Anda di halaman 1dari 13

BAB 7

PENGAWASAN MUTU

PRINSIP
Pengawasan Mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara Pembuatan Obat yang
Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu
yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian serta
termasuk pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa
semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan untuk
dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah dibuktikan
memenuhi persyaratan.
Pengawasan Mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi juga harus terlibat
dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk.

UMUM
Bagian ini harus independen dari bagian lain dan di bawah tanggung jawab dan
wewenang seorang dengan kualifikasi dan pengalaman yang sesuai, yang
membawahi satu atau beberapa laboratorium.
Bagian Pengawasan Mutu secara keseluruhan juga mempunyai tanggung jawab,
antara lain adalah:
membuat, memvalidasi dan menerapkan semua prosedur pengawasan mutu,
menyimpan sampel pembanding dari bahan dan produk,
memastikan pelabelan yang benar pada wadah bahan dan produk,
memastikan pelaksanaan pemantauan stabilitas dari produk,
ikut serta pada investigasi dari keluhan yang terkait dengan mutu produk,
dll.
CARA BERLABORATORIUM YANG BAIK

Personil, bangunan dan fasilitas serta peralatan laboratorium hendaklah sesuai untuk
jenis tugas yang ditentukan dan skala kegiatan pembuatan obat. Dan memenuhi
persyaratan umum dan khusus untuk Pengawasan Mutu.

Pereaksi dan Media Perbenihan


a) Penerimaan atau pembuatan pereaksi dan media perbenihan hendaklah dicatat.
b) Pereaksi dan media perbenihan yang dibuat di laboratorium hendaklah mengikuti
prosedur pembuatan tertulis dan diberi label yang sesuai.
c) Baik kontrol positif maupun kontrol negatif hendaklah digunakan untuk
memastikan kesesuaian media perbenihan.

Baku Pembanding
a) menjadi tanggung jawab personil yang ditunjuk.
b)digunakan sesuai peruntukannya seperti yang diuraikan dalam monografi yang
bersangkutan.
c) Baku pembanding sekunder atau baku pembanding kerja dapat dibuat dan dipakai
setelah dilakukan pengujian yang sesuai dan pemeriksaan berkala untuk mengoreksi
penyimpangan yang terjadi serta menjamin ketepatan hasilnya.
d) Semua baku pembanding hendaklah disimpan dan ditangani secara tepat agar tidak
berpengaruh terhadap mutunya.
e) Pada label baku pembanding dicantumkan kadar, tanggal pembuatan, tanggal
daluwarsa, tanggal pertama kali tutup wadahnya dibuka dan bila perlu kondisi
penyimpanannya.
Dalam hal tertentu perlu dilakukan uji identifikasi dan/atau pengujian lain untuk
bahan pereaksi pada waktu diterima atau sebelum digunakan.

Hewan yang digunakan untuk pengujian komponen, bahan atau produk dikarantina
sebelum digunakan. dipelihara dan diawasi sedemikian untuk memastikan kesesuaian
tujuan penggunaannya. Hewan tersebut diidentifikasi dan catatan disimpan dan dijaga
agar dapat menunjukkan riwayat penggunaannya.

DOKUMENTASI
Bagian penting dokumentasi yang berkaitan dengan Pengawasan Mutu berikut ini
hendaklah tersedia di bagian Pengawasan Mutu:
spesifikasi;
prosedur pengambilan sampel;
prosedur dan catatan pengujian (termasuk lembar kerja analisis dan/atau buku
catatan laboratorium);
laporan dan/atau sertifikat analisis;
data pemantauan lingkungan, bila diperlukan;
catatan validasi metode analisis, bila diperlukan; dan
prosedur dan catatan kalibrasi instrumen serta perawatan peralatan.

Revisi berkala terhadap spesifikasi diperlukan untuk memenuhi persyaratan yang


diuraikan di dalam edisi farmakope nasional terakhir atau kompendial resmi lain.

Semua dokumentasi Pengawasan Mutu yang terkait dengan catatan bets disimpan
sampai satu tahun setelah tanggal daluwarsa bets yang bersangkutan. Untuk beberapa
jenis data (misalnya hasil uji analisis, hasil nyata, pemantauan lingkungan) dibuat
sedemikian rupa untuk memungkinkan pelaksanaan evaluasi tren.

PENGAMBILAN SAMPEL

Pengambilan sampel hendaklah dilaksanakan sesuai dengan prosedur tertulis yang


telah disetujui yang menguraikan:

metode pengambilan sampel;


peralatan yang digunakan.
jumlah sampel yang harus diambil.
instruksi untuk semua pembagian sampel yang diperlukan;
tipe dan kondisi wadah sampel yang digunakan.
penandaan wadah yang disampling.
semua tindakan khusus yang harus diperhatikan, terutama yang berkaitan
dengan pengambilan sampel bahan steril atau berbahaya.
kondisi penyimpanan.
instruksi pembersihan dan penyimpanan alat pengambil sampel.

Sampel pembanding tiap bets produk akhir hendaklah disimpan sampai satu tahun
pasca tanggal daluwarsa. Produk akhir disimpan dalam kemasan akhir dan dalam
kondisi yang direkomendasikan. Sampel bahan awal (di luar bahan pelarut, gas dan
air) disimpan selama paling sedikit dua tahun pasca pelulusan produk terkait bila
stabilitasnya mengizinkan. Periode waktu ini dapat diperpendek apabila stabilitasnya
lebih singkat, sesuai spesifikasinya yang relevan.

BAHAN AWAL

Pengambilan sampel boleh dilakukan terhadap sebagian dari jumlah keseluruhan


wadah bila telah tersedia prosedur tervalidasi yang menjamin bahwa tidak satu pun
wadah bahan awal yang keliru diidentifikasi pada labelnya.

Validasi tersebut hendaklah mencakup minimal aspek aspek berikut:

a) sifat dan status industri pembuat dan pemasok serta pemahaman mereka tentang
ketentuan CPOB pada industri farmasi

b) sistem Pemastian Mutu industri pembuat bahan awal;

c) kondisi pembuatan pada saat bahan awal tersebut diproduksi dan diperiksa;

d) sifat bahan awal dan produk jadi yang akan menggunakan bahan awal tersebut.

pengecualikan keharusan pengujian identitas bagi tiap wadah bahan awal dapat
diterima untuk:

a) bahan awal yang berasal dari industri yang hanya membuat satu bahan;
b) bahan awal diterima langsung dari industri pembuat atau dalam wadah tertutup asli
dari industri pembuat yang telah dibuktikan kehandalannya dan telah diaudit secara
berkala oleh Sistem Pemastian Mutu dari industri farmasi atau suatu badan
terakreditasi.

suatu prosedur tidak dapat divalidasi dalam hal:

a) bahan awal yang dipasok oleh perantara misal broker, di mana pabrik pembuat
tidak dikenal atau tidak diaudit;

b) bahan awal digunakan untuk produk parenteral.

BAHAN PENGEMAS
Hal yang perlu diperhatikan :
jumlah yang diterima, mutu yang dipersyaratkan, sifat bahan (misalnya bahan
pengemas primer, dan/atau bahan pengemas cetak), metode produksi dan
pengetahuan tentang pelaksanaan sistem Pemastian Mutu di pabrik pembuat bahan
pengemas berdasarkan audit. Jumlah sampel yang diambil ditentukan secara statistik
dan disebutkan dalam pola pengambilan sampel.

KEGIATAN PENGAMBILAN SAMPEL


Wadah yang diambil sampelnya hendaklah diberi label, Semua alat pengambil sampel
dan wadah sampel hendaklah terbuat dari bahan yang inert dan dijaga kebersihannya.

Instruksi pengambilan sampel mencakup :


metode dan pola pengambilan sampel;
peralatan yang digunakan;
jumlah sampel yang diambil;
instruksi pembagian sampel sesuai kebutuhan;
jenis wadah sampel yang harus digunakan, yakni apakah untuk pengambilan
sampel secara aseptik atau normal;
identitas wadah yang diambil sampelnya;
peringatan khusus yang harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan
pengambilan sampel bahan steril atau berbahaya;
kondisi penyimpanan; dan
instruksi tentang cara pembersihan dan penyimpanan alat pengambil sampel.

Tiap wadah sampel hendaklah diberi label yang menunjukkan:

nama bahan yang disampel;


nomor bets atau lot
nomor wadah yang diambil sampelnya;
tanda tangan petugas yang mengambil sampel; dan
tanggal pengambilan sampel.

PENGUJIAN
Semua kegiatan pengujian yang diuraikan dalam izin edar obat hendaklah
dilaksanakan menurut metode yang disetujui.

Pengujian yang dilakukan hendaklah dicatat dan catatannya hendaklah mencakup


paling sedikit data sebagai berikut:

a) nama bahan atau produk dan, di mana perlu, bentuk sediaan;

b) nomor bets dan, di mana relevan, pembuat dan/atau pemasok;

c) rujukan spesifikasi dan prosedur pengujian yang relevan;

d) hasil pengujian, termasuk pengamatan dan kalkulasi, dan acuan kepada semua
sertifikat analisis;

e) tanggal pengujian;

f) paraf orang yang melaksanakan pengujian;

g) paraf orang yang melakukan verifikasi terhadap pengujian dan kalkulasi, di mana
perlu;
h) pernyataan pelulusan atau penolakan (atau keputusan status lain) yang jelas dan
tanda tangan orang yang bertanggung jawab yang dilengkapi dengan tanggal.

