Anda di halaman 1dari 22

URGENSI DAN FUNGSI ILMU PENDIDIKAN

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Dr. H. Suteja, M.Ag

Disusun Oleh

Kelompok 2

Khoirul Anam 2281010096

Audrey Adelya 2281010108

3/D

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur Penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya dan karunianya Penulis dapat menyelesaikan tugas tepat pada
waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “URGENSI DAN FUNGSI
PENDIDIKAN ISLAM.”. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimah kasih
yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam Bapak Dr.
H. Suteja, M.Ag yang telah memberikan tugas terstruktur ini. Penulis juga ingin
mengucapkan terimah kasih kepada pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini. Besar harapan Penulis bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan
bermanfaat. Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun belumlah sempurna
untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan
untuk membuat makalah selanjutnya. Sesudah dan sebelumnya Penulis ucapkan
terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Cirebon, 24 September 2023


Penulis.

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah ...................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
2.1 Urgensi Ilmu Pendidikan Islam dalam Kependidikan Islam ............ 3
2.2 Posisi atau Kedudukan Ilmu Pendidikan Islam dalam
KependidikanIslam ....................................................................................... 5
2.3 Fungsi Ilmu Pendidikan Islam dalam Kependidikan ......................... 6
A. Teori fungsi ilmu pendidikan islam ................................................. 6
B. Fungsi filsafais (teoritis ) dalam ilmu pendidikan Islam ................ 7
BAB III ............................................................................................................... 18
KESIMPULAN ................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam merupakan agama yang memiliki keseimbangan antara kehidupan


duniawi dan ukhrowi, serta mempunyai landasan nilai yang dapat
diimplementasikan dalam paparan tata praktisnya. Dalam rumusan strategi
kebudayaan yang mempunyai urgensi nilai nilai Islam menjadi signifikan untuk
diketengahkan sebagai alternatif penyelesaian terhadap wawasan budaya yang
timpang. Hanya dengan melalui pendidikan Islam yang dilaksanakan secara
optimal dan seimbang, maka tidak menutup kemungkinan permasalahan yang
muncul dalam lapangan kebudayaan akan terselesaikan. Dalam pendidikan
Islam yang menarik adalah nilai nilai substansial yang terkandung dalam
keseluruhan kemasan sistem yang di pergunakannya. Menurut ajaran Islam
fenomena dan proses pendidikan merupakan realisasi fungsi rububiyah Allah
terhadap manusia dalam rangka menyiapkan dan membimbing serta
mengarahkan agar mampu melaksanakan fungsi kekhalifahan di muka bumi
dengan sebaik-baiknya (Abdul Ghani, 1980). Dari konsep tersebut dapat
dipahami bahwa tujuan pendidikan Islam pada dasarnya tertuju kepada
terbentuknya kesiapan, kemampuan, dan kecakapan manusia untuk
melaksanakan tugas-tugas dan fungsi kekhalifahan sebagaimana yang
dikehendaki Allah SWT. Nilai-nilai universal islami yang menjadi ramuan pola
pikir, sikap dan perilaku umat Islam dalam kenyataan sejarah perkembangan
bangsa Indonesia secara tidak langsung telah berintegrasi dengan kehidupan
bangsa Indonesia, baik melalui adat kebiasaan umat Islam melalui akulturasi
yang panjang maupun proses enkulturisasi yang direkayasa melalui proses dan
rencana pendidikan. Sistem pendidikan Islam sudah merupakan suatu khazanah
pemeliharaan dan perkembangan nilai yang berintegrasi dengan sistem norma
yang mengikat adat kebiasaan dan pola hidup pada umumnya yang tercermin
pada pola pikir dan sikap yang jelas, khususnya mengenai masalah ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, ketatanegaraan, serta kehidupan sosial dan budaya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa urgensi ilmu pendidikan Islam dalam kajian kependidikan Islam?
2. Bagaimana posisi atau kedudukan ilmu pendidikan Islam dalam kajian
pendidikan Islam?
3. Bagaimana fungsi ilmu pendidikan Islam bagi praktek kependidikan?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui tentang teori urgensi ilmu pendidikan Islam dalam kajian
kependidikan Islam.
2. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan ilmu pendidikan Islam dalam
kajian pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui teori fungsi ilmu pendidikan Islam bagi praktek
kependidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Urgensi Ilmu Pendidikan Islam dalam Kependidikan Islam

