Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Kewarganegaraan a.

Kewarganegaraan dalam arti yuridis (juridische nationaliteit) dan Sosiologis (socioligische nationaliteitbegrif) Ko Swan Sik, menyatakan, bahwa kewarganegaraan dalam arti yuridis adalah ikatan hukum (de rechtsband) antara negara dengan orang-orang pribadi (natuurlijke personen) yang karena ikatan itu menimbulkan akibat, bahwa orang-orang tersebut jatuh di bawah lingkungan kuasa pribadi dari negara yang bersangkutan atau dengan kata lain warga dari negara itu (burgers van die staat zijn). Kewarganegaraan dalam arti sosiologis adalah kewarganegaraan yang tidak berdasarkan ikatan yuridis, tetapi sosial politik yang disebut natie. Yang terpenting dalam pengertian kewarganegaraan yuridis (juridische nationaliteit), adalah adanya ikatan dengan negara dan tanda adanya ikatan tersebut dapat dilihat antara lain dalam bentuk pernyataan tegas negara tersebut. Dalam konkretnya pernyataan itu dinyatakan dalam bentuk surat-surat, baik keterangan maupun keputusan yang digunakan sebagai bukti adanya keanggotaan dalam negara itu. b. Kewarganegaraan dalam arti formal dan materiil (formeel en matereel nationaliteitbegrif) Yang dimaksud kewarganegaraan dalam arti formal adalah tempat kewarganegaraan itu dalam sistematika hukum, sedangkan kewarganegaraan yang materil ialah akibatakibat hukum dari pengertian kewarganegaraan itu. Mengenai fungsi kewarganegaraan menurut Ko Swan Sik, ialah pembatasan lingkungan kekuasaan pribadi negara-negara. Salah satu akibat dari ikatan seseorang dengan negara, ialah bahwa orang tersebut tidak jatuh di bawah lingkungan kekuasaan pribadi negara asing dan di pihak lain negara mempunyai kekuasaan untuk memperlakukan segala kaidah terhadap seseorang, sebagaimana halnya dengan warga negara pada umumnya. Kesimpulan yang dapat diambil adalah pengertian kewarganegaraan itu tanpa isi, yaitu tiada hak-hak dan kewajiban-kewajiban konkret yang melekat pada pengertian itu . Ia hanya suatu titik pertautan untuk berbagai hak dan kewajiban, baik yang dimiliki oleh negara maupun perseorangan. http://nanditopoenya.blogspot.com/2012/03/pengertian-kewarganegaraan-dan-warga.html http://ilmanapt.blogspot.com/2011/11/peranan-fungsi-dan-tugas-apoteker-di.html

Apoteker adalah tenaga profesi yang memiliki dasar pendidikan serta keterampilan di bidang farmasi dan diberi wewenang serta tanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Pekerjaan kefarmasian seorang apoteker di apotek adalah bentuk hakiki dari profesi Apoteker, oleh karena itu Apoteker Pengelola Apotek (APA) berkewajiban mencurahkan waktu, pemikiran dan tenaganya untuk menguasai, memanfaatkan dan mengembangkan apotek yang didasarkan pada kepentingan masyarakat.

Hal ini dikarenakan Apoteker merupakan motor penggerak kemajuan suatu apotek. Sebelum melaksanakan kegiatannya, seorang APA wajib memiliki Surat Izin Apotek (SIA) yang berlaku untuk seterusnya selama apotek masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat melakukan pekerjaannya serta masih memenuhi persyaratan.

Peran Apoteker dalam Pelayanan Kefarmasian Pendahuluan Visi Departemen Kesehatan adalah : masyarakat yang mandiri untuk hidup. Sedangkan misinya adalah : membuat rakyat sehat. Strategi yang diterapkan untuk mencapai visi misi tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat Meningkatkan Pembiayaan kesehatan Meningkatkan sistem sureveilans, monitoring dan informasi kesehatan Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka semua komponen yang mendukungnya harus bekerjasama Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Untuk tenaga apoteker yang bekerja dipelayanan kefarmasian harus mengutamakan orientasi kepada pasien tidak lagi orientasi pada produk. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka apoteker harus merubah paradigma yang tadinya berorientasi kepada komoditi menjadi berorientasi kepada pasien atu yang dikenal dengan konsep pharmaceutical care. Dengan adanya perubahan paradigma ini diharapkan mutu hidup pasien akan menjadi lebih baik kebijakan dan Strategi pelayanan kefarmasian Empat pilar yang disyaratkan WHO untuk pelaksanaan Good Pharmaceutical Practises (GPP) adalah : 1. Apoteker harus mempunyai kepedulian terhadap kesejahteraan pasien dalam segala situasi dan kondisi. 2. Kegiatan utama Apoteker adalah menyediakan obat, produk peelayanan keshatan lain, menjamin kualitas , informasi dan saran yang memadai kepada pasien dan memonitor obat yang digunakan pasien. 3. apoteker harus memberikan kontribusi dalam peningkatan peresepan yang rasioanl dan ekonomis. 4. Pelayanan farmasi yang dilakukan harus sesuai untuk setiap individu, didefinisikan dengan jelas dan dikomunikasikan secara efektif kepada semua pihak yang terkait. apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan perlu mengutamakan kepentingan masyarakat dan berkewajiban menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin. Apotek dapat

diusahakan oleh lembaga atau instansi pemerintah dengan tugas pelayanan kesehatan di pusat dan daerah, perusahaan milik negara yang ditunjuk oleh pemerintah dan apoteker yang telah mengucapkan sumpah serta memperoleh izin dari Suku Dinas Kesehatan setempat. A. Peranan Apoteker Sebagai Profesional Apoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskan pharmaceutical care di apotek. Adapun standar pelayanan kefarmasian di apotek telah diatur melalui S ura t Ke put us an M en t e r i K es e ha t a n R e p ubl i k In don e si a Nom or

1027/Menkes/SK/I X/2004. Tujuan dari standar pelayanan ini adalah: 1. Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional. 2. Melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar. 3. Pedoman dalam pengawasan praktek Apoteker. 4. Pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di apotek.

Pendidikan Kewarganegaraan yang dimaksud agar kita memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela Negara dan memiliki pola piker, sikap, dan pola perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan pancasila, hal tersebut di butuhkan demi tetap utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai