Kelompok 1
Rahmiyati 2011013
Nabila 2011027
BANGKA BELITUNG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Adapun tujuan dari ditulisnya makalah ini adalah unutk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Pendidikan Islam. Selain itu, juga sebagai penambah wawasan mengenai pendidik dan
peserta didik bagi para pembaca dan penulis.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Hadarah, M.Ag selaku dosen
mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam atas bimbingan yang telah diberikan sehingga secara
langsung dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami
dalami. Kami selaku penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berbagi pengetahuannya sehingga membantu sekali dalam proses penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, dibutuhka kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………….....3
B. Rumusan Masalah 3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………….11
B. Saran…………………………………………………………………………………......11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan zaman ini sudah menjadi wajar dan lumrah adanya
inovasiinovasi terhadap teknologi yang dapat memudahkan setiap sendi kehidupan
manusia. Sejalan dengan itu pasti inovasi itu telahir daripada berkembangnya cabang-
cabang ilmu pengetahuan pula dewasa ini.
Sedangkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan juga tak terlepas daripada
peran filsafat yang telah menjadi alat untuk berfikir secara radikal agar dapat menemukan
ide-ide inovatif dalam perkembangan teknologi.
Selain daripada sisi teknologi ada banyak sekali sektor yang dapat dijangkau oleh
filsafat sebagai alat berfikir serta jembatan untuk dapat mengupayakan pembaruan atau
inovasi yang dapat lebih menyempurnakan dari yang sederhana menuju yang rumit
terkhusus pada pendidikan.
Sedangkan pendidikan sendiri adalah suatu hal yang bisa dibahas secara
kompleks. Baik dari segi sosial-historis hingga segi politis, yang merupakan pembahasan
klasik namun selalu aktual hingga dewasa ini terlebih dari sisi pendidikan Islam. Karena
itu menjadi menarik jika melibatkan pembahasan pendidikan islam, terlebih dalam
kacamata filsafat.
Karena pendidikan sendiri tidak bisa lepas dari kerangka berfikir yang mendalam
sebagaimana khas daripada filsafat. Dan dalam makalah kali ini kami ingin
mendesiminasikan tentang filsafat pendidikan islam yang dimana menilik pendidikan
pada umumnya dan pendidikan Islam khususnya dari kacamata filsafat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari filsafat pendidikan islam?
2. Apa tujuan dari mempelajari filsafat pendidikan islam?
3. Apa saja ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan islam?
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Pendidikan
Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah daya upaya untukmemajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dantubuh
anak. Bagian-bagian itu tidak boleh terpisahkan agar kita dapat
memajukankesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak yang kita didik
sesuai dengandunianya dan dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.3
1
Abdul Khobir,Filsafat Pendidikan Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2007), hlm. 1
2
Abuddin Nata,Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 3
3
Abdul Khobir, Op.cit., hlm. 3
4
pengembangan dan aktivitas kependidikan islam haruslah benar-benar merupakan
realisasi atau pengembangan dari ajaran islam itu sendiri.4
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa filsafat pendidikan Islam merupakan suatu
kajian secara filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang
didasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadits sebagi sumber primer dan pendapatpara ahli, khususnya
para filosof muslim, sebagai sumber sekunder. Secara singkat dapatdikatakan filsafat pendidikan
Islam adalah filsafat pendidikan Islam yang didasarkan padaajaran Islam atau filsafat yang
dijiwai oleh Islam.5
4
Muhammad As Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Mitra Pustaka, 2011), hlm. 10
5
Abuddin Nata, Op.cit, hlm. 15
6
Muhammad As Said, Op.cit., hlm. 9-10
5
Ada dua dimensi dalam kajian filsafat islam, yaitu dimensi makro dan dimensi mikro.
1. Dimensi makro
Pokok-pokok pembahasan filsafat pendidikan islam yang berdimesi makro
diantaranya yaitu:
a. Kosmologi merupakan pemikiran yang berhubungan dengan alam semesta, ruang,
dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai ciptaan Tuhan, proses kejadian dan
perkembangan hidup manusia di alam nyata dan lain-lain.
b. Ontology merupakan pemikiran tentang masalah asal kejadian alam semesta
darimana asalnya, bagaimana proses penciptaannya dan kemana akhirnya.
Pemikiran ontology pada akhirnya akan menentukan bahwa ada sesuatu yang
menciptakan alam semesta ini, apakah pencipta itu bersifat kebendaan (materi)
atau bersifat kerohanian (immateri), apakah itu banyak/berbilang atau tunggal/esa.
c. Epismologi merupakan pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber
pengetahuan manusia diperoleh, apakah dari akal pikiran, apakah dari
pengalaman indrawi, apakah dari perasaan/ ilustrasi, apakah dari Tuhan.
d. Aksiologi merupakan pemikiran tentang masalah nilai-nilai, misalnya nilai moral,
etika, estetika nilai religius, dan sebagainya. Menurut George Thomas, merupakan
aksiologi mengandung pengertian lebih luas daripada etika atau nilai kehidupan
yang bertaraf lebih tinggi.7
2. Dimensi mikro
Adapun dimensi mikronya seperti masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan
pendidikan, misalnya masalah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum,
metode, dan lingkungan sekolah.8
a. Tujuan Pendidikan Islam
Tugas utama pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip
psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang
terealisasi melalui penyampaian keterangan, dan pengetahuan agar peserta didik
mengetahui, memahami, menghayati dan meyakini materi yang diberikan serta
meningkatkan keterampilan olah pikir.
7
Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hlm. 12
8
Abuddin Natta, Filsafat Pendidikan Islam, (Ciputat: Gaya Media Pratama, 2005), hlm. 16
6
Dan tujuan akhir pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia
sebagai seorang Muslim yang seluruh sikap dan aktivitas kehidupannya
senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai ajaran Islam, baik dalam hubungannya dengan
Allah, dengan manusia, maupun hubungannya dengan alam sekitarnya. Dengan
demikian, peran seorang Muslim baik sebagai individu maupun sebagai bagian
dari suatu komunitas masyarakat akan dapat menjalankan tugasnya sebagai
Khalîfah fî al-Ardh yang dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk mengelola
alam raya ini demi kepentingan kesejahteraan seluruh umat manusia. Bukan
memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk mengeksploitasi alam demi kepentingan
individu, segelintir, atau sekelompok manusia saja.
7
berbagai tantangan yang datang, meskipun tantangan itu nyaris melenyapkan jiwa
beliau beserta keluarga dan sahabatnya, namun beliau tetap menjalankan
da’wahnya. Oleh karena itu, seorang pendidik hendaknya dapat meniru berbagai
sikap dan perilaku Rasulullah saw. dalam menjalankan profesinya sebagai
pendidik, baik pendidik dalam pengertian sempit maupun pendidik dalam arti
yang lebih luas.
Di samping komponen pendidik, yang juga turut menentukan tercapainya
tujuan pendidikan adalah peserta didik. Dalam paradigma pendidikan Islam,
peserta didik adalah orang yang belum dewasa yang memiliki berbagai potensi
dasar (fitrah) yang dapat dikembangkan. Disini peserta didik dalam tinjauan
Filsafat Pendidikan Islam adalah makhluk Allah yang terdiri dari jasmani dan
rohani yang belum mencapai taraf kematangan, baik dari aspek fisik, mental,
intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu ia senantiasa memerlukan
bantuan (bimbingan) orang lain agar dapat mengembangkan semua aspek tersebut
secara optimal melalui proses pendidikan. Potensi dasar yang dimiliki peserta
didik, kiranya tidak akan dapat berkembang tanpa melalui pendidikan, karena
Islam memandang bahwa setiap anak yang lahir dibekali dengan berbagai potensi
(fitrah), lingkunganlah (orang tua, sekolah, masyarakat, dll) yang dapat
mengantarkan ke arah mana potensi itu akan berkembang (positif atau negatif).
8
ideologi suatu negara, daerah, potensi alam yang dapat dikembangkan, maupun
berbagai latar belakang budaya dari suatu masyarakat yang dinggap tidak
bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Singkatnya, Filsafat Pendidikan
Islam menghendaki sebuah pengembangan kurikulum yang berlandaskan ajaran
Islam.
e. Lingkungan Sekolah
Tempat berlangsungnya proses pendidikan, atau suasana pendukung
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan baik bagi pendidik dan anak didik pada taraf
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Lingkungan pendidikan merupakan hal yang juga turut mempengaruhi
proses pendidikan dalam mencapai tujuan yang optimal. Artinya, bagaimanapun
baiknya potensi yang ada dalam diri peserta didik, namun jika tidak didukung
oleh suatu lingkungan pendidikan yang baik, maka potensi tersebut akan sulit
9
dikembangkan secara maksimal. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang
memadukan antara teori pembawaan (fitrah) peserta didik dengan lingkungan,
baik itu lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan dalam arti lembaga
pendidikan.
Filsafat Pendidikan Islam, menghendaki agar lingkungan (terutama
lingkungan lembaga pendidikan) benar-benar ditata sedemikian rupa dengan latar
belakang filosofi yang digali dari nilai-nilai ajaran Islam. Dengan penataan
lingkungan lembaga pendidikan yang dasar filosofinya digali dari ajaran Islam,
maka akan dapat memberikan nuansa dan corak terhadap proses pembelajaran dan
karakter peserta didik yang Islami.
Sebagai contoh, sebuah gedung bangunan yang dibangun dengan posisi
menghadap kiblat, latar belakang filosofisnya adalah melambangkan sebagai
seorang intelektual yang senantiasa berdiri menghadap kiblat dalam melakukan
pengabdian atau menyemah kepada Allah. Demikian pula sebuah ruang kelas
misalnya yang ditata dengan berbagai simbol keislaman. Semua ini akan dapat
memberikan nuansa dan pengaruh terhadap karakter peserta didik. Singkatnya,
Filsafat Pendidikan Islam menghendaki suatu lingkungan pendidikan yang
bercorak Islami sehingga dapat memberikan nuansa yang Islami pula terhadap
perkembangan peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
Filsafat Pendidikan Islam adalah suatu aktifitas berfikir menyeluruh dan
mendalam dalam rangka merumuskan konsep, menyelenggarakan atau mengatasi
berbagai problem Pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan makna dan nilai dalam
Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Filsafat Pendidikan dapat membantu para perancang dan pelaksana pendidikan
dalam suatu negara atau wilayah, dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dalam
rangka untuk menentukan arah dan tujuan ke mana pendidikan beserta hasilnya akan
diarahkan, sesuai dengan cita-cita negara atau wilayah yang bersangkutan.
Ruang lingkup filsafat Pendidikan Islam terdiri dari dua dimensi. Yang pertama
dimensi makro seperti kosmologi, ontology,epismologi, dan aksiologi. Yang kedua yaitu
dimensi mikro adalah masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti
masalah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.
B. Saran
Demikian makalah yang telah kami sampaikan. Manusia dalam berbuat tentunya terdapat
kesalahan yang sifatnya tersilap dari yang telah ditetapkan atau seharusnya. Di akhir
makalah ini, kami mengharapkan sekali kritik dan saran dari para pembaca agar dalam
penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Kami selaku penulis mohon maaf
apabila dalam penulisan makalah ini terdapat perkataan yang kurang berkenan di hati
para pembaca, dan kami juga mengucapkan terima kasih banyak atas kritik dan saran
yang telah diberikan kepada kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amiin Yaa Rabbal A’lamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Khobir, Abdul. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
11
As Said, Muhammad. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Nizar, Samsul., dan Ramayulis. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Nata, Abuddin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Ciputat: Gaya Media Pratama.
12