Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI, RUANG LINGKUP DAN METODE STUDI FPI

Dosen Pengampu :
Didik Wahyudi, M. Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 1
Nahya Azkiyaurrahmi Abdullah 2211060100
Sofi Izati 2211060139

PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-nya. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada
nabi Muhammad SAW sampai akhir zaman.
Kami mengucapkan terimakasih kepada teman teman sekalian yang telah membantu
menyumbangkan pemikiran nya, memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga
makalah ini dapat di selesaikan. Tak lupa tim penyusun mengucapkan terimakasih kepada
dosen matakuliah filsafat pendidikan islam, bapak Didik Wahyudi, M.Pd yang telah
membimbing dan mencurahkan ilmu nya kepada tim penyusun sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini, walaupun dalam proses penyusunan nya mengalami sedikit
kesulitan. Makalah ini berisi penjelasan mengenai “Pengertian, Ujuan, Fungsi, Ruang
Lingkup dan Metode Studi FPI”.
Pada penyususnan makalah ini, kami menyadari adanya kekurangan dan kekeliruan
yang dalam hal ini semata mata karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami membuka pintu selebar lebar nya untuk memberikan kritik
maupun saran yang membangun demi kebaikan makalah ini. Atas perhatian nya kami
ucapkan terimakasih.
Kami berharap agar hasil dari makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembelajaran selanjutnya.
Wassalamu’alaikum WarohmatullahI Wabarokatuh.

Bandar Lampung, 18 September 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan Islam..........................................................................3
2.2 Tujuan Filsafat Pendidikan Islam................................................................................5
2.3 Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam..................................................................6
2.4 Metode Studi Filsafat Pendidikan Islam......................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan................................................................................................................10
3.2. Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut islam, pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan
hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran islam menetapkan bahwa pendidikan
merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita, dan
berlangsung seumur hidup.
Masalah yang berkaitan dengan pendidikan memang mencakup permasalahan
yang sangat luas, seluas masalah hidup dan peri kehidupan umat manusia dan telah
menjadi objek studi berbagai macam cabang ilmu pengetahuan kemanusian.
Kedudukan tersebut secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan
sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan umat manusia.
Dalam hal ini Dewey berpendapat bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan
hidup (a necessity of life) salah satu fungsi sosial (a social function) sebagai
bimbingan (as direction), sebagai sarana pertumbuhan (as means of growth), yang
mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup, lewat transmisi
baik dalam bentuk informal,maupun nonformal.
Dengan demikian pendidikan menyandang misi keseluruhan aspek kebutuhan
hidup dan berproses sejalan dengan dinamikanya hidup serta perubahan-perubahan
yang terjadi. Sebagai akibat logisnya maka pendidikan senantiasa mengandung
pemikiran dan kajian, baik secara konseptual maupun operasionalnya, sehingga
diperoleh relefansi dan kemampuan menjawab tantangan serta memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi umat manusia.Pemikiran tentang kajian pendidikan dilakukan
oleh para ahli dalam berbagai sudut tinjauan dan disiplin ilmu seperti agama, filsafat,
sosiologi, ekonomi, politik, sejarah, dan antropologi.
Maka dari itu sangat diperlukan untuk mempelajari tentang pengertian filsafat
pendidikan Islam serta ruang lingkup filsafat pendidikan islam guna untuk menambah
wawasan mengenai perihal tersebut. Oleh karena itu, pada makalah ini kami
memberikan penjelasan kepada pembaca sekalian mengenai pengertian dan ruang
lingkup filsafat pendidikan islam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian filsafat pendidikan islam?
2. Sebutkan tujuan filsafat pendidikan islam?
3. Jelaskan ruang lingkup FPI?
4. Jelaskan metode FPI?

