Anda di halaman 1dari 16

KEDUDUKAN DAN HUBUNGAN PENDIDIKAN ISLAM

DENGAN PENDIDIKAN NASIONAL


Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:

Moh Nasrul Amin, M.Pd.I


Oleh
Ani Rohmawati
Ahmad Nurul Firdaus

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TABIYATUT THOLABAH KRANJI PACIRAN
LAMONGAN
OKTOBER 2021
KEDUDUKAN DAN HUBUNGAN PENDIDIKAN ISLAM
DENGAN PENDIDIKAN NASIONAL
Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:

Moh Nasrul Amin, M.Pd.I


Oleh
Ani Rohmawati
Ahmad Nurul Firdaus

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TABIYATUT THOLABAH
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
OKTOBER 2021
KEDUDUKAN DAN HUBUNGAN PENDIDIKAN ISLAM
DENGAN PENDIDIKAN NASIONAL
Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah
i Ilmu Pendidikan Islam
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan


rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan
salah satu tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk
menuntaskan mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam.

Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari sumbangsih para orang-


orang terdekat penulis, karena itu dengan tulus penulis sampaikan banyak terima
kasih kepada :

1. Dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang telah


membimbing kami dalam menjelaskan gambaran tentang materi makalah
yang kami tulis
2. Para pegawai perpustakaan IAI TABAH yang telah memberikan kami
kesempatan untuk berkunjung dan meminjam buku di perpustakaan
sebagai daftar buku rujukan
3. Teman-teman program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) yang telah membantu kami dalam menjalankan kegiatan diskusi
tentang makalah ini

Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini,


namun tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Hal itu dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kemampuan penulis
semata. Saran dan kritik yang konstruktif tetap kami harapkan dari peserta diskusi
yang budiman. Semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi penulis dan juga
bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Lamongan, 17 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................i
KATA PANGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Pengertian Pendidikan Islam ........................................................................
B. Pengertian Pendidikan Nasional ...................................................................
C. Hubungan Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional ...............................
D. Kedudukan Pendidikan Islam di dalam Sistem Pendidikan Nasional ..........

BAB III PENUTUP...........................................................................................8


A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan pendidikan Islam dan pendidikan Nasional tidak dapat


dipisahkan,keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini
dikaitkan dengan konsep penyusunan sistem pendidikan nasional tersebut. Suatu
sistem pendidikan nasional harus mementingkan masalah eksistensi umat
manusia pada umumnya dan elcsistensi bangsa Indonesia khususnya dalam
hubungan masa lalu, masa kini dan kemungkinan perkembangan masa depan.
Pendidikan Islam merupakan suatu Lembaga sesuai dengan peraturan
pemerintah No. 28 tahun 1990, No. 60 tahun 1999 dan No. 73 tahun 1991.
Pendidikan keagamaan diselenggarakan pemerintah sesuai peraturan perundang-
undangan di mana Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat serta pendidikan keagamaan dapat
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal dan informal,
pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, asrama.
Pendidikan Islam juga Sebagai Mata Pelajaran dimana jalur dan jenjang
pendidikan wajib memuat pendidikan pancasila, pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendidikan Islam?

2. Apa Pengertian Pendidikan Nasional?

3. Apa  Hubungan Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional?

4. Bagaimana kedudukan Pendidikan Islam di dalam Sistem Pendidikan


Nasional?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan Islam.

2. Untuk mengetahui pengertian pendidikan Nasional.

3. Untuk mengetahui Hubungan  pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional.

4. Untuk mengetahui pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam


Pendidikan Islam menurut Zarkowi Soejoeti terbagi dalam tiga pengertian.
Pertama, “Pendidikan Islam” adalah jenis pendidikan yang pendirian dan
penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan semangat cita-cita untuk
menjewantahkan nilai-nilai Islam, baik yang tercermin dalam nama lembaganya,
maupun dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Di sini kata Islam
ditempatkan sebagai sumber nilai yang akan diwujudkan dalam seluruh kegiatan
pendidikan. Kedua, jenis pendidikan yang memberikan perhatian sekaligus
menjadikan ajaran Islam sebagai pengetahuan untuk program studi yang
diselenggarakan. Di sini kata Islam ditempatkan sebagai  bidang studi, sebagai
ilmu, dan diperlakukan sebagai ilmu yang lain. ketiga, jenis pendidikan yang
mencakup kedua pengertian di atas. Di sini kata Islam ditempatkan sebagai
sumber nilai sekaligus sebagai bidang studi yang ditawarkan melalui program
studi yang diselenggarakan. 1
Ciri khas pendidikan Islam itu ada dua macam :
1. Tujuannya : Membentuk individu menjadi bercorak diri tertinggi menurut
ukuran Allah.
2.  Isi pendidikannya : ajaran Allah yang tercantum dengan lengkap di dalam Al
Qur’an yang pelaksanaannya dalam praktek hidup sehari-hari dicontohkan
oleh Muhammad Rasulullah SAW.
Teori-teori pendidikan Islam yang berkembang di Indonesia secara umum
mendefinisikan pendidikan Islam dalam dua tataran : idealis dan pragmatis. Pada
tataran idealis, pendidikan Islam diandaikan sebagai suatu sistem yang
independen (eksklusif) dengan sejumlah kriterianya yang serba Islam. Definisi
ini secara kuat dipengaruhi oleh literatur Arab yang masuk ke Indonesia baik
dalam bentuk teks asli, terjemahan, maupun sadurannya. Sedangkan pada tataran
pragmatis, pendidikan Islam ditempatkan sebagai identitas (ciri khusus) yang
tetap berada dalam konteks pendidikan nasional. Perkembangan-perkembangan
aktual di Indonesia khususnya selama tiga dekade terakhir sangat mempengaruhi
munculnya definisi pragmatis ini. 2
Penulis-penulis Indonesia kontemporer berusaha menjelaskan definisi

1
M. Ali Hasan dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 2003), hlm : 45.
2
M. Ali Hasan dan Mukti Ali, hlm : 46.
pendidikan Islam dengan melihat tiga kemungkinan hubungan antara konsep
pendidikan dan konsep Islam. Dilihat dari sudut pandang kita tentang Islam yang
berbeda-beda, istilah pendidikan Islam tersebut dapat dipahami sebagai :
1.    Pendidikan (menurut) Islam,
2.    Pendidikan (dalam) Islam,
3.    Pendidikan (agama) Islam.
Dalam hubungan yang pertama, pendidikan Islam bersifat normatif,
sedang dalam hubungan yang kedua, pendidikan Islam lebih bersifat sosio-
historis. Adapun dalam hubungan yang ketiga, pendidikan Islam lebih bersifat
proses-operasional dalam usaha pendidikan ajaran-ajaran agama Islam. Dalam
kerangka akademik, pengertian yang pertama merupakan lahan filsafat
pendidikan Islam, dan pengertian yang ketiga merupakan kawasan ilmu
pendidikan Islam teoritis.

B.   Pengertian Pendidikan Nasional

            Menurut Sunarya, Pendidikan nasional adalah sistem pendidikan yang


berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan
tujuannya bersifat mengabdi kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa
tersebut.
            Sementara itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, merumuskan
bahwa pendidikan nasional ialah suatu usaha yang membimbing para warga
negara Indonesia menjadi Pancasila, yang berpribadi, berdasarkan akan
Ketuhanan berkesadaran masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar.
            Dalam Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Bab I Pasal 2 berbunyi: Pendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berakar dari pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Dasar ini dapat dilihat dari Pembukaan UUD 1945 alinea 4
batang tubuh UUD 1945 Bab XIII Pasal 31.3
            Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

3
Fuad Ihsan, Dasar Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) hal. 114-115
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan
nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

C.   Hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan Nasional

            Hubungan pendidikan Islam dan pendidikan Nasional tidak dapat


dipisahkan,keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini
dikaitkan dengan konsep penyusunan sistem pendidikan nasional tersebut. Suatu
sistem pendidikan nasional harus mementingkan masalah eksistensi umat
manusia pada umumnya dan elcsistensi bangsa Indonesia khususnya dalam
hubungan masa lalu, masa kini dan kemungkinan perkembangan masa depan.
Dari bunyi UU No. 2 tahun 1989 beserta peraturan yang menyertai jelas
bahwa pendidikan agama islam adalah kurikulum wajib bagi yang harus
diberikan. Jika pendidikan agama (islam) tidak diberikan, berarti tujuan
pendidikan nasional tidak akan pernah tercapai secara maksimal, karena ada
sebagian siswa, khususnya yang berada pada satuan pendidikan tertentu tidak
mendapat pendidikan agam islam. Karena itu kehadiran guru pendidikan agama
islam yang prefesional sangat dibutuhkan.
Dan jika kita menengok kepada tujuan pendidikan sebagaimana tertuang
dalam tujuan pendidikan nasional ( pasal 4 UU no. 2 tahun 1989) yang
berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa. Sedangkan tujuan pendidikan
islam adalah sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani
menurut ajaran islam.
Dengan melihat kedua tujuan pendidikan diatas, baik tujuan pendidikan
nasional maupun tujuan pendidikan islam ada kesamaan yang ingin di wujudkan
yaitu: dimensi transcendental (ukhrowi) dan dimensi duniawi (material). 4
Pendidikan Islam dan pendidikan nasional terdapat 3 segi yang dapat
ditelusuri Pertama dari konsep penyusunan sistem pendidikan nasional indonesia
itu sendiri. Kedua, dari hakikat pendidikan islam dan kehidupan beragama kaum
muslimin di Indonesia. Ketiga, dari segi kedudukan pendidikan islam dalam

4
Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 1996. Hal: 28-29
sistem pendidikan nasional.
Pendidikan Islam merupakan suatu Lembaga sesuai dengan peraturan
pemerintah No. 28 tahun 1990, No. 60 tahun 1999 dan No. 73 tahun 1991.
Pendidikan keagamaan diselenggarakan pemerintah sesuai peraturan perundang-
undangan dimana Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat serta pendidikan keagamaan dapat
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non formal dan informal,
pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman.
Pendidikan Islam juga Sebagai Mata Pelajaran dimana jalur dan jenjang
pendidikan wajib memuat pendidikan pancasila, pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan. Dalam pasal 3 isi kurikulum pendidikan dasar memuat
sekurang-kurangnya bahan kajian dan pelajaran (PP 28 Bab. VII pasal 14 ayat 2)
meliputi
1. pendidikan pancasila
2. pendidikan agama
3. pendidikan kewarganegaraan
4. bahsa indonesia
5. membaca dan menulis
6. matematika (termasuk berhitung)
7. pengantar sains dan teknologi
8. ilmu bumi
9. kerajinan tangan dan kesenian
10. pendidikan jasmani dan kesehatan
11. menggambar
12. bahasa inggris
Pada PP 29 tahun 1990 Bab VIII pasal (15) ayat (2) isi kurikulum
pendidikan menengah wajib memuat bahan kajian dan mata pelajaran tentang: 5
1. pendidikan Pancasila
2. pendidikan agama
3. pendidikan kewarganegaraan
Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 dicantumkan tentang beberapa
hal yang berkenaan dengan pendidikan agama. Pasal 37 (1): kurikulum
pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:

5
Haidar Putra Daulay. Pendidikan Islam. Jakarta:Prenada Media. 2004. Hal: 10-12
1. pendidikan agama
2. pendidikan kewarganegaraan
3. pendidikan bahasa
4. matematika
5. ilmu pengetahuan alam
6. ilmu pengetahuan sosial
7. seni dan budaya
8. pendidikan jasmani dan olahraga
9. keterampilan / kejuruan
10. muatan lokal
11. Selain itu kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:
12. pendidikan agama
13. pendidikan kewarganegaraan
14. bahasa
Ada beberapa pokok-pokok pikiran nilai-nilai yang terkandung dalam
undang-undang nomor 20 tahun 2003, yaitu:
1. pendidikan nasional adalah pelaksanaan pembangaunan nasional dibidang
pendidikan
2. asas dan dasar pendidikan berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar
1945
3. tujuan pendidikan nasional bertujuan berkembangnya potensi peserta didik
4. pendidikan nasional bersifat demokratis dan humanis yakni memberikan
kesempatan kepada setiap negara untuk memperoleh pendidikan
5. memberikan kesempatan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kelainan
fisik atau mental
6. menekankan pentingnya pendidikan keluarga merupakan salah satu upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan seumur hidup
7. pendidikan keagamaan merupakan satu jenis pendidikan yang khusus
mengajarkan agama tertentu. 6
Berdasarkan hal di atas dapat dikatakan bahwa suatu sistem pendidikan
nasional tidaklah berlaku umum. Maksudnya adalah pola penyusunan sistem
pendidikan nasional harus berdasarkan keberadaan umat manusia dan latar

6
Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 1996. Hal: 16-17
belakang sejarah bangsa masa lalu, sekarang dan masa depan.
Dalam laporan komisi pembaharuan pendidikan nasional dikatakan bahwa
pengembangan bangsa merupakan kriteria dasar dalam membangun suatu sistem
pendidikan nasional dengan mewujudkan keselarasan, keseimbangan dan
keserasian antara pengembangan kwantitatif dan pengembangan kwalitatif serta
antara aspek lahiriah dan aspek rohaniah.
Dari keterangan tersebut dikatakan bahwa penyusunan sistem pendidikan
nasional harus berdasarkan dan pertimbangan faktor bangsa dan masyarakat
Indonesia serta aspek lahiriah dan rohaniah bangsa Indoneisa, sebab bangsa
Indonesia telah menjalani penindasan dan perjuangan melawan penjajah, tentu
dalam hal ini ada keterkaitan dengan masa awal perkembangan dan pendidikan
Islam di tanah air sampai sekarang ini.
Ditinjau dari segi hakikat pendidikan Islam, kegiatan mendidik merupakan
bahagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan agama Islam di Indoneisa
dengan sistem pendidikan Islam dan usaha-usaha penyiaran agama di
masyarakat. Islam dapat tersebar di seluruh masyarakat Indonesia. Ditambah lagi
dengan kebutuhan akan pendidikan di masyarakat akan semakin meningkat.
Karena pendidikan adalah suatu usaha yang teratur, rinci dan terarah dalam
pemeliharaan, pengembangan dan peningkatan kebudayaan bangsa baik dalam
bidang pendidikan formal maupun non formal.
Dengan adanya sistem pendidikan Barat yang terkoordinir dan sistematis,
menguntungkan pendidikan secara umum namun mempengaruhi sistem
pendidikan Islam. Pada keharusannya memperbaharui sistem pendidikan Islam
pada lembaga keagamaan ke arah sistem yang lebih sempurna. Dan disamping
itu muncul lembaga pendidikan yang menyelenggarakan sekolah-sekolah
nasional swasta dengan menggunakan pola Barat yang berorientasi kepada
kepentingan nasional dan semangat kebangsaan. Berdasarkan hal ini pendidikan
akan tetap tumbuh dan berkembang untuk mendidik masyarakat Indonesia yang
mayoritas beragama Islam dan juga lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti
pesantren, madrasah, sekolah umum yang berdasarkan keagamaan dan yang
lainnya. Dan lembaga-lembaga inilah yang akan menjadi modal dasar dan modal
pokok dari pendidikan nasional yang akan disusun bangsa Indonesia yang sudah
merdeka, bersatu dan berdaulat
D.    Fungsi Pendidikan Islam  dalam Sistem Pendidikan Nasional

Secara eksplisit  fungsi pendidikan agama telah dituangkan dalam


penjelasan pasal 39 ayat (2) UU Nomor 2 Tahun 1989, yang menyebutkan
“pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iaman dan ketakwaan
terhadap Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut peserta
didiknya yang bersangkutan, dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama
dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 7
Dari rumusan tersebut, tampaknya terdapat konsistensi dan keterkaitan
langsung antara rumusan fungsi pendidikan agama dengan tujuan pendidikan
nasional yang tertuang pada pasal 4 UU Nomor 2 tahun 1989 yaitu:
“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa…”
Dalam upaya membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa,
maka pendidikan agama memiliki peranan yang sangat penting. Untuk itulah
maka pendidikan agama wajib diberikan pada semua satuan, jenjang dan jenis
pendidikan, baik melalui jalur sekolah maupun jalur luar sekolah. 8
Gambaran tentang peranan madrasah dan pondok pesantren adalah sebagai
berikut:
1. Madrasah dan pondok pesantren telah menunjukan kemampuanya untuk
tumbuh dan berkembang dalam menghadapi berbagai tantangan zaman,
serta kemampuanya untuk memasuki pelosok daerah terpencil disamping
kemampuanya untuk tetap tumbuh dan berkembang di daerah perkotaan
yang modern dan sangat maju.
2. Madrasah dan pondok pesantren sebagian besar adalah perguruan swasta
yang berkemampuan tinggi untuk berswakarsa dan berswakarya dalam
menyelenggarakan pendidikan. Dengan kata lain, madrasah dan pondok
pesantren telah menunjukan kemampuanya untuk tumbuh dan berkembang
diatas kemampuan kekuatan sendiri, dengan memobilisasi sumber daya
yang tersedia di masyarakat pendukungnya.
3. Madrasah dan pondok pesantren yang memiliki ciri khas sebagai pusat
pendidikan, pengembangan dari penyebaran agama Islam, diharapkan dan

7
Departemen Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta:
Dirjen. Binbaga Islam, 1992), hlm: 41
8
Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 1996. Hal: 177
telah membuktikan diri dapat menghasilkan keluaran atau output yang
berkualitas dan potensial untuk menjadi pendidik, khususnya di bidang
pendidikan agama Islam.
4. Madrasah dan pondok pesantren memiliki potensi yang cukup besar untuk
bersama-sama satuan pendidikan lainnya di dalam system pendidikan
nasional untuk menuntaskan wajib belajar tingkat SLTP dan pelaksana
pendidikan dasar 9 tahun. Dan atas dasar inilah Madrasah Ibtidaiyah dan
Madrasah Tsanawiyah merupakan lembaga pendidikan dasar. 9
Adapun madrasah umumnya didirikan atas inisiatif masyarakat Islam yang
tujuan umumnya adalah untuk mendidik para peserta didik memahami dan
mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan baik. Dengan dikeluarkanya PP
Nomor 28 tahun 1990 dimana pada pasal 4 ayat (2) disebutkan bahwa SD dan
SLTP yang berciri khas agama Islam yang dikelola oleh Departemen Agama
disebut Madrasah Ibtidaiah dan Madrasah Tsanawiyah. Dengan kenyataan ini,
tugas dan fungsi MI dan MTs menjadi ganda, yaitu:
1. Sebagai sekolah pendidikan Islam
2. Sebagai sekolah pendidikan dasar.
   Karenanya, keberdayaan fungsi Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah
Tsanawiyah makin kuat dan penting.
Dengan keadaan yang demikian, orang tidak bisa lagi menomor duakan
lembaga-lembaga pendidikan agama, terlebih-lebih bila lembaga pendidikan
agama terutama madrasah mampu memacu diri dengan berupaya maksimal
meningkatkan kualitas dalam berbagai aspeknya, tidak mustahil madrasah
nantinya akan menjadi alternatif pertama, pilihan masyarakat untuk memasukan
anak-anaknya. Sebab bagaimanapun disaat globalisasi melanda dunia seperti
sekarang ini, nilai-nilai etik dan moral sudah mulai luntur dan bergeser. Dalam
konteks ini madrasah sangat strategis untuk membendung arus demoralisasi
yang sangat merugikan.10

9
Hasbullah. Hal 178
10
Hasbullah. Hal 179
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hubungan pendidikan Islam dan pendidikan Nasional tidak dapat


dipisahkan,keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini
dikaitkan dengan konsep penyusunan sistem pendidikan nasional tersebut.
Suatu sistem pendidikan nasional harus mementingkan masalah eksistensi
umat manusia pada umumnya dan elcsistensi bangsa Indonesia khususnya
dalam hubungan masa lalu, masa kini dan kemungkinan perkembangan masa
depan.
Dan jika kita menengok kepada tujuan pendidikan sebagaimana tertuang
dalam tujuan pendidikan nasional ( pasal 4 UU no. 2 tahun 1989) yang
berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa. Sedangkan tujuan pendidikan
islam adalah sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani
menurut ajaran islam.
Dengan melihat kedua tujuan pendidikan diatas, baik tujuan pendidikan
nasional maupun tujuan pendidikan islam ada kesamaan yang ingin di
wujudkan yaitu: dimensi transcendental (ukhrowi) dan dimensi duniawi
(material).

B. Saran

Setitik harapan dari kami sebagai penyusun kepada semua pihak baik
pengkoreksi maupun pembaca untuk memberikan kritik dan saran kepada
kami. Karena makalah yang kami susun ini masih terlihat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami butuhkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, M. Ali dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan .Jakarta : Pedoman


Ilmu Jaya.2003.

Departemen Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sistem


Pendidikan Nasional .Jakarta: Dirjen. Binbaga Islam, 1992.

Ihsan, Fuad. Dasar Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 1996.

Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam. Jakarta:Prenada Media. 2004.

A Kholiq, Ismail. dan Nurul Huda. Paradigma Pendidikan Islam. (Semarang:


Pustaka Pelajar.2001.

Anda mungkin juga menyukai