Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

" PENTINGNYA FILSAFAT DALAM DUNIA PENDIDIKAN"

DOSEN PENGAMPU: KHAIRUL INSAN, S. Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH:

Nama: FITRAH RAMADINA

Nim : 220222129

Kelas : Reg A Ruangan 4

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI

TA 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah


Ta’ala. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul, “ PENTINGNYA FILSAFAT DALAM DUNIA PENDIDIKAN ” dapat
kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang
pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa
keseharian yang bisa kita pelajari salah satunya dari karya film. Begitu
pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai
kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa
sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat
pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan
saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah
yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Sinjai, 01 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................6

BAB III PENUTUP.........................................................................13

A. Kesimpulan.........................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan
pemikiran manusia, dalam dunia pendididkan flsafat dibutuhkan untuk
dijadikan sebagai latihan berfikir secara kritis .karena dengan mengetahui
filsafat banyak hal yang bisa dipelajari sehingga menjadi penunjang untuk
dijadikan bahan dalam dunia pendidikan. Seperti berdiskusi atau Sharing,
dalam kegiatan ini untuk memghidupkan forum perlu adanya pemikiran
pemikiran logis yang kritis .

Pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara


formal atau non formal dalam kehidupan manusia yang bertujuan
mencapai taraf hidup dan untuk kemajuan yang lebih baik. Sementara itu
pendidikan berfungsi memberikan bimbingan secara sadar oleh pendidik
kepada anak didik menuju terciptanya kepribadian yang lebih baik.

Salah satu hal yang berpengaruh dalam tercapainya tujuan


pendidikan yang diharapkan, bukan semata-mata hanya berdasar hasil
pembelajaran saja. Proses pembelajaran kini menjadi perhatian
pemerintah. Pendidikan terlihat dengan pembelajaran yang ada di
kurikulum 2013. Proses pembelajaran yang baik sangat dipengaruhi oleh
kompetensi yang dimiliki pendidik. Pendidik yang memiliki kompetensi
yang memadai akan melakukan minimal tiga hal agar menghasilkan anak
didik yang berkualitas dan tumbah kembang sesuai dengan potensinya,
yaitu: (pengajaran), artinya ia akan melakukan transfer ilmu pengetahuan
melalui proses belajar mengajar. (pelatihan),artinya ia bertanggung jawab
untuk melatihkan pengetahuan yang sudah ditransferkan kepada anak
didiknya agar menjadi suatu keterampilan, dan (pembimbingan), artinya
guru bertangung jawab secara moral untuk membimbing anak didiknya
agar pengetahuan dan keterampilan yang sudah mereka dapatkan
menjadi nilainilai sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Demikian, filsafat memiliki peran penting dalam ranah pendidikan


baik dalam pendidikan dunia keluarga, guru, ataupun lingkungan.dan lain-
lainnya.

METODE
Metode yang digunakan dalam pembuatan artikel ini kami
menggunakan metode deskriptif. Deskriptif adalah penggambaran secara
umum (general) dari judul yang kami sajikaan dalam bentuk kemasan
“Pentingnya filsafat dalam dunia pendididkan“. Sehingga, dengan metode
ini lebih mudah untuk memberikan penggambaran bagi pembaca
mengenai judul kami.
BAB II
PEMBAHASAN

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan


dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam
konsep mendasar. secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan dan kebenaran.Secara terminologi filsafat
mempunyai banyak arti. Arti yang formal dari filsafat adalah
proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap
yang dijunjung tinggi. Filsafat adalah seni yang bukan semata-
mata membatasi diri pada destruksi atau seakan-akan takut
untuk membawa pandangan positif sendiri. Dalam filsafat
memang sangat beragam baik ungkapan atau titik tekannya.

Demikianlah dalam sejarah peradaban manusia dan


perkembangan filsafat sepanjang zaman telah bermunculan
banyak sekali definisi filsafat yang berbeda- beda dan mungkin
cukup membingungkan bagi sebagian kalangan yang ingin
mempelajari filsafat. Untuk memberikan gambaran yang seluas
luasnya mengenal apakah filsafat itu, berbagai perumusan,
konsep, dan penjelasan menurut filsuf terkemuka. Dan aliran-
aliran filsafat sejak zaman dahulu sampai dewasa ini akan
dipaparkan secukupnya. Diantaranya:

1.Filsafat menurut aristoteles

Aristoteles adalah murid plato yang paling terkemuka.ia


mendefinisikan bahwa filsafat itu berurusan dengan
penelitian sebab-sebab dan prinsipprinsip segala sesuatu.
2.Filsafat menurut plato

Plato adalah sahabat dan murid dari socrates . ia


mendefinisikan bahwa filsafat merupakan pencarian yang
bersifat spekulatif atau perekaan terhadap pandangan
tentang seluruh kebenaran.

3.Filsafat menurut pythagoras

Dalam sejarah filsafat yunani kuno, orang yang


memperkenalkan philosophia pertama kali. Dan dia juga
dikenal dengan ahli matematika. Ia mendefinisikan bahwa
pecinta kearifan.Epistemologi ilmu meliputi sumber,
sarana, dan tata cara menggunakan sarana tersebut untuk
mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal
pilihan landasan ontologik akan dengan sendirinya
mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana
yang akan dipilih. Akal dan pengalaman atau komunikasi
antara akal dan pengalaman serta intuisi, merupakan
sarana yang dimaksud dalam epistemologik, sehingga
dikenal adanya model model epistemologik, seperti:
rasionalisme, empirisme, kritisisme atau rasionalisme
kritis, positivisme, feno-menologi dengan berbagai
variasinya. Ditunjukkan pula bagai-mana kelebihan dan
kelemahan sesuatu model epistemologi beserta tolak
ukurnya bagi pengetahuan itu seperti teori koherensi,
korespondesi, pragmatis, dan teori intersubjektif.

Aksiologi llmu meliputi nilal nilal yang bersifat normatif


dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau ke-
nyataan, sebagaimana dijumpai dalam kehidupan yang
menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial,
kawasan simbolik atau pun fisik material. Lebih dari itu, nilai
nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu yang
wajib dipatuhi dalam semua kegiatan, baik dalam melakukan
penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu. Dalam
perkembangannya.

Filsafat llmu juga mengarahkan pandangannya pada


strategi pengembangan ilmu, yang menyangkut etik dan
heuristik. Bahkan sampai pada dimensi ke-budayaan untuk
menangkap tidak saja kegunaan atau kemanfaatan ilmu,
tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan. 9 Ruang lingkup
filsafat menurut beberapa ahli filsafat diantaranya: M.J.
Langeveld menyatakan: filsafat dapat dikatakan sebagai satu
kesatuan yang teridiri dari tiga lingkungan masalah:

a) Lingkungan masalah-masalah keadaan (metafisika,

manusia, alam)

b) Lingkungan masalah-masalah pengetahuan (teori

kebenaran, teori pengetahuan, logika) dan lingkungan

masalah-masalah nilai (teori nilai, etika, estetika dan

nilai yang berdasarkan agama).


Al-Kindi, membagi filsafat dalam tiga lapangan:

a) Ilmu fisika, merupakan tingkatan yang terendah.

b) lmu Matematika, tingkatan tengah

c) Ilmu ke-tuhanan, tingkatan tinggi.

Al-Farabi, membagi filsafat kedalam dua lapangan

a) Filsafat teori (al-falsafah an- Nadzâriyah),

mengetahui sesuatu yang ada dengan tanpa tuntutan

pengalaman. Lapangan ini meliputi: Ilmu Matematika,

Ilmu Fisika, dan Ilmu Metafisika

b) Filsafat praktek (al-falsafah al-amaliyah), mengetahui

sesuatu dengan keharusan melakukan dengan amal

dan melahirkan tenaga untuk melakukan bagian

bagiannya yang baik.

Seperti ilmu akhlak, ilmu politik, dan ilmu mantiq (logika)


filsafat sebagai Ilmu. Dikatakan filsafat sebagai ilmu karena
di dalam pengertian filsafat mengandung pertanyaan ilmiah,
yaitu: bagaimanakah, mengapakah, kemanakah, dan apakah.
Pertanyaan bagaimana menanyakan sifat-sifat yang dapat
ditangkap atau yang tampak oleh indera. Pertanyaan
mengapakah menanyakan tentang sebab (asal mula) suatu
obyek. Jawaban atau pengetahuan yang diperolehnya
bersifat kausalitas (sebab akibat). Pertanyaan kemanakah
menanyakan tentang apa yang terjadi di masa lampau, masa
sekarang, dan masa yang akan datang. Pertanyaan apakah
menanyakan tentang hakikat atau inti mutlak dari suatu hal
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Dalam rangka menggali,
menyusun, dan mengembangkan. pemikiran kefilsafatan
tentang pendidikan, maka perlu diikuti pola dan pemikiran
kefilsafatan pada umumnya.

Adapun pola dan sistem pemikiran kefilsafatan sebagai


suatu ilmu adalah (Pemikiran kefilsafatan harus bersifat
sistematis), dalam arti cara berfikirnya bersifat logis dan
rasional tentang hakikat permasalahan.Hasil pemikirannya
tersusun secara sistematis, artinya satu bagian dengan
bagian lainnya saling berhubungan. (Tinjauan terhadap
permasalahan yang dipikirkan bersifat radikal), artinya
menyangkut persoalan yang mendasar sampai
keakarakarnya. (Ruang lingkup pemikirannya bersifat
universal), artinya persoalan-persoalan yang dipikirkan
mencakup hal-hal yang menyeluruh dan mengandung
generalisasi bagi semua jenis dan tingkat kenyataan yang
ada di alam ini, termasuk kehidupan umat manusia, baik pada
masa sekarang maupun masa mendatang. ( Meskipun
pemikiran yang dilakukan lebih bersifat spekulatif), artinya
pemikiran-pemikiran yang tidak didasari dengan pembuktian-
pembuktian empiris atau eksperimental (seperti dalam ilmu
alam), akan tetapi mengandung nilai-nilai obyektif.

Nilai obyektif oleh permasalahannya adalah suatu


realitas (kenyataan) yang ada pada obyek yang dipikirkannya.
13 Pola dan sistem berpikir filosofis yang demikian
dilaksanakan dalam ruang lingkup yang menyangkut
bidangbidang sebagai berikut:

1) Cosmologi yaitu suatu pemikiran dalam permasalahan


yang berhubungan dengan alam semesta, ruang dan waktu,
kenyataan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan,
serta proses kejadian kejadian dan perkembangan hidup
manusia di alam nyata dan sebagainya.

2) Ontologi yaitu suatu pemikiran tentang asal-usul


kejadian alam semesta, dari mana dan ke arah mana proses
kejadiannya. Pemikiran ontologis akhirnya akan menentukan
suatu kekuatan yang menciptakan alam semesta ini, apakah
pencipta itu satu zat (monisme) ataukah dua zat (dualisme)
atau banyak zat 13 Ali Saifullah, Antara Filsafat dan
Pendidikan.

Pendidikan secara bahasa adalah berasal dari bahasa


arab yaitu “Tarbiyah ” dengan kata kerja “ Rabba ” yang
artinya pendidikan. pendidikan secara istilah yaitu
menyampaikan seruan agama dengan berdakwah,
menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih keterampilan
berbuat, memberi motivasi, dan menciptakan lingkungan
sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan
pribadi muslim.

Pendidikan adalah ilmu tentang proses transformasi


cara berpikir, berperasaan, dan berprilaku dari generasi tua
kepada generasi muda dalam suatu komunitas. Adapun objek
yang dijadikan sebagai kajian pendidikan adalah;

1. Belajar, pengajaran, dan pelatihan.

2. Metode belajar, pengajaran dan pelatihan.

3. Perilaku guru dan siswa.

4. Media pengajaran dan belajar.

Tujuan dari pendidikan adalah mengharapkan


tercapainya sebuah cita-cita setelah melakukan suatu usaha
atau kegiatan selesai baik dengan pengajaran ataupun yang
lainnya. Untuk mencapai apa yang diiginkan cara yang paling
efektif adalah dengan pengajaran.

Dalam kegiatan pendidikan tidak hanya bisa


dilaksanakan dibawah naungan lembaga tetapi ada
pendidikan yang lebih mendidik yaitu melalui lingkungan
pendidikan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa


pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
mencapai tujuan baik dalam Lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat. Melalui penyampaian ajaran, ataupun
menciptakan lingkungan sosial yang baik dan tentram.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian penyusun dapat menyimpulkan bahwa
filsafat merupakan seluruh fenomena baik berupa
kepercayaan dan lain sebagainya yang terjadi didalam
kehidupan yang dijabarkan oleh manusia secara
kritis.Dalam hal ini tidak terlepas dari lembaga
pendidikan yang dapat mengatur hubungan dan pola pikir
sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/330
411997-
Paradigma_Reduksionisme_Epistemik_dalam_
Rekayasa_Genetika
http://ejournal.iainmadura,ac.id/index.php/nua
nsa/article/view/179/170(diakses

Anda mungkin juga menyukai