Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Oleh:
Adam Mahindra
NIM 3518029
DOSEN PEMBIMBING:
Zulfikri, MA
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Karena berkah hidayah-Nya makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini dapat disusun dengan harapan dapat membantu dalam mengikuti
mata perkuliahan Filsafat Ilmu. Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dosen yang telah membimbing dan memberikan arahannya dalam pembuatan
makalah kami yang berjudul Filsafat Ilmu.
Semoga setelah kita membaca makalah ini, kita dapat memahami dan menambah
wawasan mengenai masalah Filsafat, Ilmu, dan Filsafat Ilmu. Dalam pembuatan makalah ini,
kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Terlepas dari
kekurangan-kekurangan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini bermamfaat bagi
pembaca.
Bukittinggi, 2020
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat
a. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah suatu pemikiran dan kajian kritis terhadap kepercayaan dan sikap yang
sudah dijunjung tinggi kebenarannya melalui pencarian dan analisis konsep dasar mengenai
bidang kegiatan pemikiran seperti: prinsip, keyakinan, konsep dan sikap umum dari suatu
individu atau kelompok untuk menciptakan kebijaksanaan dan pertimbangan yang lebih baik.
Kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata philein/philos yang berarti “cinta”
dan sophia yang berarti “kebijaksanaan”. Secara etimologis, filsafat berarti cinta kebijaksanaan
(love of wisdom). Sehingga seorang filosof adalah pencinta, pendamba atau pencari
kebijaksanaan.
Di dalam KBBI, filsafat berarti pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Teori yang mendasari alam
pikiran atau suatu kegiatan, hingga ke ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan
epistemology (cabang-cabang ilmu ini). Dalam Webster’s Dictionary, Filosofi adalah semua
pembelajaran eksklusif mengenai pedoman teknis; disiplin yang terdiri dari logika inti, estetika,
etika, metafisik dan epistemology, yaitu pencarian mengenai pengertian umum tentang nilai dan
realitas yang lebih spekulatif daripada observasi; analisis konsep dasar mengenai teori bidang
kegiatan pemikiran; keyakinan, konsep, dan sikap paling umum dari individu atau kelompok;
ketenangan emosi dan penilaian.
Menurut Nur A. Fadhil Lubis, filsafat memiliki tiga ciri utama, yakni:
1. Universal (menyeluruh), yaitu pemikiran yang luas dan tidak aspek tertentu saja.
2. Radikal (mendasar), yaitu pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental
dan essensial.
3. Sistematis, yaitu mengikuti pola dan metode berpikir yang runtut dan logis meskipun
spekulatif.
1. Deskriptif, yaitu suatu uraian yang terperinci tentang sesuatu, menjelaskan mengapa
sesuatu berbuat begitu.
2. Kritis, yaitu mempertanyakan segala sesuatu (termasuk hasil filsafat), dan tidak
menerima begitu saja apa yang terlihat sepintas, yang dikatakan dan yang dilakukan
masyarakat.
3. Analisis, yaitu mengulas dan mengkaji secara rinci dan menyeluruh sesuatu, termasuk
konsep-konsep dasar yang dengannya kita memikirkan dunia dan kehidupan manusia.
4. Evaluatif, yaitu dikatakan juga normatif, maksudnya upaya sungguhsungguh untuk
menilai dan menyikapi segala persoalan yang dihadapi manusia. Penilaian itu bisa
bersifat pemastian kebenaran, kelayakan dan kebaikan.
5. Spekulatif, yaitu upaya akal budi manusia yang bersifat perekaan, penjelajahan dan
pengandaian dan tidak membatasi hanya pada rekaman indera dan pengamatan lahiriah.
