oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari
”Filsafat dan Ilmu Pendidikan”.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan pada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN........................................................................... 3
A. Latar Belakang .................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan ............................................................................................... 4
BAB II: PEMBAHASAN............................................................................ 5
D. Pengertian Filsafat dan Ilmu Pendidikan .......................................... 5
E. Objek Kajian Filsafat dan Ilmu Pendidikan ...................................... 7
F. Tujuan Kajian Filsafat dan Ilmu Pendidikan .................................... 8
PENUTUP .................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ....................................................................................... 12
B. Saran .................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi para pendidik atau guru mempelajari filsafat itu akan besar sekali
manfaatnya. Seorang guru dituntut memiliki alasan yang luas mengenai
profesinya. Ia harus mengetahui hakekat Pendidikan dan hakekat tujuan
pendidikan. Dasar-dasar pendidikan dan Teknik-teknik penyampaian materi
pelajaran sehingga mudah menjadi milik anak. Berpikir secara filsafat bagi guru
terasa sangat penting dalam menghadapi kepesatan kemajuan ilmu dan
teknologi. Selain itu ia akan selalu berpikir kreatif, brsikap terbuka terhadap
pembaharuan sehingga dia tidak ketinggalan jaman
B. Rumusan Masalah
3
1. Menjelaskan pengertian Filsafat dan Ilmu Pendidikan ?
2. Menjelaskan objek Filsafat dan Ilmu Pendidikan ?
3. Menjelaskan tujuan Filsafat dan Ilmu Pendidikan ?
C. Tujuan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 1.
2
Ibid, h.1.
3
Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,
2001), h. 31.
4
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 4.
5
Al- Farabi, mengatakan bahwa filsafat ialah mengetahui semua yang wujud
karena ia wujud. Dari sini ia membagi lapangan filsafat menjadi dua, yaitu:
a. Filsafat teori, mengetahui yang ada tanpa adanya tuntuan untuk
mewujudkannya dalam amal. Lapangan ini meliputi ilmu matematika, ilmu
fisika, dan ilmu metafisika.
b. Filsafat praktek, mengetahui sesuatu yang seharusnya diwujudkan dengan
amal, yang melahirkan tenaga untuk melakukan bagian-bagiannya yang
baik. Amalan yang mengenai individu disebut dengan ilmu akhlak. Dan
ilmu yang mengenai masyarakat disebut dengan filsafat politik, yaitu laku
perbuatan baik oleh anggota masyarakat.
Adapun pengertian dari pendidikan menurut beberapa tokoh, adalah sebagai
berikut:
Ki Hajar Dewantara, menurutnya pendidikan adalah usaha yang dilakukan
dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan
manusia.
Soegarda Poerbakawaca, menurutnya dalam arti umum pendidikan
mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan
pengalamannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda
untuk melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama sebaik-baiknya.
Menurut Islam pendidikan adalah pemberian corak hitam, putihnya adalah
perjalanan hidup seseorang. Dan pendidikan memiliki beberapa nama lain
seperti Tarbiyyah, Ta’lim, dan Ta’dib.
Menurut Ragib Al-Ashfahani, tarbiyah yaitu mengembangkan atau
menumbuhkan sesuatu setahap demi setahap sampai pada batas yang sempurna.
Adapun ta’lim didalam Al-Qur’an mengacu kepada adanya sesuatu berupa
pengetahuan yang diberikan kepada seseorang.
Kemudian kata ta’dib yang dijumpai dalam hadits antara lain “Addabani
Rabbii fa ahsana ta’dibi” artinya: Tuhanku telah mendidikku, dan telah
membuat pendidikanku itu sebaik-baiknya.
Dengan demikian, ta’lim mengesankan proses pemberian bekal
pengetahuan, sedangkan tarbiyah mengesankan proses pembinaan dan
6
pengarahan bagi pembentukkan kepribadian dan sikap mental, sementara istilah
ta’dib mengesankan proses pembinaan terhadap sikap moral dan etika dalam
kehidupan yang mengacu pada peningkatan martabat manusia.
Setelah pembahasan tentang pengertian filsafat dan pengertian pendidikan,
maka akan kita lanjutkan dengan pengertian dari filsafat pendidikan. Yang
mana filsafat yang diterapkan dalam pendidikan maka lahirlah apa yang disebut
filsafat pendidikan.
Filsafat pendidikan menurut Prof. Imam Barnadib merupakan penerapan
suatu analisis filosofis terhadap lapangan pendidikan.
Menurut Al-Syaiban, filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang
teratur yang menjadikan filsafat menjadi sebagai jalan untuk mengatur,
menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Artinya filsafat dapat
menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk
mencapainya.
Dari beberapa pengertian filsafat pendidikan diatas, dapat kami simpulkan
bahwa filsafat pendidikan adalah sebuah ilmu filsafat yang terfokus pada bidang
pendidikan. Dan merupakan pengetahuan yang menyelidiki substansi
pelaksanaan pendidikan yang berkaitan dengan tujuan, latar belakang, cara,
hasil, dan hakikat ilmu pendidikan yang berhubungan dengan analisis kritis
terhadap struktur dan kegunaannya.
