mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain

c. Proses obyektivasi, internalisasi dan eksternalisasi dalam efektivitas penanaman


moral
1) Obyektivasi Obyektivasi merupakan interaksi sosial dalam dunia intersubyektif
yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi.
2) Internalisasi Internalisasi merupakan proses penyerapan ke dalam kesadaran
dunia yang terobyektifasi sedemikian rupa sehingga struktur dunia ini
menentukan struktur subyektif kesadaran itu sendiri.
3) Eksternalisasi Eksternalisasi yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia
ke dalam dunia baik dalam kegiatan mental maupun fisik.

d. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran


Ferrante, menjelaskan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan untuk
pengumpulan data yang bergantung pada dua asumsi: a) Pengetahuan tentang dunia
diperoleh melalui observasi, dan b) kebenaran dari pengetahuan dikonfirmasi oleh
verifikasi, yaitu oleh orang lain yang melakukan pengamatan yang sama Pendekatan
saintifik memiliki karakteristik “doing science”. Pendekatan ini memudahkan guru
atau pengembang kurikulum untuk memperbaiki proses pembelajaran, yaitu dengan
memecah proses ke dalam langkah-langkah atau tahapan-tahapan secara terperinci
yang memuat instruksi untuk siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran.69 Abdul
Majid, mengemukakan bahwa pendekatan saintifik dalam pembelajaran memiliki
langkah-langkah meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta.

e. Pembentukan emosi
1) Pembentukan emosi menurut Holodynski-Friedlmeier Holodynski dan
Friedlmeier, menyatakan bahwa sedikit sekali teori dan penelitian yang
menyebutkan secara eksplisit bagaimana perkembangan regulasi emosi dari
sejak usia dini hingga dewasa dalam mempengaruhi pembentukan moral.
Pembentukan emosi menurut Holodynski dan Friedlmeier Dengan mendasarkan
pada pemahaman bahwa proses m muncul selama ontogenesis melalui
internalisasi proses regulasi, maka kemudian ia mengembangkan model
internalisasi dari perkembangan emosi dan regulasinya. Perkembangan regulasi
emosi menurutnya didasarkan pada aspek-aspek bagaimana seseorang
mendapatkan kemampuan untuk menahan atau membendung konsekuensi dari
emosi yang tidak diharapkan, dan meregulasinya atau mengantisipasi motivasi
dan harapan di masa mendatang.
2) Pembentukan emosi menurut Schachter-Singer Teori emosi yang menempatkan
kognisi pada posisi yang sangat menentukan dikembangkan oleh Stanley
Schachter dan Jerome Singer. Mereka meyakini bahwa emosi merupakan fungsi
interaksi antara faktor kognitif dan keadaan keterbangkitan fisiologis. Setiap
pengalaman yang membangkitkan emosi akan diberi label di dalam peta kognitif.
Label-label itu kemudian dijadikan pola bagi pengalaman-pengalarnan baru.
Setiap stimulus yang diterima akan dinilai berdasarkan label yang telah
tersimpan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang seimbang berupaya merealisasikan
keseimbangan antara kepentingan duniawi dan ukhrawi. Pendidikan Islam bukan pendidikan
duniawi saja, individual saja, atau sosial saja, juga tidak mengutamakan aspek spiritual atau
aspek materiil. Keseimbangan antara semua itu merupakan karakteristik terpenting pendidikan
Islam. Begitupun juga pendidikan Islam merupakan pendidikan tingkah laku praktis, tidak
cukup dengan kata-kata, tetapi memerhatikan aspek perbuatan. Rukun Islam yang kelima,
misalnya menuntut tingkah laku verbal dan praktis secara simultan. Kesempurnaan manusia
muslim antara lain terletak pada kesesuaian antara perkataan dan perbuatan.

Anda mungkin juga menyukai