Anda di halaman 1dari 11

LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan setiap manusia, dengan pendidikan manusia dapat
menbedakan mana yang hak dan batil dan pendidikan membuat manusia menjadi dewasa. Daiakan
pendidikan agar mendewasankan para siswa. Oleh karena itu, diwajibkan bagi semua manusia untuk
menuntut ilmu, Karena ilmu sebagian dari pendidikan.
Filsafat pendidkan islam adalah konsep pola berpikir manusia terhadap kependidikan yang berkaitan
dengan ajaran agama islam tentang hakikat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan
dikembangkang serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran
islam.

RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud denga pendidikan?
2.Apa tujuan diadakannya pendidikan?
3.Apa yang mengaitkan pola pikir kita terhadap filsafat pendidikan islam?
TUJUAN
Dengan adanya rumusan masalah diatas, maka penulis ingin memberikan jawaban terhadap apa yang
melatarbelakangi adanya pengertian Filsafat pendidikan dan Filsafat pendidkan Islam yang kami uurai
sebagai berikut:
1.Mengetahui definisi pendidikan
2.Mengetahui tujuan diadakan pendidikan
3.Mengetahui keterkaitan pola pikir filsafat pendidikan dengan filsafat pendidikan islam

BAB II
Pembahasan
A.Pengertian Filsafat pendidikan
a.Pengertian Filsafat
Sebelum membasan tentang filsafat, kalian harus tahu bahwasannya filsafat berasal dari kata yunani
PHILOSOPHIA. Dari kata tersebut, mengandung bnyak pengertian-pengertian filsafah, baik pengertian
secara harfiah atau etomologi maupun dari segi kandungannya. Filsafat itu diambil dari bahasa
yunani "sophist" berarti cinta arti dan "Sophos" berate kebijaksanaan/pengetahuan yang mendalam.
(Prof. Dr Harun Nasution berkata). Akan tetapi, orang arab merubah kata yunani philosophia ke bahasa
mereka (Arab) dan menyesuankan dengan kebiasaan mereka menggunakan bahasa arab, jadi kata-kata
bahasa arab, yaitu falsafa dengan pola fa'lala, fa'lalah, dan fi'lal. Dengan demikian dari kta falsafa
seharusnya menjadi falsafah a tau filsaf. Adanya pengertian atau definisi yang bermacam-macam itu
terungkap juga oleh Drs. Sidi Gazalba, bawha para filosoh mempunyai pengertian atau definisi tentang
sendiri-sendiri. Sebagai contoh ia mengemukakan beberapa pengertian filsafat menurut menurut
beberapa para ahli, antara lain. Denga demikian bahwa intisari filsafat ialah "Berpikir menurut tata tertib
(logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma serta agama) dan dengan sedalam-dalamnya
sehingga sampai ke dasar-dasar persoalannya ". Filsafat dapat dijabarkan dari kata "philosophia" kata
"sophist" berarti cinta dan kata "Sophos" berate kebijaksanaan/pengetahuan yang mendalam.
Perkataan ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti: "Cinta akan Kebijaksaan" (Love of Wisdom)
Jadi, "Kebijaksanaan" itu adalah lebih dari pengetahuan ilmiah berkala. Malahan mungkin seseorang
disebut "Bijaksana" padahal sama sekali tidak pernah belajar, bukan ahli dari salah satu bidang
pengetahuan.
Jadi, bijaksana (Sophos) mengandung arti sebagai berikut.
1.Mempunyai pengertian yang mendalam yang meliputi seluruh kehidupan manusia dalam segala
aspeknya dan seluruh dunia.
2.Sikap hidup yang benar, yang baik dan tepat, beradsarkan pengertian tadi, yang mendorong akan
hidup yang sesuai dengan pengertian yang dicapai.
"Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebab-sebab yang pertama atau prinsip-prinsip
yang tertinggi dari segala sesuatu yang dapat dicapai oleh akal pikiran budi daya manusia."
a)plato, mengatakan bahwa filsafat tidaklah semua dari pada pengetahuan tentang segala yang ada.
b)Aristoteles, berpendapat bahwa kewajiban filsafat ia menyelidiki sebab dan asas segala benda.
Dengan demikian filsafat bersifat ilmu yang umum sekali.
c)Kant, mengatakan bahwa filsafat adalah pokok dan pangkal segala pengetahuan dan pekerjaan.
d)Fichte, menyebut filsafat sebagai Wissenchaftslehre : ilmu dari ilmi-ilmu, yakni dari ilmu yang umum,
yang menjadi dasar dari segala ilmu.
e)Al Kindi, sebagai alhi piker pertama dalam filsafat islam yang memberikan pengertian filsafat
dikalangan ummat islam, membagi filsafat itu dalam tiga lapangan.
(a) ilmu fisika (al ilmu al thobiyyat), merupakan tingkatan terendah.
(b) Ilmu matematika (al ilmu al riyadi), tingkatan tengah.
(c) Ilmu ketuhanan 9 al ilmu rububiyat), tingkatan tertinggi.
f) Al Farobi, mengatakan bahwa filsafat ialah dapat mengetahui semua yang berbentuk wujud, karena ia
ujud (al ilmu bi al maujudan bima hiya maujudah)dari sini ia membagi langan filsafat menjadi dua, yaitu
(a) Filsafat teori (al falsafah al nadariyah), mengetahui yang ada tampa tuntunan untuk mewujudkannya
dalam amal. Lapangan ini meliputi matematika (al ilmu al riyadi), ilmu fisika (al ilmu al thabii), dan ilmu
metafisika 9al ilmu ma ba'da al thabiiyyat).
(b) Filsafat praktek (al falsafah al 'amaliyah), mengetahui sesuatu yang seharusnya diujudkan dengan
cara amal, yang melahirkan tenaga untuk melakukan semua bagian-bagian yang baik. Amalan yang
mengenai individu, disebut ilmu akhlak, yaitu perilaku atau perbuatan baik yang seharusnya dikerjakan
oleh setiap orang.
G) Ibnu Sina, membagi filsafat dalam dua bagian, yaitu teori dan praktek, yang keduanya berhubungan
dengan agama, dimana dasarnya terdapat dalam syari'at Tuhan, yang menjelaskan semau
kelengkapannya yang diperoleh oleh tenaga akal manusia.
Bertolak dari pengertian atau definisi yang bermacam-macam itu, maka Sidi Gazalba memberikan
kesimpulan bahwa "kita dapat berfilsafat tentang pengertian filsafat ".
a.Pengertian Pendidikan
Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah kebutuhan maka dari itu pendidikan harus kita lakuakan,
karena pendidikan sesuatu yang penting dalam kehiduan kita. Pada dasarnya setiap makhluk ciptaan itu
memerlukan pendidikan. Pendidikan diperlukan karena kebutuhan hidup manusia dalam membangun
peradaban agar lebih baik. Jadi bisa disebut, suatu usaha yang dapat membantu manusia menjadi
manusia. Manusia perlu dibantu agar ia berhasil menjadi manusia, seseorang telah dapat dikatakan
menjadi manusia bilamana ia telah memiliki nilai (sifat) kemanusian. Kalau kita perhatikan pengertian
pendidikan yang luas dari pendidikan sebgaimana dikemukakan oleh Lodge, yaitu bahwa "life is
education, and education is life", akan berarti bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia tu
adalah proses pendidikan. Selanjutnya, dalam arti yang sempit lodge menjelaskan pengertian
pendidikan sebagia berikut :
"In the narrow wer sense, education is restricted to that functions, it's background, and it's outlook to
the member of the rising generations.
In the narrower sense, education becomes, in practice identical with schooling, I,e, formal instruction
under controlled conditions.
Dalam artinya yang sempit, pendidiksn mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu memberikan dasar-dasar
dan pandangan hidup kepada generasi yang sedang tumbuh, yang dalam prakteknya identik dengan
pendidikan dengan pendidikan formal disekolah dan dalam situasi dan kondisi serta lingkungan belajar
yang serba terkontol.
Bagaimanpun luas sempitnya pengertian pendidikan, namun masalah pendidikan adalah merupakan
masalah yang berhubungan langsung dengan dengan hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan
merupan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya, dalam membimbing,
melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi
muda. . oleh sebab itu, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha meningkatkat diri dalam segala
aspeknya . Definisi ini mencangkup kegiatan pendidikan yang melibatkan guru (pendidik) dan peserta
didik (peserta didik) secara aktif, mencangkup kegiatan formal, maupun non formal serta informal (jalur
luar sekoah). Walaupun demikian, mengungkapkan kata pendidik bukanlah yang sulit, namun sebaliknya
ungkapan kata pendidikian merupan suatu kata suatu kata yang udah untuk diungkapkan. Orang-orang
yunani, lebih kurang 600ntahun sebelum masehi, telah menyatakan bahwa pendidikan ialah usaha
membantu manusia menjadi manusia. Ada dua kata yang penting dalam kaliamt itu, pertama
"membantu" dan kedua "manusia." Manusia perlu dibantu agar ia berhasil menjadi manusia. Seseorang
yang dapat dikatakan menjadi manusia, bila telah memiliki nilai (sifat) kemanusian. Karena itu, banyak
manusia sejak dahulu banyak manusia gagal menjadi manusia.
Jadi filsafat pendidikan dapat diartikan filsafat yang memikirkan tentang masalah pendidikan untuk
mendidik manusia menjadi manusia. Karena, manusia perlu dibantu agar berhasil menjadi manusia.
Seseorang telah dapat dikatan menjadi manusia, apabila manusia tersebut mempunyai sifat
kemanusiaan. Bahwasannya, manusia tidak mudah menjadi manusia, karena banyak manusia yang gagal
menjadi manusia. Jadi tujuan mendidik ialah me-manusiakan manusia, agar manusia tersebut benar-
benar menjadi manusia yang jelas.
b.Islam adalah salah satu agama yang diturunkan kepada ummat muslim melalui nabi Muhammad. Islam
Salah satu agama didunia yang dibawa oleh nabi Muhammad yang mengajak manusia untuk
menyembah Allah yang Esa disertai dengan kewajiban membaca dua kalimat syahadat, sholat, puasa,
dan haji bagi yang mampu. Menurut zaliyah daradja t Pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk
membina dan mengasuh peserta didik agar memahami ajaran islam secara menyeluruh lalu menghayati
tujuan dan pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup.
Disamping itu agama Islam memiliki fungsi penting didalam tatanan hidup manusia dan pendidikan.
Karena agama Islam memiliki sifat universal. Arti ini sangat dalam. Sifat universal meliputi seluruh aspek,
mulia dari akhlaq, ekonomi, sosial, budaya, kemasyarakatan. Artinya semua nilai Islam bisa masuk ranah
tersebut. Sifat iniversal Islam ini bisa dilihat dari dasar-dasarnya. Seperti:
a.Aqidah
Ini merupakan sebuah keyakinan mendalam tentang adanya tuhan yang maha esa yaitu Allah SWT.
Setiap masing-masing manusia pasti punya keyakinan adanya tuhan. Ini meunjukan nilai kemanusiaan
yang pada dirinya. Begitu juga didalam filsafat dijelaskan bahwa dunia ini dihiasi oleh dua warna yaitu
agama dan filsafat, ulama dan filsuf. Oleh karenanya Islam mempunyai Aqidah sebagai penanda sifat
universalnya kepada manusia. Intinya kepada adanya keberadaan tuhan.
b.Syariah
Islam juga mempuyai syariah. Syariah ini bertujuan untuk mengatur tatanan hidup manusia agar terjalin
baik. Dengan syariah ini kehidupan umat manusia terhindar dari perpecahan, pertikaian, permusuhan
dan akan tercapai kehidupan yang damai, tentram, dan sentosa.
Sekali lagi syariah ini menunjukan sifat universal Islam. Semua manusia membutuhkan kedamaian dan
ketentraman hidup. Semua itu akan tercipta jika mempunyai sistem peraturan yang jelas dan didalam
Islam sudah ada peraturan tersebut.
c.Ahlak
Akhlak merupakan perilaku pada diri manusia. Akhlak ada yang baik dan ada yang buruk. Islam
mewajibkan bagi pemeluknya untuk memiliki akhlak yang baik bagi diri sendiri, sesama, dan kepada
tuhan. Dalam menjalankan kehidupan manusia tidak cukup hanya dengan berkeyakinan dan taat pada
aturan. Akan tetapi juga harus diserai akhlak yang baik. Ini merupakan kesatuan yang harus dijalani. Tak
hanya bagi umat Islam, tapi manusia harus harus hidup dengan berakhlak agar tatanan hidup damai bisa
tercapai.
Didalam pendidikan manusia Islam sangat berperan penting. Hal ini dikarenakan Islam merupakan
sumber pengetahuan. Al-Quran sebagai pedoman hidup memberikan petunjuk yang jelas tentang
semua aspek, seperti aspek aqidah, muamalah, akhlak, syariah, dll. Semua itu merupakan pengetahuan
didalam Islam ang ada dalam Al-Quran. Disamping itu Al-Quran menjelaskan semua kejadian dunia dan
akhirat. Penjelasan tentang dunia sejak awal sampai sampai akhir, teori alam, asal muasal manusia,
sejarah manusia, dll. Semua itu juga bisa dibuktikan dengan rasio apalagi hati. Semua itu bisa dijadikan
rujukan dan pedoman bagi sistem semua sistem pendidikan. Apalagi ada hadis nabi Muhammad
SAW sebagai penjelas Al-Quran yang bersifat global. Penjelasan hadis yang terperinci tentang
pengetahuan Al-Quran sangat berpengaruh terhadap islam sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Disamping itu pembahasan Filsasfat Pendidikan Islam sangatlah luas, penulis mengemukakan dua sub
pembahasan diantaranya yaitu:
B.Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidikan Islam
Pembahasan ini memiliki empat focus masalah yaitu:
1.Pengertian Filsafat pendidikan
Kenapa filsafat pendidikan disebut filsafat pendidikan? Karena pada jaman dalu para filsof membedakan
antara pendidkan filsafat dan pendidikan lain maka dari itu para filsof memberikan nama filsfat
pendidikan, dan Pengertian tentang filsafat pendidikan berikut ini sebagian dari pengertian Filsafat
Pendidikan.
1.John Dewey memandang bahwasannya pendidikan sebagai suatu proses pembentukan kemampuan
dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional).
Dari itu, filsafat dapat diartikan sebagai teori umam. John Dewey memandang bahwasannya filsafat
memiliki hubungan erat dengan pendidikan. John Dewey dapat memandang bahwasannya filsafat dan
pendidikan sama-sama mempunyai hubungan yang erat.
2.Menurut Thomson, filsafat berarti dapat melihat seluruh masalah tanpa ada batas implikasian, dan
juga dia dapat melihat tujuan-tujuannya. Tidak hanya melihat kepada metode-metode dan alat-alatnya.
Hal itu dapat mengandung arti bahwa kita perlu sikap ragu terhadap sesuatu yang diterima oleh orang
sebgai hal yang tidak perlu dipermasalahkan. Dan kita dapat memberikan penilaian terhadap suatau
masalah tersebut dan berpikir masak-masak. Hal itu memerlukan pemikiran yang konsisten dalam
pribadi manusai (self consintency),serta hal-hal yang dipikirkan tidak mengenal yang namanya
kompromi." Jadi filsafat dipandang sebagai suatu bentuk pemikiran yang konskuen tampa menganal
kompromi, hal ini yang ahrus diungkapkan secra menyeluruh dan bulat.
3.Van cleve morris menyatakan: bahwasannya pendidikan adalah studi filosofis, karena pada dasarnya,
alat social bukanlah semata-mata untuk mengalihkan cara hidup secara menyeluruh kepada generasi,
akan tetapi itu juga menjadi agen (lembaga)yang melayani hati nurani masyarakat dalam perjuangan
mencapai hari depan yang lebih baik."
4.Brubacher, ahli filsafat amerika berpendapat ada pendapat yang memandang bahwa: "ada pendapat
yang menyatakan tidak ada filsafat pendidikan sama sekali. Dan menganggap filsafat berpredikat
pendidikan. Seperti menaruh sebuah kereta didepan seekor kuda. Filsafat dipandang sebagai bunga,
pendapat lainmenyatakan bawha filsafat pendidikan itu dapat berdiri sendiri secara bebas. Oleh
karenanya ada pendapat yang menyatakan bahwa telah terjadi perpaduan antara para filosofis dengan
filsafat pendidikan. Oleh karenanya, filsafat dapat diartikan sebagai teori pendidikn dalam segala tahap."

2.Pengertian Filsafat Pendidikan Islam


Pada dasarnya agama islam mengarajarkan sebuah pendidikan seperti mural dan lain-lain. Dalam
berfilsafat kita diajarkan pola pikir kita agar kita daapt melakuakn/menyelesaikan suatu permasalahan.
Dengan filsafat pendidikan islam ita dapat menyelsaikan suatu masalh yang dating pad kita bauk itu
bentuk hukum maupun umumnya. Dan sebagaimana kita dapat mendenganpemikiran filsafat
pendidikan islam dari bangasa arab. Di dalam khazanah pemikiran pendidikan islam terutama karya-
karya ilmiah berbahasa Arab, terdapat berbagai istilah yang digunakan oleh ulam' dalam memberikan
pengertian tentang "Pendidikan Islam" dan sekaligus untuk diterapkan dalam konteks yang berbeda-
beda. Muhammad S. A. ibrahimy, sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful dalam laporan penelitiannya,
memberikan definisi bahwa pendidikan islm adalah: "Islamic education in the true sense of learn, is a
system of education whith enables a an to lead his life according of the Islamic ideology, so that may
easily mould his life accordance with tenets of islam". Dan menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan islam
didefinisikan dengan suatu usaha untuk membina atau mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadi islam sebagai pandangan hidup. Definisi lain menyebutkan bahwa
pendidikan islam merupakan proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang
mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan fitroh dan kemampuan ajarannya
(pengaruh dari luar). Sedangkan Yusuf Qardhawi, mengatakan pendidikan agama islam adalah
pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.
Karena pendidikan islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam keadan aman maupun
perangdan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dalam segala kebaikan dan kejahatan, manis dan
pahitnya. Dan Endang saifuddin Anshari memberikan pengertian pendidikan islam sebagai proses
bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa(pikiran,
perasaan kemauan, intuisi), dan berobyek kea rah terciptanya pribadi tertentu disertai evauasi sesuai
ajaran islam. Azyumardi Azra memebrikan statemen yang cukup menukik bawha pendidikan islam
bukan hanya mementingkan pembentukan pribadi untuk kebahagian dunia, tetapi juga untuk
kebahagiaan akhirat. Selain itu pendidikan Islam berusaha membentuk pribadi yang bernafaskan ajaran-
ajaaran Islam. Pendidikan islam menurut Hasan Langgulung seperti yang dikutip oleh oleh Muhaimin
bahwa pendidikan islam setidaknya tercangkup dalam delapan pengertian.
1.Al --tarbiyah al- diniyah (pendidikan kegamaan)
2.Al-ta'lim al-din (pengajaraan agama)
3.Al-ta'lim al-diny (pengajaraan keagamaan)
4.Al-ta'lim al-islamy (pendidikan orang-orang islam)
5.Al-tarbiyah fi al-islam (pendidikan dalam islam)
6.Indad al-muslim (pendidikan dikalang orang-orang islam)
7.Al-tarbiyah al-islamy (pendidikan islam)

d.Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan


Ruang Lingkup Filsafat pendidikan adalah semua pembahasan yang berhubungan dengan
filsafat pendidikan. Pembahasannya meliputi :
1.Sistematika filsafat pendidikan, dalam arti bahwa pembahasannya bersifat logis dan rasional tentang
hakikat permasalahan yang dihadapi. Hasil dari pembahasan tersebut disusun secara sistematis, artinya
suatu bagian berhubungan dengan suatu bagian yang lain baik secara bulat maupun terpadu.
2.Tinjauan terhadap permasalahan yang dipikirkan bersifat radikal, menyangkut persoalan-persoalan
dari mendasar sampai ke akar-akarnya.
3.Ruang lingkup pemikirannya bersifat universal, artinya persoalan-persoalan yang dipikirkan
mencangkup hal-hal yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua jenis dan tingkatan
kenyataan yang ada dialam ini, termasuk kehidupan ummat manusia, baik dimasa sekarang maupun
dimasa mendatang.
4.Pembahasan bersifat spekulatif, artinya pemikiran yang tidak didasari pembuktian-pembuktian
empiris dan eksperimental (seperti dalam ilmu alam)ilmu a;am tersebut mengandung nilai-nilai obyektif.
Yang dimaksud dengan nilai obyektif, karena permasalahan ada suatu realitas (kenyataan) yang ada
pada obyek yang dipikirkan .

e.Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam


Ruang Lingkup Filsafat pendidikan Islam adalah semua pembahasan yang berhubungan dengan filsafat
pendidikan Islam. Pembahasannya meliputi : Filsafat pendidikan islam hakikatnya adalah konsep berpikir
tentang kependidikan yang bersumber atau melandaskan ajaran agama islam tentang hakiakt
kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkang serta dibimbing menjadi manusia muslim
yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran islam
1.Sistematika filsafat pendidikan Islam, dalam arti bahwa pembahasannya bersifat logis dan rasional
tentang hakikat permasalahan yang dihadapi. Hasil dari pembahasan tersebut disusun secara sistematis,
artinya suatu bagian berhubungan dengan suatu bagian yang lain baik secara bulat maupun terpadu.
2.Tinjauan terhadap permasalahan yang dipikirkan bersifat radikal, menyangkut persoalan-persoalan
dari mendasar sampai ke akar-akarnya.
3.Ruang lingkup pemikirannya bersifat universal, artinya persoalan-persoalan yang dipikirkan
mencangkup hal-hal yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua jenis dan tingkatan
kenyataan yang ada dialam ini, termasuk kehidupan ummat manusia, baik dimasa sekarang maupun
dimasa mendatang.
4.Pembahasan bersifat spekulatif, artinya pemikiran yang tidak didasari pembuktian-pembuktian
empiris dan eksperimental (seperti dalam ilmu alam)ilmu a;am tersebut mengandung nilai-nilai obyektif.
Yang dimaksud dengan nilai obyektif, karena permasalahan ada suatu realitas (kenyataan) yang ada
pada obyek yang dipikirkan.

A.Tujuan, Fungsi, Metode dan Hubungan antara Filsafat, Teori dan Praktek Pendidikan Sebagaimana
setiap sesuatu itu pasti mempunyai sebuah tujuan tujuan dan fungsi, agar sesuatu tersebut bisa
dikatan jelas dan bagus. Oleh karenanya, saya akan memaparkan tujuan dan fungsi yang pernah di
ungkapkan oleh para filsof pada umumnya:
a.Tujuan dan Fungsi
Marilah kita menelusiri filsafat sepanjang sejarah manusia denga penampilan pendapat beberapa tokoh
dunia.
a.Plato
Ia merasakan bahwa berpikir dan memikirkan itu sebagai sesuatu nikmat yang luar biasa sehingga
filsafat diberi predikat sebagai keinginan yang sangat berharga.
b.Rene Descartes
Pelapor filsafat modern dan pelapor pembaruan dalam abad ke-17 yang terkenal dengan upaya: "Cogito
ergo sum" (karena berpikir, maka saya ada)
c.Prof. Dr. N. Driyakara S. J
Filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, dengan menyampaikan pendapat-pendapat dan
pendirian- pendirian dan mencoba memperlihatkan pandangan merupakan akar dari lain-lain dan sikap
praktis. d.Al-Kindi
Ahli pikir pertama dalam filsafat islam yang memberikan pengertian dikalangan ummat islam. Dengan
membagi filsafat ke dalam 3 lapangan.
1.Ilmu fisika (ilmu-Thabiyyah) sebagai tingkatan terendah
2.Ilmu matematika, (al- ilmu Riyadhi) sebagai tingkatan menengah.
3.Ilmu ketuhanan (al ilmu Rububiyyah) sebagai tingkatan alfred tertinggi.
e.Alfred narth whicthead
Filsafat adalah keinsyafan dan pandangan jauh kedepan dan suatu kesadaran akan hidup.
f.Maurice marieau ponty (seorang tokoh filsafat modern Existensasialisme)
Jasa dari filsafat itu terletak dalamsumber penyelidikan, sumber itu adalah eksistensi dan dengan
sumber itu kita bia berpikir tentang manusia.
g.Gabriel marcell ( juga seorang existensialis)
Hakikat manusia itu terletak dalam hasrat untuk berkomunikasi, untuk bersatu dengan person atau
pribadi lain dengan penuh kepercayan. Dan itu hanya mungkin karena hasrat menusia untuk percaya
kepada Toi Absolu, kepada dikau yang mutlak tuhan sendiri.

dilihat Fungsi dari filsafat pendidikan islam adalah merupakan suatu pemikiran yang dapat melindasi dan
mengarahkan proses pelaksanaan pendidikan islam. Oleh karena itu, filsafat ini juga memberikan
gambaran tentang sampai dimana proses tersebut dapat direncanakan dan dalam ruang lingkup serta
dimensi bagaiman proses tersebut dilaksanakan. Filsafat pendidikan Islam juga bertugas melakuakan
kritik-kritik tentang metode-metode yang digunakan dalam proses pendidikan Islam. Filsafat pendidikan
islam juga bertugas untuk melakuakn kritik-kritik tentang metode-metode yang digunakan dalam proses
pendidikan islam. Kata islam secara etimologis berasal dari bahasa arab yaitu salima-yaslimu-salamatan-
islamman yang artinya tunduk, patuh, beragam islam. Pendidikan agama islam merupakan upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga
mengimani ajaran agama islam dan menjadika agama islam sebagai pandangan hidup.
Adapun tujuan dan fungsi dari mata kuliah ini adalah sebagai berikut:
1.Memperkenalkan para mahasiswa kepada dunia filsafat, ilmu, dan teknologi sebagaimana yang telah
dicapai oleh umat manusia dari abad kea bad hingga dewasa.
2.Memperkenalkan berbagai tokoh dalam bidang-bidangnya yang bersangkutan serta apa
penemuannya.
3.Mengajak dan mendorong para mahasiswa untuk memiliki wawasan berpikir yang luas, sistematik-
kreatif dan ilmiah.
Setelah kita mengetahui tujuan dan fungsi mata kuliah ini, maka seyogianya kita mengetahui apakah
defisi/batas dari pengetahuan filsafat dan pengetahuanilmu dan teknologi.
b.Metode dan Hubungan antara Filsafat
sebelum kita melanjutkan kepada metode studi dalam filsafat pendidikan, kita harus melihat bagaiman
para ahli pada masa dahulu bagaimana cara menggunakan metode berpikir filosofis tentang problem
kehidupan dalam alam semesta ini, baik itu alam kecil (alam manusia). Kita harus melihat hal tersebut,
terutam dilihat dari segi aspek-aspek perkembangan dalam memecahkan permasalahan yang ada di
alam ini.
Ada salah satu filsof dari perancis Rene Descartes sebagai pendiri filsafat modern tiga ratus tahun yang
lalu, dan dia pernah mengajukan hasil pemikirannya yang pernah meninggalkan cara berpikir filsafat
Scholastik. Dan dia dapat berpikir luas cara berpikirnya berdasarkan metode rasionalistik.
Menurut Rene Descartes ada 4 langkah berpikir yang rasionalistik adalah sebagai berikut :
1.Cara menerima sesuatu, tidak boleh menerima begitu saja hal-hal yang belum diyakini kebenarannya,
dalam hal tersebut perlu hati-hati dalam mengkaji seperti hal tersebut, sehingga pemikiran kita menjadi
jelas dan terang dan tidak ragu.
2.Cara membaca permasalahan melalui pengujian, menganalisa dan mengklasifikasi setiap
permasalahan melalui penguji yang teliti sebanyak mungkin bagaiman diperlukan bagi memecahkan
medali.
3.Cara menggunakan pemikiran dengan cara demikian, menggunakan cara pemikira dengan cara
demikian diawali dengan menganalisa sasaran yang paling sederhana dan paling mudah untuk
diungkapkan, dengan cara sedikit demi sedik kita dapat meningkat kearah bagaimana mengetahui
sasaran-sasaran yang lebih kompleks.
4.Cara menyelesaikan permasalah dengan cara menguraikan, dalam tiap permasalahan dibuat uraian
yang sempurna serta dilakukan peninjauan kembali secara umum, sehingga apa yang ditinjau benar-
benar yakin bahwa taka da satupun permasalah yang tertinggal.
Dan menurut John Dewey, ahli filsafat pendidikan USA sedikit berbeda atau ada perbadaan dengan
Descartes dalam hal metode/cara-cara dalam berpikir. Suatu cara berpikir yang dimulai dari adanya
problem-problem yang dihadapkan kepadanya untuk dipecahkan. Cara John Dewey untuk memecahkan
suatu problem sebagai berikut
A)Kita haru menganalisa situasi terlebih dahu secara hati-hati dan mengumpulkan semua fakta yang
telah diperoleh. Dan kita harus bersikap adil dan tidak memilih serta tanpa prejudis dalam
mengobservasi fakta-fakta.
B)Dan kita harus melakukan observasi terlebih dahulu terhadap fakta-fakta maka kita dapat
memecahkan apa yang diusulkan, ditetapkan. Inilah yang Dewey sebut "sugesti" dan juga disebut
"hypothesa". Menurut para ahli pikir pada umumnya metode filsafat adalah bersifat empiris, artinya
berpikir melalui pengalaman karena semua teori berkembang dan bersumber dari pengalaman .
C)Filsafat dapat dihampiri melalui metode historis/sejarah. Bagaimana sulitnya suatu masalah harus
dipecahkan. Para ahli dapat mendekati sampai tingkat tertentu yang wajar dengan menggunakan
metode historis.
c.Teori dan Praktek Pendidikan
Telah kita ketahui, bahwasannya tidak semua masalah kependidikan dapat dipecahkan dengan
menggunankan metode ilmiah semata-mata. Banyak diantara maslah-masalah kependidikan tersebut
yang merupakan pertanyaan-pertanyaan filosofis, yang memerlukan filosofis juga untuk
memecahkannya. Dengan berbagai cara pendekatan, maka dapat menghasilkan pandsangan-pandangan
tertentu mengenai masalah-masalah tersebut, disamping itu jawaban-jawaban yang telah ditemukan
oleh jenis dan aliran filsafat tertentu sepanjang sejarah terhadap problematika pendidikan yang
dihadapinya.
Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan tersebut, secara lebih rinci dapat diuraikan
sebagai berikut :
1.Filsafat, dalam artian analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan
oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikannya, disamping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya. Sementara filsafat, digunakan
sebagai pandangan tertentu terhadap suatu obyek, misalnya filsafat edialisme, realisme, metarialisme
dan sebagainya. Dengan menggunakannya suatu objek tersebut, para ahli filsafat dapat memandang
tentang pendidikan dan teori-teori pendidikan sehingga bias berkembang. Dengan kata lain, teori-teori
dan pandangan-pandanganfilsafat pendidikan yang dikembangkan oleh seseorang filosof, tentu
berdasarkan corak dan diwarnai oleh pandangan dan aliran filsafat yang dianutnya.
2.Filsafat, juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidika yang telah dikembangakan oleh para
ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, agar mempunya
relevansi denga kehidupan nyata. Artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat
pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuan
kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah
merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan dan filsafat kehidupannya
sendiri-sendiri yang berbeda antara satu sama lainnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan filsafat
pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan kalau perlu juiga merevisi teori
pendidikan tersebut,yang sesuan dengan relavan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari
masyarakat.
3.Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan
arah dalam mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagodik.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Setelah saya membuat makalah filsafat pendidkan ini, banyak yang saya simpulkan bahwasannya.
Filsafat sendiri mengajarkan saya untuk berpikir sedalam mungkin dan dapat memecahkan suatu
permasalah. Saya dapat menyimpulkan bahwasannya filsafat dan agama islam memiliki kesinambungan
yang sama dengan satu tujuan. Didalam agama pendidik merupan suatu kewajiban yang harus kita
kerjakan. Barang siapa yang mempunyai ilmu maka Allah mengangkat derajat orang tersebut. Filsafat
dan agama berjalan dengan seksama, dengan demikian hal itu dapat merangkul kita kepada pemikiran-
pemikiran yang benar-benar jelas, kita dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara berpikir.
B.Saran
Saran dari penulis buatlah pelajar filsafat menarik, oleh karena itu pasti banyak dari kalangan
mahasiswa suka mempelajari ilmu filsafat. Dan juga bagaimana pola pikir kita tidak terlalu ditutpi oleh
ilmu-ilmu agama. Denga mempelajari filsafat kita dapat berpikir lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qardhawi, Yusuf, 1980, Pendidikan islam dan mmadrasah hasan al-banna, terj,:Bustani A. Gani,
Jakarta: Bulan Bintang.
Anshari , Endang Saifuddin, 1976, Pokok-pokok pikiran tentang islam Jakarta: Usaha Interprites.
Arifin, 1991, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Askara.
Arifin. M, 2003, Ilmu Pendidikan Islam: Tujuan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan
interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara.
Azra , Azyumardi, 1999, Esai-esai intelektual muslim Pendidikan Islam. Ciputan: Logos.
Daradjat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Agama Islam Op. Cit,,86.
Descartes, Descourseon method, part, II, pp. 15-16, Trnas. By john Veitch.
Dewey, John, Democracy and Education
Dewey, John, An Introduction to Reflective Thingking, by Columbia University Associates in Philosophy.
Gazalba, Sidi, 1973, Sistimatika Filsafat, Jakarta:Bulan Bintang.
Majid, Abdul, 2005, Pendidikan Agama Islam berbasis kopetensi:konsep dan Implementasi kurikulum
200, Bandung. PT. Rosda Karya.
Morris, Van Cleve, Becoming an Education.
Muhaimin, 1999, Paradigm Pendidikan Islam. Bandung: Rosda Karya.
Nasution, Harun, 1973, Filsafat Agama, Jakarta:Bulan Bintang.
Patrick , George Thomas White, Introduction to Philosophy.
S. Brubacher, John. Modern Philosopies of Education.
Saiful, 1999, Tujuan pendidikan Islam: Tujuan kritis atas pemikiran Muhammad 'Athiyah Al-Abrasyi
(laporan penelitian). STAIN Jember.
Sutrisno. 2005, Revolusi Pendidikan di Indonesia: membedah metode dan teknik pendidekan
berbasis kompetensi, Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Tafsir, Ahamd, 1990, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT. Renja Rosdakarya.
Thomson , Sir Godfrey, A. Modern Philosophy of Education

Anda mungkin juga menyukai