Islam merupakan agama yang memiliki keseimbangan antara kehidupan


duniawi dan ukhrowi, serta mempunyai landasan nilai yang dapat
diimplementasikan dalam paparan tata praktisnya. Dalam rumusan strategi
kebudayaan yang mempunyai urgensi nilai nilai Islam menjadi signifikan untuk
diketengahkan sebagai alternatif penyelesaian terhadap wawasan budaya yang
timpang. Hanya dengan melalui pendidikan Islam yang dilaksanakan secara
optimal dan seimbang, maka tidak menutup kemungkinan permasalahan yang
muncul dalam lapangan kebudayaan akan terselesaikan. Dalam pendidikan
Islam yang menarik adalah nilai nilai subtansial yang terkandung dalam
keseluruhan kemasan sistem yang di pergunakannya. Menurut ajaran Islam
fenomena dan proses pendidikan merupakan realisasi fungsi rububiyah Allah
terhadap manusia dalam rangka menyiapkan dan membimbing serta
mengarahkan agar mampu melaksanakan fungsi kekhalifahan di muka bumi
dengan sebaik-baiknya (Abdul Ghani, 1980). Dari konsep tersebut dapat
dipahami bahwa tujuan pendidikan Islam pada dasarnya tertuju kepada
terbentuknya kesiapan, kemampuan, dan kecakapan manusia untuk
melaksanakan tugas-tugas dan fungsi kekhalifahan sebagaimana yang
dikehendaki Allah SWT. Nilai-nilai universal islami yang menjadi ramuan pola
pikir, sikap dan perilaku umat Islam dalam kenyataan sejarah perkembangan
bangsa Indonesia secara tidak langsung telah berintegrasi dengan kehidupan
bangsa Indonesia, baik melalui adat kebiasaan umat Islam melalui akulturasi
yang panjang maupun proses enkulturisasi yang direkayasa melalui proses dan
rencana pendidikan. Sistem pendidikan Islam sudah merupakan suatu khazanah
pemeliharaan dan perkembangan nilai yang berintegrasi dengan sistem norma
yang mengikat adat kebiasaan dan pola hidup pada umumnya yang tercermin

3
pada pola pikir dan sikap yang jelas, khususnya mengenai masalah ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, ketatanegaraan, serta kehidupan sosial dan budaya.
Jusuf Amir Feisal (1996:288) menjelaskan bahwa kehadiran pesantren yang
mempunyai sejarah lama dan merupakan awal pendidikan modern dalam
bentuknya seperti madrasah, perguruan tinggi Islam atau perguruan tinggi yang
bercorak keislaman. Sudah lama berkembang secara nasional bahkan secara
integral. Jaman sekarang pendidikan telah memberikan revisi terhadap citra
sekolah umum yang meniru barat. Hal yang sama juga terjadi pada pendidikan
non formal, mulai dari bentuk pengajian sampai dengan kursus-kursus yang
diselenggarakan oleh masjid hingga latihan-latihan keterampilan dan bela diri.
Juga tidak dapat disangkal peranan penyelenggara pendidikan in formal yang
membentuk keyakinan dan citra umat Islam Indonesia yang bersifat sekuler
yang berorientasi pada kehidupan keduniawian saja.
Dalam proses untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan hidup,
maka setiap orang/individu diperintahkan untuk belajar secara terus menerus
sepanjang hidupnya, dan hal itu merupakan konsekuensi logis ditetapkannya
manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Pendidikan merupakan bagian dari tugas kekhalifaan manusia. Oleh karena
itu, kegiatan pendidikan harus dilaksanakan secara konsisten dan penuh
tanggung jawab. Dalam hal ini Islam memberikan pandangan bahwa konsep-
konsep yang mendasar tentang pendidikan dan tanggung jawab umat muslim
untuk menjabarkan dan mengaplikasikannya ke dalam praktek pendidikan.
Pendidikan Islam merupakan keharusan mutlak untuk dilaksanakan secara
konsisten dengan penuh rasa tanggung jawab, guna mencapai kesejahteraan
hidup sebagai wujud peribadatan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ayat yang
pertama kali diturunkan oleh Allah SWT adalah berkaitan tentang urgensi
pendidikan, yakni iqra’, perintah membaca. Hasil usaha belajar membaca ayat-
ayat qur’aniyah, dapat menghasilkan ilmu agama seperti fikih, tauhid, akhlak
dsb. Sedangkan hasil dengan usaha membaca ayat-ayat kawniyah, dapat
menghasilkan sains seperti fisika, biologi, kimia, astronomi dan semacamnya.
Intinya ilmu yang bersumber dari ayat-ayat qur’aniyah dan kawniyah, harus

4
diperoleh melalui proses belajar membaca. Allah SWT memberi pendengaran,
penglihatan dan hati kepada manusia, agar dipergunakan untuk merenung,
memikirkan, dan memperhatikan apa-apa yang ada disekitarnya. Kesemuanya
ini, merupakan motivasi bagi segenap umat manusia untuk mencari ilmu
pengetahuan melalui jalur pendidikan, dan sekaligus merupakan kewajiban bagi
setiap muslim, sejak kecilnya sampai berusia lanjut. Pendidikan Islam di
samping sebagai kewajiban, mutlak dibutuhkan oleh setiap anak muslim untuk
kepentingan eksistensinya. Terutama di saat memasuki era globalisasi yang
penuh tantangan. pendidikan Islam yang menekankan aspek kecerdasan
spiritual memiliki format pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengembangan fitrah
kemanusiaan dalam mengantisipasi krisis spiritual di era globalisasi.

2.2 Posisi atau Kedudukan Ilmu Pendidikan Islam dalam Kependidikan Islam

Ilmu pengetahuan dalam Islam dipandang sebagai kebutuhan manusia


dalam mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan memberi kemudahan dalam
mengenal Tuhan. Oleh karena itu Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan
merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai makhluk Allah
SWT yang berakal. Kedudukan ilmu di dalam Islam memang sangat vital
bahkan merupakan fardhu Ain bagi tiap Muslim untuk mencarinya. Hal ini
seperti yang termaktub di dalam beberapa riwayat hadis. “Mencari ilmu adalah
kewajiban bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan. Ketiga ilmu itu
adalah ilmu yang menjadikan ibadah menjadi sah, ilmu yang mengesahkan
aqidah, dan ilmu yang menjadikan hati bersih. Inilah tiga ilmu yang setiap orang
Islam wajib mempelajarinya.
Dalam perspektif Islam, kedudukan ilmu sangat agung dan mulia. Ayat Al-
Qur’an dan hadis Rasulullah telah banyak menjelaskannya. Demikian pula para
ulama yang telah banyak menegaskan urgensi ilmu dalam karya-karya mereka.
Ilmu adalah komponen terpenting yang harus dimiliki setiap manusia. Tidak
ada satu pun peran dan fungsi yang dapat dilakukan oleh seseorang tanpa bekal
ilmu. Demikian pula halnya dalam dunia pendidikan, bekal kompetensi berupa
ilmu adalah hal mendasar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Seorang

5
yang berilmu (ahlu al-ilm) harus memiliki adab yang dengannya ia akan dapat
bersikap dengan tepat dalam menyikapi segala sesuatu. Betapapun tingginya
kadar keilmuan yang dimiliki, tidak menjadikannya takabbur dengan
mengandalkan logika semata dalam memahami hakikat sesuatu. Dengan adab
Islami pula mereka mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah SWT.

2.3 Fungsi Ilmu Pendidikan Islam dalam Kependidikan


A. Teori fungsi ilmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan Islam berfungsi sebagai petunjuk dalam mengatasi
masalah–masalah pendidikan Islam. Selain itu, jika merujuk pada fungsi
ilmu pengetahuan pada umumnya, ilmu pendidikan Islam juga memiliki
fjngsi menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol masalah masalah
pendidikan Islam. Ketiga fungsi ini dapat dijelaskan bahwa ilmu pendidikan
Islam merupakan kumpulan pengetahuan ilmiah islami yang berfungsi
menjelaskan berbagai gejala. Pendidikan Islam yang memungkinkan umat
Islam melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut
berdasarkan penjelasan yang ada. Penjelasan keilmuan memungkinkan
umat Islam memprediksi apa yang akan terjadi, dan berdasarkan ramalan
tersebut bisa melakukan upaya untuk mengontrol agar ramalan itu menjadi
kenyataan atau tidak.
Pada hakikatnya Pendidikan Islam adalah suatu proses yang sifatnya
berkelanjutan dan berkesinambungan. Berdasarkan hal ini maka tugas dan
fungsi pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya dan
berlangsung sepanjang kehidupan manusia tersebut. Konsepsi ini selaras
dengan perkembangan jasmani dan rohani manusia yang senantiasa dinamis
dan berkembang dari waktu ke waktu hingga akhir hayatnya.
Menurut M. Arifin sebagaimana dikutip oleh Samsul Nizar, tugas
pendidikan Islam secara umum adalah membimbing dan mengarahkan
peserta didik dari tahap ke tahap kehidupan nya sampai mencapai titik
kemampuan optimal. Adapun fungsi pendidikan Islam adalah menyediakan
fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan

6
lancar. Lebih jauh lagi, menurut Samsul Nizar tugas pendidikan Islam dapat
di tinjau dari tiga pendekatan yaitu pendidikan Islam sebagai
pengembangan potensi, pewarisan budaya, dan sebagai interaksi antara
potensi dan budaya. Pendidikan Islam sebagai pengembangan potensi
memposisikan dirinya dalam menemukan dan mengembangkan
kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat
diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Islam sebagai
pewarisan budaya adalah sebagai alat transmisi unsur-unsur pokok budaya
dari suatu generasi ke generasi berikutnya sehingga identitas umat tetap
terpelihara dari zaman ke zaman. Adapun pendidikan Islam sebagai proses
interaksi antara potensi dan budaya adalah merupakan proses transaksi
(memberi dan mengadopsi) antara manusia dan lingkungannya.
Dalam menjalankan fungsinya pendidikan Islam tidak begitu saja
dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya situasi dan kondusif.
Berdasarkan pertimbangan ini maka fungsi pendidikan Islam dapat di tinjau
segi struktural dan segi institusional. Dimensi struktural, pendidikan Islam
menurut adanya struktur organisasi yang mengatur jalannya proses
pendidikan. Sedangkan dimensi institusional mengisyaratkan tuntutan bagi
pendidikan Islam untuk dapat memenuhi kebutuhan dan mengikuti
perkembangan zaman. Dengan demikian pendidikan Islam bersifat elastis,
dinamis, dan kondusif.
Adapun menurut Abdul Rahman shaleh dalam buku pendidikan
agama dan pembangunan watak bangsa, fungsi agama Islam yaitu:
1. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
serta akhlak mulia.
2. Kegiatan pendidikan dan pengajaran.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa keilmuan dan IPTEK.
4. Mengembangkan semangat studi.
B. Fungsi filsafais (teoritis ) dalam ilmu pendidikan Islam
Filsafat adalah studi secara kritis mengenai masalah-masalah yang
timbul dalam kehidupan manusia dan merupakan alat dalam mencari jalan

7
keluar yang terbaik agar dapat mengatasi semua permasalahan hidup dan
kehidupan yang dihadapi. Filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh
suatu masyarakat atau bangsa merupakan asas dan pedoman yang melandasi
semua aspek kehidupan dan kehidupan bangsa, termasuk pendidikan.
Hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan menjadi sangat penting
sekali, sebab menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan.
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan
filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan,
menyelaraskan, mengharmoniskan, dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan
yang ingin dicapai.
Sebagai ilmu, pendidikan Islam bertugas untuk memberikan
penganalisaan secara mendalam dan terinci tentang problema-problema
kependidikan Islam sampai kepada penyelesaiannya. Pendidikan Islam
sebagai ilmu, tidak hanya melandasi tugasnya pada teori-teori saja, akan
tetapi memperhatikan juga fakta-fakta empiris atau praktis yang
berlangsung dalam masyarakat sebagai bahan analisa. Oleh sebab itu,
masalah pendidikan akan dapat diselesaikan bilamana didasarkan atas
keterkaitan hubungan teori dengan dan praktek. Antara pendidikan dan
masyarakat selalu terjadi interaksi atau saling mengembangkan, sehingga
satu sama lain untuk dapat mendorong perkembangan untuk mengkokohkan
posisi dan fungsi serta idealitas kehidupannya memerlukan landasan ideal
dan rasional yang memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan
sistematis tentang hakikat yang ada di balik masalah pendidikan yang
dihadapi. Dengan demikian, filsafat pendidikan menyumbangkan
analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang hakikat masalah yang
nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan
landasan atau petunjuk dalam proses kependidikan. Filsafat pendidikan
Islam memberikan pandangan objektif yang mendasar tentang kebutuhan
manusia terhadap pendidikan. Apalagi bila ditinjau dari ajaran Islam, di
mana kemampuan dalam segala bidang kehidupan harus dikuasai. Maka
filsafat pendidikan Islam berusaha menunjukkan arah ke mana pendidikan

8
Islam harus ditujukan. Tugas filsafat adalah melaksanakan pemikiran
rasional analisis dan teoritis secara mendalam dan mendasar melalui proses
pemikiran yang sistematis, logis, dan radikal tentang problema hidup dan
kehidupan manusia. Produk pemikirannya merupakan pandangan dasar
yang berintikan kepada “Trichotomi” (tiga kekuatan rohaniah pokok) yang
berkembang dalam pusat kemanusiaan manusia yang meliputi:
a. Individualitas: kemampuan mengembangkan diri pribadi sebagai
makhluk pribadi.
b. Sosialitas: kemampuan mengembangkan diri selaku anggota
masyarakat.
c. Moralitas: kemampuan mengembangkan diri selaku pribadi dan
anggota masyarakat berdasarkan moralitas (nilai-nilai moral dan
agama).
Ketiga kemampuan pokok rohaniah di atas berkembang dalam pola
hubungan tiga arah yang dinamakan “Trilogi Hubungan” yaitu:
a. Hubungannya dengan Tuhan, karena ia sebagai makhluk ciptaan-
Nya;
b. Hubungannya dengan masyarakat, karena ia sebagai anggota
masyarakat;
c. Hubungannya dengan alam sekitar, karena ia makhluk Allah yang
harus mengelola, mengatur, memanfaatkan kekayaan alam sekitar
yang terdapat di atas, di bawah, dan di dalam perut bumi ini.
Dikatakan bahwa antara filsafat dan pendidikan mempunyai
keterkaitan yang sangat erat di mana filsafat merupakan pandangan hidup
menentukan arah dan tujuan proses pendidikan. Untuk menjamin upaya
pendidikan dan proses pendidikan berjalan efektif, dibutuhkan landasan-
landasan filosofis dan ilmiah sebagai asas normatif dan pedoman
pelaksanaan pembinaan.Ali Khalil Abu Al-Ainain dalam Falsafah al-
Tarbiyah al-islamiyyah fi al-Qur’an al-Karim sebagaimana teruraikan
dalam bukunya Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam menyebutkan
bahwa untuk mengemukakan pengertian pendidikan Islam lebih baik