1
Tujuan
1. Dapat memahami pengertian filsafat pendidikan islam
2. Dapat memahami tujuan pendidikan islam
3. Dapat memahami ruang lingkup FPI
4. Dapat memahami metode FPI

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Filsafat Pendidikan Islam


Filsafat pendidikan Islam mengandung 3 (tiga) komponen kata, yaitu filsafat,
pendidikan dan Islam. Untuk memahami pengertian filsafat pendidikan islam akan
lebih baik jika dimulai dari memahami makna masing-masing komponen kata untuk
selanjutnya secara menyeluruh dari keterpaduan ketiga kata tadi dengan kerangka
pikir sebagai berikut:
a. Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa yunani, yaitu: philos yang berarti cinta,
dan shopi yaitu kebijaksanaan. Jadi, philosophy berarti cinta kebijaksanaan.
Secara bahasa kata filsafat berarti berpikir. Secara istilah, filsafat mengandung
banyak pengertian sesuai sudut pandang para ahli bersangkutan, diantaranya:
1. Mohammad Noor Syam
Beliau merumuskan pengertian filsafat sebagai aktifitas berfikir murni
atau kegiatan akal manusia dalam usaha mengerti secara mendalam segala
sesuatu. Filsafat juga diartikan satu bentuk ajaran tentang sesuatu atau tentang
segala sesuatu sebagai bentuk ideologi.
2. Hasbullah Bakry
Beliau mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia
sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh
yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya
setelah mengetahui pengetahuan itu.
Kajian dan telaah filsafat memang sangat luas, karena itu filsafat
merupakan alat sekaligus sumber ilmu pengetahuan. Namun paling tidak, terdapat
2 hal pokok yang dapat dimengerti dari istilah filsafat, yaitu: Pertama, aktivitas
berfikir manusia secara menyeluruh, mendalam dan spekulatif terhadap sesuatu
baik mengenai ketuhanan, alam semesta maupun manusia itu sendiri gana
menemukan jawaban hakikat sesuatu itu. Kedua, ilmu pengetahuan yang
mengkaji, menelaah atau menyelidiki hakikat sesuatu yang berhubungan dengan
ketuhanan, manusia dan alam semesta secara menyeluruh, mendalam dan
spekulatif dalam rangka memperoleh jawaban tentang hakikat sesuatu itu yang
akhirnya temuan itu menjadi pengetahuan.1

1
H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, 1996, (Jakarta: Bumi Aksara)

3
b. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk
mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung
jawab baik terhadap dirinya maupun segala sesuatu di luar dirinya, orang lain,
hewan dan sebagainya. Ikhtiar mendewasakan atau mengembangkan potensi
mengandung makna sangat luas, transfer pengetahuan dan
keterampilan,bimbingan dan arahan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan
pembinaan kepribadian, sikap moral dan sebagainya.
Pendidikan adalah lembaga atau institusi yang dikelola untuk
mengembangkan potensi manusia, mentransfer ilmu pengetahuan, melatih
keterampilan, membina dan mengembangkan kepribadian serta mewariskan nilai-
nilai budaya kepada generasi penerus baik dilingkup rumah tangga, masyarakat,
maupun di sekolah.
c. Pengertian Islam
Islam menurut Harun Nasution (1979) adalah agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW
sebagai Rasul. Islam adalah agama yang seluruh ajarannya bersumber dari Al-
Qur'an dan Al-Hadis dalam rangka mengatur dan menuntun kehidupan manusia
dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan dengan alam semesta.
Berdasarkan pemikiran dan bahasan di atas, maka Filsafat Pendidikan
Islam adalah suatu aktifitas berfikir secara menyeluruh dan mendalam dalam
rangka merumuskan konsep menyelenggarakan dan/atau mengatasi berbagai
problem Pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan makna dan nilai-nilai
dalam Al-Qur'an dan Al-Hadis. Dari sisi lain, Filsafat Pendidikan Islam diartikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji secara menyeluruh dan mendalam
kandungan, makna dan nilai-nilai al-Qur'an dan/atau al-Hadis guna merumuskan
konsep dasar penyelenggaraan bimbingan, arahan dan pembinaan peserta didik
agar menjadi manusia dewasa sesuai tuntunan ajaran islam.
Menurut Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam adalah studi tentang
pandangan filosofis dan sistem dan aliran filsafat dalam islam terhadap masalah-
masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan manusia muslim dan umat islam. Selain itu Filsafat Pendidikan
Islam mereka artikan pula sebagai penggunaan dan penerapan metode dan sistem
filsafat Islam dalam memecahkan problematika pendidikan umat islam yang
selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan
pendidikan umat islam.2

2
Fahrudin, Ahmad. (2020, 14 Maret). Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Islam.

4
Sedangkan abuddin nata, mendefinisikan Filsafat Pendidikan Islam
sebagai suatu kajian filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam
kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-Qur'an dan al-Hadis sebagai sumber
primer, dan pendapat para ahli khususnya filosof muslim sebagai sumber
sekunder. Selain itu, Filsafat Pendidikan Islam dikatakan Abuddin Nata suatu
upaya menggunakan jasa filosofis, yakni berpikir secara mendalam, sistematik,
radikal dan universal tentang masalah-masalh pendidikan, seperti masalah
manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode dan lingkungan dengan
menggunakan al-quran dan al-hadits sebagai dasar acuannya.
Tanpa mempersoalkan apakah Filsafat Pendidikan Islam itu sebagai
aktifitas berfikir mendalam, menyeluruh dan spekulatif atau ilmu pengetahuan
yang melakukan kajian menyeluruh, mendalam dan spekulatif mengenai masalah-
masalah pendidikan dari sumber wahyu Allah, baik al-Qur'an maupun al-Hadis,
paling tidak terdapat 2 hal pokok yang patut diperhatikan dari pengertian filsafat
pendidikan islam:
a. Kajian menyeluruh, mendalam dan spekulatif terhadap kandungan al-Qur'an
al- Hadis dalam rangka merumuskan konsep dasar pendidikan islam. Artinya,
Filsafat Pendidikan Islam memberikan jawaban bagaimana pendidikan dapat
dilaksanakan sesuai sengan tuntunan nilai-nilai islam.
b. Kajian menyeluruh, mendalam dan spekulatif terhadap kandungan Al-Qur'an
dan/atau Al-Hadits dalam rangka mengatasi berbagai probelam yang
dihadapi pendidikan islam. Misalnya ketika suatu konsep pendidikan islam
diterapkan dan ternyata dihadapkan kepada berbagai problema, maka ketika
itu dilakukan kajian untuk mengatasi berbagai problema tadi. Aktivitas
melakukan kajian tersebut yang menghasilkan konsep dan prilaku mengatasi
problem pendidikan islam merupakan makna dari filsafat pendidikan islam.
1.2 Tujuan Filsafat Pendidikan Islam
Tujuan tertinggi yang ingin dicapai oleh pendidikan islam adalah
menciptakan manusia muslim yang bersyahadah kepada Allah SWT. Di dalam buku
Dr. Al-Rasyidin, di tuliskan bahwa dalam tataran yang lebih operasional, rumusan
tujuan pendidikan islam setidaknya harus merujuk kepada dua hal pokok, yaitu:
a. Tujuan, fungsi, dan tugas penciptaan manusia oleh Allah SWT, yakni sebagai
Syuhud, ‘abd Allah,dan Khalifah fi al-ardl. Dalam konteks ini, maka pendidikan
islami harus ditujukan untuk :
1) Mengembangkan potensi fitrah tauhid peserta didik agar mereka memiliki
kapasitas atau berkemampuan merealisasikan syahadah primordialnya terhadap
Allah SWT sepanjang kehidupannya di muka bumi.3
2) Mengembangkan potensi ilahiyah peserta didik agar mereka berkemampuan
membimbing dan mengarahkan, atau mengenali dan mengakui, atau
3
Hermawan, Heris. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia

5
merealisasikan dan mengaktualisasikan diri dan masyarakatnya sebagai ‘abd
allah yang tulus ikhlas secara kontinum beribadah atau mengabdikan diri
kepadanya.
3) Mengembangkan potensi Insaniyah peserta didik agar mereka memiliki
kemampuan dalam mengarahkan dan membimbing realisasi atau aktualisasi
diri dan masyarakat untuk melaksanakn tugass-tugas dan peranannya sebagai
khalifah Allah dimuka bumi.
b. Dalam konteks ini, pendidikan Islami bertujuan untuk :
1) Mengembangkan – merealisasikan atau mengaktualisasikan potensi jismiyah
peserta didik secara maksimal, agar mereka berkemampuan atau terampil
dalam melakukan tugas-tugas kehidupan fisik materialnya.
2) Mengembangkan – merealisasikan mengaktualisasikan potensi ruhiyah
3) Peserta didik secara maksimal, agar mereka berkemampuan menjadi manusia
yang cerdas secara intelektual (‘aqliyah),terpuji secara moral– emosional
(qalbiyah), dantercerahkan secara spiritual atau (nafsiyah).
4) Menjelaskan posisi manusia diantara makhluk lain dan tanggung jawabnya
dalam kehidupan ini.
5) Menjelaskan hubungan manusia dengan masyarakat dan tanggung jawabnya
dalam tatanan hidup bermasyarakat.
6) Menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan tugasnya untuk
mengetahui hikmah ciptaan dengan memakmurkan bumi ini.
7) Menjelaskan hubungan menusia dengan sebagai pencipta alam semesta.
1.3 Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Pemikiran dan kajian tentang filsafat pendidikan islam menyangkut 3 hal
pokok, yaitu: penelaahan tentang filsafat, pendidikan dan penelaahan tentang islam.
Karena itu, setiap orang yang berminat dalam dunia Filsafat Pendidikan Islam
seharusnya memahami dan memiliki modal dasar tentang filsafat, pendidikan dan
islam.
Kajian dan pemikiran mengenai pendidikan pada dasarnya menyangkut aspek
yang sangat luas dan menyeluruh bahkan seluruh aspek kebutuhan dan atau
kehidupan umat manusia, khususnya umat islam. Ketika dilakukan kajian dan
dirumuskan pemikiran mengenai tujuan Pendidikan Islam, maka tidak dapat
dilepaskan dari tujuan hidup umat manusia. Karena tujuan pendidikan Islam pada
hakikatnya dalam rangka mencapai tujuan hidup umat islam, sehingga esensi dasar
tujuan pendidikan islam sebetulnya sama dengan tujuan hidup umat manusia.4

Sebagai contoh firman Allah dalam surah ali imron (3) ayat 102, yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan ketaqwaan
yang sempurna dan janganlah kamu mati, melainkan dalam keadaan muslim”

4
Fahrudin, Ahmad. (2020, 14 Maret). Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam.

6
Ayat tersebut menggambarkan tujuan hidup umat Islam yang harus mencapai
derajat ketaqwaan, di mana ketaqwaan itu harus senantiasa melekat dalam kehidupan
umat manusia hingga akhir hayatnya. Filsafat Pendidikan Islam merumuskan tujuan
pendidikan dalam rangka mencapai tujuan hidup umat manusia.
Bila tujuan hidup umat islam untuk mencapai derajat ketaqwaan yang
sempurna sebagaimana disebutkan di atas, maka tujuan pendidikan islam yang
dirumuskan Filsafat Pendidikan Islam tentu pembinaan peserta anak didik rangka
menjadi manusia muttaqin. Dengan demikian, mewujudkan ketaqwaan dalam diri
setiap individu umat islam guna mencapai posisi manusia muttaqin selain menjadi
tujuan hidup setiap muslim sekaligus pula menjadi tujuan akhir pendidikan islam.
1.4 Metode Studi Filsafat Pendidikan Islam
1) Metode Bayani
Bayani adalah metode pemikiran khas Arab yang menekankan otoritas teks
(nash), secara langsung atau tidak langsung dan dijustifikasi oleh akal kebahasan
yang digali lewat inferensi (istidlal). Dalam bayani, rasio dianggap tidak mampu
memberikan pengetahuan kecuali disandarkan pada teks. Dalam perspektif
keagamaan, sasaran bidik metode bayani adalah aspek eksoterk (syariat).
Istilah bayani dari kata bahasa Arab bayan, berarti penjelasan (eksplanasi).
Sementara itu, secara terminologi, bayan mempunyai dua arti, yaitu:
a. Sebagai aturan-aturan penafsiran wacana (qawanin tafsir al-khithabi)
b. Syarat-syarat memproduksi wacana (syuruth intaj al-khithab). Berbeda dengan
makna etimologi yang telah ada sejak awal peradaban Islam, makna-makna
terminologis ini baru lahir belakangan, yaitu pada masa kodofikasi (tadwin).
Dari segi metodologi, Al-Syafii membagi bayan ini dalam lima bagian dan
tingkatan:
a) Bayan yang tidak butuh penjelasan lanjut
b) Bayan yang beberapa bagiannya masih global sehingga butuh penjelasan
sunnah
c) Bayan yang keseluruhannya masih global sehingga butuh penjelasan sunnah
d) Bayan sunnah sebagai uraian atas sesuatu yang tidak terdapat dalam Al-Quran
e) Bayan ijtihad, yang dilakukan dengan qiyas atas sesuatu yang tidak terdapat
dalam Al-Quran maupun sunnah.5
2) Metode Burhani
Metode burhani menyadarkan diri pada kekuatan rasio atau akal, yang
dilakukan lewat dalil-dalil logika. Al-Burhani (demonstratif), secara sederhana,
bisa diartikan sebagai suatu aktivitas berpikir untuk menetapkan kebenaran
proposisi (qadhiyah) melalui pendekatan deduktif (Al-Istintaj) dengan
mengaitkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain yang telah terbukti
5
Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode, 1987 (Yogyakarta:
Andi Offset)

7
kebenarannya secara aksiomatik (badhihi). Ada lima sebab yang dapat
menghalang-halangi tidak dapat terang atau terbayangnya bayangan dalam
cermin, yaitu:
a) Disebabkan karena terdapat kerusakan atau cacat dalam cermin tersebut
b) Ada sesuatu benda selain cermin tersebut yang dapat menghalangi bayangan.
c) Cerminya itu tidak di hadapkan kepadanya.
d) Terdapat sesuatu benda yang berada di antara pokok tujuan dan cermin itu.
e) Letaknya benda itu mungkin tidak diketahui, sehingga cermin perlu
ditempatkan pada tempat yang semistinya.
Maka demikianlah, misal yang sama dalam hal lima sebab, yang
membawa kejatuhan dan kemerosotan akal fikiran dalam menerima ilmu
disebabkan pula oleh karena itu:
a) Akal fikiran belom sempurna keadaanya, seperti halnya akal fikiran kanak-
kanak.
b) Dosan da kejahatan yang ada pada dirinya dapat membuat kabur akal
karenanya.
c) Akal fikirannya tidak berada pada tempat yang sewajarnya. misalnya seorang
yang jujur dan baik tetapi tidak berusaha memperkuat imannya dengan zikir
kepada Allah, malahan sebaliknya perbuatan hanya mementingkan dirinya
sendiri memenuhi keinginan-keinginan kehidupan duniawi semata-mata, akal
fikiran yang seperti ini sekalipun bersih, akan tetapi tidak akan mendapat
sinar cahaya bayangan dari alam kesucian, oleh karena tujuan fikirannya
hanya untuk tujuan tersebut di atas saja. Apabila keadaan fikiran sudah
mencapai tingkat demikian, cobalah fikirkan bahwa apa bedanya keadaan
akal fikiran itu dengan bertekun mengabdi kepada hawa nafsu yang buruk
itu.
d) Terdapat hijab sebelah luar yang sudah menutup tujuan-tujuan itu.
Terkadang-kadang seorang yang sudah dapat menaklukkan hawa nafsunya,
masih juga ikut-ikutan berprasangka tidak mau mengenal ilmu kebenaran.
Bentuk fikiran yang seperti ini terdapat di kalangan orang-orang yang berniat
akan mengabdikan diri kepada Tuhan; bahkan ia terdapat di kalangan para
alim ulama yang berpendirian taqlid begitu saja.
e) Disebabkan karena kebodohanya di dalam memahami pengertian, hingga
tidak dapat mencapai kebenaran.6
Sumber pengetahuan burhani adalah rasio, bukan teks atau intuisi. Rasio
inilah yang dengan dalil-dalil logika memberikan penilaian dan keputusan
terhadap informasi-informasi yang masuk lewat indera yang dikenal dengan
istilah Tasawur dan Tashdiq. Tasawur adalah proses pembentukan konsep