Filsafat adalah akar dari semua ilmu. Pernyataan itu akan memberikan banyak jawaban
dari pertanyaan perihal kegunaan filsafat. Tanpa pertanyaan filosofis, tidak akan ada persoalan
baru yang harus dipecahkan dan menjadi ilmu yang berguna bagi kehidupan manusia. Masalah
adalah salah satu pemicu terbesar dari perubahan. Tanpa masalah, suatu kelompok tidak akan
mampu berkembang. Jika manusia terus mengangkat paham kolonialisme, maka perang tidak
akan pernah berhenti di muka bumi. Ya, pada masanya kolonialisme adalah paham yang
dianggap tepat guna, sehingga semua peradaban terbesar di dunia berlomba-lomba untuk
mengkolonialisasi setiap ujung dunia yang belum terjamah oleh peradaban canggih. Selain itu,
mempermasalahkan hakikat persoalan dan mempertanyakan jawaban yang dikembangkan, akan
membuat kita lebih arif dan bijaksana dalam mengarungi kehidupan dan memahami alam dunia.
Contoh manfaat lainnya adalah bagaimana filsafat ilmu membentuk ilmu pengetahuan
yang berawal dari hipotesis semata, lalu berkembang menjadi tesis yang dapat
dipertanggungjawabkan, hingga menjadi hukum yang terbukti memiliki fakta yang sama kapan
pun, di mana pun dalam konteks apapun (contoh: hukum energi dalam fisika). Tesis atau hukum
tidak akan pernah terbentuk tanpa hipotesis yang merupakan kegiatan berfilsafat. Filosof
memang tidak memberikan peranan secara langsung dalam menyelesaikan hal sehari-hari yang
harus diperbaiki dan dikembangkan saat itu juga. Itu adalah tugas dari para teknokrat.
B. Ilmu
a. Pengertian Ilmu
Ilmu itu adalah segala suatu proses kegiatan terhadap suatu keadaan dengan cara
memakai alat, prosedur, cara, metode, dan sehingga menghasilkan pengetahuan baru bagi
manusia itu sendiri. Orang yang berilmu berarti orang yang mempunyai pengetahuan, dasar,
pemahaman, dan mempunyai batasan tergantung pada keterbatasannya dalam mencari suatu
ilmu yang diperolehnya.
b. Karakteristik Ilmu
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mempelajari dan mempertanyakan secara
sistematis mengenai hakikat pengetahuan ilmu yang berhubungan dalam masalah-masalah
filosofis dan fundamental yang terdapat pada ilmu untuk mencapai pengetahuan yang ilmiah.
Intinya, filsafat ilmu adalah filsafat dengan pokok bahasan ilmu sebagai inti dari apa yang
dipertanyakan mengenai kebenaran. Masalahnya, mudah untuk mengingat dan menjelaskan apa
definisi dari filsafat ilmu namun sulit untuk benar-benar memahami esensi apa yang dipelajari
dalam filsafat ilmu. Contoh nyatanya dijelaskan oleh Lacey (1996) yang membuat beberapa poin
bahasan yang akan dieksplorasi dalam filsafat ilmu, poin-poin pokok bahasan tersebut adalah:
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi atau filsafat pengetahuan yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu, dengan ruang lingkup seperti :
1. Objek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia
yangmembuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)
2. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang
berupailmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan
agar menandakan pengetahuan yang benar? Apa saja kriterianya? Apa yang
disebutkebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara, teknik, sarana apa yang membantu
kitadalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
3. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan
antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana
penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana
kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah
dengan norma-norma moral/profesional? (Landasan aksiologis).
D. Ilmu Pengetahuan
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Logis atau Masuk Akal, sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan yang diakui
kebenarannya.
Objektif, sesuai berdasarkan objek yang dikaji dan didukung dari fakta impiris.
Metodik, diperoleh dari cara tertentu dan teratur yang dirancang, diamati dan terkontrol.
Sistematik, disusun dalam satu sistem satu dengan saling berkaitan dan menjelaskan
sehingga satu kesatuan.
Berlaku umum atau universal, berlaku untuk siapapun dan dimana pun, dengan tata cara
dan variabel
eksperimentasi yang lama untuk hasil yang sama.
Kumulatif berkembang dan tentatif, ilmu pengetahuan selalu bertambah yang hadir
sebagai ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan yang salah harus diganti dengan yang
benar disebut sifat tentatif.
