Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Hakikat Filsafat Pendidikan Dan Sejarah Filsafat Pendidikan

Di Ajukan Dalam Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Disusun Oleh kelompok 5

1. Uswatun Hasanah : 2110206027


2. Hesti Ulia Sari : 2110206008
3. Sella Prima Sari : 2110206051
4. Dori Putra Anggara : 2110206006
5. Aditya : 2110206050

Dosen Pengampu:

Dharma Ferry, M.Pd

MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN ) KERINCI
TAHUN 2022

i
KATAPENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran ALLAH swt karna atas
berkatrahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya
Adapun judul yang penulis ambil dalam penyusunan makalah ini adalah
Hakikat Pendidikan Dan Filsafat Pendidikan yang bertujuan untuk
memenuhisalah satu tugas mata kuliah manajemen lembaga penddikan islam.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karna itu dengan tangan terbuka kritik dan saran dari
berbagai pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Besar harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagikami selaku penyusun dan bagi pembaca pada umumnya.

Kerinci, 1 September 2022

penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................i

DaftarIsi........................................................................................................ii

BAB I

Pendahuluan.................................................................................................

A. LatarBelakang..................................................................................

B. RumusanMasalah.............................................................................

C. Tujuan..............................................................................................

BAB II

LandasanTeori/Isi........................................................................................

A. Pengertian filsafat.............................................................................

B. Pengertian pendidikan......................................................................

C. Hakikat filsafat pendidikan..............................................................

BAB III

Penutup..........................................................................................................

A. Kesimpulan...................................................................................

B. Saran.............................................................................................

DaftarPustaka...............................................................................................

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita,


terlebih lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan. Juga pasti kita
sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat
dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua
golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat
pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas,
cenderung terlupakan makna dasar dan hakikatnya.

Peran filsafat dalam dunia pendidikan adalah memberi


kerangka acuan bidang filsafat pendidikan, guna mewujudkan cita-cita
pendidikan yang diharapkan oleh suatu masyarakat atau bangsa maka
tak mengherankan bila filsafat pendidikan yang terdapat pada suatu
negaradipengaruhi oleh filsafat hidup menjadi anutan bangsa di negara
itumasing-masing.

Makalah singkat ini mencoba mengungkap makna Filsafat dan


Pendidikan,, yang terkadang dimaknai secara sempit. Makalah ini akan
memberikan gambaran tentang hakikat filsafat pendidijan dengan
menampilkan pendapat-pendapat para pakar pendidikan baik dari
literatur barat maupun timur.

B. RumusanMasalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan dipaparkan dalam
makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat dan filsafat pendidikan
2. Bagaimana hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan
3. Apa manfaat dari belajar filsafat
iv
4. Apa saja ruang lingkup dari filsafat pendidikan
5. Bagaimana sejarah lahirnya filsafat pendidikan

C. Tujuan
Ada pun tujuan penulisan makalah ini adalah Manfaat makalah ini
agar Mahasiswa atupun audiens dapat memahami ataupun mengetahui
tentang pengertian filsafat pendidikan,ruang lingkup pendidikan besrta
hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan

D. Metodepenyajian
Metode penyajian makalah ini sendiri mencari dari beberapa sumber
dari web internet, buku, dan jurnal yang cocok dengan materi yang dibahas
serta mengumpulkannya menjadi satu sehingga dianggap mampu memenuhi
semua materi yang diperlukan dan menciptakan sebuah makalah

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Filsafat Pendidikan


Secara etimologi Filsafat pendidikan itu mengandung dua pengertian yang
berbeda, yaitu 1) Filsafat, dan 2) Filsafat Pendidikan. Agar kedua dari pengertian
tersebut dapat tergambarkan dan dipahami secara menyeluruh, maka penulis akan
menguraikan ketiga pengertian tersebut di bawah ini.
1. Pengertian Filsafat
Ramayulis di dalam bukunya “Filsafat Pendidikan Islam” yang mengutip dari
Imam Barnadib mengatakan, bahwa dalam segi bahasa kata filsafat berasal dari
bahasa Yunaniyaitu philar dan sophia. Philar adalah berarti cinta dan Sophia berarti
kebenaran atau kebaajikan. Jadi, kata filsafat berarti cinta akan kebenaran atau
kebajikan.
Selain itu, Muzayyin Arifin di dalam bukunya “Filsafat Pendidikan Islam”
menjelaskan, bahwa secara harfiah, filsafat berarti “cinta kepada ilmu”. Filsafat
berasal dari kata Philo yang artinya cinta dan Sophos artinya ilmu/hikmah. Jadi dari
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa setiap manusia yang mencintai suatu
ilmu/hikmah yang mana dengan ilmu tersebut dia mencari suatu kebenaran dengan
mendalam dan tanpa batas maka disebut dengan filsuf. Dan filsafat ini merupakan
ilmu pertama yang diamalkan untuk menemukan suatu kebenaran atau sebuah
rumusan dari segala ilmu penegtahuan. Sebagaimana Muzayyin di dalam bukunya
yang sama menjelaskan, bahwa secara historis, filsafat menjadi induk segala ilmu
pengetahuan yang berkembang sejak zaman Yunani kuno sampai zaman modern
sekarang.
Sedangkan secara istilah makna dari filsafat dapat dirumuskan suatu kegiatan
berpikir secara mendalam dan bebas, agar hakikat dari kebenaran yang dicari dapat
ditemukan. Hal ini sesuai dengan yang dikutip Ramayulis di dalam bukunya dari
beberapa ilmuan; pertama, Muhtar Yahya mengatakan bahwa “berpikir filsafat
adalah pemikiran yang sedalam-dalamnya yang bebas dan teliti yang bertujuan
hanya mencari hakikat kebenaran tentang alam semesta, alam manusia, dan dibalik

1
alam”. Kedua, Soegardo Poerbakwatja juga mengatakan, bahwa “filsafat adalah
ilmu yang berusaha mencari sebab musabab yang sedalam-dalamnya bagi segala
sesuatu berdasarkan fikiran belaka”. Ketiga, sementara Imam Barnadib menyatakan
bahwa “filsafat diartikan sebagai ilmu yang berusaha untuk memahami segala hal
yang timbul di dalam keseluruhan lingkup pengalaman manusia”Dengan demikian,
dari beberapa pengertian tersebut diharapkan manusia dapat memahami, mengerti,
dan mempunyai pandangan yang menyeluruh, mendalam, dan sistematis mengenai
dirinya sendiri sebagai manusia, sekitarnya sebagai lingkungan, dan penciptanya
sebagai Tuhan.
2. Pengertian Filsafat Pendidikan
Pendidik yang peduli terhadap anak didiknya pasti akan memikirkan
pendidikannya, karena seorang pendidik pasti menginginkan anak didiknya menjadi
pintar, lulus, dan sukses dalam menggapai cita-citanya. Di dalam dunia pendidikan
hal yang harus dan pasti dipikirkan dan dibahas oleh seorang pendidik adalah
hakikat, latar belakang, tujuan, metode, evalusai, dan segala susuatu yang berkaitan
dengan pendidikan. Di dalam memikirkan dan membahas segala hal yang berkaitan
dengan pendidikan itulah disebut dengan filsafat pendidikan. Sebagaimana Redja
Mudyahardjo di dalam bukunya “Filsafat Ilmu Pendidikan” mengatakan bahwa
filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang menyelidiki substansi pelaksanaan
pendidikan yang berkaitan dengan tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat
ilmu pendidikan yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan
kegunaannya
Menurut John Dewey yang dikutip oleh Jalaluddin dan Abdullah di dalam
bukunya “Filsafat Pendidikan” mengatakan, bahwa filsafat pendidikan merupakan
suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut
daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju ke arah tabi’at
manusia, maka filsafat bisa juga diartikan sebagai teori umum pendidikan
B. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Hasan Langgulung di dalam bukunya asas-asas pendidikan Islam mengutip
dari John Dewey menjelaskan, bahwa filsafat merupakan teori umum, sebagai
landasan dari semua pemikiran umum mengenai pendidikan. Dalam kaitanya

1
dengan ini Hasan Langgulung berpendapat bahwa  filsafat pendidikan adalah
penerapan metode dan pandangan filsafat dalam bidang pengalaman manusia yang
kemudiaan disebut dengan pendidikan.
Sedangkan John S. Brubachen, seorang guru besar filsafat asal Amerika
mengatakan, bahwa hubungan antara filsafat dan pendidikan sangat erat sekali
antara satu dengan yang lainnya. Kuatnya hubunga tersebut disebabkan karena
kedua disiplin tersebut menghadapi problema-problema filsafat secara
bersama. Selanjutnya Noor Syam di dalamnya bukunya Filsafat Pendidikan dan
Dasar Filsafat Pancasila mengutip dari Kilpatrik menjelaskan bahwa berfilsafat dan
mendidik adalah dua fase dalam satu usaha, berfilsafat ialah memikirkan dan
mempertimbangkan nilai-nilai  dan cita-cita yang lebih baik, sedangkan mendidik
ialah uasaha merealisasikan nilai-nilai dan cita-cita itu di dalam kehidupan dalam
kepribadian manusia.
Dari sini dapat kita pahami bahwa filsafat dan filsafat penddikan merupakan
dua istilah yang berbeda tetapi sangat berhubungan antara satu dengan yang lain,
karena pendidikan merupakan realisasi dari filsafat. Dalam kaitanya hubungan
antara filsafat dan filsafat pendidikan ini Jalaluddin dan Said menjelaskan, bahwa
hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali,
sebab ia menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat
pendidikan adalah aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai
medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan dan
mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuanyang ingin dicapai. Jadi
terdapat kesatuan yang utuh antara filsafat, filsafat pendididkan, dan pengalaman
manusia.
Dari beberapa Uraian di atas dapat kita tarik suatu kesimpulan, bahwa
hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan itu sangat erat sekali dan tak bisa
dipisahkan, karena filsafat memberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha
perbaikan, pengembangan, dan meningkatkan kemajuan dan landasan yang kokoh
bagi tegaknya sistem pendidikan yang diharapkan.

1
C. Manfaat Belajar Filsafat Pendidikan
Mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di lembaga pendidikan tenaga
keguruan dituntut untuk memikirkan masalah-masalah hakiki terkait pendidikan.
Dengan begitu, pemikiran mahasiswa menjadi lebih terasah terhadap persoalan-
persoalan pendidikan baik dalam lingkup mikro maupun makro. Hal ini menjadikan
mahasiswa lebih kritis dalam memandang persoalan pendidikan.
Di samping itu, mahasiswa yang mempelajari dan merenungkan masalah-
masalah hakiki pendidikan akan memperluas cakrawala berpikir mereka, sehingga
dapat lebih arif dalam memahami problem pendidikan. Sebagai intelektual muda
yang kelak menjadi pendidik atau tenaga kependidikan, sudah sewajarnya bila
mereka dituntut untuk berpikir reflektif dan bukan sekedar berpikir teknis di dalam
memecahkan problem-problem dasar kependidikan, yaitu dengan menggunakan
kebebasan intelektual dan tanggung jawab sosial yang melekat padanya.
D. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Jalaluddin dan Sa’id di dalam bukunya mengutip dari Tim Dosen IKIP
Malang menjelaskan, bahwa Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek
pemikiran filsafat yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan
kehidupan manusia, alam semesta dan alam sekitarnya adalah juga merupakan 
obyek pemikiran filsafat pendidikan.
Anak Didik secara filosofis merupakan objek para pendidikan dalam
melakukan tindakan yang bersifat medidik. Dikaji dari beberapa segi, seperti usia
anak didik, kondisi ekonomi keluarga, minat dan bakat anak didik, serta tingkat
intelegensinya, itu membuat seorang pendidik mengutamakan fleksibilitas dalam
mendidik. Anak didik merupakan subjek pendidika, yaitu orang yang menjalankan
dan mengamalkan materi pendidikan yang diberikan oleh pendidik. Agar
pendidikan dapat berhasil dengan sebaik-baiknya, maka jalan pendidikan yang
ditempuh harus sesuaai dengan perkembangan psikologis anak didik.
Materi Pendidikan, yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar
yang disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim dan logis) untuk
disajikan atau disampaikan kepada anak didik.
Perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, tindakan, perbuatan, dan sikap

1
yang dilakukan oleh pendidikan sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didiknya
disebut dengan tahzib. Mendidik artinya meningkatkan pemahaman anak didik
tentang kehidupan, medalami pemahaman terhadap ilmu pengetahuan dan
manfaatnya untuk diterapkan dalam kehidupan nyata dan sebagai pandangan hidup.
Metode pendidikan, yaitu strategi yang relevan yang dilakukan oleh dunia
pendidikan pada saat menyampaikan materi pendidikan kepada anak didik. metode
berfungsi mengolah, menyusun, dan menyajikan materi pendidikan, agar materi
pendidikan tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik.
Evaluasi dan Tujuan Pendidikan. Evaluasi yaitusistem penilaian yang
diterapkan kepada peserta didik, untuk mengetahui keberhasilan pendidikan yang
dilaksanakannya. Evaluasi pendidikan sangat bergantung pada tujuan pendidikan.
jika tujuannya membentuk siswa yang kreatif, cerdas, beriman, dan bertakwa, maka
sistem evaluasi ynag dioperasionalkan harus mengarah pada tujuan yang dimaksud.
Alat-alat Pendidikan dan Lingkungan Pendidikan merupakan fasilitas yang
digunakan untuk mendukung terlaksananya pendidikan. Sedangkan lingkungan
pendidikan adalah segala seusuatu yang terdapat disekitar lingkungan pendidikan
yang mendukung terealisasinya pendidikan.
E. Sejarah Filsafat Pendidikan
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan ( the mother of sciences ) yang
mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahaan. Mulai dari masalah-
masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan
segala problematika dan kehidupanya.
Di antara permasalahan yang dapat dijawab oleh filsafat adalah permasalahan
yang ada di lingkungan pendidikan. Padahal menurut John Dewey, seorang filosof
Amerika, filsafat merupakan teori umum dan landasan pertanyaan dan menyelidiki
faktor-faktor realita dan pengalaman yang terdapat dalam pengalaman pendidikan
Apa yang dikatakan John Dewey memang benar. Karena itu filsafat dan pedidikan
memiliki hubungan hakiki dan timbal balik, filsafat pendidikan yang berusaha
menjawab dan memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosifis
dan memerlukan jawaban secara filosofis.

1
Jika kita memperhatikan pemikiran orang barat yang membahas filsafat
mereka sama sekali lepas dari apa yang dikatakan agama. Bagi mereka titik berat
filsafat adalah mencari hikmah. Hikmah itu dicari untuk mengetahui suatu keadaan
yang sebenarnya, apa itu, dari mana itu, hendak kemana, dan bagaimana. Namun
pertayaan filosofis itu kalau diteruskan, akhirnya akan sampai dan berhenti pada
sesuatu yang disebut agama. Baik filosofis Timur maupun Barat mereka memiliki
pandangan yang sama bila sudah sampai pada pertanyaanya “bilakah permulaan yang
ada ini, dan apakah yang sesuatu yang pertama kali terjadi, apakah yang terakhir
sekali bertahan di dalam ini”.
Akan tetapi mereka akan berusaha untuk mencari hikmah yang sebenarnya
supaya sampai puncak pengetahuan yang tinggi, yaitu Tuhan Yang Maha Mengetahui
dan Maha Kuasa.
Dari uraian di atas dapat diketahui filsafat mulai berkembang dan berubah
fungsi, dari sebagai induk ilmu pengetahuan menjadi semacam pendekatan perekat
kembali sebagai ilmu pengetahuan yang telah berkembang pesat dan terpisah satu
dengan lainnya. Jadi, jelaslah bagi kita bahwa filsafat berkembang sesuai perputaran
zaman. Paling tidak, sejarah filsafat lama membawa manusia untuk mengetahui cerita
dalam katagori filsafat spiritualisme kuno. Kira-kira 1200-1000 SM sudah terdapat
cerita-cerita lahirnya Zarathusthra, dari keluarga Sapitama, yang lahir di tepi sebuah
sungai, yang ditolong oleh Ahura Mazda dalam masa pemerintahan raja-raja
Akhamania (550-530 SM). Timur jauh yang termasuk dalam wilayah Timur jauh
ialah Cina India dan jepang. Di India berkembang filsafat Spiritualisme, Hinduisme,
dan Buddhisme. Sedangkan di Jepang berkembang Shintoisme. Begitu juga di Cina
berkembang, Taoisme, dan Komfusianism.
a. Hinduisme
Pemikiran spiritualisme Hindu adalah konsep karma yang berarti setiap
individu telah dilahirkan kembali secara berulang dalam bentuk manusia atau
binatang sehingga ia menjadi suci dan sempurna. sebagai bagian Dr. H. Amka, M.Si
10 dari jiwa universal ( reingkarnasi ). Karma tersebut pada akhirnya akan
menemukan status seseorang sebagai anggota suatu kasta.

1
Poedjawijatna mengatakan, bahwa para filosof Hindu berpikir untuk mencari
jalan lepas dari ikatan duniawi agar bisa masuk dalam kebebasan yang menurut
mereka sempurna.
b. Buddha
Pencetus ajaran Buddha ialah Sidarta Gautama ( Kira-kira 563-483 SM )
sebagai akibat ketidakpuasannya terhadap penjelasan para guru Hindu isme tentang
kejahatan yang sering menimpa manusia. Setelah melakukan hidup bertapa dan
meditasi selama 6 tahun, secara tiba-tiba menemukan gagasan dan jawaban dari
pertanyaannya. Gagasa-gagasan itulah yang kemudian menjadi dasar-dasar Agama
Buddha ( Samuel Smith, 1986:12 ). Filsafat Buddha berkeyakinan bahwa segala
sesuatu yang ada di dunia ini terliputi oleh sengsara yang disebabakan oleh “Cinta”
terhadap suatu yang berlebihan.
c. Taoisme
Pendiri Taoisme adalah Leo Tse, Lahir pada tahun 604 SM. Tulisannya yang
mengandung makna Filsafat adalah jalan tuhan atau sabda tuhan, Tao ada di mana-
mana tetapi tidak berbentuk dan tida pula diraba, dilihat,dan di dengar. Manusia harus
hidup selaras dengan tao, dan harus bisa menahan hawa nafsunya sendidi. Pengertian
Tao Filsafat Pendidikan 11 dalam filsafat Lao Tse tersebut dapat dimasukan dalam
aliran spiritualisme.
Dan menurut aliran-aliran filsafat India dan Tiongkok, spirirtualisme itu
berkaitan dengan Etika, karena ia memberi petunjuk bagaimana manusia mesti
bersikap dan bertindak di dunia agar memperoleh bahagia dan kesempurnaan ruh
( Gazalba1986:60)
d. Shinto
Shinto merupakan salah satu kepercayaan yang banyak dipeluk masyarakat
Jepang. Agama Shinto tumbuh di Jepang yang sangat respek terhadap alam (natural)
di sebabkan ajaran-ajaranya mengadung nilai antara lain: kreasi (SOZO), generasi
(size), pembangunan (hatten), sehingga ia menjadi jalan hidup dan kehidupan dan
mengandung nilai optimis.

1
BAB III
PENUTUP
 A. Kesimpulan
Filsafat adalah suatu kegiatan berpikir secara mendalam dan menyeluruh
dengan disertai tindakan sadar, teliti, dan teratur agar hakikat dari sebuah kebenaran
dapat ditemukan.
Filsafat pendidikan adalah suatu kegiatan berpikir kritis, bebas, teliti, dan
teratur tentang masalah-masalah yang terdapat di dalam dunia pendidikan agar
masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan itu sangat erat sekali dan tak
bisa dipisahkan, karena filsafat memberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha
perbaikan, pengembangan, dan meningkatkan kemajuan dan landasan yang kokoh
bagi tegaknya sistem pendidikan yang diharapkan.
Ruang lingkup filsafat pendidikan adalah: 1) Pendidik, 2) Murid atau anak
didik, 3) Materi pendidikan, 4) Perbuatan mendidik, 5) Metode pendidikan, 6)
Evaluasi pendidikan, 7) Tujuan pendidikan, 8) Alat-alat pendidikan, 9) lingkungan
pendidikan.
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan ( the mother of sciences ) yang
mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahaan. Mulai dari masalah-
masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan
segala problematika dan kehidupanya.
B. Saran
Dengan mempelajari dan mengkaji tenang filsafat pendidika ini, diharapkan
mulai sekarang mahasiswa lebih berpikir kritis terhadap masalah-masalah yang ada
di dunia pendidikan, karena sudah sepantasnya mahasiswa pendidikan nantinya
akan menjadi penerus pendidik dan filsof di dalam dunia pendidikan.

1
DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam (Analisis Filosofis Sistem Pendidikan


Islam), (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), cet. ke-4.
Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)
cet. ke-7, Ed. Rev.
Mudyahardjo, Redja, Pendidikan Ilmu Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya,
2004).
Abdullah Idi dan Jalaluddin, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2002) cet. ke-2.
Salahudin, Anas, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), cet.
ke-10.
Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam (Jakarta: Al-Husna, 1987).
Noor Syam, M., Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pancasila,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1988).
Jalaluddin dan Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1994).
Amka, Filsafat Pendidikan, (Banjarmasin: Nizamia Learning Center, 2019).

Anda mungkin juga menyukai