Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam


Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Dr. Hadarah, M.Ag

Kelompok 1

Jumviany Nur Akbariyah 2011002

Rahmiyati 2011013

Nabila 2011027

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEIKH ABDURRAHMAN AS-SIDDIK

BANGKA BELITUNG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Adapun tujuan dari ditulisnya makalah ini adalah unutk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Pendidikan Islam. Selain itu, juga sebagai penambah wawasan mengenai pendidik dan
peserta didik bagi para pembaca dan penulis.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Hadarah, M.Ag selaku dosen
mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam atas bimbingan yang telah diberikan sehingga secara
langsung dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami
dalami. Kami selaku penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berbagi pengetahuannya sehingga membantu sekali dalam proses penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, dibutuhka kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Pangkalpinang, 09 Oktober 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………….....3

B. Rumusan Masalah 3

BAB II PEMBAHASAN 4

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam …………………………………………………….………..4

B. Tujuan Filsafat Pendidikan Islam………………………………………………………………..…


5

C. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam………………….…………………………..…6


BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………....11

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………….11

B. Saran…………………………………………………………………………………......11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangan zaman ini sudah menjadi wajar dan lumrah adanya
inovasiinovasi terhadap teknologi yang dapat memudahkan setiap sendi kehidupan
manusia. Sejalan dengan itu pasti inovasi itu telahir daripada berkembangnya cabang-
cabang ilmu pengetahuan pula dewasa ini.
Sedangkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan juga tak terlepas daripada
peran filsafat yang telah menjadi alat untuk berfikir secara radikal agar dapat menemukan
ide-ide inovatif dalam perkembangan teknologi.
Selain daripada sisi teknologi ada banyak sekali sektor yang dapat dijangkau oleh
filsafat sebagai alat berfikir serta jembatan untuk dapat mengupayakan pembaruan atau
inovasi yang dapat lebih menyempurnakan dari yang sederhana menuju yang rumit
terkhusus pada pendidikan.
Sedangkan pendidikan sendiri adalah suatu hal yang bisa dibahas secara
kompleks. Baik dari segi sosial-historis hingga segi politis, yang merupakan pembahasan
klasik namun selalu aktual hingga dewasa ini terlebih dari sisi pendidikan Islam. Karena
itu menjadi menarik jika melibatkan pembahasan pendidikan islam, terlebih dalam
kacamata filsafat.
Karena pendidikan sendiri tidak bisa lepas dari kerangka berfikir yang mendalam
sebagaimana khas daripada filsafat. Dan dalam makalah kali ini kami ingin
mendesiminasikan tentang filsafat pendidikan islam yang dimana menilik pendidikan
pada umumnya dan pendidikan Islam khususnya dari kacamata filsafat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari filsafat pendidikan islam?
2. Apa tujuan dari mempelajari filsafat pendidikan islam?
3. Apa saja ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan islam?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam


1. Pengertian Filsafat
Secara harfiah filsafat berasal dari kataphiloyang berarti cinta,dansophosyang
berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta ilmu atau hikmah. 1
Dan menurut istilah filsafat memiliki beberapa definisi yang didasarkan para
pemikiran para ahli filsafat. Menurut Perwantana filsafat adalah berfikir secara
mendalamdan bersungguh-sungguh. Herbert mengatakan filsafat adalah suatu
pekerjaan yang timbul dari pemikiran. Sedangkan menurut Sidi Gazalba filsafat
adalah berfikir secara mendalam,sistematik, radikal dan universal dalam rangka
mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.2

2. Pengertian Pendidikan
Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah daya upaya untukmemajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dantubuh
anak. Bagian-bagian itu tidak boleh terpisahkan agar kita dapat
memajukankesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak yang kita didik
sesuai dengandunianya dan dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.3

3. Pengertian Pendidikan Islam


Pendidikan islam adalah pendidikan islami, pendidikan yang punya karakteistik dan
sifat keislaman, yakni pendidikan yang didirikan dan dikembangkan diatas dasar
ajaran islam. Hal ini memberi arti yang signifikan, bahwa seluruh pemikiran dan
aktivitas pendidikan islam tidak mungkin lepas dari ketentuan bahwa semua

1
Abdul Khobir,Filsafat Pendidikan Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2007), hlm. 1
2
Abuddin Nata,Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 3
3
Abdul Khobir, Op.cit., hlm. 3

4
pengembangan dan aktivitas kependidikan islam haruslah benar-benar merupakan
realisasi atau pengembangan dari ajaran islam itu sendiri.4

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa filsafat pendidikan Islam merupakan suatu
kajian secara filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang
didasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadits sebagi sumber primer dan pendapatpara ahli, khususnya
para filosof muslim, sebagai sumber sekunder. Secara singkat dapatdikatakan filsafat pendidikan
Islam adalah filsafat pendidikan Islam yang didasarkan padaajaran Islam atau filsafat yang
dijiwai oleh Islam.5

B. Tujuan filsafat pendidikan islam


Dapat dijelaskan, bahwa Filsafat Pendidikan Islam mengacu pada landasan pendidikan
islam, di samping memberikan penjelasan-penjelasan dan membantu menyelesaikan
berbagai masalah pendidikan. Atau untuk jelasnya, kita rincikan di bawah ini:6
a. Merupakan landasan atau dasar bagi pendidikan islam, di samping membantu atau
menunjang terhadap berbagai tujuan bermacam-macam fungsi pendidikan islam
serta meningkatkan mutu dalam pemecahan problematika pendidikan. Lebih
mengintensifkan tindakan dan memberikan bobot bagi keputusan yang diambil,
termasuk perencanaan pendidikan, begitu juga untuk memperbaiki pembaharuan
pelaksanaan pendidikan serta prinsip dan metode mengajar, yang mencakup
evaluasi, bimbingan, dan penyuluhan.
b. Dari segi lain, filsafat pendidikan islam membentuk system pendidikan yang khas,
yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai islami. Nilai-nilai yang
dikembangkan pada masyarakat kaum muslimin, dengan kebudayaan dan suasana
perekonomian, social, dan politik serta dengan semua tuntutan pada masa dan
tempat dimana kita hidup sekarang ini.

C. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam

4
Muhammad As Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Mitra Pustaka, 2011), hlm. 10
5
Abuddin Nata, Op.cit, hlm. 15
6
Muhammad As Said, Op.cit., hlm. 9-10

5
Ada dua dimensi dalam kajian filsafat islam, yaitu dimensi makro dan dimensi mikro.
1. Dimensi makro
Pokok-pokok pembahasan filsafat pendidikan islam yang berdimesi makro
diantaranya yaitu:
a. Kosmologi merupakan pemikiran yang berhubungan dengan alam semesta, ruang,
dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai ciptaan Tuhan, proses kejadian dan
perkembangan hidup manusia di alam nyata dan lain-lain.
b. Ontology merupakan pemikiran tentang masalah asal kejadian alam semesta
darimana asalnya, bagaimana proses penciptaannya dan kemana akhirnya.
Pemikiran ontology pada akhirnya akan menentukan bahwa ada sesuatu yang
menciptakan alam semesta ini, apakah pencipta itu bersifat kebendaan (materi)
atau bersifat kerohanian (immateri), apakah itu banyak/berbilang atau tunggal/esa.
c. Epismologi merupakan pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber
pengetahuan manusia diperoleh, apakah dari akal pikiran, apakah dari
pengalaman indrawi, apakah dari perasaan/ ilustrasi, apakah dari Tuhan.
d. Aksiologi merupakan pemikiran tentang masalah nilai-nilai, misalnya nilai moral,
etika, estetika nilai religius, dan sebagainya. Menurut George Thomas, merupakan
aksiologi mengandung pengertian lebih luas daripada etika atau nilai kehidupan
yang bertaraf lebih tinggi.7

2. Dimensi mikro
Adapun dimensi mikronya seperti masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan
pendidikan, misalnya masalah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum,
metode, dan lingkungan sekolah.8
a. Tujuan Pendidikan Islam
Tugas utama pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip
psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang
terealisasi melalui penyampaian keterangan, dan pengetahuan agar peserta didik
mengetahui, memahami, menghayati dan meyakini materi yang diberikan serta
meningkatkan keterampilan olah pikir.
7
Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hlm. 12
8
Abuddin Natta, Filsafat Pendidikan Islam, (Ciputat: Gaya Media Pratama, 2005), hlm. 16

6
Dan tujuan akhir pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia
sebagai seorang Muslim yang seluruh sikap dan aktivitas kehidupannya
senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai ajaran Islam, baik dalam hubungannya dengan
Allah, dengan manusia, maupun hubungannya dengan alam sekitarnya. Dengan
demikian, peran seorang Muslim baik sebagai individu maupun sebagai bagian
dari suatu komunitas masyarakat akan dapat menjalankan tugasnya sebagai
Khalîfah fî al-Ardh yang dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk mengelola
alam raya ini demi kepentingan kesejahteraan seluruh umat manusia. Bukan
memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk mengeksploitasi alam demi kepentingan
individu, segelintir, atau sekelompok manusia saja.

b. Pendidik dan Peserta Didik


Pendidik dan peserta didik merupakan dua komponen terpenting dalam
suatu proses pendidikan. Dipundak seorang pendidik terletak sebuah tanggung
jawab yang besar untuk mengantarkan peserta didik ke arah tujuan pendidikan
yang dicita-citakan. Namun, dibalik beratnya tugas dan tanggungjawab seorang
pendidik, di dalamnya juga terkandung makna betapa besar dan mulianya profesi
seorang pendidik. Seorang pendidik, di samping bertugas sebagai transfer of
knowledge (mentransfer ilmu pengetahuan) terhadap peserta didik, juga yang
tidak kalah pentingnya terutama dalam pendidikan Islam, seorang pendidik adalah
bagaimana ia dapat bertindak sebagai transfer of value (mentransfer nilai-nilai;
akhlak, etika, dll) terhadap peserta didik. Sebab apalah artinya seorang peserta
didik yang mahir dan menguasai sebuah disiplin ilmu pengetahuan, namun
kosong dari nilai-nilai akhlak atau etika. Bukanlah peserta didik yang semacam
ini dikehendaki oleh Filsafat Pendidikan Islam. Pendidikan Islam berbeda dengan
konsep pendidikan lannya, pendidikan Islam menekankan penguasaan aspek
keilmuan sekaligus aspek kepribadian (sikap, tingkah laku, etika, dan akhlak)
terhadap peseta didik.
Dalam konsepsi Islam, Muhammad saw. adalah merupakan al-Mu‘allim
al-Awwal (pendidik pertama dan utama). Dalam sikap beliau sehari-hari
(terutama ketika menjalankan da’wah Islam) tercermin sikap seorang pendidik
yang berakhlak mulia, ulet, sabar, tekun, dan sebagainya dalam menghadapi

7
berbagai tantangan yang datang, meskipun tantangan itu nyaris melenyapkan jiwa
beliau beserta keluarga dan sahabatnya, namun beliau tetap menjalankan
da’wahnya. Oleh karena itu, seorang pendidik hendaknya dapat meniru berbagai
sikap dan perilaku Rasulullah saw. dalam menjalankan profesinya sebagai
pendidik, baik pendidik dalam pengertian sempit maupun pendidik dalam arti
yang lebih luas.
Di samping komponen pendidik, yang juga turut menentukan tercapainya
tujuan pendidikan adalah peserta didik. Dalam paradigma pendidikan Islam,
peserta didik adalah orang yang belum dewasa yang memiliki berbagai potensi
dasar (fitrah) yang dapat dikembangkan. Disini peserta didik dalam tinjauan
Filsafat Pendidikan Islam adalah makhluk Allah yang terdiri dari jasmani dan
rohani yang belum mencapai taraf kematangan, baik dari aspek fisik, mental,
intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu ia senantiasa memerlukan
bantuan (bimbingan) orang lain agar dapat mengembangkan semua aspek tersebut
secara optimal melalui proses pendidikan. Potensi dasar yang dimiliki peserta
didik, kiranya tidak akan dapat berkembang tanpa melalui pendidikan, karena
Islam memandang bahwa setiap anak yang lahir dibekali dengan berbagai potensi
(fitrah), lingkunganlah (orang tua, sekolah, masyarakat, dll) yang dapat
mengantarkan ke arah mana potensi itu akan berkembang (positif atau negatif).

c. Kurikulum Peserta Didik


Adalah seperangkat perencanaan dan media untuk mengantarkan lembaga
pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan.
Dalam pengertian yang lain kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai
rencana kegiatan anak didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan
pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program
agar dapat diterapkan dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan
mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam tinjauan Filsafat Pendidikan Islam, kurikulum harus disusun
melalui berbagai latar belakang pertimbangan pemikiran, baik latar belakang

8
ideologi suatu negara, daerah, potensi alam yang dapat dikembangkan, maupun
berbagai latar belakang budaya dari suatu masyarakat yang dinggap tidak
bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Singkatnya, Filsafat Pendidikan
Islam menghendaki sebuah pengembangan kurikulum yang berlandaskan ajaran
Islam.

d. Metode Pendidikan Islam


Adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan
pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat Islam sebagai supra
sistem.
Pengertian metode biasanya disandingkan atau disejajarkan dengan
pengertian teknik, yang mana keduanya saling berhubungan. Sedangkan teknik
pendidikan islam adalah langkah-langkah konkrit pada waktu seorang pendidik
melaksanakan pengajaran di kelas.
Metode pendidikan dalam tinjauan Filsafat Pendidikan Islam, adalah
pemikiran yang melatar belakangi suatu cara yang digunakan dalam
menyampaikan materi dalam proses pendidikan. Dalam pendidikan Islam metode
yang digunakan digali dari berbagai sumber ajaran Islam, yakni Al-Quran, Hadis,
atau riwayat-riwayat para Nabi dalam menjalankan da’wahnya. Dalam Al-Quran
misalnya terdapat banyak kisah para nabi dan orang-orang mukmin yang dapat
dijadikan sebagai metode kisah Qur’ani.

e. Lingkungan Sekolah
Tempat berlangsungnya proses pendidikan, atau suasana pendukung
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan baik bagi pendidik dan anak didik pada taraf
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Lingkungan pendidikan merupakan hal yang juga turut mempengaruhi
proses pendidikan dalam mencapai tujuan yang optimal. Artinya, bagaimanapun
baiknya potensi yang ada dalam diri peserta didik, namun jika tidak didukung
oleh suatu lingkungan pendidikan yang baik, maka potensi tersebut akan sulit

9
dikembangkan secara maksimal. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang
memadukan antara teori pembawaan (fitrah) peserta didik dengan lingkungan,
baik itu lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan dalam arti lembaga
pendidikan.
Filsafat Pendidikan Islam, menghendaki agar lingkungan (terutama
lingkungan lembaga pendidikan) benar-benar ditata sedemikian rupa dengan latar
belakang filosofi yang digali dari nilai-nilai ajaran Islam. Dengan penataan
lingkungan lembaga pendidikan yang dasar filosofinya digali dari ajaran Islam,
maka akan dapat memberikan nuansa dan corak terhadap proses pembelajaran dan
karakter peserta didik yang Islami.
Sebagai contoh, sebuah gedung bangunan yang dibangun dengan posisi
menghadap kiblat, latar belakang filosofisnya adalah melambangkan sebagai
seorang intelektual yang senantiasa berdiri menghadap kiblat dalam melakukan
pengabdian atau menyemah kepada Allah. Demikian pula sebuah ruang kelas
misalnya yang ditata dengan berbagai simbol keislaman. Semua ini akan dapat
memberikan nuansa dan pengaruh terhadap karakter peserta didik. Singkatnya,
Filsafat Pendidikan Islam menghendaki suatu lingkungan pendidikan yang
bercorak Islami sehingga dapat memberikan nuansa yang Islami pula terhadap
perkembangan peserta didik.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

10
Filsafat Pendidikan Islam adalah suatu aktifitas berfikir menyeluruh dan
mendalam dalam rangka merumuskan konsep, menyelenggarakan atau mengatasi
berbagai problem Pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan makna dan nilai dalam
Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Filsafat Pendidikan dapat membantu para perancang dan pelaksana pendidikan
dalam suatu negara atau wilayah, dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dalam
rangka untuk menentukan arah dan tujuan ke mana pendidikan beserta hasilnya akan
diarahkan, sesuai dengan cita-cita negara atau wilayah yang bersangkutan.
Ruang lingkup filsafat Pendidikan Islam terdiri dari dua dimensi. Yang pertama
dimensi makro seperti kosmologi, ontology,epismologi, dan aksiologi. Yang kedua yaitu
dimensi mikro adalah masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti
masalah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.

B. Saran
Demikian makalah yang telah kami sampaikan. Manusia dalam berbuat tentunya terdapat
kesalahan yang sifatnya tersilap dari yang telah ditetapkan atau seharusnya. Di akhir
makalah ini, kami mengharapkan sekali kritik dan saran dari para pembaca agar dalam
penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Kami selaku penulis mohon maaf
apabila dalam penulisan makalah ini terdapat perkataan yang kurang berkenan di hati
para pembaca, dan kami juga mengucapkan terima kasih banyak atas kritik dan saran
yang telah diberikan kepada kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amiin Yaa Rabbal A’lamiin.

DAFTAR PUSTAKA

Khobir, Abdul. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.

Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

11
As Said, Muhammad. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Nizar, Samsul., dan Ramayulis. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Nata, Abuddin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Ciputat: Gaya Media Pratama.

12

Anda mungkin juga menyukai