E. Agama
a. Pengertian Agama
Agama adalah tata cara yang mengatur peribadahan manusia kepada Tuhan Yang Maha
Esa, serta tata cara yang mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain serta manusia
dengan lingkungannya, yang merupakan bagian dari makhluk ciptaan Tuhan. Agama-agama
tertentu serta kepercayaan tertentu banyak mempunyai narasi, dan simbol serta sejarah suci yang
mempunyai maksud untuk menjelaskan berbagai macam makna kehidupan dan menjelaskan asal
usul kehidupan dari alam semesta ini.
b. Tujuan Agama
Agama mempunyai tujuan untuk menjadi tatanan kehidupan (aturan) yang berasal dari
Tuhan dimana hal tersebut nantinya mampu membimbing manusia menjadi seseorang yang
berakal dan berusaha mencari kebahagiaan hidup baik itu di dunia ataupun di akhirat sebagai
bekal dalam kehidupan di tahap yang selanjutnya di alam fana. Selain itu, agama juga bertujuan
memberikan pengajaran kepada para penganutnya agar dapat mengatur hidupnya sedemikian
rupa guna memperoleh kebahagiaan untuk dirinya sendiri ataupun untuk masyarakat sekitar.
Lebih lanjut lagi, agama dapat menjadi sebuah pembuka jalan untuk bertemu dengan Sang
Pencipta Mansuia yaitu Tuhan Yang Maha Esa ketika manusia mati kelak.
c. Fungsi Agama
Persamaan:
Perbedaan:
Obyek material [lapangan] filsafat itu bersifat universal [umum], yaitu segala sesuatu
yang ada [realita] sedangkan obyek material ilmu [pengetahuan ilmiah] itu bersifat
khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing
secara kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam
disiplin tertentu Obyek formal [sudut pandangan] filsafat itu bersifat non fragmentaris,
karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan
mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu,
obyek formal itu bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu
mengadakan penyatuan diri dengan realita.
Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi,
kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial
and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan
kegunaan filsafat timbul dari nilainnya.
Perbedaan:
Persamaan:
Perbedaan:
· ilmu adalah kerangka konseptual atau teori uang saling berkaitan yang memberi tempat
pengkajian dan pengujian secara kritis dengan metode ilmiah oleh ahli-ahli lain dalam bidang
yang sama, dengan demikian bersifat sistematik, objektif, dan universal.
Sedang pengetahuan adalah hasil pengamatan yang bersifat tetap, karena tidak memberikan
tempat bagi pengkajian dan pengujian secara kritis oleh orang lain, dengan demikian tidak
bersifat sistematik dan tidak objektif serta tidak universal.
· Ilmu adalah sesuatu yang dapat kita peroleh melalui proses yang disebut pembelajaran
atau dengan kata lain hasil dari pembelajaran, berbeda dengan Pengetahuan yangdapat kita
peroleh tanpa melalui proses pembelajaran.
Ilmu merupakan kumpulan dari berbagai pengetahuan, dan kumpulan pengetahuan dapat
dikatakan ilmu setelah memenuhi syarat-syarat objek material dan objek formal
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kata filsafat atau falsafat, berasal dari bahasa Yunani. Kalimat ini berasal dari kata
Philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang berarti cinta, senang,
suka, dan kata shopia berarti pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan. Ilmu berasal dari bahasa
Arab, yakni “ilm” yang diartikan pengetahuan. Dalam filsafat, ilmu dan pengetahuan itu
berbeda, pengetahuan bukan berarti ilmu, tetapi ilmu merupakan akumulasi pengetahuan,
sebagaimana berbedanya antara science dan knowledge dalam bahasa Inggris.
Filsafat ilmu, kata lain dari epistomologi, berasal dari bahasa Latin, episteme yang
berarti knowledge, yaitu pengetahuan, logos berarti theory. Jadi epistomologi bararti”teoei
pengetahuan” atau teori tentang metode, cara, dan dasar dari ilmu pengetahuan, atau studi
tentang hakikat tertinggi, kebenaran, dan batasan ilmu manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Nur A. Fadhil. (2015). Pengantar Filsafat Umum. Medan: Perdana Publishing.
Salam, Burhanuddin. (2003). Logika Materiil : Filsafat ilmu pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta