Oleh :
NIM : 4520103040
Amelia Paramma
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ………………...…………………………….. 12
B. Saran ………………………….………………………....... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat sebagai ilmu tidak jauh berbeda dengan cabang ilmu lainnya.
Dalam arti mempunyai sistematika sebagai berikut: 1) Gegenstand, yaitu
obyek sasaran yang akan diteliti dan diketahui menuju suatu pengetahuan,
realitas, atau kebenaran. 2) Gegenstand terus-menerus dipertanyakan tanpa
mengetahui titik henti. 3) Setelah itu ada alasan atau motif tertentu, dan
dengan cara tertentu mengapa Gegenstand terus-menerus dipertanyakan. 4)
Rangkaian jawaban yang dikemukakan kemudian disusun kembali menjadi
satu kesatuan sistem
3
tumbuh menjadi sosiologi, antropologi, hukum, ekonomi, politik, psikologi,
dan sebagainya.
4
3. J. Habarer mendefinisikan "Suatu hasil kegiatan manusia yang
merupakan kumpulan teori, metode dan praktek dan menjadi sebuah
institusi dalam masyarakat."
Suatu ilmu dapat dikatakan sebagai ilmu apabila dapat memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
5
a. Objek Ontologis : yaitu pengalaman manusia, yaitu segala bentuk yang
dapat dijangkau melalui panca indera atau alat yang membantu panca
indera.
Adapun perbedaan antara sains dan pengetahuan, sains adalah bagian dari
pengetahuan yang terklasifikasi, sistematis, dan terukur serta dapat
dibuktikan secara empiris. Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan
yang belum tersusun, baik tentang metafisika maupun fisik. Dapat juga
dikatakan bahwa pengetahuan adalah informasi yang berupa akal sehat,
sedangkan ilmu pengetahuan sudah merupakan bagian yang lebih tinggi
karena memiliki metode dan mekanisme tertentu. Ilmu itu ibarat sapu lidi,
yaitu beberapa lidi yang telah diasah dan dipotong ujungnya dan pangkalnya
kemudian diikat sehingga menjadi sapu lidi, sedangkan pengetahuan adalah
lidi yang masih berserakan di pohon kelapa, di pasar, dan di tempat lain yang
belum tertata dengan baik.
PENGETAHUAN
6
epistemologis, dan aksiologis ilmu pengetahuan secara umum. Filsafat ilmu
mengkritisi asumsi dan postulat ilmiah serta analisis kritis terhadap istilah-
istilah teknis yang berlaku di dunia ilmiah. Filsafat ilmu juga merupakan
kritikus yang sangat konstruktif terhadap sistem kerja dan struktur ilmu.
7
membantu manusia mensistematisasikan apa yang mereka ketahui dan
mengatur pencarian mereka.
8
Franz Magnis Suseno mengungkapkan dua arah filsafat dalam upaya
menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan sebagai berikut: pertama,
filsafat harus mengkritik jawaban yang tidak memadai. Kedua, filsafat harus
ikut serta dalam pencarian jawaban yang benar. Kritik dan jawaban yang
diberikan oleh filsafat sebenarnya berbeda dengan jawaban lain pada
umumnya. Kritik dan jawaban harus beralasan secara rasional.
9
sejalan dengan tantangan zaman, karena sains tidak hidup dengan
sendirinya, tetapi harus memiliki manfaat bagi kehidupan dunia.
10
membentuk individu yang mampu beradaptasi dalam masyarakat dan
memiliki rasa tanggung jawab terhadap masyarakat.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
12
dalam peningkatan mutu pendidikan tinggi dan paradigma ' manusia
Indonesia seutuhnya yang dalam nalarnya diharapkan mampu melakukan
terobosan-terobosan ke bidang-bidang yang paling mendasar untuk
memahami hakikat ilmu pengetahuan secara maksimal.
13
DAFTAR PUSTAKA
14