Anda di halaman 1dari 11

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM:

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM & PEMIKIRAN


PENDIDIKAN ISLAM

( Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemikiran Pendidikan Islam)


Dosen Pengampu: Dr. M. Anas Ma’arif, M.Pd.

Oleh Kelompok 1:
1. Hamdlan Rofiqul Hidayat
2. gfhfh
3. Gvrvg
4. Bvr
5. rgr

HALAMAN S
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS K.H ABDUL CHALIM
2023

i
KATA PENGANTAR

Syukur dan Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah swt., Tuhan yang
maha memiliki 99 nama yang baik. Beserta shalawat dan pujian kami lantunkan
selalu, semoga tersampaikan kehadirat sayyidina Nabi Muhammad saw., keluarga
dan para sahabatnya.

Salam hormat dan ucapan terimakasih disampaikan kepada bapak Dr. M.


Anas Ma’arif, M.Pd., dosen pengampu mata kuliah Pemikiran Pendidikan Islam
yang telah memberikan tugas kepada kami dan mengajarkan kami, mengarahkan
kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Juga terimakasih disampaikankepada
teman-teman yang telah mendukung serta mengingatkan tugas makalah kami,
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Menyadari keterampilan menulis beserta kapasitas literasi yang dirasa


kurang, sehingga mungkin dapat terjadi kekurangan dalam penulisan makalah ini
yang kami lewatkan. Oleh karena itu kami memohon kepada pembaca sekalian
untuk mengkoreksi kembali makalah ini. Barangkali dari segi bahasa, struktur,
ataupun konten dari makalah yang kami buat ini terdapat kesalahan, kami
memohon saran-sarannya untuk perbaikan penulisan makalah di kemudian hari
dan sebagai tambahan pengetahuan kami.

Akhirnya, kami sampaikan selamat membaca dan menikmati wacana


yang kami sajikan. Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat untuk para
pembaca semua. Sekian dan terimakasih.

Mojokerto, 17 Oktober 2023

Pemakalah.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah...........................................................3

B. Mengetahui Karakteristik Surah Makkiyah dan Madaniyah........................8

C. Faedah Makkiyah dan Madaniyah..............................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ajaran Islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu
kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita, dan berlangsung
seumur hidup sejak dari buaian hingga ke liang lahat. Kedudukan hukum
tersebut secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan sebagai
bagian yang tak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan umat manusia,
dalam hal ini hubungannya antara manusia dengan Tuhannya, hubungan
antara manusia dengan alam, dan hubungan antara manusia dengan
manusia lainnya.
Dalam Mappasiara, menyebutkan dari Abuddin Nata dalam kitab
Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan wa-jibin ‘ala al-insan ma’rifat al-ilahi bi
istiqan yang artinya diwajibkan atas setiap manusia mengetahui Tuhannya
dengan penuh keyakinan.1 Pernyataan tersebut kemudian melandasi
kewajiban dan aktivitas belajar manusia untuk memahami alam semesta
dan saling berinteraksi dengan sesama manusia.
Pendidikan menjadi salah satu sarana belajar yang dibutuhkan
manusia sebagai kebutuhan mengasah keterampilan sosial, bimbingan
pengetahuan, serta sebagai sara bertumbuh menjadikan seseorang
berkepribadian dewasa dan matang. Aktivitas membentuk kepribadian
tersebut dilakukan melalui rangkaian mengajar dan diajarkan, dengan
mentransmisikan nilai-nilai yang sesuai berikut perkembangan zaman di
mana manusia itu tinggal. Dengan demikian pendidikan menyandang misi
keseluruhan aspek kebutuhan hidup dan berproses sejalan dengan
dinamika hidup serta perubahan-perubahan yang terjadi. Sebagai akibat
logisnya maka pendidikan senantiasa mengandung pemikiran dan kajian,
baik secara konseptual maupun secara operasional, sehingga diperoleh

1
Mappasiara, “FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM”, Filsafat Pendidikan Islam: UIN Alauddin
Makassar, (2017), Vol. 4, h. 269.

1
2

relevansi dan kemampuan menjawab tantangan serta memecahkan


masalah-masalah yang dihadapi oleh umat manusia.
Menekankan kembali, bahwa aktivitas pendidikan di dalam lembaga
pendidikan merupakan upaya berpikir manusia untuk menemukan jawaban
terhadap masalah yang dihadapi. Aktivitas pendidikan dan upaya berpikir
menemukan suatu solusi tersebut menurut tulisan Suhari menunjukkan
kegiatan berfikir filosofis, jikan mendayagunakan akal budi secara radikal,
integral, dan memandang masalah secara universal.2
Para ahli di bidang pendidikan telah melakukan berbagai kajian yang
melahirkan berbagai cabang disiplin ilmu baru, seperti filsafat pendidikan,
pendidikan agama, sosiologi pendidikan, psikologi pendidikan, politik
pendidikan dan sosiologi.3 Namun khusus dalam kajian filsafat/filsafat
pendidikan merupakan pemikiran adanya pelaksanaan pendidikan. Sebagai
pendorong yang membentuk paradigma manusia dewasa untuk berpikir
menyelesaikan suatu masalah. Sehingga dapat diuraikan bahwa pendidikan
secara praktis merupakan pelaksanaan ide-ide filsafat, khususnya dalam
mendorong adanya Pendidikan Islam.
Sehingga berdasarkan paparan di atas, berikut akan dibahas lebih
dalam tentang Pemikiran Pendidikan Islam dan relevansinya dengan
paradigma pendidikan serta landasannya dalam pemikiran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Pemikiran Pendidikan Islam?
2. Apa saja sumber landasan berpikir Pendidikan Islam?
3. Bagaimana kontribusi dan relevansi pemikiran terhadap Pendidikan
Islam?

2
Suhari, “PERBEDAAN DAN PERSAMAAN FILSAFAT DENGAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN
ISLAM”, Educational Journal: IAIN Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas, (2023), Vol. 3, h.23.
3
Mappasiara, “FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM”, h. 270.
3

C. Tujuan
1. Untuk menyamakan persepsi tentang pengertian Pemikiran Pendidikan
Islam.
4. Untuk mengetahui sumber-sumber yang menjadi landasan berpikir
Pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui poin-poin kontribusi dan relevansi pemikiran
terhadap Pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemikirian dan Pendidikan Islam


Secara etimologi, pemikiran berasal dari kata dasar “pikir” (dari
bahasa Arab‫) فك ر‬, yang berarti proses, cara, atau aktifitas memikir, yakni
menggunakan akal budi untuk memutuskan suatu masalah dengan
mempertimbangkan segala sesuatu secara bijaksana. Dengan kata lain,
pemikiran adalah upaya cerdas dari proses kerja akal dan kalbu untuk
melihat gejala dan berusaha mencari solusinya secara bijaksana. 4 (A.
Susanto, 2009: 2-3)
Sedangkan pendidikan merupakan sutau proses penyiapan generasi
muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya
secara lebih efektif dan efisien (Azra, 2002:3). Pendidikan tidak hanya
sebagai transfer of knowledge, melainkan transformasi nilai-nilai dan
pembentukan karakter dengan segala aspeknya. Sementara pengajaran
merupakan proses pengalihan ilmu pengetahuan daro seorang pengajar
(guru) kepada orang yang diajar (murid, siswa, peserta didik).
Pendidikan adalah proses pembentukan individu berdasarkan ajaran
Islam untuk mencapai derajat tinggi sehingga mampu menunaikan tugas
ke khalifahannya dan berhasil mewujudkan kebahagiaan dunia dan akhirat
(Nata, 2010: 10). Jadi pendidikan Islam lebih luas cakupannya dan lebih
luhur tujuannya karena tidak hanya mencetak manusia menjadi orang yang
berpengetahuan dan mampu menjalankan tugas kepemimpinan di dunia,
namun juga mencetak manusia menjadi hamba Allah yang berbahagia di
sisi Tuhannya (akhirat).
Pendidikan Islam berbeda dengan pendidikan sekuler (Barat) yang
hanya membentuk manusia-manusia yang pandai di bidangnya (spesialis)
dan menitik beratkan pada pencapaian kebahagiaan jasmani atau materiil
belaka dan tidak memperdulikan aspek moral, sehingga produknya adalah

3
4

manusia-manusia intelek namun tidak bermoral dan dengan mudahnya


mereka menggunakan ilmu pengetahuan mereka demi kepentingan
individual semata, tidak demi kemaslahatan umat. Pendidikan Islam lebih
mengarahkan manusia untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat secara
seimbang, tahu bagaimana berakhlak yang baik terhadap Allah sebagai
Penciptanya, terhadap sesame manusia maupun makhluk Tuhan yang
diglainnya.
Secara terminologi, pemikiran pendidikan Islam adalah serangkaian
proses kerja akal dan kalbu yang dilaksanakan secara serius dalam melihat
berbagai masalah yang ada dalam pendidikan Islam dan berusaha untuk
membangun paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi
pembinaan dan pengembangan peserta didik secara paripurna (A. Susanto,
2009: 3-4). Jadi lewat pendekatan ini diharapkan pendidikan Islam mampu
menghantarkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya, bukan hanya
cerdas dan berilmu, melainkan juga berakhlakul karimah.
Pemikiran Pendidikan Islam Seyyed Hossein Nasr Nasr melihat
bahwa pandangan ini tidak dapat dibenarkan, karena penolakan terhadap
sufisme dan mengkambing hitamkannya sebagai penyebab kemunduran,
akibatnya Islam direduksi sampai tinggal hanya merupakan doktrin
syari’at yang kaku, dan pada akhirnya syari’at itu sendiri tidak berdaya
menghadapi ”serangan intelektual yang bertubi-tubi” Barat. Pemikiran
filsafat, beliau memberikan pandangan pada filsafat perennial. Yang
dimaksud Nasr dengan filsafat perennial adalah kearifan tradisional dalam
Islam. Pikiran-pikiran Nasr disekitar ini muncul sebagai reaksi terhadap
apa yang dilihatnya sebagai krisis manusia modern. Peradaban modern
khususnya di Barat dan ditumbuh kembangkan di dunia Islam menurut
Nasr telah gagal mencapai tujuannya, yakni semakin terduksinya integritas
kemanusiaan. Dengan demikian, filsafat perennial Sayyid Hossein Nasr
adalah respon yang dimunculkannya setelah melihat dengan seksama
krisis manusia modern.
5

B. Sumber-Sumber Landasan Berpikir Pendidikan Islam

C. Relevansi Pemikiran terhadap Pendidikan Islam


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai