Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telah memberi
petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat serta salam
semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat nya degan suri
tauladan-Nya yang baik.
Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugrah,kesempatan dan pemikiran
kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini . Makalah ini merupakan pengetahuan
tentang HAK ASASI MANUSIA DAN PENYELESAIANNYA, semua ini dirangkum dalam
makalah ini , agar pemahaman terhadap permasalahan lebih mudah di pahami dan lebih singkat
dan akurat .
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang
telah dan akan dibahas dalam bab tersebut .Selanjutnya, Pembaca akan masuk pada inti
pembahasaan dan diakhiri dengan kesimpulan, dan saran makalah ini. Diharapkan pembaca
dapat mengkaji berbagai permasalahan tentang HAK ASASI MANUSIA DAN
PENYELESAIANNYA. Akhirnya, kami penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum semmpurna untuk menjadi lebih
sempurna lagi saya membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain untuk membagikannya kepada
saya demi memperbaiki kekurangan pada makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi
anda semua. Terimakasih.
Penulis,
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................
D. Manfaat Penulisan....................................................................................................
E. Sistematika Penulisan...............................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pelanggaran HAM.................................................................................
B. Proses peradilan atas pelanggaran HAM di Indonesia...........................................
C. Sanksi atas pelanggaran HAM di Indonesia...........................................................
D. Proses peradilan atas pelanggaran HAM Internasional..........................................
E. Sanksi atas pelanggaran HAM Internasional..........................................................
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia sejak manusia masih
dalam kandungan sampai akhir kematiannya. Di dalamnya tidak jarang menimbulkan gesekan-
gesekan antar individu dalam upaya pemenuhan HAM pada dirinya sendiri. Hal inilah yang
kemudian bisa memunculkan pelanggaran HAM seorang individu terhadap individu
lain,kelompok terhadap individu, ataupun sebaliknya.
Setelah reformasi tahun 1998, Indonesia mengalami kemajuan dalam bidang penegakan
HAM bagi seluruh warganya. Instrumen-instrumen HAM pun didirikan sebagai upaya
menunjang komitmen penegakan HAM yang lebih optimal. Namun seiring dengan kemajuan ini,
pelanggaran HAM kemudian juga sering terjadi di sekitar kita. Untuk itulah kami menyusun
makalah yang berjudul “HAK ASASI MANUSIA DAN PENYELESAIANNYA”,untuk
memberikan informasi tentang uapaya penyelesaian kasus pelanggaran HAM.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apa pengertian pelanggaran HAM ?
2. Bagaimana proses peradilan atas pelanggaran HAM di Indonesia ?
3. Apa saja sanksi yang diberikan atas pelanggaran HAM di Indonesia ?
4. Bagaimana proses peradilan atas pelanggaran HAM Internasional ?
5. Apa saja sanksi yang diberikan atas pelanggaran HAM Internasional ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari mengangkat materi ini tentang upaya penyelesaian kasus pelanggaran hak
asasi manusia yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian pelanggaran HAM.
2. Untuk mengetahui proses peradilan atas pelanggaran HAM di Indonesia.
3. Untuk mengetahui sanksi atas pelanggaran HAM di Indonesia.
4. Untuk mengetahui proses peradilan atas pelanggaran HAM Internasional.
5. Untuk mengetahui sanksi atas pelanggaran HAM Internasional.
D. Manfaat Penulisan
Hasil pembelajaran ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi penulis dan pembaca.
1. Manfaat bagi penulis, pengkajian ini memberikan pengetahuan tentang upaya penyelesaian
kasus pelanggaran hak asasi manusia.
2. Manfaat dari pembaca, pengkajian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian atau referensi
tambahan bagi ilmu kenegaraan serta memperkaya informasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pelanggaran terhadap HAM diartikan secara berbeda oleh berbagai penulis. Di dalam
wacana tradisional, pelanggaran HAM dilihat sebagai tanggung jawab Negara di dalam konteks
kewajibannya terhadap warga negara. Konferensi Dunia tentang Hak Asasi Manusia di Wina
pada tahun 1993 mengembangkan satu perspektif yang lebih luas atas HAM dan juga pada
pelanggaran HAM. Pengakuan atas HAM yang terdiri dari hak-hak sipil, budaya, ekonomi,
politik, dan sosial ditujukan sebagai tanggung jawab dari berbagai pihak, bukan hanya negara.
Pasal 1 butir 6 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
memberikan definisi pelanggaran HAM sebagai berikut.
“Pelanggaran hak asasi manusia adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara baik disengaja maupun tidak sengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak mendapatkan, atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hokum yang berlaku”
Satuan-satuan bukan negara dapat juga terlibat sebagai pelaku kejahatan pelanggaan hak
asasi. Contoh dari pelanggaran HAM yang dilakukan oleh satuan bukan negara adalah:
1. Pembunuhan penduduk sipil tentara pemberontak,
2. Pengusiran komunitas yang dilakukan oleh perusahaan transnasional,
3. Serangan bersenjata oleh salah satu pihak melawan pihak yang lain,
4. Serangan fisikal mendadak dari pegawai pribadi melawan para pemprotes.
Pelanggaran HAM dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu pelanggaran HAM berat dan
pelanggaran HAM ringan. Pelanggaran HAM berat meliputi kejahatan genosida dan kejahatan
kemanusiaan (pasal 7 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia). Bentuk pelanggaran HAM ringan adalah selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM
berat itu. Pelanggaran HAM ringan seringkali dimasukkan dalam kategori kejahatan biasa
(ordinary crime). Pelanggaran HAM dikategorikan sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary
crimes).
Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak
Asasi Manusia, dinyatakan bahwa:
“pelanggaran hak asasi manusia yang berat merupakan “extraordinary crimes” dan
berdampak secara luas baik pada tingkat nasional maupun internasional dan bukan tindak
pidana yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta menimbulkan kerugian
baik materiil maupun immateriil yang merupakan perasaan tidak aman baik terhadap
perseorangan maupun masyarakat, sehingga perlu segera dipulihkan dalam mewujudkan
supremasi hukum untuk mencapai kedamaian, ketertiban, ketentraman, keadilan dan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia”
4
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok
etnis, kelompok agama, dengan cara:
a. Membunuh anggota kelompok,
b. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota
kelompok,
c. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara
fisik baik seluruh atau sebagainya,
d. Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok,
e. Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai
bagian dari serangan yang meluas atau sistematik. Serangan tersebut ditunjukkan secara
langsung kepada penduduk sipil dan dapat berupa:
a. Pembunuhan,
b. Pemusnahan,
c. Perbudakan,
d. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa,
e. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain seccara sewenang-wenang
yang melanggar (asas-asas) ketentuan hukum pokok internasional,
f. Penyiksaan,
g. Pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang
setara,
h. Penganiayaan tterhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan
paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang
telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang secaa hukum internasional,
i. Penghilangan orang secara paksa,
j. Kejahatan apartheid.
Pelanggaran HAM dilakukan negara terhadap warganya juga terjadi di Indonesia. Kasus-
kasus penyiksaan dalam proses penyidikan merupakan salah satu contoh pelanggaran HAM yang
dilakukan aparat negara terhadap warga negara. Di era Orde Baru, ketika militer mempunyai
kekuasaan yang nyaris tak terbatas, Indonesia banyak diwarnai oleh kasus kekerasan yang
dilakukan oleh militer.
5
b. Penyidikan
Penyidikan pelanggaran berat HAM dilakukan oleh Jaksa Agung. Dalam pelaksanaan
tugasnya Jaksa Agung dapat mengangkat penyidik ad hoc yang terdiri atas unsur pemerintah dan
masyarakat. Sebelum melaksanakan tugasnya, penyidik ad hoc mengucapkan sumpah atau janji
menurut agamanya masing-masing. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai penyidik ad hoc,
yaitu :
– Warga Negara Indonesia
– Berumur sekurang-kurangnya 40 tahun dan paling tinggi 65 tahun
– Berpendidikan Sarjana Hukum atau sarjana lain yang mempunyai keahlian dibidang
hukum
– Sehat jasmani dan rohani
– Berwibawa, jujur, adil dan berkelakuan baik
– Setia kepada Pancasila dan UUD 1945
– Memiliki pengetahuan dan kepedulian dibidang hak asasi manusia
Penyidikan diselesaikan paling lambat 90 hari terhitung sejak tanggal hasil penyelidikan
diterima dan dinyatakan lengkap oleh penyidik. Penyidikan dapat diperpanjang 90 hari oleh
Ketua Pengadilan HAM sesuai daerah hukumnya dan dapat diperpanjang lagi 60 hari. Jika dalam
waktu tersebut, penyidikan tidak juga terselesaikan, maka dikeluarkan surat perintah penghentian
penyidikan oleh Jaksa Agung.
