Disusun oleh:
KELOMPOK 2
RINALDA
RASLIA
KELAS A
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah subhanah wata’ala yanga telah memberikan saya nikmat
kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyusun makalah ini dan bisa selesain tepat pada
waktunya.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, saya tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga saya
berharap pembaca bisa memberi kritik serta saran yang bersifat membangun sehingga bisa tercipta
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ............................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................................................. 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan bebas (tidak terikat dengan tradisi, dogma agama) untuk memperoleh kebenaran. Kata
ini berasal dari Yunani, Philos yang berarti cinta dan Sophia yang berarti kebijaksanaan
(wisdom). Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, demikian pula seni dan agama. Jadi dalam
pada permulaannya (baca: zaman Yunani Kuno) filsafat identik dengan pengetahuan (baik
teoretik maupun praktik). Akan tetapi lama kelamaan ilmu-ilmu khusus menemukan
Ilmu merupakan suatu pengetahuan yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar
gejala alamiah tersebut tak lagi merupakan misteri. Pengetahuan pada hakikatnya
merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang objek tertentu, termasuk di dalamnya
adalah ilmu. Dengan demikian ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui
oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya, seperti seni dan agama. Sebab
secara ontologis ilmu membatasi diri pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup
pengalaman manusia, sedangkan agama memasuki pula daerah jelajah yang bersifat
Sedangkan sisi lain dari pengetahuan mencoba mendeskripsikan sebuah gejala dengan
1
sederhana mengenai dunia empiris dengan mengabstraksikan realitas menjadi beberapa
variabel yang terikat dalam sebuah hubungan yang bersifat rasional. Ilmu mencoba
mencarikan penjelasan mengenai alam yang bersifat umum dan impersonal, sementara seni
Filsafat ilmu erat kaitannya dengan filsafat pengetahuan atau epistemologi, yang secara
mengenai logika dan metodologi. Untuk menetapkan dasar pemahaman tentang filsafat
ilmu tersebut, sangat bermanfaat menyimak empat titik pandang dalam filsafat ilmu,
yaitu:
1. Bahwa filsafat ilmu adalah perumusan world-view yang konsisten dengan teori-teori
ilmiah yang penting. Menurut pandangan ini, adalah merupakan tugas filosuf ilmu
2. Bahwa filsafat ilmu adalah suatu eksposisi dari presupposition dan pre-
3. Bahwa filsafat ilmu adalah suatu disiplin ilmu yang didalamnya terdapat konsep-
4. Bahwa filsaft ilmu merupakan suatu patokan tingkat kedua. Filsafat ilmu menuntut
2
5. Karakteristik-karakteristik apa yang membedakan penyelidikan ilmiah dari tipe
penyelidikan lain?
6. Kondisi yang bagaimana yang patut dituruti oleh para ilmuwan dalam penyelidikan
alam?
7. Kondisi yang bagaimana yang harus dicapai bagi suatu penjelasan ilmiah agar
menjadi benar?
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk mengetahui apasaja
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan mempelajari filsafat, paling tidak ada tiga hal yang dapat diambil pelajaran.
Pertama, filsafat telah mengajarkan kita untuk lebih mengenal diri sendiri secara totalitas,
sehingga dengan pemahaman tersebut dapat dicapai hakikat manusia itu sendiri dan bagaiman
sikap manusia itu seharusnya. Filsafat mengajarkan kita agar berlatih serius, berfikir secara
menggunakan pemikiran secara serius. Kemapuan berpikir serius diperlukan oleh orang biasa,
terlebih lagi bagi orang-orang yang memegang posisi penting dalam membangun dunia,
menghendaki kepala negara seharusnya filosuf. Belajar filsafat merupakan salah satu bentuk
latihan untuk memperoleh kemampuan memecahkan masalah secara serius, menemukan akar
Kedua, filsafat mengajarkan tentang hakikat alam semesta. Pada dasarnya berfikir
filsafat ialah berusaha untuk menyusun suatu system pemerintahan yang rasional dalam
seyogyianya dapat membantu manusia untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar
yang matang secara intelektual. Dengan pemahaman yang mendalam dan dengan daya nalar
yang tajam, maka akan sampailah kepada kekuasana yang mutlak, yaitu Tuhan. Maka dengan
filsafat, nash atau ajaran ajaran agama dapat dijadikan sebagai bukti untuk membenarkan akal.
