Anda di halaman 1dari 12

APOTIK RAKYAT

OLEH :
NOVA SARI SIHOTANG
1751118
FARMASI 2 A

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA

LUBUK PAKAM

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas limpahan rahmat serta

karunia- Nya, maka penulisan makalah ini yang bertema bertema “Apotek Rakyat” dapat

terselesaikan dengan baik. Terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam

menyelesaikan makalah ini.

Selain itu, kami berharap makalah ini dapat berguna bagi saya dan teman-teman pada umumnya,

dalam perkuliahan kita nantinya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belum dapat di katakan baik, masih banyak

kesalahan yang terdapat. Untuk itu, kami sangat kami mengharapkan kritik dan saran dari rekan-

rekan sekalian demi perbaikan makalah kami selanjutnya. Terima kasih.

LUBUK PAKAM, 14 JULI 2019

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 1

I.1. Latar Belakang.......................................................................................................................... 1

I.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................... 3

I.3. Tujuan....................................................................................................................................... 3

I.4. Manfaat..................................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 4

II.1. Pengertian Apotek .................................................................................................................. 4

II.2. Tinjauan Permenkes Tentang Apotek Rakyat Terhadap PP No. 51 Tahun 2009. ................. 5

II.3. Tata Cara Memperoleh Izin Apotek Rakyat........................................................................... 6

BAB III .......................................................................................................................................... 8

PENUTUP ...................................................................................................................................... 8

I.1. Kesimpulan.............................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan unsur vital dan salahsatu elemen konstitutif dari kehidupan
seseorang. Kesehatan sebagai hak asasi telah menjadi kebutuhan mendasar dan tentunya menjadi
kewajiban Negara dalam upaya pemenuhannya. Salahsatu strategi dalam meningkatkan derajat
kesehatan adalah mengupayakan pelayanan yang berkualitas kepada setiap masyarakat. Sumber
tenaga kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan paling berperan dalam peningkatan kualitas.
Didalam mengoptimalisasikan derajat kesehatan masyarakat tersebut, pembangunan kesehatan
diimplementasikan dalam bentuk pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya pelayanan
kefarmasian.

Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dan sangat menunjang dalam
rangka upaya pembangunan dan pelayanan kesehatan yang baik. Obat dan perbekalan kesehatan
merupakan kebutuhan dasar manusia yang berfungsi social, sehingga tidak boleh dipergunakan
sebagai komoditas ekonomi semata, juga tidak dipromosikan secara berlebihan dan menyesatkan.
Akses terhadap obat terutama obat essensial merupakan salahsatu hak asasi manusia.

Semua obat yang beredar harus dijamin keamanan, khasiat, dan mutunya agar benar-benar
memberikan manfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta tidak merugikan
masyarakat. Keterjangkauan dan penggunaan obat yang rasional merupakan bagian dan tujuan
yang harus dicapai.

Salahsatu tempat distribusi atau beredarnya obat-obatan serta perbekalan kesehatan


masyarakat adalah apotek. Apotek merupakan Salah satu realisasi pembangunan dibidang farmasi
oleh pemerintah dan swasta yaitu dengan menyediakan sarana pelayanan kesehatan salah satunya
ialah apotek. Sebagai perantara, apotek dapat mendistribusikan perbekalan farmasi dan perbekalan
kesehatan dari supplier kepada konsumen, memiliki beberapa fungsi kegiatan yaitu: pembelian,
gudang, pelayanan dan penjualan, keuangan, dan pembukuan, sehingga agar dapat di kelola
dengan baik, maka seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) disamping ilmu kefarmasian yang
telah dikuasai, juga diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu Pemasaran (marketing) dan ilmu
akuntansi (accounting).

1
Apotek rakyat dibentuk untuk memperluas akses obat murah dan terjamin kepada
masyarakat. Selain memperluas akses, apotek rakyat bertujuan untuk menertibkan peredaran obat-
obat palsu dan ilegal, serta memberikan kesempatan para apoteker untuk memberikan pelayanan
kefarmasian. Dalam upaya usaha untuk memajukan kesejahteraan umum yang berarti
mewujudkan suatu tingkat kehidupan secara optimal, yang memenuhi kebutuhan manusia
termasuk kesehatan, perlu kita harus mengetahui apotek rakyat dan peranan apoteker di dalam
apotek rakyat.

Dengan demikian, seorang (APA) dalam menjalankan profesi apotekernya di apotek tidak
hanya pandai sebagai penanggung jawab teknis kefarmasian saja, melainkan juga dapat mengelola
apotek sesuai dengan prinsip-prinsip bisnis tanpa memberikan keuntungan kepada pihak-pihak
yang memiliki kepentingan (stakeholder) semata melainkan juga memiliki fungsi sosial di
masyarakat.

2
I.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah apotek rakyat ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pengertian apotek rakyat?

2. Bagaimana tinjauan Permenkes tentang apotek rakyat terhadap PP No. 51 ?

3. Bagaimana tata cara memperoleh izin apotek rakyat?

I.3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah apotek rakyat ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian apotek rakyat

2. Untuk mengetahui tinjauan Permenkes tentang apotek rakyat terhadap PP No. 51

3. Untuk mengetahui tata cara memperoleh izin apotek rakyat

I.4. Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah apotek rakyat ini yaitu sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui pengertian apotek rakyat

2. Dapat mengetahui tinjauan Permenkes tentang apotek rakyat terhadap PP No. 51

3. Dapat mengetahui tata cara memperoleh izin apotek rakyat

3
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Apotek

Apotek rakyat adalah sarana kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan kefarmasian,


penyerahan obat dan perbekalan kesehatan, tetapi tidak melakukan peracikan. Apotek rakyat
didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperluas akses masyarakat untuk
memperoleh obat serta meningkatkan pelayanan kefarmasian. Oleh karena itu, perlu dibuka
kesempatan pengembangan pedagang eceran obat menjadi apotek rakyat.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan tentang Apotek Rakyat pasal 1, yang dimaksud
apotek rakyat adalah sarana kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan kefarmasian dimana
dilakuakn penyerahan obat dan perbekalan kesehatan dan tidak melakukan peracikan.

Peraturan Menteri Kesehatan tentang Apotek Rakyat pasal 2 tentang Pengaturan apotek
rakyat bertujuan :

Ayat 1: Untuk memberikan pedoman bagi toko obat yang ingin meningkatkan pelayanan dan
status usahanya menjadi Apotek Rakyat,

Ayat 2: Pedoman bagi perorangan atau usaha kecil yang ingin mendirikan Apotek Rakyat,

Ayat 3: Melindungi masyarakat untuk dapat memperoleh pelayanan kefarmasian yang baik dan
benar.

Dalam pelayanan kefarmasian, apotek rakyat harus mengutamakan pelayanan obat generik
dan dilarang menyediakan narkotika, psikotropika, meracik obat dan menyerahkan obat dalam
jumlah yang besar. Serupa dengan apotek pada umumnya, apotek rakyat harus memiliki 1 orang
apoteker sebagai penanggung jawab dan dibantu oleh asisten apoteker.

Pembinaan dan Pengawasan pelaksanaan Peraturan mengenai apotek rakyat dilakukan oleh
Departemen Kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan mengikut sertakan organisasi profesi, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-
masing.

4
Apotek Rakyat dapat merupakan satu atau gabungan dari paling banyak empat pedagang
eceran obat. Gabungan pedagang eceran obat dibawah satu pengelola harus memiliki ikatan
kerjasama berbentuk badan usaha atau bentuk lainnya serta berada pada lokasi yang
berdampingan. Pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan semestinya dilakukan
sesuai dengan pengaturan pemerintah terhadap perencanaan, pengadaan dan penyimpanan yang
ditetapkan. Pengeluaran obat perlu memakai sistem FIFO (First In First Out). Maksudnya obat
yang lebih dulu dibeli atau disimpan pengelola juga harus lebih dahulu dijual atau dilekuarkan.
Aturan lain adalah FEFO (First Expire First Out); maksudnya obat yang tanggal kadaluarsanya
lebih awal harus lebih dulu dikeluarkan atau dijual.

Dalam memberikan pelayanan, seorang apoteker pada Apotek Rakyat harus melakukan
pemeriksaan resep dan sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir
terhadap kesesuaian antara resep dan obat. Apotek Rakyat dilarang menyerahkan obat dalam
jumlah besar, selain dilarang menjual obat-obatan narkotika dan psikotropika.

Pembinaan dan pengawasan terhadap Apotek Rakyat dilakukan oleh Depkes, Badan POM,
Dinkes Kabupaten/kota dengan mengikutsertakan organisasi profesi. Bila dalam pelaksanaannya
ditemukan bahwa suatu Apotek Rakyat melakukan pelanggaran, maka dapat dikenakan sanksi
berupa teguran lisan, tertulis sampai dengan pencabutan ijin.

II.2. Tinjauan Permenkes Tentang Apotek Rakyat Terhadap PP No. 51 Tahun 2009.

PP No.51 Bagian Ketiga tentang Pekerjaan Kefarmasian Dalam Produksi Sediaan Farmasi,
pasal 12 : Pekerjaan Kefarmasian yang berkaitan dengan proses produksi dan pengawasan mutu
Sediaan Farmasi pada Fasilitas Produksi Sediaan Farmasi wajib dicatat oleh Tenaga Kefarmasian
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

PerMenKes Pasal 1 ayat 1: apotek rakyat adalah saranan kesehatan tempat dilaksanakannya
pelayanan kefarmasian dimana dilakukan penyerahan obat dan perbekalan kesehatan dan tidak
melakukan peracikan.

PP no.51, pasal 24 Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada Fasilitas

Pelayanan Kefarmasian, Apoteker dapat :

5
a) Mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya atau
obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien; dan

b) menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada masyarakat atas resep dari
dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PerMenKes pasal 5,

1) Apotek Rakyat dalam pelayanan kefarmasian harus mengutamakan obat generik

2) Apotek rakyat dilarang menyediakan narkotika dan psikotropika meracik obat dan
menyerahkan obat dalam jumlah besar.

Berdasarkan tinjauan permenkes terhadap PP 51, pekerjaan kefarmasian berkaitan dengan


proses produksidan pengawasan mutu sediaan. Proses produksi menyangkut peracikan obat.
Sedangkan berdasarkan perMenKes pasal 1 ayat 1 menyatakan pelayanan kefarmasian dilakukan
penyerahan obat dan perbekalan kesehatan dan dilakukan peracikan obat. Bila didirikan apotek
rakyat, maka pekerjaan apoteker hanya terbatas pada distribusi, pengecekan mutu obat sedangkan
proses produksi tidka dapat dilakukan.

II.3. Tata Cara Memperoleh Izin Apotek Rakyat

Tata cara memperoleh izin apotek rakyat :

1. Permohonan Izin Rakyat diajukan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan


menggunakan contoh Formulir Model APR-1.
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah
menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk
melalukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan Apotek untuk melakukan kegiatan.
3. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat lambatnya 6
(enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan setempat dengan menggunakan contoh
Formulir Model APR-2

6
4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan 3 tidak dilaksanakan,
Apoteker Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas
Propinsi dengan menggunakan contoh Formulir Model APR-39
5. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud angka 3, atau pernyataan dimaksud angka 4, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan Surat Izin Apotek dengan
menggunakan contoh Formulir Model APR-4
6. Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai
POM dimaksud angka 3 masih belum memenuhi syarat Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja mengeluarkan Surat
Penundaan dengan menggunakan contoh Formulir Model APR-5 Terhadap Surat
Penundaan sebagai mana dimaksud dalam ayat 6, apoteker diberi kesempatan untuk
melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1
(satu) bulan sejak tanggal Surat Penundaan.
7. Terhadap permohonan izin Apotek Rakyat yang ternyata tidak memenuhipersyaratan, atau
lokasi Apotek tidak sesuai dengan permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari
kerja wajib mengeluarkan Surat Penolakan disertai dengan alasan-alasannya dengan
menggunakan contoh Formulir Model APR-6.

7
BAB III

PENUTUP

I.1. Kesimpulan

Berdasarkan makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :

1. Apotek rakyat adalah sarana kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan kefarmasian,


penyerahan obat dan perbekalan kesehatan, tetapi tidak melakukan peracikan. Apotek
rakyat didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperluas akses masyarakat
untuk memperoleh obat serta meningkatkan pelayanan kefarmasian.
2. PP No.51 Bagian Ketiga tentang Pekerjaan Kefarmasian Dalam Produksi Sediaan Farmasi,
pasal 12 dengan PerMenKes Pasal 1 ayat 1, PP no.51 pasal 24 dengan perMenKes pasal 5.
3. Tata cara memperoleh izin apotek rakyat yaitu berdasarkan PerMenkes No.284 tahun 2007.

8
DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah RI. (2007). Peraturan Menteri Kesehatan Republi Indonesia.


Nomor 284/MenKes/Per/III/2007 : Jakarta.

Pemerintah RI. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian : Jakarta.

Restiasari. Anggi. (2010). Tesis Kepastian Hukum Apotek Rakyat dan Pekerjaan Kefarmasian.
Program Pasca Sarjana Magister Hukum Kesehatan Universitas Katolik Soegijapranata :
Semarang.

Siswosoediro. Henry, S. (2008). Buku Pintar Pengurusan Perizinan dan Dokumen. Penerbit
Visimedia : Jakarta.

Spillane. James l. (2010). Ekonomi Farmasi. Penerbit Grasindo :Yogyakarta.

Suryadharma, B. (2009). Apotek Rakyat. http://berlysuryadharma.blogspot.com/2009/06/apotik-


rakyat.html, diakses Kendari, 11 mei 2013.

Anda mungkin juga menyukai