c. Penuntutan
Penuntutan dilakukan oleh Jaksa Agung. Jaksa Agung dapat mengangkat penuntut umum
ad hoc yang terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat. Syarat untuk diangkat menjadi
penuntut umum sama halnya dengan syarat diangkat menjadi penyidik ad hoc. Penuntutan
dilakukan paling lama 70 hari sejak tanggal hasil penyidikan diterima.
d. Pemeriksaan di Pengadilan
Pemeriksaan perkara pelanggaran berat HAM dilakukan oleh majelis hakim Pengadilan
HAM berjumlah 5 orang, terdiri atas 2 orang hakim pada Pengadilan HAM dan 3 orang hakim
ad hoc.
Syarat-syarat menjadi Hakim Ad Hoc :
– Warga Negara Indonesia
– Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
– Berumur sekurang-kurangnya 45 tahun dan paling tinggi 65 tahun
– Berpendidikan sarjana hukum atau sarjana lain yang mempunyai keahlian dibidang
hukum
– Sehat jasmani dan rohani
– Berwibawa, jujur, adil dan berkelakuan baik
– Setia kepada Pancasila dan UUD 1945
– Memiliki pengetahuan dan kepedulian dibidang Hak asasi manusia
Perkara paling lama 180 hari diperiksa dan diputus sejak perkara dilimpahkan ke
Pengadilan HAM. Banding pada Pengadilan Tinggi dilakukan paling lama 90 hari terhitung
sejak perkara dilimpahkan ke Pengadilan Tinggi. Kasasi paling lama 90 hari sejak perkara
dilimpahkan ke Mahkamah Agung.
Deklarasi Wina 1993 menyebutkan adalah kewajiban negara untuk menegakkan HAM.
Deklarasi Wina menganjurkan pemerintah untuk memasukkan standar-standar yang terdapat
dalam instrumen-instrumen hak asasi internasional ke dalam hukum nasional. Proses
7
mengadopsi dan menetapkan pemberlakuan suatu instrumen HAM menjadi hukum nasional ini
yang disebut sebagai ratifikasi. HAM bersumber pada nilai kemanusiaan yang universal.
Deklarasi, konvensi, dan perjanjian internasional hanya merumuskan kembali apa yang telah
menjadi nilai kemanusiaan selama ini.
Jika Dalam Proses peradilan terbukti adanya pelanggaran HAM internasional maka yang
bersangkutan akan memperoleh sanksi internasional berupa :
1. Diberlakukannya travel warning terhadap warga negaranya.
2. Pengalihan investasi atau penanaman modal asing.
3. Pemutusan hubungan diplomatik.
4. Pengurangan tingkat kerja sama.
5. Pengurangan bantuan ekonomi.
6. Pemboikotan produk ekspor.
7. Embargo ekonomi.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika Dalam Proses peradilan terbukti adanya pelanggaran HAM internasional maka yang
bersangkutan akan memperoleh sanksi internasional berupa :
1. Diberlakukannya travel warning terhadap warga negaranya.
2. Pengalihan investasi atau penanaman modal asing.
3. Pemutusan hubungan diplomatik.
4. Pengurangan tingkat kerja sama.
5. Pengurangan bantuan ekonomi.
6. Pemboikotan produk ekspor.
7. Embargo ekonomi.
B. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM
kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain
jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar
dan dinjak-injak oleh orang lain.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://fatmasusanti-civiceducation.blogspot.com/2012/09/pemajuan-penghormatan-dan-
perlindungan.html
http://sriargarini.blogspot.com/2012/05/hak-asasi-manusia.html
http://visiuniversal.blogspot.com/2015/05/sanksi-internasional-atas-pelanggaran.html
http://spynhara.mywapblog.com/proses-peradilan-ham-internasional-beser.xhtml
10