Manajemen Quality Assurance (QA) dalam industri farmasi berdasarkan GMP (Good
Manufacturing Practice) dan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) sangat penting
untuk memastikan bahwa produk farmasi memenuhi standar kualitas yang tinggi dan
aman untuk digunakan. Berikut adalah langkah-langkah dalam manajemen QA dalam
industri farmasi berdasarkan CPOB, mulai dari pemeriksaan bahan awal hingga produk
jadi:
Penting untuk diingat bahwa CPOB adalah panduan resmi yang ditetapkan oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia. Prinsip-prinsip GMP dan CPOB
membantu memastikan bahwa produk farmasi yang dihasilkan aman, bermutu, dan
efektif sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh regulasi.
Manajemen Quality Assurance (QA) dalam industri kosmetik, berdasarkan prinsip-
prinsip Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB), juga sangat penting untuk
memastikan bahwa produk kosmetik memenuhi standar kualitas dan keselamatan yang
ditetapkan. Berikut adalah langkah-langkah dalam manajemen QA dalam industri
kosmetik berdasarkan CPKB, mulai dari pemeriksaan bahan awal hingga produk jadi:
Penjaminan mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang memastikan bahwa setiap orang melakukan
segala sesuatunya dengan benar di setiap tahapan proses produksi. Penjaminan mutu adalah suatu cara
untuk mencegah kesalahan atau cacat pada barang atau jasa yang diproduksi.
Ini adalah pemeliharaan tingkat kualitas yang diinginkan dalam suatu barang atau jasa. ‘Baik’ dalam
konteks ini berarti ‘produk’. Jaminan kualitas memantau setiap tahapan proses produksi dan pengiriman.
“Suatu program untuk pemantauan dan evaluasi sistematis terhadap berbagai aspek proyek, layanan,
atau fasilitas untuk memastikan bahwa standar kualitas terpenuhi.”
obat tidak boleh dijual atau didistribusikan sebelum Pemastian Mutu meluluskan tiap bets produksi yang
dibuat dan dikendalikan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Izin Edar dan peraturan lain
yang berkaitan dengan aspek produksi, pengawasan dan pelulusan produk;
Di samping pelatihan dasar dalam teori dan praktik Sistem Mutu Industri Farmasi dan CPOB, personel
baru hendaklah memperoleh pelatihan sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya. Pelatihan
berkesinambungan hendaklah juga diberikan, dan efektivitas penerapannya hendaklah dinilai secara
berkala. Hendaklah tersedia program pelatihan yang disetujui oleh Kepala Produksi, Kepala Pengawasan
Mutu atau Kepala Pemastian Mutu. Catatan pelatihan hendaklah disimpa
Industri farmasi hendaklah mengadakan pelatihan bagi seluruh personel yang karena tugasnya berada di
area produksi dan gudang penyimpanan atau laboratorium (termasuk personel teknik, pemeliharaan dan
pembersihan), dan bagi personel lain yang kegiatannya berdampak pada mutu produk. 2.11 Di samping
pelatihan dasar dalam teori dan praktik Sistem Mutu Industri Farmasi dan CPOB, personel baru
hendaklah memperoleh pelatihan sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya. Pelatihan
berkesinambungan hendaklah juga diberikan, dan efektivitas penerapannya hendaklah dinilai secara
berkala. Hendaklah tersedia program pelatihan yang disetujui oleh Kepala Produksi, Kepala Pengawasan
Mutu atau Kepala Pemastian Mutu. Catatan pelatihan hendaklah disimpan. 2.12 Pelatihan spesifik
hendaklah diberikan kepada personel yang bekerja di area di mana kontaminasi menimbulkan bahaya,
misalnya area bersih atau area penanganan bahan berpotensi tinggi, toksik, bersifat infeksius atau
menimbulkan sensitisasi. 2.13 Pengunjung atau personel yang tidak mendapat pelatihan sebaiknya tidak
dibawa masuk ke area produksi dan laboratorium pengawasan mutu. Bila tidak dapat dihindarkan,
hendaklah mereka diberi penjelasan lebih dahulu, terutama mengenai higiene perorangan dan pakaian
pelindung yang dipersyaratkan serta diawasi dengan ketat.
Bahan dan produk yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang jelas dan disimpan terpisah di “area
terlarang” (restricted area). Bahan atau produk tersebut hendaklah dikembalikan kepada pemasoknya
atau, bila dianggap perlu, diolah ulang atau dimusnahkan. Langkah apa pun yang diambil hendaklah
lebih dulu disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) dan dicatat.
Produk yang dikembalikan dari peredaran dan telah lepas dari pengawasan industri farmasi hendaklah
dimusnahkan. Produk tersebut dapat dijual lagi, diberi label kembali atau dipulihkan ke bets berikut
hanya bila tanpa keraguan mutunya masih memuaskan setelah - 64 - dilakukan evaluasi secara kritis oleh
kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) sesuai prosedur tertulis. Evaluasi tersebut meliputi
pertimbangan sifat produk, kondisi penyimpanan khusus yang diperlukan, kondisi dan riwayat produk
serta lama produk dalam peredaran. Bilamana ada keraguan terhadap mutu, produk tidak boleh
dipertimbangkan untuk didistribusikan atau dipakai lagi, walaupun pemrosesan ulang secara kimia untuk
memperoleh kembali bahan aktif dimungkinkan. Tiap tindakan yang diambil hendaklah dicatat dengan
baik.
Selama menunggu pelulusan dari bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu), seluruh bets/lot yang
sudah dikemas hendaklah ditahan dalam status karantina
Setelah pelulusan suatu bets/lot oleh bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu), produk tersebut
hendaklah disimpan sebagai stok yang dapat digunakan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh
industri farmasi. Untuk sistem manual, produk dapat dipindahkan dari area karantina ke gudang produk
jadi
7 Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah bertanggung jawab bersama bagian lain
yang terkait untuk memberi persetujuan pemasok yang dapat diandalkan memasok bahan awal dan
bahan pengemas yang memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.
Personel yang terlatih dan berpengalaman hendaklah bertanggung jawab untuk mengelola investigasi
keluhan dan cacat mutu serta memutuskan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengelola setiap
potensi risiko yang muncul akibat masalah tersebut, termasuk penarikan. Personel tersebut hendaklah
independen dari bagian penjualan dan pemasaran, kecuali jika ada justifikasi. Apabila personel tersebut
bukan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu), hendaklah kepala bagian Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu) segera diberitahukan secara formal setiap investigasi, setiap tindakan pengurangan-
risiko dan setiap pelaksanaan penarikan obat.
Dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari sistem pemastian mutu dan merupakan
kunci untuk pemenuhan persyaratan CPOB.
Aktivitas yang tercakup dalam Pedoman CPOB yang dialihdayakan hendaklah didefinisikan, disetujui dan
dikendalikan dengan benar untuk menghindarkan kesalahpahaman yang dapat menghasilkan produk
atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan. Hendaklah dibuat kontrak tertulis antara Pemberi
Kontrak dan Penerima Kontrak yang secara jelas menentukan peran dan tanggung jawab masing-masing
pihak. Sistem Mutu Industri Farmasi dari Pemberi Kontrak hendaklah menyatakan secara jelas prosedur
pelulusan tiap bets produk untuk diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh Kepala Pemastian
Mutu.
Personel yang diberi tanggung jawab untuk kualifikasi/validasi hendaklah melapor sebagaimana
ditetapkan dalam Sistem Mutu Industri Farmasi walaupun personel terkait mungkin bukan bagian dari
manajemen mutu atau pemastian mutu. Namun, hendaklah tersedia fungsi pengawasan terhadap mutu
yang memadai di sepanjang siklus hidup validasi. 12.4 Elemen kunci pro
Kepala Pemastian Mutu. Seseorang yang bertanggung jawab untuk menjamin bahwa setiap bets bahan
aktif atau produk obat (biologi) telah diproduksi dan diperiksa sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
sesuai dengan spesifikasi dan / atau persyaratan izin edar.
. Kepala Bagian Pemastian Mutu yang menyetujui bets untuk dijual hendaklah memastikan bahwa
sampel pembanding dan sampel pertinggal terkait dapat diakses dalam waktu cepat. Bila diperlukan,
pengaturan untuk mengambil sampel terkait hendaklah dijelaskan dalam kontrak tertulis
. Segala perubahan yang dapat berdampak pada pemastian sterilitas hendaklah dicatat dalam sistem
pengendalian perubahan dan dikaji oleh personel yang sesuai, terkualifikasi dan berpengalaman dalam
pemastian sterilitas, serta hendaklah disetujui oleh Pemastian Mutu