9
dikemukakan terlebih dahulu karakteristik pendidikan Islam, yakni : (1)
fisik, mental, akidah, akhlak, emosional, estetika, maupun sosial; (2)
pendidikan Islam bermaksud meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
secara seimbang dan sama; (3) pendidikan Islam bermaksud
mengembangkan semua aktivitas manusia dalam interaksinya dengan orang
lain, dengan menerapkan prinsip integritas dan keseimbangan; (4)
pendidikan Islam dilaksanakan secara kontinu dan terus-menerus tanpa
batas waktu, mulai dari proses pembentukan janin dalam rahim sang ibu
hingga meninggal dunia; dan (5) pendidikan Islam melalui prinsip
integritas, universal, dan keseimbangan, bermaksud mencetak manusia
yang memerhatikan nasibnya di dunia dan akhirat. Selain itu, Omar
Muhammad al-Taomy al-Syabany mengemukakan bahwa secara kegunaan
(aksiologi) bahwa setiap ilmu sudah pasti memiliki nilai guna. Adapun
kegunaan filsafat pendidikan Islam antara lain:
1. Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan
dan orang-orang yang melaksanakannya dalam suatu negara untuk
membentuk pemikiran sehat terhadap sistem pendidikan.
Memperbaiki peningkatan pelaksanaan pendidikan serta kaidah dan
cara mereka mengajar yang mencakup penilaian, bimbingan, dan
penyuluhan.
2. Filsafat pendidikan dapat menjadi asas terbaik untuk penilaian
pendidikan dalam arti yang menyeluruh.
3. Filsafat pendidikan Islam akan menolong dalam memberikan
pendalaman pemikiran bagi faktor-faktor spiritual, kebudayaan,
social, ekonomi, dan politik di negara kita.
Arifin mengatakan bahwa dilihat dari fungsi atau kegunaannya, maka
filsafat pendidikan Islam merupakan pemikiran yang mendasar dan
melandasi dengan mengarahkan proses pelaksanaan pendidikan Islam. Oleh
karena itu, filsafat pendidikan Islam seharusnya memberikan gambaran
tentang sampai mana proses tersebut dapat direncanakan dan dalam ruang
lingkup serta dimensi bagaimana proses tersebut dilaksanakan. Beliau juga

10
menjelaskan bahwa filsafat pendidikan Islam juga bertugas melakukan
kritik-kritik tentang metode-metode yang digunakan dalam proses
pendidikan Islam itu serta sekaligus memberikan pengetahuan mendasar
tentang bagaimana metode tersebut didayagunakan dan diciptakan agar
efektif dalam mencapai sebuah tujuan. Sehingga filsafat pendidikan Islam
itu memiliki tugas sebagai berikut:
1. Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses
pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan Islam.
2. Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan
pendidikan tersebut.
3. Melakukan evaluasi terhadap metode yang digunakan dalam proses
pendidikan tersebut.
Secara khusus Marimba menjelaskan tentang kegunaan filsafat
pendidikan Islam, menurutnya filsafat pendidikan Islam dapat dijadikan
sebagai pegangan pelaksanaan pendidikan yang menghasilkan generasi-
generasi baru yang berkepribadian muslim. Sehingga generasi baru
selanjutnya mengembangkan usaha pendidikan dan mungkin mengadakan
penyempurnaan atau penyusunan kembali filsafat yang mendasari usaha
pendidikan itu dan membawa hasil yang lebih besar. Dengan demikian
penulis dapat menyimpulkan bahwa kegunaan filsafat pendidikan Islam
berfungsi untuk mengarahkan dan memberikan landasan pemikiran yang
sistematik, mendalam, logis, universal, dan radikal terhadap berbagai
masalah yang dapat dioperasikan dalam bidang pendidikan, yang tidak lain
menggunakan acuan al-quran dan al Hadis.
Pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan
perkembangan masyarakat, karena pendidikan merupakan usaha melestarikan,
mengalihkan dan mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala
aspek dan jenisnya kepada generasi berikutnya. Begitu juga dengan peranan
pendidikan Islam di kalangan umat Islam merupakan salah satu bentuk
manifestasi dari cita-cita hidup Islam untuk melestarikan, mengalihkan dan
menanamkan (internalisasi) dan mentransformasikan nilai-nilai Islam tersebut

