Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN FARMASI APOTEK

MATA KULIAH MANAJEMEN FARMASI DAN AKUNTANSI

DOSEN PEMBIMBING :
Apt.masneli masri, S.farm.,M.farm

DISUSUN OLEH :
FIRA AGUSTINA (2131.0025.023)

POLITEKNIK KESEHATAN KESUMA BANGSA


TAHUN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Bandar lampung,15 april 2023

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan Pendirian Apotek ...................................................... 2
C. Strategi .................................................................................... 3
BAB II
TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN DAN PELAYANAN
KESEHATAN .................................................................................... 4
A. Pengelolaan dan Pelayanan Kesehatan .............................. 4.1
B. Konsep Pendirian Apotek ................................................... 4.2
C. Job Description .................................................................... 4.3
D. Standar Operating Procedure (SOP) ................................. 4.4
E. Alat dan Perbekalan Farmasi yang diperlukan ................. 4.5
BAB III PENUTUP .......................................................................... 5
DAFRAR PUSTAKA..........................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apotek menurut Kep.Menkes No.1027/MENKES/SK/IX/2004 adalah tempat tertentu,


tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan
kesehatan lainnya kepada masyarkat. Sebagai bagian dari rantai distribusi obat, Apotek
berkewajiban memberikan pelayanan obat dengan atau tanpa resep dokter. Menurut PP 51
tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Apotek merupakan sarana pelayanan
kesehatan yang melakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada
masyarakat. Apotek memiliki dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (non profit
oriented) dan sebagai unit bisnis (profit oriented). Namun apotek bukan hanya suatu badan
usaha yang semata-mata hanya mengejar keuntungan saja tetapi Apotek mempunyai fungsi
sosial yang menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu
dan terjamin keabsahannya. Pelayanan kefaramasian pada saat ini telah bergeser orientasinya
dari obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan
kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi
pelayanan yang komperhensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.
Peran Apoteker diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek kefarmasian dan aspek
ekonomi demi kepentingan pasien. Sebaai konsekuensi perubahan orientasi tersebut,
Apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku agar dapat
melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah
melaksanakan pemberian monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya
sesuai dengan harapan dan terdokumentasi dengan baik. Apoteker harus memahami dan
menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses
pelayanan. Oleh sebab itu Apoteker dalam menjalankan praktek harus sesuai dengan standar.
Apoteker harus mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan
terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional. Dalam hal ini, studi kelayakan
penting untuk dilakukan karena selain menjalankan fungsi sebagai unit pelayanan kesehatan,
apotek juga berfungsi sebagai unit bisnis, dimana apotek menjalankan proses bisnis dan
memperoleh keuntungan dari investasi yang ditanamkan. Hal ini karena lokasi pendirian
apotek berada di kawasan padat penduduk, pinggir jalan raya, dan parkir luas. Dengan adanya
apotek ini diharapkan dapat membantu masyarakat memperoleh obat dengan mudah beserta
informasi yang tepat.

B. Tujuan Pendirian Apotek

1. Sebagai tempat pengabdian profesi Apoteker.


2. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan berorietasi kepada kepentingan dan
kepuasan pasien sebagai implementasi kompetensi profesi farmasi
3. Memberikan dan menyediakan informasi, edukasi dan konsultasi kesehatan kepada
masyarakat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan,
khususnya obat dan cara penggunaan obat yang tepat.
4. Tercapainya pengobatan yang rasional dari aspek farmasi yang dapat dipertanggung
jawabkan.

4
5. Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat dan berupaya meningkatkan
kesejahteraan karyawan.

C. Strategi

1. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat yang diberikan merupakan terapi obat
yang tepat, efektif, nyaman dan aman bagi pasien.
2. Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta senantiasa
melakukan perbaikan.
3. Menjaga kerjasama dengan teman sejawat dan supplier apotek
4. Mengatasi masalah baru yang timbul dalam terapi obat dan mencegah timbulnya
masalah lain di masa yang akan datang.
5. Memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang ingin melakukan
swamedikasi.
6. Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat.
7. Memberikan informasi dan konsultasi obat.
8. Melakukan monitoring obat dan evaluasi penggunaan obat.
9. Merancang SOP (Standart Operating Procedure) dan standar organisai kerja.

