Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEORI

OLEH :
M. RAMADONA AL FARIZI

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI FILSAFAT
INSTITUT AGAMA ISLAM
DAAR AL ULUUM
KISARAN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


kita kesehatan dan kesempatan dalam rangka menyelesaikan kewajiban kami
sebagai mahasiswa, yakni dalam bentuk tugas yang diberikan oleh bapak dosen
dalam rangka menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kami.
Yang kedua shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
besar Muhammad SAW, sahabat beserta keluarganya karena dengan perjuangan
beliau kita bisa berkumpul di tempat yang mulia ini.
Dengan membuat tugas kami ini, diharapkan mampu untuk lebih
mengenal tentang ciri-ciri kebudayaan yang kami sajikan berdasarkan informasi
dari berbagai sumber. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
jauh dari sempurna, baik dari penyusunan, bahasan, maupun penulisannya. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman
bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Aek Songsongan, 19 Agustus 2022


Penulis,

M. RAMADONA AL FARIZI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
A. Pengertian Filsafat Ilmu ............................................................................... 3
B. Objek Formal Filsafat Ilmu .......................................................................... 4
C. Manfaat belajar filsafat ilmu ........................................................................ 5
D. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu ....................................................................... 5
E. Perkembangan Filsafat Ilmu ........................................................................ 6
F. Fungsi dan Arah Filsafat Ilmu ..................................................................... 6
G. Substansi Filsafat Ilmu ................................................................................. 7
H. Pengembangan Dan Penerapan Teori .......................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11
A. Simpulan .................................................................................................... 11
B. Saran ........................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah filsafat bisa dilacak etimologinya dari istilah Arab falsafah, atau

bahasa Inggris Philosophy yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia yang

terbentuk dari dua akar kata : philen (mencintai) dan sophos (bijaksana), atau juga

philos (teman) dan Sophia (kebijaksanaan). Jadi filsafat adlah cinta akan

kebijaksanaan.Secara terminologis, penulis menggunakan definisi filsafat sebagai

berikut :Filsafat adalah kegiatan / hasil pemikiran / perenungan yang menyelidiki

sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pada makna di balik kenyataan/

teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional.

Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani, “philosophia” meliputi hampir

seluruh pemikiran teoritis. Tetapi dalam perkembangan ilmu pengetahuan

dikemudian hari, ternyata juga kita lihat adanya kecenderungan yang lain. Filsafat

Yunani Kuno yang tadinya merupakan suatu kesatuan kemudian menjadi

terpecah-pecah. Lebih lanjut Nuchelmans (1982), mengemukakan bahwa dengan

munculnya ilmu pengetahuan alam pada abad ke 17, maka mulailah terjadi

perpisahan antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian dapatlah

dikemukakan bahwa sebelum abad ke 17 tersebut ilmu pengetahuan adalah

identik dengan filsafat.

Perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan

munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu

1
pengetahuan baru bahkan kearah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti

spesialisasi-spesialisasi. Ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang

jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-

tidaknya dapat ditentukan.

Menurut sejarah kelahiran istilahnya, filsafat terwujud sebagai sikap yang

ditauladankan oleh Socrates. Yaitu sikap seorang yang cinta kebijaksanaan yang

mendorong pikiran seseorang untuk terus menerus maju dan mencari kepuasan

pikiran, tidak merasa dirinya ahli, tidak menyerah kepada kemalasan, terus

menerus mengembangkan penalarannya untuk mendapatkan kebenaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Ilmu

Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini

dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam

Filsafat Ilmu, yang disusun oleh Ismaun (2001)

1. Robert Ackerman, Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis

tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap

kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu,

tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek

ilmiah secara aktual.

2. Cornelius Benjamin, Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah

sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-

konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka

umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.

3. Michael V. Berry, Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah

dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode

ilmiah.

4. May Brodbeck, Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan

penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.

5. Peter Caws, Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba

berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh

pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini

3
membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan

menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di

lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan

sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-

teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan

kesalahan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Filsafat ilmu adalah segenap

pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut

landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan

manusia.

B. Objek Formal Filsafat Ilmu

Objek material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh

suatu ilmu, atau objek yang yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek material

filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah di

susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di

pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.

Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah

objek materialnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu

pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem

mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana

cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fingsi ilmu itu bagi manusia.

Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu

pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis.

