Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN

PENDIRIAN APOTEK KITA SEHAT


Sabrang Kulon RT 02, RW 35, Mojosongo, Jebres, Surakarta

Disusun Oleh:

apt. Setianingsih, S.Farm


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal studi kelayakan Apotek Kita
Sehat yang berlokasi Sabrang Kulon RT 02 RW 35, Mojosongo, Jebres, Surakarta dengan
baik guna memenuhi salah satu persyaratan pendirian apotek baru.

Proposal studi kelayakan Apotek Kita Sehat ini membahas mengenai gambaran
prospek apotek dari segi farmasi, segi keuangan dan segi kebutuhan masyarakat akan obat
yang saling mendukung.

Penulis menyadari bahwa proposal studi kelayakan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu segala masukan baik berupa kritik maupun saran yang membangun sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan proposal studi kelayakan ini. Semoga proposal studi
kelayakan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan memberikan kemajuan bagi dunia
kefarmasian pada khususnya dan dunia kesehatan pada umumnya.

Surakarta, 3 Agustus
2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Pendirian Apotek

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya secara mandiri atau terorganisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat. Salah satu
sarana pemeliharaan serta meningkatkan derajat kesehatan adalah apotek.
Berdasarkan Permenkes RI No. 35 Tahun 2014 tentang pengertian apotek yaitu
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker,
sebagai penyempurnaan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027
Tahun 2004 menyebutkan bahwa apotek merupakan tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sedian farmasi, perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat. Apotek berfungsi sebagai tempat pengabdian apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan, dan sebagai sarana melakukan peracikan, pengubahan
bentuk, pencampuran dan penyerahan obat serta sebagai sarana penyaluran perbekalan
farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan
merata.

Apotek merupakan suatu institusi yang memiliki dua fungsi, yang pertama
sebagai unit pelayanan kesehatan (non profit oriented) dan yang kedua sebagai institusi
bisnis (profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatannya yang optimal. Dari fungsi pertama ini, maka apoteker
harus hadir dalam jiwa yang sangat sosial, penuh nilai etika dan moral. Sedangkan
fungsinya yang kedua yaitu sebagai institusi bisnis, apotek selayaknya untuk
mendapatkan keuntungan dan ini dapat dimaklumi mengingat investasi yang ditanam
dalam pendiriannya dan operasionalnya juga tidak sedikit.

Apotek dibentuk untuk memperluas akses obat murah dan terjamin kepada
masyarakat. Selain memperluas akses, apotek bertujuan untuk menertibkan peredaran
obat-obat palsu dan ilegal, serta memberikan kesempatan pada apoteker untuk
memberikan pelayanan kefarmasian. Pendapatan diperhitungkan dari penjualan obat
dengan resep, penjualan Obat Wajib Apotek, dan penjualan tanpa resep. Sedang
pengeluaran diperhitungkan dari pembelian obat dan biaya rutin.

Pelayanan kefarmasian di apotek pada saat ini telah bergeser orientasinya, Oleh
karena pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan yang langsung dan mempunyai
tanggung jawab secara langsung kepada pasien. Maka dari itu, dengan dikeluarkan PP
Nomor 51 tahun 2009 inilah, terjadi pergeseran paradigma dari pelayanan kefarmasian
yang berfokus pada obat (drug oriented) menjadi pelayanan yang komprehensif yaitu
pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien (patient oriented) yang mengacu
kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care).

Dalam upaya usaha untuk memajukan kesejahteraan umum yang berarti


mewujudkan suatu tingkat kehidupan secara optimal, yang memenuhi kebutuhan
manusia termasuk kesehatan, maka dibuatlah proposal pendirian Apotek Kita Sehat yang
diharapkan dapat menyebarkan obat secara merata sehingga akan memudahkan
masyarakat untuk mendapatkan obat yang bermutu dengan harga yang terjangkau.

Pengelolaan apotek sepenuhnya merupakan tanggung jawab Apoteker Pengelola


Apotek (APA). Apoteker memiliki tugas dan fungsi antara lain sebagai APA, adalah
sebagai pengelola dan atau sebagai pemilik sarana apotek. Apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan
interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah
melaksanakan pemberian informasi, monitoring penggunaan obat dan mengetahui tujuan
akhirnya sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik. Apoteker harus memahami
dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam
proses pelayanan.

II. TUJUAN

Memberikan pelayanan kefarmasian yang berkualitas kepada masyarakat baik itu


pelayanan obat dengan resep dokter, pelayanan obat tanpa resep dokter atau obat bebas,
menyediakan perbekalan farmasi, dan memberikan pelayanan swamedikasi kepada
pasien.
III. VISI DAN MISI
A. Visi
Menjadi apotek terpercaya dengan memberikan pelayanan yang prima, terjangkau
serta menjadi sumber informasi secara optimal, bermutu, berkualitas secara baik dan
benar sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang Kesehatan.

B. Misi
 Memberi pelayanan optimal dalam informasi obat, konseling terhadap pasien
berbasis pharmaceutical care.
 Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat dan ramah.
 Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya yang bermutu,
berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personalia apotek secara
berkelanjutan untuk menunjang pelayanan kefarmasian.

C. Motto ( C T M )

Cepat, Tepat, Memuaskan

D. Strategi Apotek

 Meningkatkan pelayanan, pemasukan, dan mengadakan pembelian secara efektif


dengan pengeluaran biaya secara efisian.
 Memberikan pelayanan komunikasi, informasi, dan edukasi yang diperlukan
pasien terkait nama obat, kegunaan obat, dosis obat, cara pemakaian, efek
samping dan penjelasan khusus.
 Mengembangkan pengelolaan apotek dari segi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penataan dan penyimpanan barang, sistem administrasi, sistem
pelayanan kefarmasian untuk meningkatkan mutu pelayanan apotek dan
ketersediaan obat yang dibutuhkan konsumen secara terus menerus mengikuti
perkembangan.

IV. Standar Operating Prosedure ( SOP )


A. SOP Perencaan Obat
1. Mendata spesifikasi praktek dokter yang berada di sekitar apotik.
2. Menyiapkan stock obat sesuai dengan kebutuhan praktek dokter.
3. Menganalisa jenis penyakit masyarakat di sekitar apotik.
4. Kemampuan masyarakat terhadap daya beli obat.
5. Budaya masyarakat seperti kebiasaan atau adat yang menjadi pola hidup
masyarakat sekitar apotik.

B. SOP Pemesanan Obat


1. Pemesanan obat dilakukan pada PBF yang resmi.
2. Pemesanan obat menggunakan Surat Pesanan (SP) rangkap 2 lembar yang asli
diberikan kepada sales sedang salinannya disimpan sebagai arsip.
3. Untuk memesan obat psikotropika menggunakan Surat Pesanan (SP) rangkap 4
lembar dan setiap Surat Pesanan (SP) dapat digunakan untuk memesan beberapa
jenis psikotropika.
4. Untuk memesan obat narkotika menggunakan Surat Pesanan (SP) rangkap 4
lembar dan hanya untuk memesan 1 jenis obat narkotika.
5. Jumlah dan jenis obat yang dipesan harus disesuaikan dengan kebutuhan.
6. SP ditandatangani oleh Apoteker dan diberi stempel apotik.

C. SOP Pengadaan Obat


1. Pengadaan jumlah terbatas :
- Order barang terbatas
- Modal terbatas
- Kecepatan aliran barang
- Stock obat
- Keberadaan PBF dalam kota ( Lead Time cepat )
2. Pengadaan secara berencana :
- Order berdasarkan waktu tertentu
- Order berdasarkan periode musim tertentu
- Keberdaan PBF di luar kota ( Lead Time lama)
3. Pengadaan secara spekulatif :
- Kemungkinan kenaikan harga, bonus yang ditawarkan.
- Modal yang dimiliki
- Kecepatan aliran barang
4. Konsinyasi :
- Produk yang masih dalam tahap promosi
- Bentuk atau cara pembayaran :
* COD (Cash On Delivery) terutama untuk sediaan narkotika,

* Kredit

* Konsinyasi

D. SOP Pelayanan Resep


1. Menerima resep pasien.
2. Melakukan skrining resep meliputi administrasi, farmasetika dan klinik.
3. Bila ada obat yang akan diganti (merk lain) mintakan persetujuan pasien terlebih
dahulu.
4. Menghitung harga dan meminta persetujuan terhadap nominal harga.
5. Menyiapkan obat sesuai dengan resep dan beri etiket.
6. Meneliti kembali resep sebelum diserahkan kepada pasien.
7. Menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat minimal
mengenai kegunaan dan aturan pakai.
8. Mencatat nama pasien, alamat dan nomor telepon.
9. Membuat catatan khusus tentang pasien.

E. SOP Pelayanan OWA


1. Pasien datang.
2. Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang
dibutuhkan.
3. Menanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien, kemudian
bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat.
4. Menanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu
dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah).
5. Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak memuaskan
maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien, begitu juga untuk
pasien yang sama sekali belum pernah minum obat.
6. Menghitung harga dan meminta persetujuan pasien terhadap nominal harga obat
yang akan dibeli.
7. Bila sudah ada persetujuan dari pasien, mengambilkan obat yang diminta pasien.
8. Menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat.
9. Mencatat nama pasien, alamat, dan no telepon.
10. Membuat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai rekam data pasien.

F. SOP Penerimaan Barang dan Penyimpanan Barang


1. Memeriksa keabsahan faktur meliputi nama dan alamat PBF serta tanda tangan
penanggung jawab dan stempel PBF.
2. Pada saat barang datang dari PBF cek kesesuaian antara surat pesanan dengan
faktur dan barangnya meliputi : nama barang, bentuk sediaan, jumlah sediaan,
nomor batch dan tanggal kadaluwarsanya.
3. Memeriksa kondisi barang (rusak atau pecah, tersegel atau tidak ), bila rusak
maka obat dikembalikan dan minta diganti.
4. Setelah selesai diperiksa, faktur ditandatangani oleh Apoteker atau Aping
dilengkapi dengan nomer SIK/SIA/NIP serta stempel apotik. Faktur yang asli
diserahkan kepada sales sedang salinan faktur disimpan oleh apotik sebagai arsip.
5. Mencocokkan harga, apa ada kenaikan atau tidak.
6. Menghargai obat dan meletakkan sesuai dengan spesifikasinya.
7. Mencatat faktur dalam buku pembelian.
8. Mengarsipkan faktur sesuai dengan PBF masing – masing.

V. PELUANG/PROSPEK PEMASARAN
Berdasarkan data - data yang didapat terhadap posisi strategis daerah dan
keberadaan mitra dapat diterangkan beberapa hal yang penting. Hal ini dapat dilihat dari
aspek kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman
(threat) dengan istilah lain SWOT Analysis.
1. Kekuatan (strength)
 Apotik dengan konsep layanan patient oriented yang berbasis layanan
kefarmasian (pharmaceutical care).
 Letak dan lokasi apotik yang strategis, berada di tepi jalan yang ramai dilalui
kendaraan, sehingga mudah dijangkau dari segala arah.
 Apoteker yang siap jaga di apotik, siap memberikan konseling, informasi dan
edukasi (KIE).
 Menyediakan obat dan sediaan farmasi lainya (kosmetik) yang lengkap, bermutu
dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan bagi masyarakat.
 Menyediakan jasa obat delivery dimana obat bisa dikirim dengan rumah. Dimana
apotik bekerja sama dengan jasa pelayanan seperti Halodoc.
2. Kelemahan (weakness)
 Merupakan apotek baru, belum dikenal oleh masyarakat.
 Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan bukan apotek jaringan atau
waralaba.

3. Peluang (opportunity)
 Jumlah penduduk yang cukup padat, sehingga menjadi sumber pelanggan yang
potensial.
 Terdapat praktek dokter yang dapat diajak kerjasama.
 Harga sesuai pasar, tidak memberikan keuntungan sepihak bagi pihak-pihak
tertentu.

4. Ancaman (threat)
 Kemungkinan adanya apotek baru yang tentunya akan menjadi pesaing
nantinya.
 Social budaya, dengan adanya puskesmas gratis, dll merubah pemikiran
masyarakat bila merasakan sakit ringan untuk langsung periksa ke puskesmas
daripada membeli obat di apotek sebagai pengobatan pertama.
 Persaingan bisnis antar apotek yang semakin ketat.
 Harga obat dan alkes yang cenderung meningkat terus.

VI. ASPEK APOTEK


A. Identitas Apotek

Nama Apotek : Apotek Kita Sehat

Alamat : Sabrang Kulon RT 02, RW 35, Mojosongo, Jebres,


Surakarta
Pemilik Sarana Apotek : apt. Setianingsih, S. Farm
(PSA)
Apoteker Pengelola : apt. Setianingsih, S. Farm
Apotek (APA)
Alamat : Kandang Sapi RT 02 RW 33, Jebres, Jebres, Surakarta

NPWP : 90.236.419.9-526.000

No Tlp : 082230399408

Luas Bangunan Apotik : 3,5 x 7,5 m .

B. Sarana Kesehatan Sekitar Apotek

Sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Jebres khususnya disekitar apotek yang


diharap mendukung keberadaan apotek adalah :

1. RS Dr. Oen Kandang Sapi


2. Praktek dr. Tanti Yohana
3. Praktek dr. Tandyo SM
4. Praktek dr. Bambang Pramono

C. Alat dan Perbekalan Farmasi yang Diperlukan

Alat dan perbekalan farmasi yang diperlukan untuk pendirian apotek adalah:

1. Bangunan
a. Luas bangunan 3,5 m x 7,5 m.
b. Bangunan apotek terdiri dari ruang tunggu pasien, ruang apoteker, ruang
konsultasi, ruang administrasi, ruang peracikan, ruang penyerahan resep, kamar
kecil, ruang tempat pencucian alat, dan gudang.
c. Bangunan apotek dilengkapi dengan penerangan, sumber air yang memenuhi
persyaratan, ventilasi, sanitasi dan pemadam kebakaran.
d. Papan nama
2. Perlengkapan kerja
a. Alat pengolahan / peracikan :

1. Batang pengaduk

2. Cawan penguap

3. Corong

4. Gelas ukur, gelas piala

5. Kompor / pemanas

6. Labu Erlenmeyer

7. Mortir

8. Penangas air

9. Panci

10. Rak tempat pengering

11. Spatel logam / tanduk / gelas/ porselen

12. Thermometer

13. Timbangan milligram + anak timbangan (ditera)

14. Timbangan gram + anak timbangan (ditera)

15. Timbangan Digital

b. Wadah

1. Pot / botol
2. Kertas perkamen
3. Klip dan kantong plastik
4. Etiket (biru dan putih)

c. Tempat penyimpanan

1. Lemari / rak obat


2. Lemari bahan berbahaya
3. Lemari Narkotik dan Psikotropik
4. Kulkas
3. Perbekalan Farmasi

a. Obat keras (obat dengan resep dan OWA).

b. Obat bebas OTC dan obat bebas terbatas.

c. Alat kesehatan : timbangan badan, pispot, masker, thermometer, perban, kotak

P3K, sarung tangan, kateter, spuit dll.

d. Kosmetik, produk jamu, makanan dan minuman kesehatan, perlengkapan bayi,

susu dll.

4. Perlengkapan Administrasi
a. Blanko surat pesanan

b. Blanko faktur penjualan

c. Blanko nota penjualan

d. Blanko salinan resep

e. Blanko laporan narkotika dan psikotropika

f. Buku catatan pembelian

g. Buku catatan penjualan

h. Buku catatan keuangan

i. Buku catatan narkotika dan psikotropika

j. Buku catatan racun dan bahan berbahaya

k. Kartu stok obat

5. Kelengkapan buku pedoman


a. Buku standar yang wajib :

1. Farmakope Indonesia edisi terakhir


2. Kumpulan peraturan / UU

b. Buku lainnya :

1. MIMS, ISO edisi terbaru

2. Pharmakologi dan terapi

I. Sumber Daya Manusia

1. Struktur Organisasi

Apotek Kita Sehat mempunyai struktur organisasi yang sistematis dan untuk

setiap bagiannya memiliki tugas serta tanggung jawab yang jelas. Sehingga dapat

memberikan pelayanan kesehatan yang optimal serta menjadikan apotek yang

lebih maju dan berkembang. Pelayanan di Apotek Kita Sehat dipimpin oleh

seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan dibantu oleh Tenaga Teknis

Kefarmasian (TTK)

Pemilik Sarana Apotek Apoteker Pengelola Apotek


(PSA) (APA)

Tenaga Teknis Kefarmasian


(TTK)

2. Personalia Apotek

Tenaga kerja Apotek Syafakillah terdiri dari :

- Apoteker Pengelola Apotek (APA) : 1 orang

- Tenaga Teknik Kefarmasian (TTK) : 1 orang

Sumber daya manusia merupakan aset terbesar dari apotek itu sendiri. Kerjasama

antar karyawan harus dijaga sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang
kondusif serta mampu memberikan kenyamanan pada pasien. Karenanya

diperlukan adanya pembagian tugas, wewenang, hak dan kewajiban serta rasa

memiliki terhadap apotek dari para karyawan, untuk itu kemampuan manajerial

dari apoteker sangat diperlukan.

3. Kebijakan Umum Apotek

Apotek buka setiap hari mulai pukul 07.00 – 21.00. Apoteker dilaksanakan setiap

hari Senin-Sabtu pukul 15.00 – 21.00 WIB.

VII.STRATEGI DAN INOVASI


Dalam rangka mengembangkan usaha perapotekan ini diperlukan strategi inovasi
khusus, sehingga nantinya diharapkan mampu mempertahankan eksistensi apotek Kita
Sehat dan mampu memajukan apotek dengan membuka cabang-cabang baru di daerah
lain. Adapun strategi yang ditempuh antara lain :

1. Menyediakan jasa konseling oleh apoteker.


2. Menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien. Jika obat yang dibutuhkan
pasien tidak ada maka berusaha mengambil di apotek lain, diusahakan agar pasien
pulang mendapat obat yang diperlukan tanpa copy resep.
3. Monitoring pasien. Monitoring dilakukan terhadap pasien via telepon, terutama
untuk pasien dengan penyakit kronis. Hal ini dilakukan untuk mengontrol keadaan
pasien dan meningkatkan kepercayaan pasien terhadap apotek.
4. Menerima pelayanan resep.
5. Menyediakan jasa obat delivery dimana obat bisa dikirim dengan rumah. Dimana
apotik bekerja sama dengan jasa pelayanan seperti Halodoc.

VIII. ASPEK MODAL DAN BIAYA

1. Modal
A Modal tetap

Perlengkapan dan inventaris apotek Rp 8.500.000

Biaya perijinan Rp 6.000.0000

B Modal operasional Rp 55.000.000

C Kontrak toko (3 Tahun) Rp 28.500.000

Total Investasi Rp 98.000.0000

2. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun ke-1

a. Biaya rutin per bulan tahun ke-1

1) Tenaga Kerja

No Nama Jumlah

1 APA (1) Rp 2.500.000

2 TTK (1) Rp 1.000.000

Total Rp. 3.500.000

2) Biaya Lain-lain

No Keterangan Besar Biaya

1 Biaya administrasi Rp 100.000

2 Biaya air, listrik dan telepon Rp 400.000


3 Lain-lain Rp 200.000

Total Rp 700.000

Total biaya rutin perbulan Rp 4.200.000

Total biaya rutin perbulan x 12 bulan Rp 50.400.000

4 THR (Rutin per tahun) Rp 3.500.000

Total biaya rutin tahun ke-1 Rp 53.900.000

Pada tahun ke-1 diproyeksikan resep yang masuk 20 lembar/bulan dengan

perkiraan harga rata-rata Rp 30.000/lembar.

1. Penjualan resep

20 lbr x 12 bln x Rp 30.000 Rp 7.200.000

2. Penjualan OTC (Obat Bebas)

26 hr x 12 bln x Rp 600.000 Rp 187.200.000

3. Penjualan OWA

26 hr x 12 bln x Rp 600.000 Rp 187.200.000

4. Penjualan lain-lain

26 hr x 12 bln x Rp 500.000 Rp 156.000.000

Total pendapatan Rp 537.600.000


b. Pengeluaran rutin tahun ke-1

1. Pembelian obat resep

100/125 x Rp 7.200.000 Rp 5.760.000

2. Pembelian OTC

100/110 x Rp 187.200.000 Rp 170.181.818

3. Pembelian OWA

100/120 x 156.000.000 Rp 130.000.000

4. Pembelian lain-lain

100/120 x Rp 156.000.000 Rp 130.000.000

5. Pengeluaran biaya rutin 1 tahun Rp 53.900.000

Total pengeluaran Rp 489.841.818

c. Perkiraan laba rugi tahun ke-1

Pendapatan tahun ke-1 Rp 537.600.000

Pengeluaran tahun ke-1 Rp 489.841.818

Laba sebelum pajak Rp 47.758.185

Laba setelah pajak (0,5%) atau laba bersih Rp 47.519.391

d. Perhitungan Break Event Point (BEP) tahun ke-1


1. PBP (Pay Back Period)

PBP = = Rp 98.000 .000 = 2,1 tahun


x 1tahun
Rp 47.519.391
total infestasi
x 1 tahun
lababersih

2. ROI (Return of Investment)

ROI = = Rp 47.519.391 = 48,49 %


x 100 %
Rp 98.000 .000
laba
x 100 %
total investasi

3. BEP (Break Efect Point)

BEP = 1 = 1 = Rp 566.292.135/tahun
x biayatetap x Rp 50.400 .000
biaya variable Rp 489.841 .818
1−( ) 1−( )
pendapatan Rp 537.600.000
= Rp 47.191.001/bulan

= Rp 1.573.003/hari

4. Prosentase BEP (%BEP)

% BEP = biayatetap = Rp50.400 .000 = 9,37%


x 100 % x 100 %
pendapatan Rp 537.6 00 .000
5. Kapasitas BEP

%BEP x Jumlah = 9,37 x 240 lembar/tahun

resep/tahun

= 2.249 lembar/tahun

= 187 lembar/bulan

= 6,2 ~ 6 lembar/hari
IX. PENUTUP
Berdasarkan analisa SWOT yang dilakukan dan didukung oleh analisa
perhitungan proyeksi pendapatan tahun pertama dimana investasi akan kembali dalam
kurun waktu 2,1 tahun maka pendirian Apotek Kita Sehat di Sabrang Kulon RT 02,
RW 35, Mojosongo, Jebres, Surakarta mempunyai prospek yang baik.

Surakarta, 3 Agustus 2021


Penyusun
Apoteker Pengelola Apotik Pemilik Modal Apotik

apt. Setianingsih, S.Farm apt. Setianingsih, S.Farm

Disetujui Oleh
Koodinator Wilayah Kec. Jebres Ketua Tim Rekomendasi
apt. Bambang Ariadi, S. Farm

Ketua Pengurus
Ikatan Apoteker Indonesia Cabang Surakarta

apt. Anang Kuncoro Rachmad S., S.Si

Anda mungkin juga menyukai