5
BAB II
TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN
DAN PELAYANAN KESEHATAN

A. Pengelolaan dan Pelayanan Kesehatan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 992/MENKES/Per/X/1993 tentang


ketentuan dan tata cara pemberian ijin Apotek dan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 992/MENKES/Per/1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian
ijin Apotek, menyebutkan bahwa pengelolaan Apotek meliputi :

1. Pembuatan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi lainnya


2. Pelayanan infomasi mengenai perbekelan farmasi yang didasarkan pada
kepentingan masyarakat meliputi :
a) Pelayanan informasi mengenai obat dan perbekalan farmasi lainnya
yang diberikan baik kepada Dokter dan Tenaga Kesehatan lainnya
maupun kepada masyarakat langsung.
b) Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, kemanan,
bahasa, mutu obat dan perbekalan farmasi lainnya.
Pelayanan apotek meliputi:
1. Pelayanan resep dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
2. Pelayanan obat bebas, obat bebas dan OWA, OWA terbatas dan obat wajib
apotek tanpa resep dokter.
Undang-undang serta Peraturan Menteri Kesehatan tentang syarat pendirian apotek.
a. Surat Izin Apotek.
b. Persyaratan bangunan dan perlengkapan apotek.
c. Perbekalan farmasi dan administrasi.

Selanjutnya perlu diperhatikan mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam suatu


apotek seperti pemesanan/pembelian, penyimpanan, administrasi, keuangan,
personalia, serta evaluasi apotek pada setiap akhir tahun.

B. Konsep Pendirian Apotek

a. Nama Apotek dan Struktur Organisasi

1. Nama Apotek : BIGHIT FARMA


Luas bangunan : 200 m
Alamat :Jl. Borahe No.194 Lampung

2. Nama PSA : Min Yoon-gi, S.Farm., Apt


Alamat : Jl. Army gg cinta Lampung

3. Nama APA : Kim Nam Joon, S.Farm., Apt


Alamat : Jl. Cinta VII No. 08 Lampung

4. Nama Apoteker Pendamping : Jungkook, S.Farm., Apt


Jimin, S.Farm., Apt

6
Taehyung, S.Farm., Apt
Seokjin, S.Farm., Apt
Jhope, S.Farm., Apt

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 12 orang, dengan rincian sebagai
berikut:
APA : 1 orang
Apoteker Pendamping : 5 orang
Asisten Apoteker : 3 orang
Pembantu Umum : 3 orang

b. Jam Buka Apotek

Jam buka apotek setiap hari, 24 jam. Waktu kerja dibagi menjadi 3 shift yaitu:
Shift 1 : 08.00-15.00 WIB
Shift 2 : 15.00-22.00 WIB
Shift 3 : 22.00-08.00 WIB

Konsultasi dilakukan oleh APA/Aping setiap hari kerja pada 09.00-13.00 WIB dan
jam 18.30-21.00 WIB. Pada hari besar apotek tutup.

c. Job Description

a. Apoteker Pengelola Apotek

Sejumlah satu orang yang memiliki kemampuan dalam hal manajemen perapotekan
yang mencakup personel, administrasi, keuangan, produk dan penguasaan informasi obat

1. Tugas dan wewenang


a) Memimpin seluruh kegiatan apotek
b) Menginformasikan customer aturan pemakaina obat, efek samping,
dosis dan monitoring
c) Membuat laporan penjualan.
d) Memeriksa penjualan per shift, laporan kasir, laporan pembelian
e) Mengatur jadwal Asisten Apoteker/ Juru Racik/ Kurir.
f) Kontrol kinerja karyawan.
g) Tanggung jawab semua operasional yang bersifat operasi ke Dinas
Kesehatan.
h) Mengontrol laporan sebelum diberikan ke PSA.
i) APA bertanggung jawab atas kelancaran segala bidang dalam apotek
serta bertanggung jawab terhaap kelancaran hidup yang dipimpinnya.

b. Apoteker Pendamping

Sejumlah tiga orang dengan pembagian tugas berdasarkan shift yang ditentukan.

1. Tugas dan wewenang


a) Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, bilamana APA
berhalangan selama jam kerja apotek.

7
b) Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal-hal penting
yang mendasar dan strategis, harus mendapat persetujuan dari APA.
c) Apoteker Pendamping bertanggung jawab penuh kepada APA dan
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai Apoteker Pendamping sesuai
dengan petunjuk dan atau instruksi dari APA.

c. Asisten Apoteker

Sejumlah tiga orang yang merupakan lulusan SMF dengan pengalaman minimal satu
tahun dan memiliki kemampuan teknis dalam penyiapan dan peracikan obat.

1. Tugas dan wewenang


a) Melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya sebagai
Asisten Apoteker yaitu meliputi
 Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat dengan resep)
sesuai petunjuk pimpinan apotek.
 Mengerjakan pengubahan bentuk pembuatan sediaan racikan dan
meracik.
 Menghubungi dokter yang bersangkutan apabila resep tidak dapat
dibaca.
 Menyusun, membandel, dan menyimpan resep dengan baik.
 Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi (narkotik,
psikotropik, statistik resep dan OGB, OWA) dan waktu kadaluarsa.
 Mendata kebutuhan obat dalam defecta dan membantu kelancaran
kegiatan pembelian.
 Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani faktur,
mencatat ke dalam buku pembelian (komputer) dan menjaga agar
daftar harga tetap up to date.
 Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang pelayanan
dan peracikan obat.
 Mengelompokkan dan menata obat sesuai dengan abjadnya.
 Bertanggung jawab atas selisih barang yang ada di stock.
 Melakukan kesesuaian jumlah barang yang masuk dengan yang di
stock.

b) Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir, reseptir dan


lain sebagainya.
c) Bertanggung jawab kepada pimpinan apotek atas segala kebenaran
tugas yang diselesaikannya, berwenang melaksanakan pelayanan
kefarmasian sesuai dengan petunjuk dan atau instruksi pimpinan
apotek.

d. Kasir

Sejumlah satu orang yang merupakan lulusan minimal Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Sederajat dan memiliki kemampuan dalam bidang administrasi dan keuangan seperti
menjadi kasir dan sebagai biro rumah tangga.

1. Tugas dan wewenang

8
a) Membantu AA dalam pengadaan dan penyiapan obat.
b) Menghitung modal awal.
c) Melayani customer.
d) Melakukan transaksi seperti menerima dan mengembalikan uang.
e) Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan apotek dan
melaksanakan tugas sesuai instruksi dan petunjuk pimpinan apotek.

D. Standar Operating Procedure (SOP)

a. SOP Pelayanan OTC

1) Pasien datang.
2) Menyapa pasien dengan ramahdan menanyakan kepada pasien obat apa yang
dibutuhkan.
3) Tanyakan lebih dahulu keluhan pasien atau penyakit yang diderita pasien,
kemudian bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat.
4) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga.
Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai
dengan permintaan meliputi : namaobat dan jumlah obat.
5) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan dan efek samping yang
ditimbulkan.

b. SOP Pelayanan OWA

1) Pasien datang.
2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang
dibutuhkan.
3) Tanyakan kepada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala penyakitnya.
4) Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu
dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah).
5) Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak
memuaskan maka pilihkan oabt lain yang sesuai dengan kondisi pasien, begitu
juga untuk pasien yang sama sekali belum pernah meminum obat.
6) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga.
7) Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas.
8) Serahkan obat kepda pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi :
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan
obat dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat
dan jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang
ditimbulkan.
9) Catat nama pasien, alamat, dan nomor telepon pasien.
Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai patient data record.

c. SOP Pelayanan Resep

1) Menerima resep pasien.


2) Lakukan skrining resep meliputi administrasi, farmasetika dan klinik.
3) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga.

9
4) Pasien diberi nomor antrian.
5) Tulis nomor struk (print out) pada resep dan satukan resep dengan print out
6) Cocokan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep dengan print out.
7) Siapkan obat sesuai dengan resep.
8) Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik.
9) Buat etiket dan cocokan dengan resep.
10) Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan resep
dan kwitansi (jika diminta oleh pasien).
11) Serahkan obat kepada pasien dengan informasi tentang obat meliputi : dosis,
frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan obat
dan efek samping yan ditimbulkan.
12) Catat nama pasien, alamat dan nomor telepon pasien.
13) Buat catatan khusus tentang pasien.