7
3. Hakikat Manusia
Objek formal filsafat yaitu sudut pandang, dari mana hal atau bahan tersebut
dipandang. Objek formal filsafat adalah menyeluruh secara umum. Menyeluruh
disini berarti bahwa filsafat dalam memandangnya dapat mencapai hakikat
(mendalam), atau tidak ada satupun yang berada di luar jangkauan pembahasan
filsafat.
Adapun objek kajian ilmu pendidikan terbagi menjadi 2, yaitu:
- Objek material.
Objek material adalah aspek atau hal-hal yang menjadi garapan langsung
pendidikan. Sasaran objek material disini adalah peserta didik.
- Objek formal
Adalah bidang yang menjadi keseluruhan ruang lingkup garapan riset
pendidikan. Seperti upaya untuk mendidik, membimbing dan melatih siswa
menuju perbaikan yang berkaitan dengan persoalan pendidikan.
Objek filsafat pendidikan ialah semua aspek semua aspek yang
berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat
pendidikan itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan
pendidikan dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang
dicita-citakan.
Filsafat pendidikan islam bertolak pandangan islam terhadap manusia
baik secara objek maupun subjek pendidikan. Didalamnya terkandung
pandangan universal terhadap manusi. Sebagai objek pendidikan, manusia di
pandang sebagai makhluk yang di muliakan Allah di atas seluruh makhluk yang
lain.5 Dinyatakan dalam Al Quran: “Dan sesungguhnya telah kami muliakan
anak-anak adam, kami angkat mereka di daratan dan di lautan. Kami beri
mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan
yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.” (QS
5
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam Dari Zaman Ke Zaman, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2017), hal
8
17:70). Pandangan islam terhadap manusia bertolak dari prinsip tauhid kepada
Allah swt. (Hasan Langgulung, 1988: 116-117)
6
Mahfud Junaedi, Paradigma Baru Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2017), hal. 3
7
Muhammad Anwar, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2015), hal. 104.
9
bermasyarakat dan ekonomi serta menekankan pada peningkatan intelektual,
kekayaan, dan keseimbangan jiwa peserta didik8.
Educational aims perform time important functions all of which are normative.
In the first place they give direction to the educative process for education to
slip into such a toughless pattern underscores the second functions aims
perform. Aim not only should give direction to education but should motivate it
as well finally, aims have the function of providing a criterion for evaluating
the educational process9
8
Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat: Edisi Pertama, (Jakarta:
Kencana, 2014), hal. 78.
9
Loc. Cit, Anwar, hal. 106.
10
manusia menurut islam, yaitu manusia yang manakah yang dimaksud dan dicita-
citakan oleh islam. Hal ini inilah yang manjadi dasar tujuan pendidikan islam.
Tujuan pendidikan islam terkait erat dengan tujuan penciptaan manusia sebagai
khalifah Allah SWT dan sebagai Abdullah. Athiyah al-abrasyi mengemukakan
rincian aplikasi dari tujuan pendidikan islam adalah
10
Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat: Edisi Pertama, (Jakarta:
Kencana, 2014), hal. 16. Dinukil dari al-abrasyi
11
Ibid. hal. 79.
12
Ibid.
13
Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat: Edisi Pertama, (Jakarta:
Kencana, 2014), hal. 16.
11
Tujuan pendidikan Islam yang ditetapkan menurut konferensi internasional
adalah
The aims of Muslim education is the creation of the good and righteous man
who worship Allah in the true sense of the term. Build up the structure of his
earthly life according to the shari’ah (low) and employs it to subserve his faith
Tujuan pendidikan muslim adalah membentuk manusia yang baik dan benar
yang berbakti kepada Allah dalam pengertian yang sesungguhnya, membangun
struktur kehidupannya di dunia ini sesuai hukum (syari’ah) dan menjalani
kehidupan tersebut untuk mengabdi sesuai keimanannya.
Fenomena seperti ini sangat berbahaya bagi prinsip dasar filsafat pendidikan
Islam yaitu mencari keridhaan Allah. Beberapa teoritis Muslim seperti Muhammad
Abduh, Hali seorang murid Ahmad Khan India telah mengkritik hasil negatif dari
tujuan pendidikan yang pragmatis itu. Abduh menyadari bahwa tujuan pendidikan
itu bukan untuk mobilitas sosial ekonomi, melainkan untuk mengembangkan
kepribadian peserta didik. Adapun menurut Muhammad Iqbal tujuan pendidikan
adalah menciptakan manusia.
14
Ibid. hal. 81 dinukil dari Wan Dawud, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M Naqieb al-
Attas, 1983
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dari kata Sophos
yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta
terhadap ilmu atau hikmah. Tapi, menurut Al-Syaibani filsafat bukanlah
hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha
mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya, dan menciptakan sikap
positif terhadapnya.
Ki Hajar Dewantara, menurutnya pendidikan adalah usaha yang
dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan
kebahagiaan manusia.
Filsafat pendidikan adalah sebuah ilmu filsafat yang terfokus pada
bidang pendidikan. Dan merupakan pengetahuan yang menyelidiki
substansi pelaksanaan pendidikan yang berkaitan dengan tujuan, latar
belakang, cara, hasil, dan hakikat ilmu pendidikan yang berhubungan
dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya.
Objeknya:
- Objek Materil
- Objek Formal
13