4
Atau sebaliknya, dengan filsafat dapat dijadikan alat untuk membenarkan nash atau ketentuan
agama.
dimana dengan ilmu tersebut manusia akan dibekali suatu kebijaksanaan yang didalamnya
Bagi para pemula, dengan belajar filsafat diharapkan akan dapat menambah ilmu
pemikiran, cakrawala pandang yang semakin luas. Hal ini mengandung implikasi, bahwa
dengan memahami filsafat ini dapat membantu penyelesaian masalah yang selalu kita hadapi
Selain itu, dengan mempelajari filsafat, kita akan dihadapkan kepada pemikiran
para tokoh atau filosof yang mengkaji tentang segala hal yang fisik dan metafisik. Dari para
tokoh dan filosof inilah kita akan memperoleh ide-ide yang fundamental. Dengan ide-ide
itulah akan membawa manusia kearah sutu kemampuan untuk memperbiki kesadarannya
dalam segala tindakannya, sehingga manusia akan lebih hidup, lebih tanggap terhadap diri dan
lingkungannya., lebih sadar terhadap hak dan kewajibannya, lebih bijaksana dalam segala
tindakannya.
Manfaat mengkaji filsafat menurut Franz Magnis Suseno (1991) adalah bahwa
filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kembali kekayaan kebudayaan, tradisi,
dan filsafat Indonesia serta untung mengaktualisasikannya. Filsafatlah yang paling sanggup
untuk mendekati warisan rohani, tidak hanya secara verbalistik, melainkan juga secara
evaluative, kritis, dan reflekfif, sehingga kekayaan rohani bangsa dapat menjadi modal dalam
5
B. Cabang-Cabang Filsafat Ilmu
Filsafat merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan, sehingga ilmu-ilmu yang
lain merupakan anak dari filsafat itu sendiri. Filsafat merupakan bidang studi yang memiliki
cakupan yang sangat luas, sehingga diperlukan pembagian yang lebih kecil lagi.
filsaat ini masing-masing tokoh memiliki metode yang berbeda dalam melakukan
membagi lapangan filsafat kedalam tiga macam bidang, yaitu dialektika, fisika, dan etika.
Dialektika adalah cabang filsafat yang membicarakan persoalan ide-ide atau pengertian umum.
Adapun fisika merupakan cabang filsafat yang didalmny mengandung atau membicarakan
persoalan materi. Sedangkan etika adalah cabang filsafat yang didalamnya mengandung atau
Menurut Aristoteles filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung
didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Aristoteles
1. Logika
Logika adalah ilmu pendahuluan bagi filsafat, ilmu yang mendasari dalam
memahami filsafat. Biji ajaran Aristoteles tentang logika berdasarkan ajaran tentang jalan
pikiran dan bukti. Jalan pikiran itu baginya berupa syllogismus, yaitu putusan dua yang
2. Filsafat Teoritis
Filsafat teoritis (filsafat nazariah) yang terdiri dari 3 macam ilmu yaitu (1) ilmu
fisika yang mempersoalkan dunia materi dalam alam nyata; (2) ilmu matematika yang
6
mempersoalkan benda-benda alam kuantitasnya (mempersoalkan jumlah); (3) ilmu
bahwa ilmu metafisika inilah yang paling utama dalam filsafat atau intinya dilsafat.
3. Filsafat Praktis
Filsafat praktis (falsafah amaliah) yang terdiri dari 3 macam ilmu yaitu (1) ilmu
etika yang mengatur kesusilaan dan kebahagiaan dalam hidup perseorangan; (2) ilmu
ekonomi yang mengatur kesusilaan dan kemakmuran dalam keluarga (rumah tangga); (3)
4. Filsafat Poetika
keindahan, pengertian seni, penggolongan seni, nilai seni, aliran dalam seni, dan teori
cabang-cabang filsafat ini secara lebih terperinci, sehingga pembagian cabang filsafat ini
dapat dikategorikan kedalam urutan-urutan yang umum menjadi semakin menurun kepada
yang lebih khusus. Penggolongan lapangan-lapangan filsafat menurut Kattsoff ini menjadi
1. Logika
kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu. Atau dalam kata lain logika adalah
cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita. Logika membahas
tentang prinsip-prinsip inferensia (kesimpulan) yang absah (valid) dan topik-topik yang
7
a. Logika deduktif berusaha menemukan aturan-aturan yang dapat dipergunakan untuk
atau lebih. Memperoleh kesimpulan yang bersifat keharusan itu yang paling mudah
ialah bila didasarkan atas susunan proposisi-proposisi dan akan lebih sulit bila yang
b. Logika induktif mencoba untuk menarik kesimpulan tidak dari susunan proposisi-
induktif mencoba untuk bergerak dari suatu perangkat fakta yang diamati secara
khusus menuju ke pernyataan yang bersifat umum mengenai semua fakta yang
bercorak demikian, atau dari suatu perangkat akibat tertentu menuju kepada sebab
2. Metodologi
Metodologi ialah ilmu pengetahuan tentang metode dan khususnya metode ilmiah.