d. SOP Meracik Obat

1. Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik.
2. Buatlah instruksi meracik meliputi : nomor resep, nama pasien, jumlah obat
dan cara mencampur.
3. Siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersama obat dan instruksinya untuk
diracik.
4. Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan, masker.
5. Siapkan obat sesuai resep dan cocokan dengan yang tertera pada struknya.
6. Jika ada bahan yang harus ditimbang maka persiapkan lebih dahulu.
7. Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah dengan hati-hati.
8. Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya.
9. Masukkan dalam wadah yag telah disediakan dan beri etiket, kemudian
serahkan pada petugas lain untuk diperiksa dan diserahkan.
10. Bersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai.
11. Cucilah tangan sampai bersih.

e. SOP Menimbang

1. Bersihkan timbangan.
2. Setarakan timbangan terlebih dahulu sebelum mulai menimbang.
3. Ambil bahan-bahan sesuai dengan permintaan resep.
4. Ambil anak timbangan sesuai dengan berat yang diminta dan letakan pada ring
timbangan sebelah kiri (timbangan dalam keadaan off).
5. Bahan baku yang dikehendaki diletakkan secukupnya pada piring timbangan
sebelah kanan.
6. Buka dan on-kan timbangan keudian dilihat apakah timbangannya sudah
seimbang atau belum.
7. Bahan ditambah atau dikurangi sampai diperoleh timmbangan yang seimbang
yang ditunjukkan oleh letak jarum pada posisi nol.
8. Ambil bahan yang sudah ditimbang kemudian diberi nama yang tertera pada
botol persediaan bahan.
9. Cek ulang anak timbangan apakah berat yang diminta sesuai dengan resep
kemudian dikembalikan ketempatnya.
10. Cek ulang apakah bahan yang diambil sudah sesuai degan resep kemudian
dikembalikan ketempatnya.

10
f. SOP Konseling OTC

1. Menanyakan keluhan pasien dan mengapa menggunakan obat tersebut dan


sudah berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut.
2. Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut.
3. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek
seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan.
4. Apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien maka pasien
dipilihkan obat yang tepat untuk kondisinya.
5. Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut, bila ada
yang kurang atau salah maka farmasi wajib membenarkan dan melengkapinya.

g. SOP Konseling OWA

1. Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan


sudah berapa lama pasien mengalami gejala tersebut.
2. Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat kurang sesuai
untuk pasien maka rekomendasikan obat yang tepat untuk pasien.
3. Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut meliputi :
dosis, frekuensi, durasi, dan cara penggunaan. Bila ada yang kurang atau salah
maka farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya.
4. Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat.
5. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek
seperti yang diharapkan maka obat tersebut boleh diberikan.
6. Apabila kondisi pasien tidak membaik atau semakin memburuk maka
sebaiknya dirujuk ke dokter.
7. Informasikan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan konsultasi dengan
apoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.

h. SOP Konseling Resep

1. Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokan dengan data pasien.


2. Mencocokan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pada pasien
tentang keluhan yang dialaminya.
3. Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan
penggunaan obat tersebut.
4. Memberikan informasi pada pasien tentang aturan penggunaan obat (dosis,
frekuensi, durasi, cara penggunaan).
5. Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah disampaikan untuk
memastikan bahwa pasien telah paham dan mengerti tentang aturan dan
penggunaan obat.
6. Memberitahukan pada pasien tentang ESO yang mungkin terjadi dan cara
penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien terhadap efek samping
obat yang terjadi.
7. Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter bila dirasa ESO cukup berat dan
mengganggu.
8. Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang dihindari atau yang perlu
dilakukan untuk menunjang keberhasilan riset.
9. Catat nama pasien dan nomor telepon pasien.

11
10. Buat catatan khusus tentang pasien.

i. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang

1. Saat barang datang dari PBF/Supplier


2. Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan tentang
nama barang, bentuk, jumlah sediaan, No. batch dan tanggal expired).
3. Cek kondisi barang (rusak, pecah, tersegel atau tidak).
4. Faktur ditandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker dilengkapi dengan
No. SIK/SIA/NIP serta dibubuhi stempel apotek.
5. Faktur diambil 1 lembar untuk arsip apotek.
6. Serahkan faktur kepada bagian administrasi untuk diedit dikomputer.
7. Cocokkan harga yang sudah ada di komputer dengan harga yang tertera pada
faktur baru, apakah ada kenaikan atau tidak.
8. Tandatangani faktur yang telah diedit dikomputer.
9. Hargai barang-barang /obat bebas dan letakkan sesuai dengan spesifikasinya.
Untuk obat keras langsung disimpan dalam almari sesuai dengan efek
farmakologinya atau berdasarkan abjad.
10. Arsip faktur sesuai dengan nama PBF masing-masing.

E. Alat dan Perbekalan Farmasi yang diperlukan

1. Bangunan
Status bangunan : milik sendiri
Ukuran bangunan : 10 x 20 m
Bangunan apotek mempunyai beberapa ruangan, yaitu :
1) Ruang tunggu pasien.
2) Ruang praktek dokter.
3) Ruang konseling.
4) Ruang peracikan obat.
5) Toilet.
6) Tempat pencucian alat.
7) Gudang.

2. Fasilitas
1) Penerangan (listrik) : 1300 watt.
2) Telepon.
3) Air PDAM.
4) Tabung pemadam kebakaran.
5) Air minum gratis.

3. Perlengkapan
a. Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan obat.
1) Penerangan (listrik)
2) Telepon.
3) Pompa air.
4) AC (2 set).
5) TV 21”inch Plasma.
6) Alat pemadam kebakaran.

12
7) Almari pendingin.
8) Dispenser dan galon.
9) Komputer dan printer.
10) Papan nama APA.
11) Papan nama Apotek.
12) Papan informasi.
13) Administrasi.
14) Neon box.
15) Literatur (ISO, MIMS, FI, dll).
16) Stempel Apotek.
17) Software Apotek.
18) Tempat sampah dan alat kebersihan
19) Jam dinding (2 buah).
20) Kalkulator.
21) Rak majalah dan koran.
22) Etalase 4m x1m x 0,3 m.
23) Meja.
 Meja racikan
 Meja kasir
 Meja konsultasi
 Meja administrasi
24) Lemari kayu (lemari obat).
25) Lemari khusus Narkotik dan Psikotropik.
26) Alat ukur gula darah, kolesterol, asam urat.
27) Lemari/rak buku.
28) Kursi duduk dan tunggu.
29) Timbangan milligram.
30) Timbangan gram.
31) Timbangan badan.
32) Erlenmeyer 500 ml Pyrex.
33) Erlenmeyer 250 ml Pyrex.
34) Erlenmeyer 100 ml Pyrex.
35) Cawan porselen.
36) Spatula porselen 15 cm.
37) Gelas ukur 5 ml.
38) Gelas ukur 10 ml.
39) Gelas ukur 25 ml.
40) Gelas ukur 50 ml.
41) Gelas ukur 500 ml.
42) Botol timbangan.
43) Mortir stamper (4 buah).
44) Beker glass 250 ml.
45) Batang pengaduk (2 buah)
46) Corong glass.
47) Seragam karyawan.
48) Tensimeter.

13
BAB IV
PENUTUP

Manajemen apotek adalah manajemen farmasi yang diterapkan di apotek.sistem


manajemennya akan terdiri atas setidaknya beberapa tipe manajemen yaitu :
manajemen keungan,manajemen pembelian,manajemen penjualan,manajemen persediaan
barang,manajemen pemasaran dan manjemen khusus

Langkah meningkatkan kualitas SDM untuk meningkatkan pelayanan apotek yaitu :


a. Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan.
b. Memotivasi para karyawan untuk bekerja dengan giat dan memberikan reward
bagi karyawan yang berprestasi.
c. Memilih dan menempatkan mereka sesuai dengan pendidikannya.
d. Melakukan audit setiap tahunnya untuk evaluasi kinerja karyawan dan
perkembangan apotek.

Apotek harus memiliki lokasi yang strategis dan mudah untuk dikenali oleh masyarakat
tanpa beberapa panduan dan manajemen apotik yang baik apotek akan bangkrut.

14
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

Danie Verdiansah, 2012, Penerapan Customer Relationship Management (CRM)


sebagai Strategi Bisnis Pada Century Healthcare, Karya Ilmiah, Yogyakarta:
AMIKOM Yogyakarta

Management Committee, Moving Forward: Pharmacy Human Resources for the


Future. Pharmacy Resources Challenges and Priorities: Research Report.
Ottawa (ON). Canadian Pharmacists Association; (2008)

15

Anda mungkin juga menyukai