Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ILMU FILSAFAT SEBAGAI DASAR KEMAJUAN


PENGETAHUAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu DR.Muhammad Nur, SH., M.Pd., MH.

Oleh :

Nama: Amelia Paramma

NIM : 4520103040

Kelas : PGSD (B)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BOSOWA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah,
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah “Ilmu
Filsafat Sebagai Dasar Kemajuan Pengetahuan”. Saya sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai materi ini.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada


umumnya dan penulis pada khususnya. Saya menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu
saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan.

Makassar , 3 Juni 2021

Amelia Paramma

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ii
BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………….... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………….. 2
C. Tujuan ……………………………………………………...… 2

BAB II : PEMBAHASAN ………………………………………………..… 3

A. Pengertian Ilmu Filsafat………………….…………………. 3


B. Pengertian Ilmu Pengetahuan …..……….……………….. 4
C. Peranan Filsafat Ilmu Bagi Perkembangan Ilmu
Pengetahuan ………………………………………..…… … 6
D. Aliran Filsafat Pendidikan Yang Berpengaruh Besar
Terhadap Dunia Pendidikan …..………………………… 10

BAB III : PENUTUP ………………………………...…………………… 12

A. Kesimpulan ………………...…………………………….. 12
B. Saran ………………………….………………………....... 12

Daftar Pustaka …………………………………….………………………14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Filsafat Ilmu memiliki peran yang sangat penting dalam penalaran


manusia untuk membangun pengetahuan. Karena Filsafat Ilmu akan
menyelidiki, menggali, dan menggali sedalam-dalamnya, dan seluas-luasnya
tentang hakikat Ilmu Pengetahuan. Dalam hal ini, kita dapat memperoleh
gambaran bahwa filsafat ilmu adalah akar dari segala ilmu dan pengetahuan.

Beberapa pandangan tentang Filsafat Ilmu antara lain adalah Filsafat


Ilmu yang merupakan tinjauan kritis terhadap pendapat ilmiah. Filsafat ilmu
adalah perbandingan atau pengembangan pendapat masa lalu dengan
pendapat saat ini yang didukung oleh bukti ilmiah. Filsafat ilmu merupakan
paparan terhadap asumsi dan kecenderungan yang tidak lepas dari
pemikiran para ilmuwan yang menelitinya.

Filsafat, banyak orang menganggapnya sebagai sesuatu yang sulit


diterima keberadaannya. Ketika mendengar seseorang memiliki filosofi,
anggapan yang muncul cenderung berpikir bahwa ia mulai memasuki wilayah
yang menyesatkan. Bukan itu masalahnya. Justru dengan filsafatlah orang
akan menemukan esensi dari segala sesuatu yang ada, mengingat filsafat itu
sendiri berarti melihat segala sesuatu dengan penuh perhatian dan minat,
atau memikirkan sesuatu secara sadar.

Filsafat ilmu dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin, konsep, dan


teori tentang ilmu pengetahuan yang telah dianalisis dan diklasifikasikan.
Filsafat ilmu adalah rumusan pandangan ilmiah berdasarkan penelitian
ilmiah. Kemudian dari sini kita memiliki pokok bahasan sejauh mana filsafat
ilmu telah memberikan kontribusi terhadap pendidikan, yang akan dibahas
lebih lanjut.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian Ilmu Filsafat ?

2. Apakah pengertian Ilmu Pengetahuan?

3. Bagaimana peranan filsafat ilmu bagi perkembangan ilmu


pengetahuan?

4. Apa saja aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh besar terhadap


dunia pendidikan?

C. TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui pengertian Ilmu Filsafat ?

2. Mengetahui pengertian Ilmu Pengetahuan?

3. Mengetahui peranan filsafat ilmu bagi perkembangan ilmu


pengetahuan?

4. Mengetahui aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh besar


terhadap dunia pendidikan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ILMU FILSAFAT

Filsafat sebagai ilmu tidak jauh berbeda dengan cabang ilmu lainnya.
Dalam arti mempunyai sistematika sebagai berikut: 1) Gegenstand, yaitu
obyek sasaran yang akan diteliti dan diketahui menuju suatu pengetahuan,
realitas, atau kebenaran. 2) Gegenstand terus-menerus dipertanyakan tanpa
mengetahui titik henti. 3) Setelah itu ada alasan atau motif tertentu, dan
dengan cara tertentu mengapa Gegenstand terus-menerus dipertanyakan. 4)
Rangkaian jawaban yang dikemukakan kemudian disusun kembali menjadi
satu kesatuan sistem

Menurut Koento Wibisono, filsafat adalah ilmu yang menunjukkan


bagaimana upaya manusia tidak pernah menyerah untuk menentukan
kebenaran atau realitas secara kritis, mendasar, dan integral. Oleh karena
itu, dalam filsafat, proses yang dilalui adalah refleksi, kontemplasi, abstraksi,
dialog, dan evaluasi menuju sintesis. Filsafat (filsafat sebagai ilmu)
mempertanyakan sifat (substansi) atau "apa" dari objek sasaran yang
dihadapinya dengan menempatkan objek pada posisi penuhnya. Hal ini
berbeda dengan cabang ilmu lain yang hanya melihat pada satu sisi atau
dimensi saja.

Filsafat dalam berurusan dengan objek material manusia, yang ingin


kita temukan adalah apa hakikat manusia, apa arti kehadirannya dan tujuan
hidup baik dalam arti imanen maupun transenden. Dengan memandang
objek material manusia hanya pada satu sisi atau dimensi, cabang ilmu

3
tumbuh menjadi sosiologi, antropologi, hukum, ekonomi, politik, psikologi,
dan sebagainya.

B. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN

Ilmu berasal dari bahasa Arab: 'alima, ya'lamu, 'ilmanm, dengan


wazan fa'ila, yaf'alu yang artinya: mengerti, mengerti betul, sebagaimana
ungkapan "Asmu'i telah memahami pelajaran filsafat".Dalam bahasa Inggris
disebut science, dari bahasa latin scientia (pengetahuan) – scire
(mengetahui). Sinonim terdekat dengan bahasa Yunani adalah episteme.
Pengertian ilmu yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah
tentang pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis
menurut cara-cara tertentu, yang dapat digunakan untuk menjelaskan gejala-
gejala tertentu dalam bidang tersebut (pengetahuan).

Ilmu pengetahuan adalah seluruh upaya sadar untuk menyelidiki,


menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia tentang berbagai
aspek realitas di dunia manusia. Pengertian lainnya adalah pengetahuan
tentang objek tertentu yang tersusun secara sistematis sebagai hasil
penelitian dengan menggunakan metode. Beberapa pendapat para ahli
tentang ilmu pengetahuan antara lain sebagai berikut.

1. Harold H. Titus mendefinisikan “Ilmu pengetahuan adalah ilmu umum


yang terorganisir dan terorganisir, mendekati objek atau peristiwa
dengan menggunakan metode pengamatan yang cermat dan kritis.

2. Dr. Mohammad Hatta mendefinisikan “Setiap disiplin kerja kausal


dalam suatu kelas masalah yang mempunyai sifat yang sama, baik
menurut kedudukannya, tampak dari luar maupun menurut strukturnya
dari dalam.”

4
3. J. Habarer mendefinisikan "Suatu hasil kegiatan manusia yang
merupakan kumpulan teori, metode dan praktek dan menjadi sebuah
institusi dalam masyarakat."

4. Louis Leahy mendefinisikan “Pengetahuan adalah kekayaan dan


kesempurnaan. Seseorang yang tahu lebih banyak lebih baik daripada
seseorang yang tidak tahu apa-apa.”

5. The Liang Gie mendefinisikan “Ilmu pengetahuan sebagai


pengetahuan, artinya sains adalah kumpulan yang sistematis, atau
sebagai kelompok pengetahuan yang terorganisir tentang materi
pelajaran . Dengan kata lain, pengetahuan mengacu pada sesuatu
yang merupakan konten substantif yang terkandung dalam sains .

Suatu ilmu dapat dikatakan sebagai ilmu apabila dapat memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:

a. Sains membutuhkan adanya suatu objek yang diteliti, baik yang


berkaitan dengan alam (kosmologi) maupun tentang manusia
(biopsikososial).

b. Ilmu membutuhkan adanya metode-metode tertentu, yang


mengandung pendekatan dan teknik tertentu.

c. Isu utama (materi pokok atau fokus perhatian). Sains


membutuhkan suatu materi pelajaran untuk dipelajari.

Jadi semua bentuk pengetahuan dapat diklasifikasikan ke dalam kategori


pengetahuan dimana setiap bentuk dapat dicirikan oleh karakteristik objek
ontologis, basis epistemologis, dan basis aksiologis.Salah satu bentuk ilmu
yang bercirikan:

5
a. Objek Ontologis : yaitu pengalaman manusia, yaitu segala bentuk yang
dapat dijangkau melalui panca indera atau alat yang membantu panca
indera.

b. Landasan epistemologis: metode ilmiah yang berupa kombinasi logika


deduktif dengan pengajuan hipotesis atau yang disebut dengan
pembuktian logico hypotetico.

c. Landasan aksiologis: kemaslahatan umat manusia berarti bahwa segala


bentuk pengetahuan secara moral ditujukan untuk kebaikan hidup
manusia.

Adapun perbedaan antara sains dan pengetahuan, sains adalah bagian dari
pengetahuan yang terklasifikasi, sistematis, dan terukur serta dapat
dibuktikan secara empiris. Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan
yang belum tersusun, baik tentang metafisika maupun fisik. Dapat juga
dikatakan bahwa pengetahuan adalah informasi yang berupa akal sehat,
sedangkan ilmu pengetahuan sudah merupakan bagian yang lebih tinggi
karena memiliki metode dan mekanisme tertentu. Ilmu itu ibarat sapu lidi,
yaitu beberapa lidi yang telah diasah dan dipotong ujungnya dan pangkalnya
kemudian diikat sehingga menjadi sapu lidi, sedangkan pengetahuan adalah
lidi yang masih berserakan di pohon kelapa, di pasar, dan di tempat lain yang
belum tertata dengan baik.

C. PERANAN FILSAFAT ILMU BAGI PERKEMBANGAN ILMU

PENGETAHUAN

Peranan filsafat sangat penting bagi perkembangan dan


kesempurnaan ilmu pengetahuan. Meletakkan kerangka dasar untuk
orientasi dan visi penyelidikan ilmiah, dan memberikan landasan ontologis,

6
epistemologis, dan aksiologis ilmu pengetahuan secara umum. Filsafat ilmu
mengkritisi asumsi dan postulat ilmiah serta analisis kritis terhadap istilah-
istilah teknis yang berlaku di dunia ilmiah. Filsafat ilmu juga merupakan
kritikus yang sangat konstruktif terhadap sistem kerja dan struktur ilmu.

Pada dasarnya, filsafat bertugas memberikan landasan filosofis untuk


setidaknya memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, untuk
memberikan kemampuan membangun teori-teori ilmiah. Secara substantif,
fungsi pengembangan mendapat pembekalan dan disiplin ilmu masing-
masing dalam rangka mempresentasikan teori substantif. Selanjutnya secara
teknis dihadapkan pada bentuk metodologi, pengembangan ilmu
pengetahuan dapat mengoperasionalkan pengembangan konsep tesis, dan
teori-teori ilmiah dari disiplin ilmunya masing-masing.

Pendapat Immanuel Kant yang menyatakan bahwa filsafat adalah


disiplin ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup
pengetahuan manusia secara tepat. Oleh karena itu Fransiskus menyebut
filsafat sebagai ibu agung ilmu pengetahuan.

Semakin banyak orang tahu, semakin banyak pertanyaan muncul di


dalamnya. Manusia ingin tahu tentang asal usul dan tujuan hidup, tentang
dirinya, tentang takdirnya, tentang kebebasannya, dan berbagai hal lainnya.
Sikap ini pada dasarnya telah menghasilkan pengetahuan yang sangat luas,
yang secara metodis dan sistematis dapat dibagi menjadi banyak jenis
pengetahuan.

Ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam


mengorientasikan diri di dunia dan memecahkan berbagai masalah
kehidupan. Tidak seperti binatang, manusia tidak bisa membiarkan naluri
mengatur perilaku mereka. Untuk memecahkan masalah, manusia
membutuhkan kesadaran dalam memahami lingkungannya. Di sinilah ilmu

7
membantu manusia mensistematisasikan apa yang mereka ketahui dan
mengatur pencarian mereka.

Padahal, peran sains dalam membantu manusia mengatasi


problematika hidupnya sebenarnya terbatas. Sebagaimana dikemukakan
dalam pendahuluan, batasannya terletak pada cara kerja ilmu-ilmu yang
hanya membatasi diri pada tujuan atau bidang tertentu. Karena keterbatasan
ini, sains tidak dapat menjawab pertanyaan tentang seluruh umat manusia.
Untuk memecahkan masalah ini, ilmu membutuhkan filsafat. Di sinilah filsafat
menjadi penting.

C. Verhaak dan R. Haryono Imam dalam bukunya yang berjudul


Philosophy of Science: A Study of How Sciences Work, menjelaskan dua
penilaian filosofis tentang kebenaran ilmu. Pertama, filsafat ikut menilai apa
yang dianggap “benar” dan “benar” dalam ilmu pengetahuan. Apa yang
dianggap pantas dalam ilmu-ilmu itu diserahkan kepada ilmu-ilmu itu sendiri.
Dalam hal ini filsafat tidak mencampuri bidang ilmu. Namun, mengenai apa
kebenarannya, sains tidak bisa menjawabnya karena masalah ini bukan
bidang ilmunya. Hal-hal yang berkaitan dengan ada tidaknya kebenaran dan
apa itu kebenaran dibahas dan dijelaskan oleh filsafat. Kedua, filsafat menilai
kontribusi ilmu pengetahuan bagi perkembangan pengetahuan manusia
untuk mencapai kebenaran.

Dari dua penilaian filosofis tentang kebenaran ilmu-ilmu di atas, terlihat


bahwa ilmu-ilmu (ilmu-ilmu eksakta) tidak terlibat langsung dalam upaya
manusia menuju kebenaran. Upaya ilmu lebih merupakan kontribusi agar
pengetahuan itu sendiri lebih dekat dengan kebenaran. Filsafat terlibat
langsung dalam upaya manusia untuk mencari kebenaran. Dalam filsafat,
berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan kebenaran dikumpulkan dan
diproses untuk menemukan jawaban yang memadai.

8
Franz Magnis Suseno mengungkapkan dua arah filsafat dalam upaya
menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan sebagai berikut: pertama,
filsafat harus mengkritik jawaban yang tidak memadai. Kedua, filsafat harus
ikut serta dalam pencarian jawaban yang benar. Kritik dan jawaban yang
diberikan oleh filsafat sebenarnya berbeda dengan jawaban lain pada
umumnya. Kritik dan jawaban harus beralasan secara rasional.

Akuntabilitas rasional pada hakikatnya berarti bahwa setiap langkah


harus terbuka terhadap semua pertanyaan dan sanggahan, serta harus
dipertahankan secara argumentatif dengan argumen yang objektif. Artinya,
jika seseorang mempertanyakan atau menyangkal klaim kebenaran suatu
pemikiran, pertanyaan dan sanggahan tersebut dapat dijawab dengan
argumen atau alasan yang masuk akal dan dapat dipahami.

Dari berbagai penjelasan di atas, jelaslah bahwa filsafat selalu


mengarah pada pencarian kebenaran. Pencarian dapat dilakukan dengan
menilai secara kritis ilmu-ilmu yang ada sambil berusaha menemukan
jawaban yang tepat. Tentunya penilaian harus dilakukan dengan langkah
yang cermat dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Penilaian
dan jawaban yang diberikan oleh filsafat itu sendiri harus selalu terbuka
terhadap berbagai kritik dan masukan sebagai bahan evaluasi guna
mencapai kebenaran yang dicari.

Hal inilah yang menunjukkan kekhasan filsafat dalam menghadapi


berbagai ilmu yang ada. Filsafat selalu terbuka untuk berdialog dan
berkolaborasi dengan berbagai ilmu dalam mencari kebenaran. Baik sains
maupun filsafat, jika diarahkan dengan benar, dapat sangat membantu
kehidupan manusia.

Membangun pengetahuan membutuhkan konsistensi yang terus


berpegang pada paradigma yang membentuknya. Kebijaksanaan untuk
memperbaiki paradigma sains tampaknya sangat diperlukan agar sains

9
sejalan dengan tantangan zaman, karena sains tidak hidup dengan
sendirinya, tetapi harus memiliki manfaat bagi kehidupan dunia.

Hampir semua kemampuan berpikir manusia didominasi oleh


pendekatan filosofis. Pengetahuan manusia yang dihasilkan melalui proses
berpikir selalu digunakan untuk mengungkap tabir ketidaktahuan dan mencari
solusi atas problematika kehidupan. Antara sains dan filsafat ada persamaan
dan perbedaan. Sains bersifat posterior, kesimpulan ditarik setelah pengujian
berulang, sedangkan filsafat bersifat apriori, kesimpulan ditarik tanpa
pengujian, karena filsafat tidak memerlukan data empiris seperti yang dimiliki
sains karena filsafat bersifat spekulatif. Selain perbedaan antara sains dan
filsafat, ada beberapa persamaan, yaitu sama-sama mencari kebenaran.
Sains mempunyai tugas mendeskripsikan filsafat, yang tugasnya menafsirkan
universalitas kegiatan ilmiah, yang didorong oleh pertanyaan bagaimana
menjawab deskripsi fakta, sedangkan filsafat menjawab pertanyaan lanjutan,
bagaimana fakta itu berasal dan kemana akhirnya akan pergi.

D. ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN YANG BERPENGARUH BESAR

TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN

Ada beberapa aliran filsafat yang mempengaruhi dunia pendidikan,


antara lain sebagai berikut.

a. Idealisme, yang berpandangan bahwa pengetahuan sudah ada dalam


jiwa kita. Untuk membawanya ke tingkat kesadaran membutuhkan proses
introspeksi. Implikasinya adalah pada tujuan pendidikan, yaitu
membentuk karakter manusia.

b. Realisme, yang berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan


ruh bersifat dualistik. Implikasinya adalah pada tujuan pendidikan yaitu

10
membentuk individu yang mampu beradaptasi dalam masyarakat dan
memiliki rasa tanggung jawab terhadap masyarakat.

c. Pragmatisme, yang merupakan falsafah dari esensi ajaran hidupnya.


Bukan untuk mencari kebenaran tetapi untuk menemukan makna atau
kegunaan. Implikasinya adalah pada tujuan pendidikan yaitu
menggunakan pengalaman sebagai alat untuk memecahkan hal-hal baru
dalam kehidupan pribadi.

d. Humanisme, yang berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan


pada kebutuhan anak. Implikasinya bagi tujuan pendidikan adalah untuk
aktualisasi diri, pengembangan yang efektif, dan pembentukan moral.

e. Behaviorisme, yang memandang perubahan perilaku akan terjadi pada


diri seseorang setelah mendapat stimulus dari luar. Ini adalah sesuatu
yang sangat penting. Implikasi dari tujuan pendidikan adalah
menekankan pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Peran filsafat dalam ilmu adalah bahwa filsafat memberikan penilaian


terhadap kontribusi ilmu-ilmu untuk pengembangan pengetahuan manusia
dalam rangka mencapai kebenaran tetapi filsafat tidak ikut campur dalam
ilmu-ilmu tersebut dimana filsafat selalu mengarah pada pencarian
kebenaran. Pencarian dapat dilakukan dengan menilai secara kritis ilmu-ilmu
yang ada sambil berusaha menemukan jawaban yang tepat. Tentunya
penilaian harus dilakukan dengan langkah yang cermat dan dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional. Penilaian dan jawaban yang
diberikan oleh filsafat itu sendiri harus selalu terbuka terhadap berbagai kritik
dan masukan sebagai bahan evaluasi guna mencapai kebenaran yang dicari.

Ada persamaan dan perbedaan antara sains dan filsafat. Sains


bersifat posterior, kesimpulan ditarik setelah pengujian berulang, sedangkan
filsafat bersifat apriori, kesimpulan ditarik tanpa pengujian, karena filsafat
tidak memerlukan data empiris seperti yang dimiliki sains karena filsafat
bersifat spekulatif. Selain perbedaan antara ilmu dan filsafat, ada beberapa
persamaan, yaitu sama-sama mencari kebenaran. Sains mempunyai tugas
mendeskripsikan filsafat, yang tugasnya menafsirkan alam semesta kegiatan
ilmiah, yang didorong oleh pertanyaan bagaimana menjawab deskripsi fakta,
sedangkan filsafat menjawab pertanyaan lanjutan tentang bagaimana fakta
sebenarnya berasal dan kemana mereka pergi. akhirnya.

B. SARAN

Memasukkan mata kuliah filsafat ilmu (dengan berbagai


penyempurnaan di dalamnya) ke dalam kurikulum pendidikan sangat tepat,
dalam rangka peningkatan mutu akademik, karena filsafat ilmu berperan

12
dalam peningkatan mutu pendidikan tinggi dan paradigma ' manusia
Indonesia seutuhnya yang dalam nalarnya diharapkan mampu melakukan
terobosan-terobosan ke bidang-bidang yang paling mendasar untuk
memahami hakikat ilmu pengetahuan secara maksimal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rofiq, M. N. (2018). Peranan Filsafat Ilmu Bagi Perkembangan Ilmu


Pengetahuan. FALASIFA: Jurnal Studi Keislaman, 9(1), 161-175.

Peranan filsafat dalam ilmu pengetahuan.


http://kuliahkucatatandankehidupan.blogspot.com/2015/12/peranan-
filsafat-dalam-ilmu-pengetahuan.html (diakses pada tanggal 2 Juni
2021)

Arfiyanto, Akhmad. 2014. Filsafat Bagi Pendidikan.


https://arfiyantoakhmad.wordpress.com/2014/01/12/filsafat-bagi-
pendidikan/#:~:text=Kontribusi%20Filsafat%20untuk%20Pendidikan,ra
mbu%2Drambu%20dari%20teori%20pendidik (diakses pada tanggal 2
Juni 2021).

14

Anda mungkin juga menyukai