11
kepada pribadi generasi berikutnya sehingga nilai-nilai kultural religius yang
dicita-citakan dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari
waktu ke waktu. Apabila dilihat dari segi kehidupan kultural umat manusia,
pendidikan Islam merupakan salah satu alat kebudayaan bagi masyarakat.
Sebagai suatu alat, pendidikan Islam dapat difungsikan untuk mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia, sebagai makhluk pribadi dan
makhluk sosial untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan
kebahagiaan hidup diakhirat. Lebih dari itu, kebudayaan merupakan penopang
daripada pembangunan. Meskipun pembangunan dapat saja meng abaikan
kebudayaan, namun bagaimanapun kebudayaan akan mempengaruhi jalannya
pembangunan. Dalam hal ini, kedayagunaan pendidikan sebagai alat
pembudayaan sangat bergantung kepada pemegang alat tersebut, yaitu para
pendidik. Para pendidik memegang posisi kunci yang banyak menentukan
keberhasilan proses pendidikan, sehingga mereka dituntut persyaratan tertentu,
baik teoritis maupun praktis, dalam pelaksanaan tugasnya. Sementara itu faktor-
faktor yang bersifat internal seperti bakat atau pembawaan anak didik dan faktor
eksternal seperti lingkungan dalam segala dimensinya menjadi penopang dari
proses ikhtiar para pendidik. Untuk memperoleh gambaran tentang pola
berpikir dan berbuat dalam pelaksanaan pendidikan Islam diperlukan kerangka
pikir teoritis yang mengandung konsep-konsep ilmiah tentang kependidikan
Islam, di samping konsep-konsep operasionalnya dalam masyarakat. Dengan
kata lain bahwa untuk memperoleh suatu keberhasilan dalam proses pendidikan
Islam, diperlukan adanya ilmu pengetahuan tentang pendidikan Islam baik yang
bersifat teoritis maupun aplikatif. Argumentasi perlunya ilmu pendidikan Islam
teoritis dapat dilihat dari beberapa alasan sebagai berikut:
1. Pendidikan sebagai usaha membentuk pribadi manusia harus melalui
proses yang panjang, dengan hasil (resultant) yang tidak dapat diketahui
dengan segera, berbeda dengan membentuk benda mati yang dapat
dilakukan sesuai dengan keinginan pembuatnya. Dalam proses
pembentukan tersebut diperlukan suatu perhitungan yang matang dan
hati-hati berdasarkan pandangan dan pikiran-pikiran atau teori-teori

12
yang tepat, sehingga kegagalan dan kesalahan-kesalahan langkah
pembentukan terhadap anak didik dapat dihindarkan. Oleh karena
lapangan tugas dan sasaran pendidikan adalah makhluk yang sedang
hidup tumbuh dan berkembang yang mengandung berbagai
kemungkinan, apabila salah bentuk, maka akan sulit memperbaikinya.
2. Pendidikan Islam, yang bersumberkan nilai-nilai ajaran agama Islam di
samping menanamkan atau membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-
nilai tersebut, juga mengembangkan kemampuan berilmu pengetahuan
sejalan dengan nilai-nilai Islam yang melandasinya, merupakan proses
ikhtiari yang secara pedagogis mampu mengembangkan hidup anak
didik ke arah kedewasaan atau kematangan yang menguntungkan
dirinya. Oleh karena itu, usaha ikhtiari tersebut tidak dapat dilakukan
hanya berdasarkan atas trias and error (coba-coba) atau atas keinginan
dan kemauan pendidik tanpa dilandasi dengan teori-teori kependidikan
yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah pedagogis.
3. Islam merupakan agama wahyu yang diturunkan oleh Allah dengan
tujuan untuk mensejahterakan dan membahagiakan hidup dan
kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat,mempunyai arti
fungsional dan aktual dalam diri manusia bilamana dikembangkan
melalui proses kependidikan yang sistematis. Oleh karena itu teori-teori
pendidikan Islam yang disusun secara sistematis merupakan kompas
bagi proses tersebut.
4. Ruang lingkup kependidikan Islam adalah mencakup segala bidang
kehidupan manusia di dunia di mana manusia mampu memanfaatkan
sebagai tempat menanam benih-benih amaliah yang buahnya akan
dipetik diakhirat nanti, maka pembentukan sikap dan nilai-nilai amaliah
Islamiah dalam pribadi manusia baru dapat efektif bilamana dilakukan
melalui proses kependidikan yang berjalan di atas kaidah-kaidah ilmu
pengetahuan kependidikan.
5. Teori-teori, hipotesis dan asumsi-asumsi kependidikan yang
bersumberkan ajaran Islam sampai kini masih belum tersusun secara

