Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN DILIHAT DARI DASAR FILSAFAT

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi penugasan mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan

Dosen Pembimbing : Amsori, M.Ag

Kelas / Semester : 2D / 2

Disusun Oleh : Kelompok 1

Ikra Setia B.L

Nur Ihda Rahmasari

Nuriyah Hafidzoh

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-KARIMIYAH (STAISKA)

Jl. H.Maksum No.23, Sawangan Baru, Kec. Sawangan, Kota Depok

Jawa Barat, Kode Pos 16511.


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah
Dasar-Dasar Pendidikan, Shalawat dan salam kami junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah memberikan makna bagi kehidupan di dunia ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, ini disebabkan karena
terbatasnya ilmu yang kami miliki. Untuk itu masukan dari berbagai pihak sangat kami harapkan
demi perbaikan di masa mendatang. Makalah ini kami susun dengan judul ” Pendidikan Dilihat
Dari Dasar Filsafat ” Demikianlah makalah ini kami susun, semoga dapat berguna dan
memberikan banyak manfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca untuk
memperluas wawasan.

Depok,Februari 2020

penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


a. Latar Belakang................................................................................................. 1
b. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
c. Tujuan Makalah............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3


a. Pengertian Filsafat .......................................................................................... 3
b. Aliran – Aliran Filsafat Pendidikan................................................................. 3
c. Filosup Muslim Yang Memiliki Konstribusi dalam Dunia Pendidikan dan
pemikirannya .................................................................................................. 5
d. Fungsi Filsafat Terhadap Pendidikan.............................................................. 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 9
a. Kesimpulan...................................................................................................... 9
b. Saran................................................................................................................ 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi – potensi manusiawi peserta
didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa maupun karsanya, agar potensi itu menjadi
lebih nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah
cita-cita kemanusian yang universal. Pendidikan bertujuan untuk menciptakan pribadi
dalam keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis, dinamis, guna mencapai tujuan hidup
kemanusiaan.
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai
masalah- masalah pendidikan. Tujuan filsafat pendidikan yaitu memberikan inspirasi
bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan
bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan yang
didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan
serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi anatara guru dengan
peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dan
teori – teori pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari filsafat?
2. Apasaja aliran- aliran filsafat pendidikan?
3. Siapa filosup muslim yang memiliki konstribusi dalam dunia pendidikan dan apa
pemikirannya?
4. Apa saja fungsi filsafat terhadap pendidikan?

C. TUJUAN MAKALAH
Tujuan dari pembahasan ini yaitu untuk mengetahui pengertian dari filsafat,
mengetahui aliran –aliran dari filsafat pendidikan, dan mengetahui filosup muslim yang
memiliki konstribusi dalam dunia pendidikan serta pemikirannya, dan juga untuk
mengetahui fungsi dari filsafat terhadap pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FILSAFAT
Secara Etimologis filsafat berasal dari bahasa yunani : “philosopphia” yang
merupakan penggabungan dua kata,yakni “philos” atau “philein” yang berarti
“cinta”,”mencintai”, serta kata “sophia” yang berarti “kebijaksanaan” atau “hikmat”.
Secara bahasa “filsafat meiliki arti “cinta akan kebijaksanaan”.
Arti filsafat menurut beberapa para ahli, yaitu sebagai berikut:
1. Aristoteles : bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda.
Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali.
2. Cicero : filsafat adalah sebagai “ibu dari sebuah seni”
3. Johann Gotlich Fikte : filsafat sebagai ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu yang umum,
yang menjadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis
kenyataan. Filsafat memperkatakan suluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari
kebenaran dari seluruh kenyataan.
4. Paul Nartorp : filsafat sebagai ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan
manusia dengan menunjukkan dasar akhir yang sama.

Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah
– masalah pendidikan yang belum atau tidak terjawab oleh cabang ilmu-ilmu yang ada.
Keberadaan filsafat dalam dunia pendidikan di perlukan untuk mencari hakikat sesuatu,
berusaha mengaitkan hubungan sebab dan akibat dan berusaha menafsirkan pengalaman
– pengalaman kehidupan.

B. ALIRAN – ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN


Filsafat telah mengalami perubahan – perubahan sepanjang masanya dalam suatu
kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai
sasaran utama. Demikian juga pada filsafat pendidikan. Ada beberapa aliran filsafat yang
digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1. Aliran filsafat idealisme
Filsafat idealisme merupakan filsafat tertua dengan tokoh aliran ini adalah Plato
yang dianggap sebagai Bapak Idealisme di dunia Barat. Sejarah idealisme berawal
dari pemikiran Plato tentang kebenaran empiris yang dilihat dan dirasakandalam alam
ideal atau ide. Aliran filsafat idealisme menekankan moral dan realitas spiritual
sebagai sumber – sumber utama di alam ini.
2. Aliran filsafat perenialisme
Perenialisme berarti segala sesuatu yang ada sepanjang sejarah. Aliran filsafat
perennial berpegang pada nilai – nilai atau norma – norma yang bersifat abadi.
Perennialisme dianggap suatu aliran yang ingin kembali atau mundur kepada nilai-
nilai masa lampau.
3. Aliran filsafat esensialisme
Aliran esensialisme menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan
lama, karena kebudayaan lama telah banyak melakukan kebaikan untuk manusia,
termasuk dalam pendidikan yang harus berpijak pada nilai-nilai yang memilik
kejelasan atau tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai – nilai terpilih yang
mempunyai tata yang jelas.
4. Aliran filsafat progresivme
Aliran ini dapat diartikan secara umum sebagai aliran yang mengiginkan
kemajuan – kemajuan secara cepat. Filsafat progresivme dalam pendidikan adalah
suatu aliran yang menekankan, bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian
sekumpulan pengetahuan kepadasa subjek didik,tetapi hendaklah berisi aktivitas-
aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir mereka.
Ciri – cirri filsafat progresivme adalah :
a. Progresivme berakar pada pragmatisme
b. Sasaran pendidikan adalah meningkatkan kecerdasan praktis (kompetensi)dalam
rangka efektivitas pemecahan masalah yang disajikan melalui pengalaman.
c. Nilai bersifat relative, terutama nilai duniawi, menjelajah aktif, evolusioner dan
konsekuensi perilaku.
5. Aliran filsafat pragmatism
Pragmatisme adalah suatu aliran modern yang mengajarkan bahwa yang benar
apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantara akibat-akibatnya yang
bermanfaat secara peraktis. Aliran ini memandang realitas sebagai sesuatu yang
secara tetap mengalami perubahan terus menerus. Pragmatis adalah satu aliran yang
lebih mementingkan orientasi kepada pandangan anti prosentris(berpusat kepada
manusia) kemampuan kreativitas dan pertumbuhan manusia kearah hal-hal yang
bersifat praktis, kemampuan kecerdasan dan individual secara perbuatan dalam
masyarakat.

C. Filosup Muslim Yang Memiliki Konstribusi dalam Dunia Pendidikan dan


pemikirannya
1. Al-Farabi
Pemikiran filosofis pendidikan Islam al-Farabi secara umum tercantum dalam
karyanya yang berjudul Risalah fi al-‘Aql. Buku ini menguraikan secara panjang
lebar mengenai konsep akal (intelijensia) dalam perspektif al-Farabi. Menurutnya,
akal itu dapat digolongkan ke dalam 4 dimensi atau bentuk, yaitu :
a. Akal potensial
b. Akal actual
c. Akal capain
d. Akal aktif
Mengenai tujuan pendidikan, al-Farabi memandang pendidikan sebagai salah satu
elemen atau fenomena yang penting dalam kehidupan sosial. Ia memandang bahwa
pendidikan itu mesti diberikan sedini mungkin dalam rangka menyiapkan anggota
masyarakat yang memperoleh keberuntungan (a beneficial member of society).
Seluruh aktifitas pendidikan harus diarahkan kepada usaha transfer nilai,
pengetahuan dan keterampilan praktis yang dilaksanakan dalam periode dan budaya
tertentu.
Al-Farabi menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membimbing tiap-
tiap individu ke arah kesempurnaan hidup, karena manusia memang diciptakan untuk
tujuan ini. Keberadaan manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan kebahagiaan
dan kesempurnaan hidup tertinggi.
Menurut Farabi, manusia sempurna (al- insan al -kamil) adalah orang yang
memiliki teoritis kebajikan, pengetahuan intelektual dan moral praktis, yang
kemudian diterapkan secara sempurna dalam tingkah lakunya sehari-hari. Dalam
pandangan al-Farabi, pendidikan merupakan kombinasi dari kegiatan belajar dengan
tindakan praktis, pengetahuan yang didapatkan harus diaplikasikan dalam kehidupan
nyata.
Kesempuranaan manusia tulis al-Farabi dalam Mabadi’ ‘Ara Ahl-al-Madinah al-
Fadhilah adalah sesuai dengan watak alamiah manusia itu sendiri, tidak akan tercapai
apabila tidak adanya interaksi sosial dengan manusia lain. Interaksi ataupun
kerjasama itu mempunyai tiga bentuk, yaitu kerjasama antar penduduk dunia pada
umumnya, kerjasama dalam suatu komunitas (ummah), dan kerjasama antar
penduduk kota (madinah).
2. Ibnu Sina
Pemikiran filosofis pendidikan Islam Ibnu Sina dapat ditelusuri dalam beberapa
kitab karyanya, meliputi : Risalat al-Quwwa al-Insaniyya wa Idrakatuha, al-Najat, al-
Isharat wal-Tanbihat, Risalat fi macrifat al-Nafs al-Natiqa, Ilm al-Akhlaq.
Dalam pandangan Ibnu Sina, pendidikan bertujuan untuk menumbuh kembangkan
individu secara totalitas, meliputi aspek fisik, mental dan moral. Lebih lanjut ia
berpandangan bahwa, pendidikan juga bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik
yang akan siap memberikan kontribusi dalam struktur sosial. Karena itu masih dalam
pandangan Ibnu Sina, masyarakat dibangun sepenuhnya atas prinsip kerjasama.
Dengan demikian masing-masing individu harus menyumbangkan keahlian dan
kemampuan berdasarkan spesialisasinya atau profesinya demi terwujudnya tukar-
menukar jasa dalam masyarakat.
Ibnu Sina memiliki perhatian yang besar terhadap aspek pendidikan anak dan
tumbuh kembang mereka. Dalam karyanya al-Qanun, seperti yang dikutip oleh abd
al-Rahman al-Naqib, Ibnu Sina menjelaskan bahwa ketika anak lahir, pusar anak
tersebut harus dipotong sekaligus, dan diikat dengan bersih menggunakan kain wol
halus, sehingga tidak menyebabkan bayi merasa sakit. Apabila bidan ingin
membedung dia, maka bidan harus memijat tubuh bayi tersebut dengan lembut. Bidan
harus memeriksa kondisi tubuh bayi. Kegiatan memijat bayi dengan lembut
hendaknya dijadikan sebagai kegiatan rutin. Bidan harus sering mengusap mata bayi
(bagian luar) dengan kain sutra yang halus atau yang serupa dengannya. Ibnu Sina
sangat menitikberatkan perhatiannya pada pentingnya perawatan bayi pada tahap
awal pasca kelahirannya, baik mengenai tidur, mandi, menyusui dan beberapa latihan
yang cocok untuk bayi.
Materi pendidikan anak pada usia 6 sampai 14 tahun meliputi pengajaran Al-
qur’an dan menghafalnya, belajar membaca dan menulis, materi ajaran agama Islam,
puisi Arab serta olah raga. Dalam pandangan Ibnu Sina, ketika sendi tubuh anak
kuat, lidahnya sudah fasih, pendegarannya sudah bagus, berarti ia sudah siap untuk
menerima pengajaran. Mula-mula ia harus diajarkan al-Qur’an dan ditunjukkan huruf
secara baik dan benar.Mengenai metode pengajaran, Ibnu Sina secara umum
membaginya kepada 2 bentuk metode pengajaran, yaitu pengajaran yang bersifat
intruksi teoritis dan intruksi praktis. Intruksi teoritis dilakukan ketika mengajarkan
atau mentransmisikan teori-teori ilmu kepada siswa, sementara itu intruksi praktis
dilakukan ketika membimbing mereka untuk melakukan suatu latihan atau membuat
suatu kerajinan tangan.

D. FUNGSI FILSAFAT TERHADAP PENDIDIKAN


Filsafat dan pendidikan memiliki hubungan yang erat. Filsafat membantu
memecahkan masalah yang timbul dalam pendidikan. Hal itu disebabkan karena
tidak semua masalah pendidikan bisa dipecahkan dengan menggunakan metode
ilmiah sendiri. Banyak masalah antara masalah – masalah pendidikan tersebut yang
merupakan pertanyaan- pertanyaan filosofis, yang memerlukan pendakatan filosofis
pula dalam manajemennya. Drs. Prasetya menyebutkan fungsi filsafat dalam
pendidikan yaitu sebagai berikut:
1. Filsafat digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan
problematika pendidikan dan menyusun teori – teori pendidikannya,
disamping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya. Adanya berbagai
aliran filsafat tentu akan memberikan corak terhadap teori pendidikan yang
dikembangkan oleh ahli pendidikan atas dasar aliran filosofi tersebut.
2. Filsafat juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah
dikembangkan oleh ahlinya yang mempunyai relevansi dengan kehidupan
nyata.
3. Filsafat berfungsi untuk memberikan petunjuk dan arah daam pengembangan
teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau pedagogik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Filsafat adalah suatu kegiatan berpikir secara mendalam dan menyeluruh dengan
disertai tindakan dasar, teliti dan teratur agar hakikat dari sebuah kebenaran dapat
ditemukan. Filsafat pendidikan adalah suatu kegiatan berpikir kritis,bebas, teliti dan
teratur tentang masalah-masalah yang terdapat didalam dunia pendidikan agar
masalah – masalah tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat. Hubungan filsafat
dengan filsafat pendidikan itu sangat erat sekali dan tidak bisa dipisahkan, karena
filsafat memberi arah dan pedoman dasar bagi usaha – usaha perbaikan,
pengembangan dan meingkatkan kemajuan dan landasan yang kokoh bagi tegaknya
sistem pendidikan yang diharapkan.

B. SARAN
Dengan mempelajari dan mengkaji tentang filsafat pendidikan ini. Diharapkan
Mulai sekarang kita semua dapat berpikir kritis terhadap masalah-masalah yang ada
didunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

https://mahasiswa.ung.ac.id/531415056/home/2016/3/31/pengertian-filsafat-secara-
etimologi-dan-terminologi.html
https://www.padamu.net/aliran-filsafat-pendidikan
https://www.lpmp-aceh.com/pemikiran-filosofis-pendidikan-islam-al-farabi-dan-
ibnu-sina/
http://blogiyanalbalangi.blogspot.com/2011/12/fungsi-filsafat-terhadap-
pendidikan.html?m=1\

Anda mungkin juga menyukai