garis-garis besar umum yang sama. Metodologi membicarakan hal-hal seperti sifat
3. Metafisika
metafisika sebagai ilmu mengenai yang ada sebagai yang ada, yang dilawankan dengan
yang ada sebagai yang digerakkan dan yang ada sebagai yang dijumlahkan. Istilah
8
Aristoteles. Maka, istilah metafisikapun berasal dari bahasa Yunani: meta ta
physika yang berarti hal-hal yang terdapat sesudah fisika. Kita dapat mendefinisikan
mengenai hakikat yang ada yang terdalam. Pada umumnya orang mengajukan dua
pertanyaan yang bercorak metafisika, misalnya : (1) Apakah saya ini tidak berbeda
dengan batu karang? Apakah roh saya hanya merupakan gejala materi? (2) Apakah yang
merupakan asal mula jagad raya? Apakah yang menjadikan pusat jagad raya dan
bukannya suatu keadaan yang bercampur aduk? Apakah hakikat ruang dan waktu itu?
persoalan kenyataan sebagai kenyataan, dan berasal dari perbedaan yang cepat disadari
oleh banyak orang, yakni perbedaan antara yang nampak (apperence) dengan yang
nyata (reality).
membicarakan azas-azas rasional dari yang ada yang teratur. Ontologi berusaha
mengetahui esensi yang terdalam dari yang ada, sedangkan kosmologi berusaha untuk
5. Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal mula, susunan, metode-
metode dan sahnya pengetahuan. Terdapat dua macam pertanyaan berkaitan dengan
pertanyaan yang mendasar ialah: Apakah mengetahui itu? Apakah yang merupakan asal
9
dengan pendapat? Apakah yang merupakan bentuk pengetahuan itu? Corak-corak
kefilsafatan, dan erat kaitannya dengan ilmu jiwa. Kedua, pertanyaan-pertanyaan yang
6. Biologi Kefilsafatan
Biologi kefilsafatan juga membicarakan tentang tempat hidup dalam rangka segala
sesuatu, dan arti pentingnya hidup bagi penafsiran kita tentang alam semesta tempat kita
hidup.
Biologi kefilsafatan membantu untuk bersifat kritis, bukan hanya terhadap istilah-
yang kita buat mengenai tidak boleh bertentangan dengan fakta-fakta biologi yang
7. Psikologi Kefilsafatan
dimaksud dengan jiwa, nyawa, ego, akal, perasaan, dan kehendak. Pertanyaan tersebut
10
dapat dijelaskan oleh psikologi sebagai ilmu, namun psikologi kefilsafatan membantu
8. Antropologi Kefilsafatan
Dimulai sejak abad kelima sebelum Masehi, setelah melalui penyelidikan yang lama,
filsafat tidak cukup hanya membicarakan tentang alam saja, tetapi yang tak-kalah
sendiri. Apakah hakikat terdalam manusia itu ? Ada pilihan penafsiran apa sajakah
arah kecenderungan sejarah. Sejarah juga dikaji dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu
alam, atau dengan nafsu-nafsu atau dogma keagamaan, atau perjuangan untuk
kelangsungan hidup. Telah banyak penjelasan yang diberikan mengenai hal ini.
9. Sosiologi Kefilsafatan
terdapat di dalam masyarakat, dan kita ingin menyelidiki hubungan antara manusia
seperti proletariat, kebebasan massa, individu, dan sebagainya. Pada saat ini
11
karena keputusan kita serta hari depan kita menanti pilihan kita mengenai ideologi
dipertanyakan. Misalnya, ideologi manakah yang lebih dapat diterima di masa depan
10. Etika
Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang baik dan buruk. Cabang
predikat kesusilaan (etik), dan merupakan cabang filsafat yang bersangkutan dengan
tsb. Tetapi yang paling benar ialah tujuan kita yang pokok di dalam etika agaknya
ialah menemukan norma-norma untuk hidup dengan baik. Kita juga berusahan
hal-hal yang baik? Itu tadi merupakan beberapa saja di antara banyak masalah yanhlg
Tujuan pokok etika adalah menemukan norma-norma untuk hidup dengan baik.
12
suatu perbuatan yang baik itu adalah baik secara etik? Bagaimanakah cara kita
melakukan pilihan di antara hal-hal yang baik? Itulah beberapa contoh pertanyaan di
11. Estetika
Estetika adalah cabang filsafat yang membicarakan definisi, susunan, dan peranan
keindahan, khususnya di dalam seni. Dua istilah pokok telah digunakan di dalam
kajian filsafat, yakni “kebenaran” dan “kebaikan”. Kebenaran merupakan tujuan yang
Kebaikan merupakan masalah yang diselidiki dalam etika. Pada hal-hal ini kita
tambahkan unsur ketiga dari ketritunggalan besar yang mendasari semua peradaban,
yakni “keindahan”. Cabang filsafat yang membicarakan definisi, susunan dan peranan
Apakah hubungan antara yang indah dengan yang benar dan yang baik? Apakah ada
ukuran yang dapat dipakai untuk menanggapi suatu karya seni dalam arti objektif?
Apakah fumgsi keindahan dalam hidup kita? Apa seni itu sendiri? Apakah seni itu
hanya sekasar reproduksi alam kodrat belaka, ataukah suatu ungkapan perasaan
mengenai agama. Jika kita ingin mengetahui sesuatu di dalam kepercayaan agama
tertentu, maka tanyalah kepada para ahli agama atau ulama-ulamanya. Bagi seorang
13
filsuf, ia akan membicarakan jenis-jenis pertanyaan yang berbeda mengenai agama.
Pertama-tama ia mungkin akan bertanya: Apakah agama itu? Apakah yang dimaksud
dengan istilah “Tuhan” itu? Apakah bukti-bukti tentang adanya Tuhan itu sehat
“eksistensi” bila istilah ini dipergunakan dalam hubungannya dengan Tuhan?. Filsafat
agama tidak berkepentingan mengenai apa yang orang percayai, tetapi mau tidak mau
Pembagian filsafat secara sistematis yang didasarkan pada sistematika yang berlaku
didalam kurikulum akademik meliputi metafisika, epistemologi, logika, etika, dan estetika. Dalam
studi filsafat untuk memahaminya secara baik paling tidak kita dapat mempelajari lima bidang
tentang hal-hal yang sangat mendasar (elementer) yang berada diluar pengalaman manusia
(immediate experience). Cabang ini membicarakan segala sesuatu secara komprehensif seperti
hubungan akal dengan benda, hakikat perubahan, pengertian tentang kebebasan, wujud Tuhan,
Filsafat metafisika ini adalah filsafat yang mengkaji tentang hal ada. Istilah
metafisika itu sendiri berasal dari akar kata ‘meta’ dan’fisika’. Meta berarti sesudah, selain, atau
sebaliknya. Fisika berarti nyata, atau alam. Metafisika berarti sesudah, dibalik yang nyata.
14
Ditinjau dari segi filsafat yang menyeluruh, metafisika adalah ilmu yang
memikirkan hakikat dibalik alam nyata. Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu
karakteristik, dan kebenaran dari suatu pengetahuan. Epistemologi yang juga disebut sebagai teori
pengetahuan berkaitan erat dengan metafisika. Bedanya, persoalan epistomologi berpusat pada
apakah yang ada, yang didalamnya memuat masalah pengetahan. Masalah pengetahuan dikaji
secara mendalam mulai dari sumber pengetahuan, darimana ilmu pengetahuan yang benar, dan
bagaimana kita dapat mengetahui, apa yang menjadi karakteristik pengetahuan, dan lain-lain.
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode, dan
pengetahuan dan ilmu serta mengetahui kebenaran suatu ilmu itu ditinjau dari isinya.
Ketiga, logika. Bidang filsafat yang mempelajari segenap asas, aturan , dan tatacara
yang betul (correct reasoning) disebut sebagai logika. Awal dari logika
adalah pengetahuan rasional yang disebut sebagai episteme. Logika, oleh Aristoteles disebut
sebagai analitika, yang kemudian berkembang di Abad Pertengahan yang kemudian dikenal
sebagai logika tradisional. Logika tradisional itulah yang kemudian dikembangkan oleh George
Saat ini logika bukan lagi sekedar suatu vabang filsafat. Logika telah berkembang
sebagai bagian dari kajian teknik dan ilmiah, yang dibedakan menjadi: logika perlambang, logika
15
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa logika adalah ilmu pengetahuan dan
kecakapan untuk berfikir lurus (tepat). Logika juga merupakan ilmu pengtahuan yang merupakan
suatu kesatuan yang sistematis serta memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Lapangan ilmu pengetahuan ini ialah asas-asas yang menentukan pemikiran yang
lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berfikir lurus, tepat, dan teratur, logika menyelidiki, meneruskan
Dengan menetapkan hukum-hukum pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat, kita
dimasukkan dalam lapangan logika, sebagai suatu kecakapan. Hal ini menyatakan bahwa logika
bukanlah teori belaka. Logika juga merupakan suatu keteampilan untuk menerapkan hukum-
hukum pemikiran dalam praktik. Inilah sebabnya mengapa logika disebut filsafat yang praktis.
Keempat, etika. Etika dalam bahasa Yunani: êthikos, secara harfiah berarti sesuatu
yang berkaitan dengan etos etos (adat, kebiasaan sosial). Cicero menggunakan terminologi moral
untuk menerjemahkan êthikos, yang secara harfiah berarti sesuatu yang berkaitan dengan adat
istiadat (karakter, cara, kebiasaan, dan kebiasaan). Oleh karena itu, secara etimologi etika dan
moral memiliki arti hal yang sama, mengacu pada peraturan sosial yang tertanam dalam tradisi
budaya dan sejarah yang mengatur karakter dan perilaku orang. Masyarakat yang berbeda
memiliki nilai-nilai moral sama, sementara masyarakat yang sama dapat memiliki nilai-nilai moral
yang berbeda. Tujuan utama dari semua etika atau moral adalah untuk melestarikan keharmonisan
sosial.
Etika atau moralitas merujuk pada suatu cabang filsafat yang mempelajari
peraturan-peraturan sosial , untuk menjawab pertanyaan " Bagaimana seharusnya seseorang hidup ?
16
" Atau " Bagaimana seharusnya orang bertindak ? " Dalam penggunaan ini , etika juga disebut
teori etika, dan moralitas disebut filsafat moral atau teori moral. Penelitian ini dapat dibagi lagi
menjadi meta-etika, yaitu studi tentang bahasa moral dan ketentuan moral yang tengah seperti hak,
tugas, kewajiban, kebajikan, nilai, dan kebebasan, etika normatif, pembentukan prinsip-prinsip
moral dan aturan yang harus diikuti; serta etika-terapan, yaitu penerapan aturan-aturan moral untuk
Mulai dari pertengahan abad kedua puluh, telah ada kecenderungan untuk
membedakan etika dari moralitas. Moralitas (teori moral) hanya terbatas pada lingkup teori etika
modern seperti utilitarianisme dan deontologi, yang mencoba untuk tidak hanya untuk
memasukkan aturan yang beragam menjadi sistem yang koheren, tetapi juga untuk mengatur
kaidah universal tertentu berlaku untuk semua masyarakat. Hal ini terkait erat dengan penekanan
tugas atau kewajiban, permintaan yang ketat tanggung jawab, dan kepedulian yang berimbang
Sebagai cabang filsafat yang membicarakan ‘tindakan manusia’, etika atau filsafat
perilaku selalu melihat perilaku manusia berdasarkan penekanan ‘baik’ dan ‘buruk’. Dalam
kajiannya, etika berkaitan dengan ‘tindakan atau perilaku’ dan penilaian ‘baik-buruk’. Jika kajian
dilakukan terhadap suatu permasalahan yang berkaitan dengan ‘tindakan atau perilaku’ maka etika
disebut sebagai filsafat praktis. Jika kajian dilakukan terhadap suatu permasalahan yang berkaitan
tindakan mempunyai persoalan yang luas. Etika yang demikian ini mempersoalkan tindakan
17
manusia yang dianggap baik yang harus dijalankan, dibedakan dengan tindakan buruk atau jahat
penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu. Etika biasanya
disebut ilmupengetahuan normatif sebab etika mentapkan ukuran bagi perbuatan manusia dengan
keindahan. Objek dari estetika adalah pengalaman akan keindahan. Dalam belajar estetika
diharapkan dapat membedakan antara berbagai teori keindahan, pengertian seni, penggolongan
seni, nilai seni, aliran dalam seni, dan teori penciptaan dalam seni.
