Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN TUJUAN FILSAFAT PENDIDIKAN


ISLAM

Dosen Pengampu: Dr. H. As’aril Muhajir, M. Ag

Disusun Oleh:

1. Muhammad Ihsan Nawawi (126201212217)


2. Fahmi Nuris Salma (126201212218)
3. Mochamad Surya Alam (126201212219)
4. Atira Qotrunnada (126201213235)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Bapak Dr. H. As’aril Muhajir, M. Ag, mata kuliah Filsafat Pendidikan
Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. H. As’aril
Muhajir, M. Ag selaku dosen mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam yang telah
memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada
kami semua sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
bersedia untuk berbagi sebagian dari pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari, makalah yang kami tulis
ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang kami
mengerti. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
memperbaiki apa yang kurang dan salah dari makalah yang kami susun.

Tulungagung, 24 Februari 2022

Penyusun
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap orang memiliki filsafat, walaupun ia mungkin tidak sadar akan hal
tersebut. Kita semua mempunyai ide-ide tentang benda-benda, tentang Tuhan,
kematian, sejarah, arti kehidupan, benar atau salah, keindahan atau kejelekan dan
sebagainya. Banyak orang termenung pada suatu waktu. Kadang-kadang karena ada
kejadian yang membingungkan dan kadang-kadang hanya karena ingin tahu dan
berpikir sungguh-sungguh tentang soal-soal yang pokok. Hal tersebut merupakan
falsafi, usaha untuk mendapatakan jawaban atau pemecahan terhadapnya telah
menimbulkan teori-teori dan sistem pemikiran. Oleh karena itu, filsafat dimulai oleh
rasa heran, bertanya, dan memikir tentang asumsi-asumsi kita yang mendasar, maka
kita perlukan untuk meneliti bagaimana filsafat itu menjawabnya.
Filsafat sebagai pandangan hidup terkait dengan sistem nilai yang sekaligus jadi
pandangan hidup. Dalam pandangan islam, sistem nilai yang jadi pandangan hidup
ini menyatu dan identik dengan nilai-nilai ajaran islam itu sendiri. Dengan nilai-
nilai ajaran itu pula yang akan diupayakan untuk diwujudkan dalam kehidupan yang
nyata, antara lain melalui proses pendidikan. Sebagai landasan dasar, Filsafat
Pendidikan Islam akan memperkuat bangunan sebuah sistem pendidikan islam.
Sebagai sebuah sistem, pendidikan Islam punya pijakan yang kuat dan jelas.
Sementara dalam fungsinya sebagai tujuan, Filsafat Pendidikan Islam ikut memberi
kejelasan tentang arah dan target pencapaian yang diprogramkan dalam sistem
pendidikan islam. Dengan demikian, Filsafat Pendidikan Islam tidak dapat
dilepaskan hubungannya dari masalah-masalah yang menyangkut kependidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Filsafat Pendidikan Islam?
2. Bagaimana ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam?
3. Bagaimana tujuan Filsafat Pendidikan Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Filsafat Pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui tujuan Filsafat Pendidikan Islam
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam


Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, philo yang berarti cinta dalam arti
yang luas, yaitu ingin dan karena itu berusaha mencapai yang diinginkan itu; sophia
artinya kebijakan dalam arti pandai, pengertian yang mendalam, cinta pada kebijakan.
Filsafat memang dimulai dari rasa ingin tahu, keingintahuan manusia ini kemudian
melahirkan pemikiran. Manusia memikirkan apa yang ingin diketahuinya, pemikiran
inilah yang kemudian disebut sebagai filsafat. Dengan berfilsafat, manusia menjadi
pandai. Pandai artinya juga tahu atau mengetahui, dengan kepandaiannya manusia
harusnya menjadi bijaksana. Bijaksana adalah tujuan dari mempelajari filsafat itu
sendiri.
Filsafat Pendidikan Islam merupakan kajian filosofis mengenai berbagai masalah
pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam. Kajian filosofis digunakan dalam Filsafat
Pendidikan Islam artinya merupakan pemikiran secara mendalam, sistematik, radikal,
dan universal dalam mencari kebenaran, inti atau hakikat pendidikan Islam.
Terdapat berbagai pendapat para ahli yang mencoba merumuskan pengertian
Filsafat Pendidikan Islam. Salah satunya adalah Muayyin Arifin yang mengatakan
bahwa Filsafat Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah konsep berpikir tentang
kependidikan yang berlandaskan ajaran-ajaran agama Islam tentang hakikat
kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan, serta dibimbing menjadi
manusia yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam. Definisi tersebut
memberikan kesan bahwa Filsafat Pendidikan Islam sama dengan filsafat pada
umumnya, dalam arti bahwa Filsafat Pendidikan Islam mengkaji tentang berbagai
masalah yang ada hubungannya dengan pendidikan. Bedanya dengan filsafat
pendidikan pada umumnya adalah bahwa di dalam Filsafat Pendidikan Islam semua
masalah kependidikan tersebut selalu didasarkan kepada ajaran Islam yang bersumber
Al-Qur’an atau al-Hadits. Dengan kata lain, kata Islam yang mengiringi kata filsafat
pendidikan itu menjadi sifat, yakni sifat dari pemikiran filsafat tersebut.
Sedangkan Abuddin Nata mendefinisikan Filsafat Pendidikan Islam sebagai suatu
kajian secara filsafat mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan
pendidikan yang didasarkan pada Al-Qur'an dan al-Hadist sebagai sumber primer dan
pendapat para ahli khususnya para filosof muslim sebagai sumber sekunder. Selain itu,
Filsafat Pendidikan Islam dikatakan Abuddin Nata suatu upaya menggunakan jasa
filosofis, yakni berpikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal tentang
masalah-masalah pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum,
metode, dan lingkungan dengan menggunakan Al-Qur'an dan al-Hadist sebagai dasar
acuannya.1
Terdapat 2 hal pokok yang patut diperhatikan dari pengertian filsafat Pendidikan
Islam:
1. Kajian menyeluruh, mendalam, dan spekulatif terhadap kandungan Al-Qur’an
atau al-Hadist dalam rangka merumuskan konsep dasar pendidikan Islam.
Artinya, Filsafat Pendidikan Islam memberikan jawaban bagaimana pendidikan
dapat dilaksanakan sesuai dengan tuntunan nilai-nilai Islam. Misalnya saja
ketika muncul pertanyaan bagaimana aplikasi pendidikan Islam menghadapi
tantangan millennium III, maka Filsafat Pendidikan Islam melakukan kajian
mendalam dan menyeluruh sehingga melahirkan konsep pendidikan Islam yang
akan diaktualisasikan di era millennium III.
2. Kajian menyeluruh, mendalam, dan spekulatif dalam rangka mengatasi
problema yang dihadapi pendidikan Islam. Misalnya ketika suatu konsep
pedidikan Islam diterapkan dan ternyata dihadapkan kepada berbagai problema
tadi. Aktivitas melakukan kajian yang menghasilkan konsep dan perilaku
mengatasi problem pendidikan Islam tersebut merupakan makna dari Filsafat
Pendidikan Islam

B. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam


Penjelasan mengenai ruang lingkup ini mengandung indikasi bahwa Filsafat
Pendidikan Islam telah diakui sebagai sebuah disiplin ilmu. Sebagai sebuah disiplin
ilmu, mau tidak mau Filsafat Pendidikan Islam harus menunjukkan dengan jelas
mengenai bidang kajiannya atau cakupan pembahasannya. Muzayyin Arifin
menyatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan Islam berarti memasuki arena
pemikiran yang mendasar, sistematik, logis, dan menyeluruh (universal) tentang

1 Ahmad Syar’I, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Firdaus,2005), 7.


pendidikan, yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh pengetahuan agama Islam saja,
melainkan menuntut kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan. Pendapat ini
memberi petunjuk bahwa ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam adalah masalah-
masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan pendidikan,
masalah guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.2
Pemikiran dan kajian tentang Filsafat Pendidikan Islam menyangkut tiga hal pokok,
yaitu penelaahan tentang filsafat, pendidikan, dan penelaahan tentang Islam. Oleh
karena itu, setiap orang yang berminat dan menerjunkan diri dalam dunia filsafat
pendidikan Islam seharusnya memahami dan memiliki modal dasar tentang filsafat,
pendidikan, dan Islam.
Kajian dan pemikiran mengenai pendidikan pada dasarnya menyangkut aspek yang
sangat luas dan menyeluruh, bahkan seluruh aspek kebutuhan atau kehidupan umat
manusia, khususnya umat Islam. Ketika dilakukan kajian dan dirumuskan pemikiran
mengenai tujuan pendidikan Islam, maka tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup umat
manusia. Karena tujuan pendidikan Islam pada hakikatnya dalam rangka mencapai
tujuan hidup umat manusia, sehingga esensi dasar tujuan pendidikan islam sebenarnya
sama dengan tujuan hidup umat manusia. Menurut Ahmad D. Marimba, sesungguhnya
tujuan pendidikan Islam identik dengan tujuan hidup setiap muslim.3
Filsafat Pendidikan Islam merumuskan tujuan pendidikan dalam rangka mencapai
tujuan hidup umat manusia. Bila tujuan hidup umat Islam untuk mencapai derajat
ketaqwaan yang sempurna maka tujuan pendidikan Islam yang dirumuskan filsafat
pendidikan Islam tentu pembinaan anak didik dalam rangka menjadi manusia muttaqin
(orang yang bertaqwa). Dengan demikian, mewujudkan ketaqwaan dalam diri setiap
individu umat islam guna mencapai posisi manusia muttaqin selain menjadi tujuan
hidup setiap muslim sekaligus pula menjadi tujuan akhir pendidikan Islam.
Dari beberapa uraian tadi, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ruang lingkup
kajian filsafat pendidikan Islam bertumpu pada pendidikan Islam itu sendiri, baik
menyangkut rumusan atau konsep dasar pelaksanaan maupun rumusan pikiran
antisipatif mengatasi problematika yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan Islam.

2 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). hlm.9

3 Ahmad D.Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al’Maarif, 1989). hlm.20
Pola dan sistem berpikir filosofis demikian dilaksanakan dalam ruang lingkup yang
menyangkut bidang-bidang sebagai berikut:
1. Cosmologi
Cosmologi yaitu suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan
dengan alam semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai makhluk
ciptaan tuhan, serta proses kejadian kejadian dan perkembangan hidup manusia di
alam nyata dan sebagainya.
2. Ontologi
Ontologi yaitu suatu pemikiran tentang asal-usul kejadian alam semesta, dari
mana dan kearah mana proses kejadiannya. Pemikiran ontologis akhirnya akan
menentukan suatu kekuatan yang menciptakan alam semesta ini, apakah pencipta
itu satu zat (monisme) ataukah dua zat (dualisme) atau banyak zat (pluralisme).
Dan apakah kekuatan penciptaan alam semesta ini bersifat kebendaan, maka paham
ini disebut materialisme.
3. Philosophy of Mind
Philosophy of mind adalah cabang filsafat yang mempelajari sifat dari pikiran,
peristiwa mental, fungsi mental, sifat mental, kesadaran, dan hubungan mereka
dengantubuh fisik, terutama otak. Masalah pikiran-tubuh, yaitu hubungan pikiran
dengan tubuh, biasanya dilihat sebagai salah satu isu utama dalam filsafat pikiran,
meskipun ada isu-isu lain tentang sifat pikiran yang tidak melibatkan hubungannya
dengan tubuh fisik, seperti bagaimana kesadaran adalah mungkin dan sifat keadaan
mental tertentu.
4. Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter
dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering
diperdebatkan dan dibahas dalam bidang filsafat, misalnya tentang apa itu
pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan
kebenaran dan keyakinan
Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam
ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan
sekitarnya adalah juga obyek pemikiran filsafat pendidikan. Adapun secara mikro
(khusus), yang menjadi obyek filsafat pendidikan meliputi pendidik, anak didik, dan
alat-alat pendidikan baik materil maupun nonmateril.
Dengan demikian, akan tampak jelas bahwa hasil pemikiran filsafat tentang
pendidikan Islam ini merupakan pola pikir dari pemikir-pemikir yang bernafaskan
Islam atau berkepribadian muslim dan menjadi objek filsafat pendidikan ialah semua
aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat
pendidikan itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan
dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang diimpikan.

C. Tujuan Filsafat Pendidikan Islam


Dari beberapa definisi Filsafat Pendidikan Islam yang sudah dikemukakan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Filsafat Pendidikan Islam berarti berbicara
tentang nilai-nilai ideal yang bercorak islami atau tujuan yang merealisasi idealitas
Islami. Adapun yang dimaksud dengan idealitas Islami pada hakikatnya mengandung
nilai perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah Swt.4
Menurut Hasan Langgulung sebagaimana disebutkan Abuddin Nata bahwa tujuan
pendidikan agama harus mampu mengakomodasikan tiga fungsi utama dari agama,
yaitu fungsi spiritual yang berkaitan dengan akidah dan iman, fungsi psikologis yang
berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk di dalamnya nilai akhlak, dan fungsi
sosial yang berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan manusia dengan manusia
lain serta masyarakat dengan masyarakat yang lain sehingga terjalin hubungan yang
harmonis dan seimbang.5
Dalam ajaran Islam pun sesungguhnya sudah memberikan tuntunan yang nyata
kepada para pendidik melalui firman Tuhan: “Tidaklah Aku mengutusmu Muhammad,
melainkan menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
Dari beberapa penjelasan tentang tujuan Filsafat Pendidikan Islam menurut
pandangan para ahli setidaknya terdapat ciri-ciri sebagai berikut; (1) Mengarahkan manusia
agar menjadi khalifah Tuhan di muka bumi dengan sebaik-baiknya, yakni melaksanakan

