DISUSUN OLEH :
2.Zuyinatul Kamila
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberi nikmat iman, islam, juga ihsan.
Serta tidak lupa pula sholawat serta salam senantiasa kamihaturkan kepada baginda nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari zaman jahiliyyah ke zaman terang
benderang seperti saat ini..
Alhamdulillah kami haturkan atas selesainya makalah yang berjudul filsafat ilmu
pengetahuan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Hadits.
Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai
penulis meminta kritik dan saran dari kalian semua demi perbaikan makalah mendatang.
Semoga makalah yang sudah kami susun ini dapat memberikan manfaat buat kalian semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan …………………………………………………………………........10
B. Saran ………………………………………...…………………………………..11
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan
mengalami perkembangan yang sangat menyolok. Pada permulaan sejarah filsafat di
Yunani, “philosophia” meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dikemudian hari, ternyata juga kita lihat adanya
kecenderungan yang lain. Filsafat Yunani Kuno yang tadinya merupakan suatu kesatuan
kemudian menjadi terpecah-pecah. Dengan munculnya Ilmu Pengetahuan Alam pada
abad ke 17, mulai terjadi perpisahan antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengan
demikian dapatlah dikemukakan bahwa sebelum abad ke 17 tersebut ilmu pengetahuan
adalah identik dengan filsafat.
Dalam perkembangan lebih lanjut menurut Koento Wibisono (1999), filsafat itu
sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana
“pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar- bercabang secara subur. Masing-masing
cabang melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing
mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.
1
Karena itu implikasi yang timbul menurut Koento Wibisono (1984), adalah
bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu yang lain serta
semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan
atau praktis.Untuk mengatasi gap antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya,
dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat menjembatani serta mewadahi perbedaan yang
muncul. Oleh karenanya, maka bidang filsafatlah yang mampu mengatasi hal tersebut.
Hal ini senada dengan pendapat Immanuel Kant (dalam Kunto Wibisono dkk., 1997)
yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan
batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat. Oleh sebab itu Francis
Bacon (dalam The Liang Gie, 1999) menyebut filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu
(the great mother of the sciences). Lebih lanjut Koento Wibisono dkk. (1997)
menyatakan, karena pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan “a higher level of
knowledge”, maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerusan pengembangan filsafat
pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek sasarannya: Ilmu
(Pengetahuan).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu berasal dari bahasa arab yaitu alima – ya’lamu – ‘ilman dengan
wazan fa’ala – yaf’alu – fi’lan yang berarti mengerti, memahami benar-benar.
Ilmu dalam kamus Indonesia adalah pengetahuan suatu bidang yang disusun
secara konsisten menurut metode-metode tertentu, juga dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Pengertian Pengetahuan
Ditinjau dari segi etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa
Inggris, yaitu Knowledge. Dalam Encyclopedia of philosophy dijelaskan bahwa
definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar. Sedangkan dari segi
3
terminology menurut Sidi Gazalba dalam kitab Sistematika Filsafat Pengetahuan
adalah sesuatu yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut
adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah
semua milik pukiran. Dengan demikian pengetahuan adalah merupakan hasil
proses dari usaha manusia untuk tahu.
Pengertian Filsafat
4
Dalam perkembangan sejarah ilmu filsafat, antara satu ahli filsafat dengan
ahli filsafat lainnya selalu berbeda seiring banyaknya ahli filsafat itu sendiri.
Pengertian filsafat dapat ditinjau secara etimologi dan terminology.
Kata Filsafat yang dalam bahasa Arab falsafah dan bahasa inggrisnya
dikenal dengan istilah Philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani yaitu
Philosopic. Kata Philosophic terdiri dari kata Philein yang berarti cinta (Love) dan
sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi filsafat
berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya.
Seorang filsuf adalah pecinta atau pencari kebijaksanaan.
Menurut Cicero, penulis Romawi (106-43 SM) kata filsafat pertama kali
digunakan oleh Pythagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap orang-orang
cendekiawan pada masanya yang menamakan dirinya “ahli pengetahuan”.
Arti filsafat saat itu belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu
diperjelas seperti halnya yang banyak dipakai sekarang ini oleh para kaum
sophist.
1). Menurut Plato Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih
kebenaran yang asli dan murni. Plato juga mengatakan bahwa filsafat adalah
penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas yang paling akhir dari segala sesuatu
yang ada.
5
3. Sedangkan menurut Sidi Gazalba, filsafat adalah system kebenaran tentang
segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari berpikir secara radikal,
sistematis dan universal.
6
Untuk memperjelas pengertian ilmu sebagai aktifitas penelitian, maka
harus diuraikan lebih lanjut dan lengkap mengenai cara dan langkah menuju hasil
ilmiah. Penelitian sebagai serangkaian aktifitas mengandung prosedur tertentu,
yakni serangkaian cara dan langkah tertib yang mewujudkan pola tetap.
Rangkaian cara dan langkah ini dalam dunia keilmuan disebut metode.. Untuk
lebih jelasnya dipakai istilah ‘metode ilmiah’ (scientific method).
Menguji masalah.
Mengusulkan solusi.
Memecahkan masalah.
Dari pengertian ilmu sebagai proses yang merupakan penelitian ilmiah dan
prosedur yang mewujudkan metode ilmiah di atas, pada akhirnya keluarlah
produk berupa pengetahuan ilmiah (scientific knowledge). Ini merupakan
pengertian dan posisi ilmu yang ketiga.
7
bacaan itu. Pengetahuan ilmiah dapat juga diserap dari pernyataan-pernyataan
yang diucapkan oleh seseorang dalam mimbar kuliah atau pertemuan.
Francis Bacon berpendapat bahwa “ The real end legitimate goal of the
sciences is the endowment of human life with new inventions and riches”
“The end Of scienceis to discover what true about the world. The activity
of science is directed to seek the truth, and it is judged by the criterion of being
true to the fact”
8
(Tujuan ilmu adalah menemukan apa yang benar mengenai dunia ini.
Aktivitas ilmu diarahkan untuk mencari kebenaran, dan ini dinilai dengan ukuran
apakah benar terhadap fakta-fakta)
Pengetahuan (knowledge)
Kebenaran (truth)
Penjelasan (explanation)
Peramalan (prediction)
Pengendalian (control)
9
dan dirinya sendiri. Berdasarkan pemahaman itu ilmu dapat memberikan
penjelasan tentang gejala alam, peristiwa masyarakat, atau perilaku manusia yang
perlu Dijelaskan. Penjelasan dapat menjadi landasan untuk peramalan yang
selanjutnya bias merupakan pangkal bagi pengendalian terhadap sesuatu hal.
Akhirnya ilmu juga diarahkan pada tujuan penerapan yaitu untuk membuat aneka
sarana yang akan membantu manusia mengendalikan alam atau mencapai tujuan
praktis apapun. Dengan demikian ilmu tidak mengarah pada tujuan tunggal yang
terbatas melainkan pada macam-macam tujuan yang tampaknya dapat
berkembang terus sejalan dengan pemikiran para ilmuwan.
10
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Ilmu berasal dari bahasa arab yaitu alima – ya’lamu – ‘ilman dengan
wazan fa’ala – yaf’alu – fi’lan yang berarti mengerti, memahami benar-benar.
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang mengenai suatu kenyataan yang
tersusun sistematis, dari usaha manusia yang dilakukan dengan penyelidikan,
pengalaman dan percobaan-percobaan.
Ditinjau dari segi etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa
Inggris, yaitu Knowledge. Dalam Encyclopedia of philosophy dijelaskan bahwa
definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar. Sedangkan dari segi
terminology menurut Sidi Gazalba dalam kitab Sistematika Filsafat Pengetahuan
adalah sesuatu yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut
adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah
semua milik pukiran. Dengan demikian pengetahuan adalah merupakan hasil
proses dari usaha manusia untuk tahu.
Tujuan-tujuan ilmu oleh para ilmuwan dan filsuf antara lain adalah bahwa
ilmu itu bertujuan untuk mencapai kebenaran atau memperoleh pengetahuan. Dari
kedua hal itu ilmu diharapkan dapat pula mendatangkan pemahaman kepada
11
manusia mengenai alam semestanya, dunia sekelilingnya, atau sekarang bahkan
juga mengenai masyarakat lingkungannya dan dirinya sendiri.
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad hanafi, MA, Pengantar Filsafat Islam, (jakarta: Bulan Bintang, 1990)
A. Khozin Afandi, Filsafat Ilmu dan beberapa pokok Ajaran Fenomenologi (tt, tt, 1997)
Ali Maksum, Pengantar Filsafat dari Masa klasik Hingga Postmodernisme, (Yogyakarta,
Ar Ruzz Media, 2008)
Hasan, Bakti, Nasution, Filsafat Umum, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2001)
Muhammad Muslih, Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar Paradigma dan Kerangka
Teori Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Belukar, 2006)
Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008)
13
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Edisi Kedua Cetakan Ketujuh (Yogyakaarta:
Liberty, 2007)
14