4
C. Manfaat belajar filsafat ilmu

1. Sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga menjadi kritis terhadap

kegiatan ilmiah.

2. Merupakan usaha merepleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode

keilmuan.

3. Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.

D. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

komponen yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu :

ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan

kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari

persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana (yang) “Ada” itu (being Sein, het

zijn). Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan

sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah).

Akslologi llmumeliputi nilal?nilal (values) yang bersifat normatif dalam

pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai

dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan

sosial, kawasansimbolik atau pun fisik?material. Lebih dari itu nilai?nilai juga

ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio sine qua non yang wajib

dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di

dalam menerapkan ilmu.

5
E. Perkembangan Filsafat Ilmu

Dengan mempelajari gejala-gejala yang paling sederhana dan umum

secara tenang dan rasional, kita akan memperoleh landasan baru bagi ilmu-

ilmu pengetahuan yang saling terkait untuk dapat berkembang lebih cepat.

Dalam penggolongan ilmu pengetahuan tersebut, dimulai dari Matematika,

Astronomi, Fisika, Ilmu Kimia, Biologi dan Sosiologi.

Filsafat dimulai oleh Thales sebagai filsafat jagat raya yang selanjutnya

berkembang kearah kosmologi.Dalam abad-abad selanjutnya filsafat

berkembang melalui dua jalur yaitu : filsafat alam dan filsafat moral. Filsafat

alam mempelajari benda dan peristiwa alamiah, sedangkan filsafat moral

mempelajari ewajiban manusia seperti etika, politik dan psikologi.setelah

memasuki abad ke-20 filsafat dalam garis besar dibedakan menjadi dua ragam

yaitu: filsafat kritis dan filsafat spekulatif. Filsafat kritis memusatkan perhatian

pada analisis secara cermat terhadap makna berbagai pengertian yang

diperbincangkan dalam filsafat misslnya substansi, eksistensi, moral, realitas,

sebab, nilai, kebenaran, keindahan, dan kemestian.filsafat spekulatif sendiri

merupakan nama lain dari metafisika.

F. Fungsi dan Arah Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu diharapkan dapat mensistematiskan, meletakkan dasar,

dan memberi arah kepada perkembangan sesuatu ilmu maupun usaha

penelitian ilmuan untuk mengembangkan ilmu. Dengan filsafat ilmu, proses

pendidikan, pengajaran, dan penelitian dalam suatu bidang ilmu menjadi lebih

6
mantap dan tidak kehilangan arah. Secara umum, fungsi filsafat ilmua adalah

untuk :

1. Alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.

2. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap

pandangan filsafat lainnya.

3. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan

pandangan dunia.

4. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam

kehidupan.

5. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai

aspek kehidupan.

G. Substansi Filsafat Ilmu

1. Kenyataan atau Fakta

Kenyataan atau fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi dan memiliki

bukti tetai tidak mungkin dengan alat-alat yang serba kasar seperti panca

indera, manusia dapat menyaksikan hakikat semua kenyataan sebagai

kebenaran sejati. Untuk dapat meraih hakikat kenyataan sebagai kebenaran

sejati, disamping panca indra dan akal, manusia dikaruniai pula budi sebagai

alat perantara antara akal dan Tuhan.

7
2. Kebenaran

Berikut beberapa macam tentang kebenaran :

a. Kebenaran Koherensi : Adanya kesesuaian atau keharmonisan antar

suatu yang memiliki hierarki yang tinggi dari suatu unsure tersebut, baik

berupa skema, ataupun nilai.

b. Kebenaran Korespondensi :Terbuktinya sesuatu dengan adanya kejadian

yang sejalan atau berlawanan arah antara fakta yang diharapkan, antara

fakta dan keyakinan.

c. Kebenaran Performatif : Pemikiran manusia yang menyatukan segalanya

dalam tampilan actual dan menyatukan apapun yang ada dibaliknya. Baik

yang praktis, teoritik maupun yang filosifik. Sesuatu benar apabila dapat

diaktualisasikan dalm tindakan.

d. Kebenaran Pragmatik :Yang benar adalah yang konkrit, individual dan

spesifik.

e. Kebenaran Proporsi :Suatu kebenaran dapat diperoleh bila proporsinya

benar, yakni bila sesuai dengan persyaratan formal suatu proporsi.

f. Kebenaran Struktural Paradigmatik :Merupakn perkembangan dari

kebenaran dari perkembangan korespondensi.

H. Pengembangan Dan Penerapan Teori


1. Pengembangan Teori dan Alternatif Metodologinya

Kesamaan antara ilmu pengetahuan dan filsafat, bahwa keduanya sama-

sama mengejar kebenaran. Kebenaran yang ditemukan tidak sekedar demi

kepentingan teori saja, melainkan demi kepentingan serta peningkatan

8
hidup menusia seluruhnya. Perbedaannya terletak pada obyek yang

diselidiki serta sudut tinjauannya terhadap obyek ilmu pengetahuan dari

penyelidikan lahirlah ilmu- ilmu pengetahuan khusus, seperti ilmu bumi,

ilmu alam dan sebagainya.Kajian filsafat ilmu :ontology, epistimologi,

aksiologi

2. Ilmu khusus yang sesuai dengan obyek kajiannya

Metaphysica Generalis, Theodicia Naturalis, Cosmologia, Anthropologia

Filosofica, Filsafat Biologie, Filsafat Psichologi, Filsafat Sosiologie,

Epistimologi, Filsafat Etica, Filsafat Estetika

3. Etika dan Pengembangan Ilmu dan Teknologi

Etika adalah studi bagaimana seseorang harus memperlakukan manusia

dan keberadaan yang lain, berisi identifikasi hak-hak yang dimiliki setiap

entitas. Hanya saja perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat ini

terkadang tidak sejalan dengan tujuan semuala yaitu menciptakan

teknologi yang memberikan kemudahan tanpa menimbulkan kerusakan

serta keinginan manusia yang cinta damai. Sebagai contoh adanya

pengeboman, pemalsuan obat dan produk-produk, cloning yang tidak

sesuai dan senjata nuklir penghancur masal.

4. Jalinan Fungsional Agama, Filsafat dan Ilmu

Yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran. Demikianpula ilmu dan agama.

Kebenaran dalam filsafat dan ilmu adalah kebenaran akal, sedangkan

kebenaran dalam agama adalah kebenaran wahyu. Kita tidak akan

mencari mana yang paling benar, akan tetapi melihat apakah keduanya

9
dapat berdampingan dan hidup damai,. Meskipun filsafat dan ilmu mencari

kebenaran secara akal, hasil yang diperoleh baik oleh filsafat maupun ilmu

bermacan-macam. Hal ini dapat dilihat pada aliran yang berbeda-beda.

Demikian halnya dengan agama, terdapat bermacam-macam dan

kesemuanya mengajarkan tentang kebenaran. Dengan cara menyadari

keadaan serta kedudukan masing-masing, maka antara filsafat, ilmu dan

agama dapat terjalin hubungan yang harmonis dan saling mendukung.

Ketiganya dapat menunjang dalam menyelesaikan persoalan yang timbul

dalam kehidupan.

5. Implikasi dan implementasi Filsafat Ilmu dalam Pengembangan

Keilmuan dan Kependidikan

Implikasi merupakan hubungan atau keterlibatan, sedangkan impementasi

adalah penerapan. Teknologi kini telah merambah pada dunia yang lain

yakni pendidikan. Missal, kolaborasi antara dunia pendidikan dan

teknologi yakni i-learning. Dengan adanya hal tersebut menunjukka bahwa

dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan telah mengalmi metamorfosis.

Perubahan-perubahan tersebut tak lain juga didasari oleh pemikiran

filsafat. Dengan hal ini diharapkan segala jenis bentuk pendidikan yang

positif dapat dirasakan oleh setiap manusia dimanapun berada.

10
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari pemaparan makalah diatas bisa diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam

gejala sosial maupun natural yang dijadikan pencermatan.

2. Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-

pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria

yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat

ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara

aktual.

3. Pengembangan Teori dan Metodologi mengenai Filsafat Ilmu merupakan

suatu langkah untuk mengkaji suatu kebenaran.

B. Saran
Jika seseorang ingin membuktikan kebenaransuatu pengetahuan maka

cara, sikap, dan sarana yang digunakan untuk membangunpengetahuan tersebut

harus benar. Apa yang diyakini atas dasar pemikiran

mungkin saja tidak benar karena ada sesuatu di dalam nalar kita yang salah.

Demikian pula apa yang kita yakini karena kita amati belum tentu benar karena

penglihatan kita mungkin saja mengalami penyimpangan. Itulah sebabnya ilmu

pengetahan selalu berubah-ubah dan berkembang.

11

Anda mungkin juga menyukai