Secara etimologi, estetika diambil dari bahasa Yunani, aisthetike yang berarti
segala sesuatu yang diserap oleh indera. Filsafat estetika membahas tentang refleks kritis yang
dirasakan oleh indera dan memberi penilaian terhadap sesuatu, indah atau tidak indah, beauty or
(1975) yang mengungkapkan bahwa estetika adalah cabang ilmu yang dimaknai oleh perasaan.
Filasafat estetika adalah cabang ilmu dari filsafat Aksiologi, yaitu filsafat nilai. Istilah Aksiologi
digunakan untuk menberikan batasan mengenai kebaikan, yang meliputi etika, moral, dan perilaku.
Adapun Estetika yaitu memberikan batasan mengenai hakikat keindahan atau nilai keindahan.
18
Pembahasan estetika akan berhubungan dengan nilai-nilai sensoris yang dikaitkan
dengan sentimen dan rasa. Sehingga estetika akan mempersoalkan pula teori-teori mengenai
Pengalaman yang bertalian dengan seni, masalah yang berkaitan dengan penciptaan seni,
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manfaat mempelajari filsafat adalah Pertama, filsafat telah mengajarkan kita untuk
leih mengenal diri sendiri secara totalitas, sehingga dengan pemahaman tersebut dapat dicapai
hakikat manusia itu sendiri dan bagaiman sikap manusia itu seharusnya. Kedua, filsafat
mengajarkan tentang hakikat alam semesta. Pada dasarnya berfikir filsafat ialah berusaha
untuk menyusun suatu system pemerintahan yang rasional dalam rangka memahami segala
sesuatu, termasuk diri manusia itu sendiri.Ketiga, filsafat mengajarkan tentang hakikat Tuhan.
Studi tentang filsafat seyogyianya dapat membantu manusia untuk membangun keyakinan
keagamaan atas dasr yang matang secara intelektual. Menurut Asmoro Achmadi (2005:15)
mempelajari filsafat adalah sangat penting, dimana dengan ilmu tersebut manusia akan
dibekali suatu kebijaksanaan yang didalamnya memuat nilai-nilai kehidupan yang sangan
diperlukan oleh umat manusia. Manfaat mengkaji filsafat menurut Franz Magnis Suseno
(1991) adalah bahwa filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kembali kekayaan
Menurut Aristoteles filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung
didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Aristoteles
1. Logika
2. Metodologi
3. Metafisika
20
5. Epistemologi
6. Biologi Kefilsafatan
7. Psikologi Kefilsafatan
8. Antropologi Kefilsafatan
9. Sosiologi Kefilsafatan
10. Etika
11. Estetika
Dalam studi filsafat untuk memahaminya secara baik paling tidak kita dapat
mempelajari lima bidang pokok, yaitu metafisika, epistemology, logika, etika, dan estetika.
Pertama, metafisika. Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal
yang sangat mendasar (elementer) yang berada diluar pengalaman manusia (immediate
karakteristik, dan kebenaran dari suatu pengetahuan. Ketiga, logika. Bidang filsafat yang
mempelajari segenap asas, aturan , dan tatacara yang betul (correct reasoning) disebut sebagai
logika. Keempat, etika. Etika dalam bahasa Yunani: êthikos, secara harfiah berarti sesuatu yang
berkaitan dengan etos etos (adat, kebiasaan sosial). Kelima, estetika. Estetika adalah cabang
21
C. Saran
Saya menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Saya akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran
22
DAFTAR PUSTAKA
https://www.uin-malang.ac.id/r/131101/sekilas-tentang-filsafat-ilmu.html
Susanto,A. 2017. Filsafat Ilmu: suatu kajian dalam dimensi ontologis, epistemologis, dan
https://bud1purn4m4.wordpress.com/2011/04/13/pemikiran-aristoteles-tentang-filsafat/
http://hamdimuhamad.blogspot.com/2016/02/pertemuan-v-cabang-cabang-filsafat.html
http://irwansahaja.blogspot.com/2018/09/cabang-cabang-filsafat.html
http://matem-atikah.blogspot.com/2016/11/cabang-cabang-filsafat-etika.html
23