Semua pengawasan selama-proses, termasuk yang dilakukan dalam area produksi


oleh personil prosuksi, dan Hasil uji di luar spesifikasi (HULS), yang diperoleh
selama pengujian bahan atau produk,hendaklah dilaksanakan menurut metode yang
disetujui kepala bagian Pengawasan Mutu dan hasilnya dicatat.

PERSYARATAN PENGUJIAN

BAHAN AWAL DAN BAHAN PENGEMAS


Kepala bagian Pengawasan Mutu memastikan bahwa bahan tersebut telah diuji
kesesuaiannya terhadap spesifikasi untuk identitas, kekuatan, kemurnian dan
parameter mutu lain. Pengujian identitas dilaksanakan pada sampel dari tiap wadah
bahan awal.

PRODUK JADI
Untuk tiap bets produk jadi, dilakukan pengujian (dilaboratorium) atas kesesuaian
terhadap spesifikasi produk akhirnya, sebelum diluluskan. Produk jadi yang tidak
memenuhi spesifikasi dan kriteria mutu lain yang ditetapkan ditolak. Pengolahan
ulang dapat dilakukan, apabila laik, namun produk hasil pengolahan ulang hrus
memenuhi semua spesifikasi dan kriteria mutu lain yang ditetapkan sebelum
diluluskan untuk distribusi.

PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Pemantauan lingkungan hendaklah dilakukan sebagai berikut:

a) pemantauan teratur mutu air.

b) pemantauan mikrobiologis secara berkala pada lingkungan produksi;

c) pengujian berkala terhadap lingkungan sekitar area produksi untuk mendeteksi


produk lain yang dapat mencemari produk yang sedang diproses; dan

d) pemantauan cemaran udara.


PENGUJIAN ULANG BAHAN YANG DILULUSKAN
Bila suatu bahan disimpan pada kondisi yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan,
bahan tersebut hendaklah diuji ulang dan dinyatakan lulus oleh bagian Pengawasan
Mutu sebelum digunakan dalam proses.

PENGOLAHAN ULANG
Uji stabilitas lanjut dan pengujian tambahan terhadap produk jadi hasil pengolahan
ulang hendaklah dilakukan sesuai ketentuan.

PROGRAM STABILITAS ON-GOING

Tujuan dari program stabilitas on-going adalah untuk memantau produk selama masa
edar dan untuk menentukan bahwa produk tetap, atau dapat diprakirakan akan tetap,
memenuhi spesifikasinya selama dijaga dalam kondisi penyimpanan yang tertera
pada label.

Protokol untuk program stabilitas on-going hendaklah menjangkau akhir masa edar
dan hendaklah meliputi, namun tidak terbatas pada, parameter berikut:

jumlah bets per kekuatan dan per ukuran bets berbeda, di mana perlu;
metode pengujian fisis, kimiawi, mikrobiologis dan biologis yang relevan;
kriteria keberterimaan;
rujukan metode pengujian;
uraian sistem tutup wadah;
interval pengujian (titik waktu);
uraian kondisi penyimpanan (hendaklah menggunakan kondisi menurut
standar ICH untuk pengujian jangka panjang yang konsisten dengan
penandaan produk); dan
parameter lain yang berlaku spesifik bagi produk.

Dalam situasi tertentu, bets-bets tambahan hendaklah dicakup dalam program


stabilitas on-going. Hasil studi stabilitas on-going hendaklah dapat diakses oleh
personil kunci dan, terutama, kepala bagian Pemastian Mutu. Apabila studi stabilitas
on-going diselenggarakan pada lokasi di luar lokasi pembuatan produk ruahan atau
produk akhir, maka ada persetujuan tertulis antara kedua pihak.

Hasil studi stabilitas on-going harus tersedia di lokasi pembuatan untuk diperiksa
oleh Badan POM. HULS atau tren atipikal yang signifikan hendaklah diselidiki.
Semua hasil HULS yang dikonfirmasi, atau tren negatif yang signifikan, hendakah
dilaporkan kepada Badan POM.

Suatu rangkuman dari seluruh data yang dihasilkan, termasuk semua kesimpulan dari
program, hendaklah dibuat tertulis dan disimpan. Rangkuman hendaklah selalu siap
untuk ditinjau secara berkala.
BAB 8

INSPEKSI DIRI, AUDIT MUTU DAN AUDIT & PERSETUJUAN PEMASOK

PRINSIP

Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan
pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan CPOB. Inspeksi diri
hendaklah dilakukan secara rutin dan, di samping itu, pada situasi khusus, misalnya
dalam hal terjadi penarikan kembali obat jadi atau terjadi penolakan yang berulang.
Prosedur dan catatan inspeksi diri didokumentasikan dan dibuat program tindak lanjut
yang efektif.

Berikut Aspek-aspek menurut program yang telah disusun untuk memverifikasi


kepatuhan terhadap prinsip Pemastian Mutu :

Personalia;
Bangunan termasuk fasilitas untuk personil;
Perawatan bangunan dan peralatan;
Penyimpanan bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi;
Peralatan;
Pengolahan dan pengawasan selama-proses;
Pengawasan Mutu;
Dokumentasi;
Sanitasi dan higiene;
Program validasi dan revalidasi;
Kalibrasi alat atau sistem pengukuran;
Prosedur penarikan kembali obat jadi;
Penanganan keluhan;
Pengawasan label; dan
Hasil inspeksi diri sebelumnya dan tindakan perbaikan.
Inspeksi diri dapat dilaksanakan per bagian sesuai dengan kebutuhan perusahaan,
namun inspeksi diri yang menyeluruh hendaklah dilaksanakan minimal 1 (satu) kali
dalam setahun. Semua hasil inspeksi diri hendaklah dicatat dan selanjutnya dilakukan
program lanjutan yang efektif. Laporan hendaklah mencakup:

Semua hasil pengamatan yang dilakukan selama inspeksi dan, bila


memungkinkan,
Saran untuk tindakan perbaikan.

AUDIT MUTU
Audit mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem
manajemen mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkannya. Audit mutu
umumnya dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau suatu tim yang
dibentuk khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan.

AUDIT DAN PERSETUJUAN PEMASOK


Jika audit diperlukan, audit tersebut hendaklah menetapkan kemampuan pemasok
dalam pemenuhan standar CPOB. Kepala Bagian Manajemen Mutu bertanggung
jawab bersama bagian lain yang terkait untuk memberi persetujuan. Dibuat daftar
pemasok yang disetujui dan dilakukan evaluasi sebelum disetujui.

BAB 9

PENANGANAN KELUHAN TERHADAP PRODUK DAN PENARIKAN


KEMBALI PRODUK.

PRINSIP

Semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan kemungkinan terjadi
kerusakan obat harus dikaji dengan teliti sesuai dengan prosedur tertulis. Dan dikaji
menggunakan system.
KELUHAN

Ditunjuk personil yang bertanggung jawab untuk menangani keluhan dan


memutuskan tindakan yang hendak dilakukan bersama staf yang memadai untuk
membantunya. Dan tersedia prosedur tertulis yang merinci penyelidikan, evaluasi,
tindak lanjut yang sesuai. Selanjutnya penanganan dan laporan tindak lanjut dicatat.
Tindak lanjut ini mencakup:

tindakan perbaikan bila diperlukan;


penarikan kembali satu bets atau seluruh produk akhir yang bersang-kutan;
dan
tindakan lain yang tepat.

Catatan keluhan hendaklah dikaji secara berkala untuk mengidentifikasi hal yang
spesifik atau masalah yang berulang terjadi. Badan POM sebaiknya diberitahukan
terkait dengan kemungkinan kesalahan pembuatan, kerusakan produk, pemalsuan
atau segala hal lain yang serius mengenai mutu produkdalam industry farmasi.

PENARIKAN KEMBALI PRODUK

Ditunjuk personil yang bertanggung jawab untuk melaksanakan dan


mengoordinasikan penarikan kembali produk dab hendaklah ditunjang oleh staf yang
memadai dan tersedia nya prosedur tertulis yang terkait dengan penarikan kembali
produk.

Pelaksanaan Penarikan Kembali

a) Tindakan penarikan kembali produk hendaklah dilakukan segera setelah diketahui


ada produk yang cacat mutu atau diterima laporan mengenai reaksi yang merugikan;

b) Pemakaian produk yang berisiko tinggi terhadap kesehatan, hendaklah dihentikan


dengan cara embargo yang dilanjutkan dengan penarikan kembali dengan segera.
Penarikan kembali hendaklah menjangkau sampai tingkat konsumen;

c) Sistem dokumentasi penarikan kembali produk di industri farmasi.


d) Pedoman dan prosedur penarikan kembali terhadap produk hendaklah dibuat untuk
memungkinkan embargo dan penarikan kembali dapat dilakukan dengan cepat dan
efektif dari seluruh mata rantai distribusi.

Catatan dan laporan termasuk hasil tindakan embargo dan penarikan kembali produk
hendaklah didokumentasikan dengan baik.

Produk yang ditarik kembali hendaklah diberi identifikasi dan disimpan terpisah di
area yang aman sementara menunggu keputusan terhadap produk tersebut. Dan
Efektivitas penyelenggaraan penarikan kembali hendaklah dievaluasi dari waktu ke
waktu.

Anda mungkin juga menyukai