PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Salah satu tujuan dan fungsi organisasi mahasiswa itu yaitu memperjuangkan
kepentingan mahasiswa di kampus, membentuk mahasiswa yang berkarakter,
berwawasan tinggi serta meningkatkan intelektualitas, minat dan bakat mahasiswa.
Selain itu juga mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang berbasis dan berwawasan
kebangsaan dan ini pun yang menjadi tugas utama ISMAFARSI sebagai wadah
mahasiswa farmasi.
1
Beberapa pandangan yang paling penting untuk dikaji adalah bagaimana
eksistensi ISMAFARSI dalam Advokasi kebijakan pemerintah. Sekarang ini, kita
tahu bersama bahwa kurangnya pengaruh bahkan mungkin tidak adanya sepak
terjang ISMAFARSI dalam pengawalan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Selain itu peran ISMAFARSI pada media yang dimana menjadi kekuatan yang
memberi pengaruh sangat besar bagi organisasi ataupun individualisme dalam
mempengaruhi ataupun menjadi senjata terkuat untuk mempengaruhi masyarakat itu
sangat kurang.
Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya media sebagai sarana propaganda
advokasi tentunya sangat banyak terutama dalam peningkatan kinerja dan eksistensi
ISMAFARSI di kalangan masyarakat yang secara tidak langsung tentunya
meningkatkan tenaga kerja kesehatan pada umumnya dan tenaga kerja kefarsmasia
pada khususnya. Sarana media merupakan senjata yang paling efektif dalam
mengembangkan dan mengeksistensikan ISMAFARSI dalam perspektif global.
Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya media sebagai sarana propaganda
advokasi tentunya sangat banyak terutama dalam peningkatan kinerja dan eksistensi
ISMAFARSI di kalangan masyarakat yang secara tidak langsung tentunya
meningkatkan tenaga kerja kesehatan pada umumnya dan tenaga kerja kefarsmasian
pada khususnya. Sarana media merupakan senjata yang paling efektif dalam
mengembangkan dan mengeksistensikan ISMAFARSI dalam perspektif global.
2
agar tujuan yang dicanangkan dapat dicapai. Tanpa adanya kekuatan massa, hasil dari
advokasi tidak akan begitu terekspos, maka disinilah peran media massa dalam proses
advokasi.
Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia nanti dikuasai oleh orang orang asing. Farmasis Indonesia harus
mampu mengembangkan pasar farmasi lokalnya sendiri secara mandiri.
Dan yang terakhir, Indonesia memiliki banyak aset,yaitu sumber daya alam yang
melimpah, bonus demografi, sektor industri, wilayah negara yang luas dan juga
wilayah maritim yang sangat potensial. Segala aset tersebut harus dikelola dengan
baik agar nantinya bisa memakmurkan Indonesia Kekayaan sumber daya alam
Indonesia berupa sumber daya alam nabati, hewani, ataupun mineral-mineral yang
terkandung di alam Indonesia. Kekayaan sumber daya alam ini harusnya dapat
dikelola dengan baik supaya mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat
Indonesia. ISMAFARSI juga diharapkan untuk selalu mendukung pengembangan
sumber daya alam Indonesia sebagai bahan baku obat . Sesungguhnya apabila
diadakan pengelolaan maksimal terhadap sumber kekayaan alam Indonesia menjadi
bahan baku obat , hal tersebut dapat menarik industri farmasi negara lain untuk
bekerja sama dengan industri farmasi Indonesia. Apalagi Indonesia juga terkenal
dengan obat-obatan herbal dan jamunya. Saat ini, banyak peneliti yang sedang
melakukan saintifikasi jamu karena jamu dianggap salah satu cara efektif untuk terapi
pengobatan pasien yang aman karena tidak ada campuran senyawa kimia lain /
berbahaya kecuali senyawa kimia yang terkandung dalam komposisi jamu tersebut.
Namun apa yang terjadi saat ini justru sebaliknya. Berdasarkan data dari IAI, Industri
farmasi Indonesia masih mengimpor bahan baku dari Negara lain sebesar 95%. Hal
ini merupakan fakta yang sangat fantastis, yang menunjukan bahwa industri farmasi
Indonesia belum bisa mandiri dan masih sangat bergantung dengan negara lain.
Maka dari itu, sebagai calon farmasis Indonesia tentunya kita tidak imgin
nantinya hanya sebagai boneka yang digerakkan atau diperalat oleh negara negara lain
saat AEC diterapkan. Maka dari itu , ISMAFARSI sebagai organisasi mahasiswa
farmasi (calon farmasis Indonesia) diharapkan mampu menjunjung tinggi profesi
kefarmasian dan eksistensi farmasi di Indonesia supaya farmasis Indonesia lebih siap
4
dalam menghadapi AEC 2015 nanti. Selain itu, ISMAFARSI juga diharapkan untuk
selalu membuka mata mengenai peluang-peluang profesi kefarmasian di Indonesia
dan selalu mendukung pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya alam
Indonesia melalui real action dan strategi-strategi tertentu sesuai dengan kesepakatan
bersama. Dan tak lupa untuk mewujudkan farmasis-farmasis yang mandiri berdasar
nine star pharmacy.
Farmasi menjadi salah satu tenaga kesehatan yang dipercaya masyarakat dunia
khususnya kaum terpelajar untuk memberikan pelayanan kesehatan terutama tentang
obat. Tapi tidak hanya itu farmasi juga berkecimpung dalam hal kosmetika dan
makanan. Dengan ilmu farmasi, kita bisa waspada dengan apa yang saja yang bisa
kita konsumsi karena seperti pepatah lama bahwa ilmu farmasi bagaikan pedang
bermata dua. Bisa saja dia mengundang bencana atau mendatangkan manfaat dan
disinilah peran seorang farmasi mengubah benda berbahaya menjadi sesuatu yang
bermanfaat.
5
pemerintah dalam rangka menunjang kesehatan. Sebentar lagi 2018 akan berakhir,
namun tetap saja tingkat kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Indonesia masih
belum memadai. Olehnya itu pemerintah harus bisa mewujudkan Indonesia sehat
2025.
Peran farmasi disini lebih pada sosialisasinya dengan masyarakat supaya bisa
menerapkan pola hidup sehat , contohnya saja bersosialisasi tentang makanan
yang mengandung sumber energy yang tinggi dan rajin berolahraga.
Obat bisa saja menjadi racun apabila dosisnya berlebih dan menjadi penyembuh
apabila dosisnya tepat karena memang pada dasarnya bahwa obat itu dapat
meyembuhkan.
Tanaman obat ini dapat membantu masyarakat dalam kondisi cepat untuk
mengatasi berbagai jenis penyakit karena jika terserang gejala penyakit dapat
langsung digunakan.
Ada pula yang dinamakan nine start farmasi yang sudah tidak asing lagi bagi kita,
yaitu
Care-giver
Decision-maker
Communicator
Manager
Leader
6
Life-longlearne
Teacher
Research
Entrepreneur
Pada zaman sekarang ini, tantangan para farmasis atau apoteker sudah semakin
kompleks seperti peraturan pe,erintah no. 51/2015 tentang pekerjaan seorang farmasi .
untuk mengatasi tantangan tersebut sekaligus menjamin pertubuhan yang
berkelanjutan dari farmasi maka farmasis harus mengembangkan bahan baku yang
menjadi peluang yang harus bisa dimaksimalkan oleh pemerintah. Obat-obat yang
dihasilkan akan menjadi komponen penting untuk meningkatkan peluang hidup
dengan menyelamatkan jutaan nyawa manusia.tetapi ada beberapa tantangan yang
dihadapi farmasi Indonesia.
Persangan yang semakin berat dan sulit terutama tentang obat genetic arena obat
ini masih sangat kurang ditemukan.
Jadi, peran farmasi dalam menyongsong Indonesia sehat 2025 sangatlah besar.
Apalagi dengan kesadaran tersendiri yang dimiliki seorang apoteker untuk mengabdi
membenahi dunia kefarmasian maka itu akan mewujudkan Indonesia sehat 2025.
7
Farmasi mulai ada sejak 460-370 SM yaitu pada masa hipocrates yang dikenal
sebagai "Bapak kedokteran Modern". Farmasi merupakan bidang kajian ilmu tentang
penyediaan, pengawasan dan pendistribusian obat dan kosmetik. ilmu farmasi
merupakan kombinasi ilmu kesehatan dan ilmu kimia yang ditujukan untuk
pembuatan sediaan farmasi. Sediaan farmasi biasanya berasal dari makhluk hidup
seperti tumbuhan, hewan ataupun manusia itu sendiri. Sediaan farmasi dapat berupa
aerosol, kapsulm tablet, krim, emulsi, ekstrak, gel, inhalasi, injeksi, solutio dan lain
lain.
Orang yang mengkaji bidang ini biasa disebut farmasis. Farmasis merupakan
orang yang dipersiapkan untuk mampu menjadi tenaga medis yang berkompeten
dalam bidang penyediaan, pengawasan dan pendistribusian obat. Dalam bidang
kefarmasian, dikenal istilah "Nine Star Farmasi" atau 9 bintang farmasi yaitu care-
giver (pelayanan), Decision-maker (pembuat keputusan), communicator, manager,
leader (pemimpin), life-long learner (belajar sepanjang waktu), Teacher (pengajar),
research (penelitian) dan entrepreneur (pengusaha).Secara bahasa, Farmasi berasal
dari bahasa Yunani, yaitu "pharmacon" yang berarti obat atau racun. Maksudnya,
bahwa obat sangat berpengaruh pada hidup seseorang, karena jika terdapat kesalahan
dosis, maka obat tersebut bisa menjadi racun. Maka dari itu, seorang farmasis
memiliki peran penting dalam dunia kesehatan. Jika dilihat sekilas, farmasi memiliki
kemiripan dengan ilmu kedokteran tetapi tetap saja ada perbedaan diantara keduanya.
Perbedaan keduanya ada pada kajian farmasi tentang farmakologi yang
mempelajari efek-efek yang ditimbulkan obat, reaksi tubuh terhadap obat dan
perjalanannya dalam tubuh mulai dari tahap adsorbsi, distribusi, metabolisme sampai
pada tahap ekskresinya. Tetapi, jika keduanya dikolaborasikan, maka akan tercipta
pelayanan optimal di bidang kesehatan. Organisasi
kefarmasian yang paling dikenal Di Indonesia adalah Ikatan Apoteker Indonesia atau
yang disingkat IAI yang diperuntukkan bagi para apoteker Indonesia. Tapi, juga
terdapat organisasi atau perhimpunan mahasiswa farmasi yang dikenal dengan
ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia). Baik IAI maupun
ISMAFARSI merupakan sebuah organisasi kefarmasian yang turut menaungi dan
memfasilitasi peran mahasiswa farmasi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
Indonesia. Dengan berbagai program kerja yang dilaksanakan, sangat diharapkan
8
pengabdian masyarakat dan peningkatan kualitas kesehatan di Indonesia dapat
berkembang menjadi lebih baik setiap tahunnya. Pemerintah
Indonesia dewasa ini, sedang merencanakan program pembangunan di bidang
kesehatan, yaitu "Indonesia Sehat 2025" yang bertujuan untuk menciptakan keadaan
Indonesia yang kondusif dan sehat jasmani maupun rohani. Program ini
menitikberatkan pada bagaimana cara masyarakat untuk berperilaku hidup sehat,
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, serta pencegahan berbagai macam resiko
penyakit.
Selain itu, program ini sangat mengharapkan setiap tenaga medis memberikan
pelayanan yang bermutu dan berkualitas tanpa memperhatikan kuantitas pada
masyarakat. Visi program ini diantaranya agar tercapai derajat kesehatan yang
bermutu di setiap kalangan masyarakat, karena jika tubuh sehat, maka pikiran sehat
sehingga diharapkan masyarakat bisa lebih kreatif dalam meningkatkan kesejahteraan
hidupnya
Dalam program tersebut, tentunya sangat dibutuhkan seorang Farmasis, karena
setiap tenaga medis baik dokter, bidan dan lain-lain pasti menggunakan sediaan
farmasi. Tentunya, tenaga medis kefarmasian atau seorang farmasis lah yang paling
mengetahui bagaimana karakteristik sediaan atau obat tersebut. Tidak hanya itu,
farmasis yang telah bergelar apoteker pun sangat penting perannya dalam
penditribusian obat. Jika seorang apoteker tidak menjalankan tugasnya dengan baik,
maka pembangunan kesehatan yang dicanangkan pemerintah bisa gagal.
Misalnya, jika seorang apoteker menjual narkotika secara bebas, maka peredaran
narkotika di Indonesia akan semakin meningkat dan tentunya yang menjadi sasaran
utamanya adalah para pemuda ataupun para pelajar yang merupakan penerus bangsa.
Satu diantara kasus kelalaian apoteker adalah kasus penyebaran PCC di kendari yang
memakan banyak korban. Dalam kasus tersebut yang dianggap salah adalah apoteker
sebuah apotik padahal dia tidak tau apa apa mengenai PCC tersebut.
Kefarmasian, telah melalui 3 era yaitu era tradisional yang berbasis bahan alam,
era scientific dan era klinis. Sedangkan saat ini, Farmasi telah memasuki
era pharmaceutical care, yaitu sebuah era baru dari pelayanan kesehatan (health care)
dengan tujuan meningkatkan penggunaan, keamanan dan efisiensi penggunaan obat
itu sendiri.
9
Pharmaceutical care berorientasi pada solusi DRP (Drug Related Problem) sehingga
saat ini fokus pelayanan farmasis tidak lagi terpaku pada drug oriented atau fokus
pada obat-obatan, tapi mulai bergerak ke arah patient oriented atau fokus pelayanan
terhadap pasien tentang obatnya sebagai implementasi dari Pharmaceutical care.
Tidak hanya itu, saat ini telah banyak universitas yang mengusung
konsep interproffessional collaboration termasuk Universitas Hasanuddin yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Interproffessional
collaboration adalah konsep pelayanan yang menyatukan Dokter, Farmasi Klinis atau
Apoteker dan Perawat dalam pelayanan pasien saat mengadakan kunjungan (visite)
kepada pasien rawat inap.
Selain itu, tenaga medis kefarmasian tidak hanya mencakup mereka yang bekerja
di apotek atau apoteker saja, tetapi diantara mereka ada juga yang menjadi seorang
peneliti dan pengusaha. Bisa dibayangkan jika seorang farmasis yang fokus pada
bidang penelitian menemukan inovasi obat atau sediaan baru, tentunya akan
mempengaruhi dunia kesehatan untuk menjadi lebih baik.
Tenaga medis kefarmasian yang menjadi pengusaha pun turut berperan penting dalam
menyongsong Indonesia sehat 2025. Contoh pengusaha sukses seorang farmasis
adalah pendiri PT. Paragon Technology and Innovation dengan brand-nya yang paling
terkenal adalah kosmetik Wardah. Mereka adalah pasangan suami istri Drs. H.
Subakat Hadi, M.Sc dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. yang merupakan seorang
apoteker. Dari tokoh tersebut bisa dilihat bahwa seorang apoteker bisa menjadi
pengusaha yang membawa dampak positif bagi masyarakat dalam hal ini dibidang
kosmetika.
Farmasis juga berperan dalam hal pengawasan obat dan makanan. Terbukti
dengan dibentuknya Badan Pengawasan Obat dan Makanan atau yang biasa dikenal
BPOM yang tentunya banyak menggunakan tenaga kefarmasian. Jika BPOM tidak
ada atau tidak bisa menjalankan tugas sebagaimana mestinya, maka peredaran obat
dan makanan yang bersifat negatif akan semakin merajalela yang pada akhirnya akan
merugikan masyarakat itu sendiri.
Maka dari itu, farmasis dalam lingkup BPOM memiliki tugas ganda yaitu sebagai
pengawas dan sebagai pemberi informasi mengenai obat-obatan baik dalam bentuk
10
penyuluhan maupun cara lain yang dianggap mampu mengubah mindset masyarakat
tentang perilaku hidup sehat.
Tidak sampai disitu, peran farmasis yang berprofesi sebagai dosen tentunya tidak
kalah dengan profesi farmasis yang lain. Seorang dosen merupakan penyalur
informasi baik itu berupa teori, praktik maupun mengenai berbagi pengalaman dalam
hal kesehatan yang tentunya akan sangat berpengaruh terhadap mindset mahasiswa.
mahasiswa itu sendiri merupakan agen pembawa perubahan bagi masyarakat yang
bisa diwujudkan dalam pengimplementasian satu diantara isi Tridharma Perguruan
Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. sehingga ketika paradigma mahasiswa farmasi
tentang kesehatan semakin baik, maka kemungkinan besar peningkatan kesadaran
perilaku hidup sehat masyarakat akan turut meningkat.Dalam menjalankan tugasnya,
seorang farmasis memiliki banyak tanggung jawab baik itu tanggung jawab terhadap
diri sendiri maupun tanggung jawab sosial. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
dapat berupa peningkatan kualitas diri, peningkatan pelayanan dan kedisiplinan dalam
menjalankan tugasnya. Tanggung jawab sosial seperti bagaimana seorang farmasis
memperoleh kepercayaan dari konsumennya, tuntutanuntuk mengembangkan industry
kefarmasian dan lain sebagainya.
11
BAB III
A.Kesimpulan
Tanggung jawab terhadap diri sendiri dapat berupa peningkatan kualitas diri,
peningkatan pelayanan dan kedisiplinan dalam menjalankan tugasnya
peran farmasi dalam menyongsong Indonesia sehat 2025 sangatlah besar. Apalagi
dengan kesadaran tersendiri yang dimiliki seorang apoteker untuk mengabdi
membenahi dunia kefarmasian maka itu akan mewujudkan Indonesia sehat 2025.
Indonesia menjadi bahan baku obat , hal tersebut dapat menarik industri farmasi
negara lain untuk bekerja sama dengan industri farmasi Indonesia. Apalagi
Indonesia juga terkenal dengan obat-obatan herbal dan jamunya.
B.Saran
12
13