13
ilmiah meskipun bahan-bahan bakunya telah tersedia, baik dalam kitab
suci al-quran dan al-hadis maupun pandangan ulama. Untuk itu
diperlukan penyusunan secara sistematis ilmiah yang didukung dengan
hasil penelitian yang luas.
Dari segi teoritis, pendidikan Islam merupakan konsep berpikir yang
bersifat mendalam dan terperinci tentang masalah kependidikan yang
bersumberkan ajaran Islam dari rumusan-rumusan tentang konsep dasar, pola,
sistem, tujuan, metode dan materi (substansi) kependidikan Islam yang disusun
menjadi suatu ilmu yang bulat. Pada tinjauan ini diungkapkan bagaimana
pandangan Islam tentang masalah kependidikan yang mungkin dapat
diaplikasikan melalui proses yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu
pengetahuan kependidikan pada umumnya. Dengan kata lain ilmu
kependidikan Islam dalam teori-teorinya mengadung konformitas (kesesuaian)
pandangan dengan teori-teori dalam ilmu pedagogik terutama yang menyangkut
anak didik, pendidik, alat-alat, dan cita-cita. Dalam teori kependidikan Islam
terkandung niai-nilai ilmiah pedagogik yang absah dalam dunia ilmu
pengetahuan, khususnya dunia ilmu pendidikan. Beragam konsepsi yang
berasal dari pandangan agama Islam dari al-quran dan al-hadis telah
diungkapkan oleh para sahabat atau ulama sebagai sumber bahan penganalisaan
bagi pembentukan teori-teori kependidikan Islam itu. Dalam upaya
mengembangkan pendidikan Islam itulah diperlukan kemampuan analisis para
mujtahid pendidikan Islam. Dalam memasuki domain pemikiran yang aplikatif,
pendidikan Islam lebih banyak menitikberatkan pada masalah bagaimana
proses kependidikan harus dilaksanakan dalam sistem, pola dan program
dengan berbagai metode yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan. Hal pertama
yang perlu diperhatikan adalah masalah operasional bagaimana agar proses
kependidikan yang dilaksanakan itu dapat berjalan, efektif dan efisien dalam
arti mampu membawakan misi agama Islam. Fakta dan informasinya dapat
diperoleh dalam sejarah perkembangan pendidikan Islam dari zaman ke zaman.
Ketika suatu komunitas memandang bahwa manusia tidak memerlukan lagi
norma dan nilai-nilai agama untuk memperkokoh kemajuan hidupnya, maka

14
usaha pendidikan yang dilakukan akan mengalami kegersangan nilai-nilai
kultural dari agama yang diperlukannya. Gejala demikian merupakan lampu
merah bagi kemunduran lembaga-lembaga kependidikan dari percaturan dunia
kependidikan. Pendidikan Islam baik teoritis maupun praktis mengalami
kecenderungan untuk berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan tempat
dan momen-momen yang dilaluinya. Tingkat perkembangan kebudayaan atau
peradaban masyarakat itulah yang banyak mewarnai corak dan isi pendidikan
Islam dalam arti bahwa tingkat kemajuan berpikir masyarakat Islam untuk
memperoleh kemajuan hidupnya di mana nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki
menjadi latar belakangnya, merupakan faktor yang mempengaruhi
perkembangan pendidikan Islam pada saat atau tingkat tertentu. Dari situ umat
Islam akan mendapat pola dan bentuk operasional kependidikan Islam yang
berbeda-beda dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya, meskipun dasar dan
tujuannya sama. Pendidikan Islam banyak berbaur dengan kebudayaan, karena
itu kebudayaan harus diikat dengan norma, etika dan agama. Agama Islam tidak
saja sebagai pengikat, melainkan juga sebagai sumber suatu kebudayaan.
Kebudayaan Islam diciptakan oleh orang Islam, karena orang Islam berpikir dan
bertindak sesuai dengan pedoman yang digariskan oleh ajaran Islam.
Pandangan dasar yang berhubungan dengan pengembangan teoritis ilmu
pendidikan Islam mencakup permasalahan kependidikan yang pada garis
besarnya dapat dianalisis dari aspek-aspek konsepsional, antara lain sebagai
berikut:
1. Hakikat pendidikan Islam adalah proses membimbing dan mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan anak didik agar menjadi manusia
dewasa sesuai tujuan pendidikan Islam.
2. Asas pendidikan Islam adalah asas perkembangan dan pertumbuhan
dalam kehidupan yang berkeseimbangan antara kehidupan duniawiyah
dan ukhrawiyah, jasmaniyah dan rohaniyah atau antara kehidupan
meteriil dan mental spiritual.
3. Modal dasar pendidikan Islam adalah kemampuan dasar (fitrah) untuk
berkembang dari masing-masing pribadi manusia sebagai karunia Allah.

15
Kemampuan dasar ini merupakan potensi mental-spiritual dan fisik
yang diciptakan Allah sebagai fitrah yang tidak bisa diubah atau dihapus
oleh siapapun, akan tetapi dapat diarahkan perkembangannya dalam
proses pendidikan sampai titik optimal yang berakhir pada takdir Allah.
Bagi masing-masing manusia kelainan watak kepribadian akibat
berbeda-bedanya kemampuan dasar dan keturunan merupakan sebuah
realitas individual yang menuntut kesempatan berkembang melalui
proses kependidikan yang cukup memadai (favourable).
4. Sasaran strategis pendidikan Islam adalah menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai agama dan nilai-nilai ilmu pengetahuan
secara mendalam dan meluas dalam pribadi anak didik, sehingga akan
terbentuk dalam dirinya sikap beriman dan bertakwa dengan
kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan istilah lain sasaran pendidikan Islam adalah
mengintegrasikan iman dan takwa dengan ilmu pengetahuan dalam
pribadi manusia untuk mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia dan
kebahagiaan diakhirat.
5. Ruang lingkup pendidikan Islam mencakup kegiatan-kegiatan
kependidikan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan
dalam bidang atau lapangan hidup manusia yang meliputi:
a. Lapangan hidup keagamaan, agar perkembangan pribadi manusia
sesuai dengan norma-norma ajaran Islam.
b. Lapangan hidup keluarga, agar berkembang menjadi keluarga yang
sejahtera.
c. Lapangan hidup ekonomi, agar dapat berkembang dalam sistem
ekonomi yang bebas dari penghisapan manusia oleh manusia.
d. Lapangan hidup kemasyarakatan, agar terbina masyarakat yang adil
dan makmur di bawah rida dan ampunan Allah.
e. Lapangan hidup politik, agar tercipta sistem demokrasi yang sehat
dan dinamis sesuai ajaran Islam.

16
f. Lapangan hidup seni budaya, agar menjadikan hidup manusia
penuh keindahan dan kegairahan yang tidak gersang dari nilai
moral agama.
g. Lapangan hidup ilmu pengetahuan, agar berkembang menjadi alat
untuk mencapai kesejahteraan hidup umat manusia yang
dikendalikan oleh iman.
6. Metode yang digunakan dalam proses pencapaian tujuan adalah metode
yang didasarkan atas pendekatan-pendekatan keagamaan (religius),
kemanusiaan (humanity) dan ilmu pengetahuan (scientific); Sistem
pendekatan tersebut dilakukan atas landasan nilai-nilai moral
keagamaan. Dengan demikian semboyan kaum atheis yang menyatakan
tujuan dapat menghalalkan segala cara (the aim saintifies the means),
bertentangan dengan pendidikan Islam.

17
BAB III
KESIMPULAN

Pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan
pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu
menimbulkan tangung jawab moral dan segala perbuatannya. Ilmu pendidikan
Islam adalah ilmu yang mempelajari tentang membimbing dan membina mental
anak didik sesuai dengan ajaran Islam yang bersumber pada al-qur’an dan hadits.
Pendidikan adalah transformasi ilmu pengetahuan, budaya, sekaligus nilai-nilai
yang berkembang pada suatu generasi agar ditransformasi kepada generasi
berikutnya.
Pendidikan mempunyai fungsi sebagai instrument penyiapan generasi
bangsa yang berkualitas dan pendidikan memiliki peran artikulasi dalam
membekali seseorang dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Sedangkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembentuk watak dan Peradaban bangsa dan
martabat” merupakan salah satu esensi utama dari ajaran agama, dan pendidikan
agama sebagai salah satu media yang sangat strategis untuk pembudayaan itu.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad D. Marimba. 1974. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-


Ma’arif.
As-Said, Muhammad. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Arifin, M. 2010. Ilmu Penididikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Agama RI. 2014. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Cet. 16; Jakarta: CV.
Darus Sunnah.
Daradjat, Zakiah. Dkk. 2008. Ilmu Pendidikan Islam, Cet. ke 8. Jakarta: Bumi
Aksara.
Idi, Jalaluddin dan Abdullah. 2014. Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan
Pendidikan Edisi Revisi. Cet. IV; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Knight, George R. 1982. Issue and Alternatives in Education Philosophy
(Michigan: Andrews University Press).
Rasyid, Anwar. 2011. Ilmu Pendidikan Islam (Teori & Aplikatif) Surabaya: TMP.
Uhbiyati,Nur. 1999. Ilmu Pendidikan Islam, Cet. II. Bandung: Pustaka Setia.
Wahid, Abdurrahman. 2007. Menggerakkan Tradisi, Cet. II. Yogyakarta:
LKiS.Wahyudi, M. Jindar. 2006. Nalar Pendidikan Qurani. Yogyakarta:
Apeiron Philotes.

19

Anda mungkin juga menyukai