6
Hidayat, Rahmat dan Henni Syafriana Nasution. (2016) Filsafat Pendidikan Islam (Membangun Konsep Dasar
Pendidikan Islam). Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).

8
berdasarkan data-data dan indera, sedangkan Tashdiq adalah proses pembuktian
terhadap kebenaran konsep tersebut.
Metode burhani dijadikan oleh kaum rasionalis muslim (fisuf dan teologi)
sebagai salah satu metode ilmiah untuk dapat menemukan teori-teori rasional
secara ilmiah. Dalam sejarah peradaban islam, ditemukan sejumlah ilmuwan
yabg menerapkan metode burhani seperti al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, dan Ibn
Rusyd. Dalam persepektif filsafat islam, ilmu logika memberikan manfaat bagi
ilmuwan untuk menemukan kebijaksanaan dan kebenaran dan logika berfungsi
untuk mengatur dan menuntun akal ke arah pemikiran yang benar dalam
hubungannya dengan setiap pengetahuan yang salah; untuk melindungi
pengetahuan tersebut dari kemungkinan salah; dan untuk memberikan manusia
sebuah alat bantu dalam menguji dan memeriksa pengetahuan yang mungkin
tidak bebas dari kesalahan.

3) Metode Irfani
Metode irfani merupakan metode yang dikembangkan oleh kaum sufi,
sangat berbeda dengan metode bayani dan burhani yang dikembangkan dan
digunakan dalam keilmuan islam pada umumnya. Istilah I'rfan sendiri berasal
dari kata dasar bahasa Arab 'arafa, semakna dengan makrifat berkaitan dengan
pengetahuan yang diperoleh secara langsung dari Tuhan (kasy) lewat ruhani
(riyadhah) yang dilakukan atas dasar huf (cinta) atau i'radah (kemauan yang
kuat), sedangkan ilmu menunjuk pada pengetahuan yang diperoleh lewat
transformasi akal.
Irfani merupakan salah satu istilah yang digunakan sebagai gnosisme
(mistisme dalam islam), Irfani didukung oleh referensi alquran, hadis, para imam
serta praktik para sahabat. Metode Irfani merupakan metode kaum sufi dalam
Islam yang mengandalkan aktivitas penyucian jiwa (tazkiyah al-nafs) untuk
mendekatkan diri kepada Allah Swt, dan menilai bahwa ilmu hakiki hanya diraih
dengan cara mendekatkan diri kepada sosok yang Maha Mengetahui, bukan
dengan metode observasi dan eksperimen atau juga metode rasional.
Irfani terbagi menjadi dua yaitu: irfani teoritis dan irfani praktis. Irfani
teoritis berusaha memahami eksistensi, mendefenisikan subjek, prinsip-prinsip
dan probelamatika-problematika wujud. Ia berusaha menafsirkan wujud, baik
tuhan, alam dan manusia. Irfan teoritis berdasarkan deduksinya kepada prinsip-
prinsip yang ditemukan melalui pengalaman mistis dan kemudia diubah menjadi
bahasa akal untuk menjelaskan pengalaman mistis tersebut. Dalam konteks ini,
irfani tidak menggunakan akal sebagai alat utama meraih pengetahuan. Irfan
teoritis menggunakan hati, usaha rohani, penyucian diri, disiplin dan dinamisme
batin sebagai sarana utama mencapai eksistensi yaitu Tuhan, terhubung dengan
dan menyaksikan-nya,

9
Sedangkan irfani praktis, berbicara mengenai bagaimana hubungan dan
tanggungjawab manusia kepada dirinya, alam dan Allah SWT. Konsep ini
menguraikan bagaimana tauhid sejati diperoleh bukan melalui metode rasional
melainkan melalui perjalanan, pembersihan dan pendisiplinan hati semata-mata
hanya bertuhan kepada allah yang esa.

BAB III

PENUTUP

10
1.1. Kesimpulan
Filsafat Pendidikan Islam adalah cabang filsafat yang fokus pada pemahaman
dan analisis konsep-konsep pendidikan dalam konteks Islam. Ini melibatkan
penyelidikan terhadap prinsip-prinsip, nilai-nilai, tujuan, dan metode pendidikan
dalam tradisi Islam. Filsafat Pendidikan Islam didasarkan pada ajaran agama Islam,
seperti Al-Quran dan Hadis (tradisi Nabi Muhammad SAW). Konsep-konsep seperti
tauhid (keyakinan kepada Allah yang Esa), akhlak (moralitas), ilmu pengetahuan, dan
akhirat menjadi bagian penting dalam pemahaman pendidikan Islam.
Tujuan utama dari pendidikan dalam pandangan Islam adalah untuk
mengembangkan individu yang taat beragama, bermanfaat bagi masyarakat, dan
memiliki etika yang baik. Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk karakter dan
moral yang kuat, sekaligus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman agama.
Filsafat Pendidikan Islam menggabungkan metode pendidikan tradisional,
seperti penghafalan Al-Quran dan Hadis, dengan pendekatan modern dalam
pendidikan. Hal ini dapat mencakup penggunaan teknologi, pendidikan formal di
sekolah-sekolah Islam, dan metode pembelajaran aktif.
Filsafat Pendidikan Islam menekankan pentingnya keadilan dan kesetaraan
dalam pendidikan. Pendidikan harus tersedia untuk semua individu, tanpa
memandang gender, sosial, atau ekonomi. Prinsip ini selaras dengan ajaran Islam
tentang keadilan. Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk karakter yang baik
dan bermanfaat bagi masyarakat. Ini mencakup pengembangan nilai-nilai seperti
kejujuran, disiplin, tolong-menolong, dan sikap rendah hati.
Filsafat Pendidikan Islam berusaha mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan
agama dalam pendidikan. Ini berarti tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan
dunia, tetapi juga menghubungkannya dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam.
Pendidikan Islam sering kali mengadopsi pendekatan holistik, yang berarti bahwa
pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga aspek sosial,
emosional, dan spiritual individu.
1.2. Saran
Besar harapan kami semoga dengan disusunnya makalah ini dapat menambah
wawasan pembaca dan dijadikan sebagai bahan pembelajaran mata kuliah Filsafat
Pendidikan Islam meskipun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah, oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik
yang membangun agar dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Asrori dan Rusman. (2020). Filsafat Pendidikan Islam (Sebuah Pendekatan Filsafat Islam
Klasik), Malang: CV. Pustaka Learning Center

11
Fahrudin, Ahmad. (2020, 14 Maret). Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Islam.
Hermawan, Heris. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia
Hidayat, Rahmat dan Henni Syafriana Nasution. (2016) Filsafat Pendidikan Islam
(Membangun Konsep Dasar Pendidikan Islam). Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).
Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode, 1987 (Yogyakarta:
Andi Offset)
H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, 1996, (Jakarta: Bumi Aksara), h. 4

12

Anda mungkin juga menyukai