Disusun oleh:
Sadili Hidayat
Rofie Uddin
Riandi Soleh
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
Rahmat ,hidayah serta karunianya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan tugas makalah pemikiran pendidikan islam yang berjudul
‘’Epistemologi pendidkan islam ’’ tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah ‘’ tak ada gading yang tak retak ‘’. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir . serta
kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan . Amin!
A. Latar belakang
Pada awal era modern para pemikir modern dan pemimpin muslim
mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan sebagai upaya memajukan
umat, terutama untuk menghadapi hegemoni sosial, ekonomi dan
kebudayaan Barat. Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan
memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan
masyarakat, ekonomi dan budaya tersebut. Oleh sebab itu, pendidikan
merupakan usaha melestrarikan dan mengalihkan serta
mentranspormasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek dan
jenisnya kepada generasi penerus. Pendidikan sebagai cara paling efektif
untuk menghadapi persoalaan kejumudan dan kemunduran umat selama
ini. Pendidikan Islam diharapkan bisa mengakomodasikan
perkembanganperkembangan baru di Barat.
Meskipun demikian Pendidikan Islam sebagai ilmu, sampai saat ini
masih kurang mendapatkan perhatian yang serius di kalangan pemikir-
pemikir muda, khususnya dalam kajian filosofinya. Padahal kajian filosofi
suatu ilmu merupakan kajian inti yang menjadi landasan pengembangan
ilmu tersebut. Karena itu sangat urgen sekarang untuk kembali menelusuri
kajian-kajian Ilmu Pendidikan Islam dari sudut pandang filosufinya.1
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani Episteme yang berarti
pengetahuan atau ilmu pengetahuan dan logos yang berarti pengetahuan
atau informasi. Jadi, epistemologi dikatakan sebagai pengetahuan tentang
pengetahuan atau teori pengetahuan.2
Selanjutnya, pengertian epistemologi yang lebih jelas daripada
pengertian tersebut, diungkapkan oleh Dagobert D. Runes. Dia
menyatakan, bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas
sumber, struktur, metode-metode dan validitas pengetahuan. Sementara
itu, Azzumardi Azra menambahkan, bahwa epistemologi sebagai “ilmu
yang membahas tentang keaslian, pengertian, struktur, metode dan
validitas ilmu pengetahuan.3
Setiap ilmu pengetahuan seharusnya diinspirasi dari haril kerja
epistemologinya. Pendidikan Islam harus dibangun dan dikembangkan
berdasarkan epistemologi untuk menciptakan pendidikan Islam yang
bermutu dan berdaya saing tinggi untuk bisa bertahan dan memimpin.
Upaya penggalian, penemuan dan pengembangan pendidikan Islam bisa
efektif dan efisien, bila didasarkan epistemologi pendidikan Islam.4
Sehingga pengembangan pendidikan Islam secara konseptual maupun
secara aplikatif harus dibangun dari epistemologi pendidikan Islam secara
menyeluruh.
Maka epistemologi pendidikan Islam menekankan pada upaya,
cara, atau langkah-langkah untuk mendapatkan pengetahuan pendidikan
Islam. Jelaslah bahwa aktivitas berfikir dalam epistemologi adalah
aktivitas yang paling mampu mengembangkan kreatifitas keilmuan
dibanding ontologi dan aksiologi.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud Epistemologi pendidikan islam?
1
Abdul Ghofur, “Kontruksi Epistemologi Pendidikan Islam”, Jurnal
Kependidikan Islam, Volume 02, Nomer 02 (Desember 2016) , 239-240
2
Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia, 2005), 212
3
Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga : 2005), 4.
4
Ibid., 207
2. Bagaimana sistem epistemologi pendidikan islam?
3. Bagaimana upaya membangun epistemologi pendidikan islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui epistemologi pendidikan islam
2. Untuk mengetahui sistem epistemologi pendidikan islam
3. Untuk mengetahui upaya membangun epistemologi pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian epistemologi pendidikan islam
Dari beberapa literatur dapat disebutkan bahwa Epistemologi
adalah teori pengetahuan, yaitu membahas tentang bagaimana cara
mendapatkan pengetahuan dari
obyek yang ingin dipikirkan.5 D.W. Hamlyn Mendefinisikan epistemologi
sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup
pengetahuan dan pengandaipengandaiannya serta secara umum hal itu
dapat diandalkannya sebagai penegasan bahwa orang memiliki
pengetahuan.6 Selanjutnya, Prof. Dr. Ahmad Tafsir, menjelaskan bahwa
epistemologi sain adalah ilmu yang membahas tentang objek pengetahuan
sain, cara memperoleh pengetahuan dan cara mengukur benar tidaknya
pengetahuan itu.7 Sementara pengertian Pendidikan Islam menurut Syekh
5
MujamilQomar, EpistemologiPendidikan Islam
DariMetodeRasionalHinggaMetodeKritik,
(Jakarta: Erlangga, 2005),43
6
MachfudzIbawi, ³Modus Dialog di PerguruanTinggi Islam,
´dalamAminHusniet.al.,
CitraKampusReligiusUrgensiDialogKonsepTeoritikEmpirikDenganKonsepNorma
tif Agama, (Surabaya:PT. Bina Ilmu, 1986), 100
7
Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi
Pengetahuan,
Muhammad Al-Naquib Al-Attas ialah usaha yang dilakukan pendidik
terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan yang secara
berangsur-angsur ditanamkan ke dalam manusia tentang tempat-tempat
yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian
rupa sehingga hal ini dapat membimbing kearah pengenalan dan
pengakuan akan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan
kepribadian.8 Lebih lanjut An- Naquib Al-Attas menawarkan satu istilah
kunci dalam memahami konsep pendidikan Islam yaitu istilah adab.9
Karena adab adalah disiplin tuubuh, jiwa dan ruh; disiplin yang
menegaskan pengenalan dan pengakuan tempat yang tepat dalam
hubungannya dengan kemampuan dan potensi jasmaniah, intelektual dan
ruahniah.Pendidikan Islam menitikberatkan kepada bimbingan jasmani-
rohani berdasarkan ajaran Islam dalam membentuk akhlak mulia.10
Musthafa Al-Ghulayaini mengatakan bahwa pendidikan Islam
adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak pada masa
pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat,
sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam)
jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan, dan cinta
bekerja untuk memanfaatkan tanah air.11 Dan menurut Zuhairini
pendidikan Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan
kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau sesutu upaya
dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan, dan berbuat berdasarkan
nilai-nilai Islam, serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.12
Dari beberapa definisi dua kata tersebut, yakni epistemologi dan
Pendidikan Islam dapat dijelaskan bahwa Epistemologi Pendidikan Islam
13
Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga : 2005),
218
14
Ibid., h. 219.
15
A.M. Saefuddin, dkk., “Konsep Pendidikan Agama: Sebuah Pendidikan
Integratif-inovatif”, dalam A.M. Saefuddin et.al., Desekularisasi Pemikiran:
Landasan Islamisasi, (Bandung: Mizan, 1991), h. 102
tapi harus dilakukan secara total dan integratif berdasarkan petunjuk-
petunjuk wahyu untuk menjamin arah pemecahan yang benar. Dengan
mengubah sistem pendidikan Islam sesuai dengan petunjuk-petunjuk
wahyu diharapkan mampu merombak tatanan-tatanan sosial dan kultural
yang terdapat pada umat Islam agar mereka menjadi pemikir yang energik,
produsen yang produktif, pengembang yang kreatif, atau pekerja yang
memiliki semangat tinggi. Pada masing-masing kondisi ini dilapisi iman,
takwa, dan akhlak yang mulia. Pembangunan sistem pendidikan Islam
yang diarahkan pada dimensi dialektika horisontal dan dimensi
ketundukan vertikal secara ballance (seimbang) ini perlu senantiasa
diwujudkan dalam praktek pendidikan untuk membuktikan konsistensi
terhadap harapan-harapan yang bersifat normatif dan kemampuan
membentuk pola-pola sistem pendidikan yang diajukan sebagai alternatif
dalam mengatasi problem-problem pendidikan akibat penerapan sistem
pendidikan Islam yang selama ini terpengaruh sistem pendidikan Barat.16
20
Qomar, Epistemologi Pendidikan, h. 250.
Adapun substansi ilmu dalam filsafat ilmu mengacu pada moralitas
ketauhidan dan pencarian ridha Allah. Penjabaran ridha Allah adalah
pengembangan watak dan sifat yang mengacu pada asmaul-husna.21
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Epistemologi Pendidikan Islam adalah objek pengetahuan, cara
memperoleh pengetahuan dan cara mengukur benar tidaknya pengetahuan
yang berkaitan dengan
pembentukan kepribadian, akhlak, mengembangkan fitrah dan semua
potensi manusia
secara maksimal sehingga menjadi muslim yang baik, memiliki pola pikir
logis-kritis,
beriman, bertaqwa, berguna bagi diri dan lingkungannya, dan dapat
mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat sesuai dengan ajaran Islam.
Epistemologi merupakan ilmu pendidikan islam yang menekankan
pada upaya, cara, atau langkah-langkah untuk mendapatkan pengetahuan
pendidikan islam. Jelaslah bahwa aktifitas berfikir dalam epistemology
adalah aktifitas yang paling mampu mengembangkan kreatifitas keilmuan
disbanding ontology dan aksiologi. Upaya mewujudkan epistemologi ilmu
pendidikan Islam. Pertama, adalah tataran asumsi. Kedua, adalah tataran
postulasi. Postulasi dimaksud adalah pada tataran ontologisnya, yaitu
bahwa keteraturan tersebut tampil dalam eksistensi kebenaran yang
tunggal. Ketiga, tataran tesis. Tesis dimaksud adalah tesis epistemologis.
Ada beberapa tesis epistemologis, yaitu: 1) bahwa wahyu adalah
2001), h. 100.
merupakan kebenaran mutlak. 2) akal budi manusia adalah dlaif. 3) bahwa
ujud kebenaran yang dicapai dapat berupa eksistensi sensual, logik, etik
atau transsendental.
DAFTAR PUSTAKA
Ghofur Abdul, “Kontruksi Epistemologi Pendidikan Islam”, Jurnal Kependidikan
Islam, Volume 02, Nomer 02 (Desember 2016) ,
Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia, 2005),
Qomar Mujamil, EpistemologiPendidikan Islam Dari Metode Rasional Hingga
Metode Kritik, (Jakarta: Erlangga, 2005),
MachfudzIbawi, Modus Dialog di PerguruanTinggi Islam,´dalamAminHusniet.al.,
CitraKampusReligiusUrgensiDialogKonsepTeoritikEmpirikDenganKonsepNorma
tif Agama, (Surabaya:PT. Bina Ilmu, 1986),
Tafsir Ahmad, Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi
Pengetahuan, (Bandung: Rosda Karya, 2009),
Syekh Muhammad Al-Naquib Al-Attas, KonsepPendidikandalam Islam;
SuatuRangkaPikirFilsafatPendidikan Islam, (Bandung:Mizan, 1984),
Shofan.Moh,PendidikanBerparadigmaProfetik;UpayaKonstruktifMembongkarDi
kotomiSistemPendidikan Islam, (Jogjakarta:UGM PressJawaTimur, 2004),
Ihsan, Hamdani, FilsafatPendidikan Islam, (Bandung: CV PustakaSetia, 1998),
Zuhairini, FilsafatPendidikan Islam, (Jakarta: BumiAksara, 1995),
A.M. Saefuddin, dkk., “Konsep Pendidikan Agama: Sebuah Pendidikan
Integratif-inovatif”, dalam A.M. Saefuddin et.al., Desekularisasi Pemikiran:
Landasan Islamisasi, (Bandung: Mizan, 1991),
Al-Faruqi Ismail Raji, Islamisasi Pengetahuan, diterjemahkan oleh Anas
Wahyuddin, (Bandung: Pustaka, 1984),
Ismail SM dkk, Paradigma Pendidikan Islam, , (Semarang : Pustaka Pelajar,
2001),