4 H.M. Arifin, Filsafat…, hlm.119

5 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm.46
tugas untuk memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan, (2)
Mengarahkan manusia agar dalam melaksanakan tugas kekhalifahannya tersebut dalam
rangka tujuan ibadah kepada Allah, (3) Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia,
sehingga dalam melaksanakan tugas kekhalifahannya tidak disalahgunakan, (4)
Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa, dan jasmaninya, sehingga ia memiliki
ilmu, akhlak dan keterampilan yang dapat mendukung keberhasilan dalam mengemban
tugas sebagai khalifah, dan (5) Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
Dengan demikian, sangat jelas bahwa hakikat dari tujuan Filsafat Pendidikan Islam
tidak lain adalah membentuk manusia yang baik, manusia yang beribadah kepada Allah
serta mampu mengemban amanat dan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.
ANALISIS

Tema pada penulisan makalah ini yaitu mengenai Filsafat Pendidikan Islam, isi dari
penulisan makalah sudah tergolong cukup sesuai dengan tema makalah. Pada bagian
awal penulisan makalah berisi pengertian, di bagian ini kami telah menjelaskan
mengenai Filsafat Pendidikan Islam dengan memberikan pengertian secara harfiah,
teori, dan kajian secara filosofis. Bahkan kami juga menambahkan pengertian Filsafat
Pendidikan Islam menurut para ahli. Selanjutnya, ruang lingkup. Pada bagian ruang
lingkup telah diuraikan mengenai pemikiran dan kajian dari Filsafat Pendidikan Islam.
Selain itu, kami menguatkan penulisannya dengan memberikan pendapat dari ahli. Di
bagian akhir yaitu terdapat tujuan dari Filsafat Pendidikan Islam, pada bagian tersebut
kami menjelaskan tentang tujuan Filsafat Pendidikan Islam menurut ahli, bahkan kami
juga memberikan penguatan akan tulisannya melalui salah satu firman Tuhan. Dengan
demikian, dapat diketahui bahwasannya antara tema dan isi dari penulisan telah sesuai.
Memahami tema penulisan tersebut penting, karena dengan memahami Filsafat
Pendidikan Islam artinya kita telah mempelajarinya. Dengan begitu kita akan
mendapatkan berbagai manfaat, antara lain seperti lebih mendekatkan hamba kepada
pencipta-Nya agar dapat bertanggung jawab atas kewajibannya, mampu melakukan
komunikasi sesuai dengan ajaran agama dengan informatif, baik, logis, dan benar.
Filsafat Pendidikan Islam juga berfungsi menjadi pegangan untuk pembelajaran
generasi yang memiliki kepribadian muslim, dengan begitu generasi tersebut dapat
mengembangkan pendidikan dan melakukan pembenaran atau bahkan penyempurnaan
akan metode filsafat agar dapat mendapat hasil yang baik.
Selain itu, dengan memahami tema penulisan ini juga akan memberikan petunjuk
dalam mengembangkan teori pendidikan menjadi sebuah ilmu pendidikan. Filsafat
Pendidikan Islam juga dapat digunakan saat proses mengkritik perihal metode-metode
yang dipakai pada proses pendidikan Islam. Filsafat Pendidikan Islam akan memberi
arahan secara mendasar perihal bagaimana metode yang dapat digunakan atau
diciptakan agar efektif saat mencapai sebuah tujuan.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, philo yang berarti cinta dalam arti
yang luas, yaitu ingin dan karena itu berusaha mencapai yang diinginkan itu; sophia
artinya kebijakan dalam arti pandai, pengertian yang mendalam, cinta pada kebijakan.
Filsafat memang dimulai dari rasa ingin tahu. Keingintahuan manusia ini kemudian
melahirkan pemikiran. Pemikiran inilah yang kemudian disebut sebagai filsafat. Filsafat
Pendidikan Islam merupakan kajian filosofis mengenai berbagai masalah pendidikan
yang berlandaskan ajaran Islam.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, mau tidak mau Filsafat Pendidikan Islam harus
menunjukkan dengan jelas mengenai bidang kajiannya atau cakupan pembahasannya.
Mempelajari Filsafat Pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang
mendasar, sistematik, logis, dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan. Pada
dasarnya ruang lingkup kajian Filsafat Pendidikan Islam bertumpu pada pendidikan
Islam itu sendiri, baik menyangkut rumusan atau konsep dasar pelaksanaan maupun
rumusan pikiran antisipatif mengatasi problematika yang dihadapi dalam pelaksanaan
pendidikan Islam

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Kami sebagai pemakalah
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan. Akhir kata dari pemakalah meminta maaf apabila
terdapat kesalahan baik berupa sistematika penulisan maupun isi dari makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

Syar'i, Ahmad. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus


Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Arifin, Muzayyin. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi
D. Marimba, Ahmad.1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung:
Al’Maarif.
Arifin, H.M. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai