Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL

STUDI KELAYAKAN APOTEK BARU

“ASY-SYIFA FARMA”
Jl. Tan Malaka Km 14 Dangung-dangung, Kec Guguak, Kab 50
Kota, Sumatera Barat (26253)

NAMA APOTEK : ASY SYIFA FARMA


APOTEKER : Indri Sustia Rahmi, S.Farm
NIM : 2030122029
ALAMAT/No.Telp : Jl. Tan Malaka Km 14 Dangung-
Dangung / (0752) 748564

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER ANGKATAN XXVIII
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam
membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
atau masyarakat. Selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan
praktek profesi apoteker dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasiaan.
Permenkes No. 9 Tahun 2017 mendefinisikan apotek sebagai sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016 tentang standar
pelayanan kefarmasian di apotek yang menyatakan bahwa penyelenggaraan
standar pelayanan kefarmasian di apotek harus didukung oleh ketersediaan
sumber daya kefarmasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien. Salah
satu aspek pelayanan kesehatan yang paling penting adanya pelayanan
kefarmasian dan salah satu sarana pelayanan kefarmasian yang paling dekat
dengan masyarakat adalah apotek.
Apoteker merupakan sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker (Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 73 tahun 2016). Apoteker mempunyai kewenangan dalam
melakukan pelayanan kefarmasian yaitu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi (obat, bahan obat,
obat tradisional dan kosmetika) agar mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Menjamin mutu pelayanan farmasi
kepada masyarakat, telah dikeluarkan standar pelayanan farmasi apotek yang
meliputi sumber daya manusia, saranan dan prasarana, pelayanan resep (tidak
hanya meliputi peracikan dan penyerahan obat tetapi juga termasuk pemberian
informasi obat), konseling, memonitor penggunaan obat,edukasi, promosi
kesehatan, dan evaluasi terhadap pengobatan (antara lain dengan membuat
catatan pengobatan pasien). Semakin pesatnya perkembangan pelayanan
apotek dan semakin tingginya tuntutan masyarakat, menuntut pemberi layanan
apotek harus mampu memenuhi keinginan dan selera masyarakat yang terus
berubah dan meningkat.
Sebelum melakukan pendirian dan pengelolaan apotek, perlu
dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Satu hal yang sangat penting dalam
perencanaan apotek adalah studi kelayakan, yaitu suatu rancangan secara
komprehensif segala sesuatu tentang rencana pendirian apotek baru untuk
dapat melihat kelayakan usaha baik ditinjau dari pengabdian profesi maupun
dari sisi ekonominya.
Apotek sebagai salah satu sarana pendukung pembangunan
kesehatan yang berhubungan dengan pembuatan dan distribusi produk
berkhasiat obat. Konstribusi apotek dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat adalah melakukan pekerjaan kefarmasian, menyediakan dan
menyalurkan perbekalan farmasi yang diperlukan dalam menyelenggarakan
upaya kesehatan yang meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan,
perbekalan kesehatan lain dan juga memberikan informasi obat yang
dibutuhkan untuk mencegah timbulnya penyalahgunaan obat. Apotek
didalam pelaksanaannya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit
pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit oriented).
Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotek adalah
penyedia obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan optimal. Dari fungsi yang pertama ini, maka
apotek harus hadir dalam wadahnya yang sangat sosial, penuh nilai
etika dan nilai moral. Sedangkan fungsinya yang kedua yaitu sebagai
institusi bisnis, apotek lebih mengutamakan keuntungan, dan inidapat
dimaklumi mengingat investasi yang ditanam pada pendirian dan
operasionalisme apotek juga tidak sedikit.
Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada
pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan komprehensif yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peran apoteker di
apotek diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek klinis dan aspek
ekonomi demi kepentingan pasien.
Apotek dibentuk untuk memperluas akses obat murah dan terjamin kepada
masyarakat. Selain memperluas akses, apotek ini bertujuan untuk menertibkan
peredaran obat-obat palsu dan ilegal, serta memberikan kesempatan pada
apoteker untuk memberikan pelayanan kefarmasian.
Dalam upaya usaha untuk memajukan kesejahteraan umum yang berarti
mewujudkan suatu tingkat kehidupan secara optimal, yang memenuhi
kebutuhan manusia termasuk kesehatan, maka dibuatlah proposal studi
kelayakan apotek asy-syifa  yang diharapkan dapat menyebarkan obat secara
merata sehingga akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan obat yang
bermutu dengan harga yang terjangkau.

1.2 Tujuan
Tujuan pendirian apotek antara lain :
1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan.
2. Sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat dan bahan obat.
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat setempat khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
4. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara
rasional dalam praktek pengobatan sendiri (swamedikasi).

1.3 Sasaran
Nama apotek yang didirikan adalah Apotek “Asy Syifa Farma”, terletak di Jl.
Tan Malaka Km 14 Dangung-dangung, Kec Guguak, Kab 50 Kota, Sumatera
Barat. Lokasi apotek yang strategis dan akan mendukung keberhasilan apotek
dan kaitannya dengan profit.
1. Lokasi: Strategis
2. Data- data pendukung
a. Kepadatan Penduduk
Apotek Asy Syifa Farma berada di daerah dengan kepadatan
penduduk yang lumayan tinggi, dekat dengan perumahan warga,
puskesmas, sekolah, perkantoran, pertokoan dan pasar.
b. Tingkat sosial dan ekonomi
Apotek Asy Syifa Farma berada di lingkungan yang tingkat
pendidikan masyarakatnya sedang, mengingat penduduknya sebagian
besar petani, pegawai, siswa, mahasiswa pedagang, dan wiraswasta.
Tingkat kesadaran akan kesehatan masyarakat sedang. Tingkat ekonomi
dan konsumsi penduduk secara umum termasuk ekonomi menengah.
c. Pelayanan kesehatan lain
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar apotek yaitu Puskesmas
Dangung-dangung dan Klinik Kesehatan.
d. Jumlah Pesaing
Jumlah Apotek ada 2 jaraknya ± 3 km. Dengan melihat lokasi yang
strategis maka diharapkan apotek dapat berkembang degan cepat.
e. Situasi dan Kondisi Apotek
Kondisi Lingkungan Apotek “Asy Syifa Farma” relatif ramai karena
berada di daerah pemukiman warga. Serta mudah dijangkau karena
terletak di jalur ramai yang biasa dilewati masyarakat untuk berangkat
bekerja maupun mengantar anaknya sekolah dan memiliki area parkir luas.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pendirian apotek antara lain :
1. Tersedianya obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya yang
berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.
2. Terlaksananya Pharmaceutical Care secara profesional.
3. Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta
senantiasa melakukan perbaikan.
4. Mengutamakan keselamatan dan kepentingan pasien.
5. Terlaksananya sistem manajemen yang efektif dan efisien.
BAB II
Dasar Hukum
2.1 Dasar Hukum Pendirian Apotek

- Undang Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang : Kesehatan


- Keputusan Menteri Kesehatan No: 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek
- Peraturan Menteri Kesehatan No. 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Bidang Kesehatan
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017
Tentang Apotek
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek

2.2 Persyaratan Perizinan Apotek

1. Fotocopy NIB
2. Fotocopy Ijazah Apoteker
3. Fotocopy STRA Apoteker
4. Fotocopy KTP
5. Fotocopy peta lokasi dan denah bangunan
6. Surat rekomendasi dari IAI yang menyatakan antara lain :
a. Kemampuan fisik dan mental yang didasarkan atas keterangan
dokter
b. Memiliki kemampuan keilmuan dan ketrampilan kefarmasian yang
didasarkan atas sertifikat pendidikan farmasi berkelanjutan
c. Memiliki moralitas dan etika yang baik untuk melakukan tugas
sesuai dengan kode etik profesinya
7. Surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akte hak
milik/sewa/kontrak
8. Daftar Tenaga Teknis Kefarmasian dengan mencantumkan nama, alamat,
tanggal lulus, pengalaman kerja dan nomor Surat Izin Kerja Tenaga
Teknis Kefarmasian (SIKTTK)
9. Daftar prasarana, sarana dan peralatan apotek
10. Surat pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotik bahwa tidak bekerja
tetap pada perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker Pengelola
Apotik lain
11. Surat rekomendasi atasan, bila bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan
12. Fotocopy akte perjanjian kerja sama Apoteker Pengelola Apotik dengan
Pemilik Sarana Apotik
13. Surat pernyataan pemilik sarana bahwa :
a. Tidak terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang
obat/sediaan farmasi lain
b. Kesanggupan bahwa tidak akan melaksanakan penjual-belian obat
yang melanggar Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

2.3 Prosedur Perizinan Apotek

1. Petugas menerima berkas permohonan rekomendasi izin apotek


2. Petugas melakukan telaah berkas perizinan
3. Persyaratan administrasi tidak lengkap dikembalikan ke DPMPTSP dan
diberitahukan kekurangannya
4. Persyaratan administrasi lengkap, petugas melakukan telaah kebutuhan
kunjungan tempat praktik (penilaian tempat praktik)
5. Tim melakukan kunjungan lokasi paling lambat 5 hari kerja setelah berkas
lengkap dengan terlebih dahulu menginformasikan tanggal kunjungan
(minimal 1 hari sebelum kunjungan) kepada pemohon
6. Tim melakukan telaah hasil kunjungan lokasi
7. Tim memberitahukan hasil telaah kunjungan lokasi
8. Telaah hasil kunjungan lokasi tidak memenuhi syarat teknis, tim
memberitahukan kepada pemohon untuk dilakukan perbaikan maksimal
dalam waktu 30 hari
9. Telaah hasil kunjungan lokasi memenuhi syarat teknis maka dilanjutkan
proses berikutnya
10. Petugas mencetak surat rekomendasi izin apotek
11. Pejabat yang berwenang mengesahkan surat rekomendasi izin apotek
12. Petugas melakukan dokumentasi surat rekomendasi izin apotek yang telah
diterbitkan, Petugas menyerahkan surat rekomendasi izin apotek kepada
DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu)

2.4 Analisis SWOT


Kuadran Strenght Weakness Rencana
Perbaikan dan
Tindak Lanjut

1. Lokasi 1. Tidak ada S1O1:


strategis praktek dokter Meningkatkan
2. Parkir luas 2. Dikenai biaya promosi melalui
parkir
3. Modal sendiri iklan radio, brosur
3. Jauh dari
4. Pelayanan Rumah sakit dan leaflet
kefarmasian S4O2:
langsung oleh Meningkatkan
apoteker pelayanan
5. Pelayanan cek konsultasi untuk
kesehatan pasien

Opportunity S-O W-O W1O1: Mencari


relasi dokter
1. PP No 73 tahun S1O1 : Masyarakat W1O1: Membuka untuk praktek di
2016 mudah mengakses praktek dokter apotek
apotek Asy Syifa
2. Meningkatnya
kesadaran S4O2 :
masyarakat untuk Masyarakat dapat
Swamedikasi berkonsultasi
langsung dengan
apoteker

Threat S-T W-T S4T1: Apoteker


harus
1. PP No 51 th S4T1: W3T1: berkompeten
2009 Meningkatkan Menyediakan sehingga dapat
pelayanan layanan rutinitas memberikan
2. Dekat dengan kefarmasian konseling
apotek lain pelayanan
dengan apoteker kefarmasian yang
harus di tempat optimal untuk
S5T2: Apotek asy pasien
syifa memiliki S5T2 :
pelayanan cek Meningkatkan
kesehatan alat cek kesehatan
sehingga pada apotek
memudahkan
pasien untuk
mencek kesehatan
BAB III
Manajemen Sumber Daya Manusia

3.1 Sumber Daya Manusia di Apotek

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 922/Menkes/Per/X/1993 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, apoteker yang telah diberi
Surat Izin Apotek (SIA) disebut apoteker pengelola apotek. Apabila Apoteker
pengelola apotek berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek,
apoteker pengelola apotek harus menunjuk apoteker pendamping. Apabila
apoteker pengelola apotek dan apoteker pendamping berhalangan melakukan
tugasnya,apoteker pengelola apotek menunjuk apoteker pengganti. Apoteker
pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotek di samping apoteker
pengelola dan/atau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka
apotek,sedangkan apoteker pengganti adalah apoteker yang menggantikan
apotekerpengelola apotek selama apoteker pengelola apotek tersebut tidak
berada ditempat lebih dari 3 bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surat
Izin Kerja dan tidak bertindak sebagai apoteker pengelola apotek di apotek
lain.Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun
2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, apoteker juga dapat dibantu oleh tenaga
teknis kefarmasian dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di apotek.
Tenaga teknis kefarmasian terdiri dari sarjana farmasi, ahli madya farmasi,
analisis farmasi, dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker. Sumber daya
manusia diapotek juga dapat mencakup tenaga non kefarmasian, seperti tata
usaha, office boy, dan lain-lain.

Tabel 1. Sumber daya manusia di Apotek Asy Syifa


No Posisi Kualifikasi Tugas Jumlah
1. Apoteker S1 Farmasi - Menyelenggarakan 1 orang
Pengelola Apotek Profesi pelayanan
(APA) Apoteker kefarmasian di
apotek
- Memimpin segala
kegiatan manajerial
di apotek termasuk
mengkoordinasi
tenaga lainnya
- Mengawasi serta
mengatur jadwal
kerja, membagi
tugas yang
dilakukan setiap
tenaga karyawan
- Mengawasi dan
mengatur hasil
penjualan di apotek
setiap hari
- Berusaha
meningkatkan
omset penjualan di
apotek serta
mengembangkan
hasil usaha sesuai
dengan bidang
tugasnya.
- Berpartisipasi
dalam melakukan
monitor
penggunaan obat
- Melakukan
pemberian
Pelayanan
Informasi Obat
(PIO) kepada pasien
- Mempertimbangkan
usulan yang
diberikan oleh
tenaga karyawan
lainnya untuk
memperbaiki
kemajuan serta
pelayanan di apotek
(Suronoto,2014).
2. Apoteker S1 Farmasi - Melakukan seluruh 1 orang
Pendamping Profesi tugas dan kewajiban
Apoteker APA, apabila APA
berhalangan selama
jam kerja apotek
- Dalam
melaksanakan
segala tindakan,
terutama dalam hal-
hal penting yang
mendasar dan
strategis harus
mendapat
persetujuan APA
3. Tenaga Teknis SMK Farmasi - Melakukan 2 orang
Kefarmasian atau Sekolah pemeriksaan apotek
menengah sebelum jam
farmasi operasional
- Menyusun produk
farmasi yang
didistribusi dari
gudang apotek
- Melakukan
peracikan obat
- Melayani pembelian
obat di apotek
- Menyerahkan obat
kepada pasien
dengan persetujuan
apoteker

4. Administrasi dan SMK Akuntansi - Membuat rencana 1 orang


Keuangan aliran kas ( cash
flow ) bulanan dan
tahunan
- Mengumpulkan,
mencatat,
melaporkan dan
mengarsipkan
laporan dengan
benar dan tepat
waktu
- Menerima dan
mengeluarkan uang
dan surat berharga
lainnya sesuai
dengan bukti-bukti
dokumen yang telah
disetujui APA
- Memelihara dan
menjaga keamanan
dari resiko
kehilangan,
kerusakan uang dan
surat berharga
lainnya
- Menjaga dan
memelihara aliran
kas agar tidak
defisit

5. Pembantu umum SMA - Menjamin 1 orang


kebersihan di
seluruh lingkungan
kerja apotek
- Mengelola sampah
apotek dengan
penuh
tanggungjawab
- Membantu AA
dalam pengadaan
dan penyiapan obat

Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah:


1. Jam kerja : 07.00-21.30, dibagi menjadi 2 shift yaitu jam 07.00-14.00 dan jam
14.00-21.30. Shift 1 : APA + AA + Administrasi (1 orang) masuk mulai
07.00-14.00 dan Shift 2 : Aping + AA jam 14.00-21.30.
2. Sumber daya manusia merupakan Human Capital, oleh karena itu SDM di
Apotek “Asy Syifa Farma” harus orang-orang yang memiliki kelebihan yang
tidak dapat ditiru oleh apotek lain yang mampu menciptakan keunggulan
yang kompetitif sehingga akan menciptakan kepuasan customer dan
meningkatnya profit apotek.
BAB IV

Sumber Modal

Sumber dana untuk memenuhi kebutuhan dana suatu perusahaan


sebaiknya dilakukan melalui: aktiva lancar yaitu modal kerja dibiayai dengan
utang jangka pendek, sedangkan aktiva tetap yaitu kegiatan investasi dibiayai
dengan modal sendiri (equity) atau utang jangka panjang. Komposisi antara modal
sendiri dengan utang jangka panjang disebut dengan struktur modal (Sutrisno,
2012). Struktur modal penting diperhatikan dalam merencanakan sumber
pendanaan untuk kebutuhan investasi. Pendanaan dari modal sendiri akan
memiliki konsekuensi yang berbeda jika dibandingkan dengan pendanaan dari
utang. Konsekuensi ditunjukan melalui biaya modal (cost of capital), khususnya
biaya modal sendiri (cost of equity) serta nilai (value) perusaan. Ketidaktepatan
dalam penggunaan sumber struktur modal yang tidak optimal dan akhirnya
menurunkan nilai perusahaan.
Sumber modal untuk Apotek Asy Syifa Farma merupakan hasil tabungan
dari pemilik sarana apotek serta apoteker pengelola apotek yaitu Indri Sustia
Rahmi dan bantuan dana dari orang tua.

4. 1. Modal

1) Perlengkapan Apotek

Meja 3 x @150.000 Rp. 450.000,-

Kursi 5 x @ 50.000 Rp. 250.000,-

Kursi ruang tunggu (panjang) 2x @250.000 Rp. 500.000,-

Etalase kaca di depan uk 1x1 : 2x @ 700.000,- Rp. 1.400.000 ,

Etalase kaca di depan uk 2x1 : 2x@ 1.500.000,- Rp. 3.000.000 ,-

Printer Rp. 600.000,-

Telepon Rp. 400.000,-


Komputer Rp. 4.000.000,-

Software Rp. 2.000.000,-

Timbangan mg dan gram Rp. 4.000.000,-

Timbangan badan Rp. 120.000,-

Lemari es Rp. 1.000.000,-

Lemari narkotik dan psikotropik Rp. 300.000,-

Alat peracikan obat (Stamfer, Mortir) Rp. 100.000,-

Alat gelas (Beker glass, Gelas ukur 50 ml,100 ml,Batang Rp. 500.000,-

pengaduk, tabung reaksi)

Perlengkapan administrasi Rp. 500.000,-

Buku standard kefarmasian Rp. 2.000.000,-

Stempel apotek Rp. 150.000,-

Kalkulator Rp. 200.000,-

Dispenser + galon Rp. 350.000,-

AC 2x @ 2.500.000 Rp. 5.000.000,-

Papan nama Rp. 500.000,-

Alat Pemadam Kebakaran Fire Indo 2 x@ 200.000 Rp. 400.000,-

Lampu Rp. 500.000,-

Jam dinding Rp. 100.000,-

Alat Kebersihan Rp. 100.000,-

Alat Makan Rp. 50.000,-

TV 14 Inch Rp. 600.000,-


TOTAL Rp. 29.070.000,-

2) Biaya perizinan
a. Biaya Perizinan Rp. 2.500.000,-
b. Modal Operasional (obat) Rp. 50.000.000,-
c. Cadangan Modal Rp. 18.730.000,-
Total Modal Rp. 100.300.000,-

2. Rencana anggaran tahun ke 1


a. Biaya rutin bulan

1) Gaji Karyawan

APA (1 orang) Rp. 3.500.000,-

Apoteker pendamping (1 orang) Rp. 3.000.000,-

Asisten Apoteker (2 orang) Rp. 2.400.000,-

Administrator (1 orang) Rp. 1.200.000,-

Pembantu umum (1 orang) Rp 500.000,-

Jumlah Rp. 10.600.000,-

2) Biaya lain-lain:

Beban Listrik, air, telepon, bensin dan Rp. 500.000,-


keamanan

Lain-lain Rp. 500.000,-

Jumlah Rp. 1.000.000,-

Biaya Keseluruhan Rp. 11.600.000,-


Biaya tetap tahun ke-1

Biaya tetap bulanan x 12 Rp. 139.200.000,-

THR Rp. 10.000.000,-

Jumlah Rp. 149.200.000,-

Biaya tetap 3 tahun Rp. 447.600.000,-

b. Proyeksi Pendapatan

a Pendapatan tahun ke-1 Pada tahun pertama


dipromosikan resep masuk 15 lembar / hari
dengan harga rata-rata perlembar
diperkirakan Rp. 75.000; dengan demikian
akan diperoleh pendapatan pada tahun
pertama sebagai berikut :

- Penjualan resep tahun I (Keuntungan Rp. 351.000.000,-


35%) (15 lembar x26 hari x12
bulan)xRp.75.000

b. - Penjualan obat bebas (Keuntungan 25%) Rp. 312.000.000,-


26 hari x12 bulan xRp. 1000.000

c - Penjualan lain (OWA) (Keuntungan 35%)

26 hari x12 bulan xRp. 1000.000 Rp. 312.000.000,-

d Penjualan Produk Farmasi Lain (suplemen,


produk herbal, kosmetik, sabun,alkes, dll.) 249.600.000,-
Rp.
26 hari x 12 bulan x Rp800.000,- =
(Keuntungan 25%)

Total 1 Tahun Rp. 1.224.600.000,-


3.673.800.000,-
Total 3 Tahun Rp.

c. Pengeluaran rutin tahun ke-1

a Pembelian obat resep ( 65% X Rp.


351.000.000,-) 228.150.000,-
Rp.

b Pembelian obat bebas (75% X Rp. Rp. 234.000.000,-


312.000.000,-)

c Pembelian OWA (65% X Rp. Rp. 202.800.000,-

312.000.000,-)

d Produk Farmasi lain (75%X Rp. Rp. 187.200.000,-


249.600.000,-)

e Biaya tetap 1 tahun Rp. 149.200.000,-

Total pengeluaran Rp. 1.001.350.000,-


3.004.050.000,-
Total pengeluaran 3 Tahun Rp.

d. Pengeluaran Laba Rugi tahun ke-1

1 Pemasukan tahun ke 1 Rp. 1.224.600.000,-

2 Pengeluaran tahun ke 1 Rp. 1.001.350.000,-

3 Laba kotor Rp. 223.250.000,-


Pajak final 1% X 1.224.600.000,- Rp. 122.460.000,-
Laba bersih Rp 100.790.000,-

e. Perhitungan BEP tahun ke-1


a) Pay back periode
Total investasi : laba bersih = Rp. 100.300.000 : Rp. 100.790.000 = 10 bulan
b) ROI (Return On Investment)
ROI = Laba bersih:total investasi x 100 % = 100,4%

c) Break Event Point (BEP)


Biaya Variabel = Total pengeluaran 1 tahun – Biaya tetap 1 tahun
=Rp1.001.350.000 – Rp 149.200.000 = Rp. 852.150.000
BEP= 1/ 1-Biaya variabel/total pemasukan X biaya tetap =
= 1/1- 852.150.000/ 1.224.600.000 X 149.200.000 = Rp. 497.333.333/ tahun
d) Persentase BEP
%BEP = (Biaya Tetap / Pendapatan- Biaya Variabel) X 100%
= 149.200.000/ 1.224.600.000 - 852.150.000 X 100%
= 40,05 %

Rancangan Pendatan 3 tahun kedepan


Pendapatan tahun ke 1 Rp 1.224.600.000,-
.

Perkiraan pendapatan tahun ke 2 naik 10% Rp 1.347.060.000,-


.

Perkiraan pendapatan tahun ke 3 naik 10% Rp 1.481.766.000,-


.

Perkiraan pendapatan 3 tahun Rp 4.053.426.000,-


.
BAB V
Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana Apotek. Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun


2017 tentang Apotek Pasal 7 menyebutkan bahwa bangunan apotek paling sedikit
memiliki sarana ruang yang berfungsi sebagai penerimaan resep, pelayanan resep
dan peracikan, penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan, konseling,
penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, dan arsip. Pada Pasal 8
disebutkan bahwa prasarana apotek paling sedikit terdiri atas instalasi air bersih,
instalasi listrik, sistem tata udara, dan sistem proteksi kebakaran. Apotek juga
wajib memasang papan nama apotek yang terdiri atas nama apotek, nomor SIA,
dan alamat serta papan nama praktik Apoteker yang memuat paling sedikit
informasi nama Apoteker, nomor SIPA, dan jadwal praktik Apoteker.
1. BANGUNAN
Bangunan apotek mempunyai lebar 18 m dengan panjang 30 m dan tinggi
atap 8 m yang berada di pinggir jalan Tan Malaka Km 14. Dengan rincian
dinding semen dengan latar warna abu-abu dan lantai keramik dengan warna
putih. Bangunan juga berisikan daya listrik 1300 watt dan penerangan yang ada
di setiap ruangnya.
2. RUANG BANGUNAN
Bangunan mempunyai layout berdasarkan ruang-ruang yang ada dan
dirincikan dalam lampiran. Bangunan apotek terdiri dari ruang:
• Ruang pelayanan dengan ukuran 5 m x 4 m yang berfungsi sebagai tempat
pelayanan kegiatan kefarmasian seperti penyediaan obat, serah terima
resep dan obat, dan konseling serta edukasi kepada pasien.
• Ruang penyimpanan dengan ukuran 5m x 4m yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan obat yang berisi sediaan obat bebas, bebas terbatas,
keras, dan narkotika. Ruang ini juga tersedia telepon, wastafel, AC, dan
APAR.
• Ruang peracikan dengan ukuran 2 m x 2 m yang berfungsi untuk
melakukan peracikan atas resep yang diterima.
• Kasir dengan ukuran 1m x 1m yang berfungsi melakukan transaksi uang
atas pelayanan kefarmasian. 
• Ruang kerja apoteker dengan ukuran 2m x 2m berfungsi sebagai tempat
apoteker melakukan kegiatan kefarmasian seperti dispensing resep,
konseling dan ekudasi kepada pasien, dll. Ruang ini tersedia AC.
• Dapur dengan ukuran 3 m x 3 m yang berfungsi tempat masak dan bersih-
bersih yang terdiri dari wastafel, sapu, kain pel, dll. Ruang ini juga tempat
penyimpanan sampah dan limbah sementara.
• Mushola dengan ukuran 3 m x 2 m berfungsi sebagai tempat shalat.
• Toilet dengan ukuran 2 m x 2 m berfungsi sebagai tempat buang air kecil
dan besar serta keperluan kebersihan lainnya
• Parkir yang berada di teras apotek dengan ukuran 7 m x 7m yang
berfungsi untuk meletakkan kendaraan.
• Papan nama berukuran panjang 120 cm dan lebar 80 cm dengan tulisan
hitam di atas dasar putih, tinggi huruf minimal 10 cm dengan tebal 10 cm,
dilengkapi dengan neon box. Papan nama terdiri dari papan nama apotek
dan papan nama apoteker dengan SIA terpasang jelas.
BAB VI
Manajemen Marketing

Perusahaan dewasa ini menganggap bahwa promosi merupakan bagian


penting dari pemasaran, karena pihak perusahaan berharap dengan promosi yang
dilaksanakan secara efektif dapat meningkatkan kualitas produk atau jasa
perusahaan sesuai dengan target penjualan yang telah ditetapkan dan dapat
bersaing dengan perusahaan lain yang menghasilkan produk atau jasa yang
sejenis. Dengan pandangan demikian perusahaan berharap dengan
dilaksanakannya kegiatan promosi secara berkesinambungan dan terarah akan
mampu mencapai hasil penjualan dan keuntungan yang maksimal. Promosi adalah
teknik-teknik atau berbagai cara yang dirancang untuk menjual sebuah produk.
Promosi merupakan salah satu aspek dari bauran komunikasi atau comunication
mix, yaitu pesan keseluruhan yang disampaikan perusahaan pada konsumen
tentang produk mereka.
Kegiatan komunikasi marketing melalui promosi bertujuan memberikan
informasi, mempengaruhi minat dan selera calon konsumen.
Promosi atas produk perusahaan terdiri atas hal-hal berikut:
a. Iklan (advertising)
b. Personal selling (penjualan melalui orang per orang)
c. Publistas (publicity) atau menyebarkan berita
d. Promosi penjualan (sales promotion)
Tujuan promosi adalah untuk mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan untuk meningkatkan volume penjualan di suatu perusahaan. Dalam
promosi kita tidak hanya sekedar berkomunikasi ataupun menyampaikan
informasi, tetapi juga menginginkan komunikasi yang mampu menciptakan
suasana atau keadaan dimana para pelanggan bersedia memilih dan memiliki
produk.
Promosi Apotek Asy Syifa Farma dilakukan dengan 3 cara. Pertama
program cek kesehatan tekanan darah, gula darah, kolesterol dan asam urat. Selain
untuk menambah pendapatan apotek, program cek kesehatan ini juga menjadi
wadah promosi Apotek Asy Syifa Farma kepada masyarakat secara langsung.
Kedua promosi kesehatan dengan brosur dan leaflet. Apotek Asy Syifa Farma
membuat brosur dan leaflet yang berisi tentang berbagai macam penyakit atau
cara penggunaan alat kesehatan tertentu yang diletakkan di etalase depan agar
pasien atau konsumen dapat mengambil brosur atau leaflet tersebut. Ketiga
promosi Apotek Asy Syifa Farma dengan cara bekerjasama dengan SD, SMP
atau SMA sekitar. Apotek Asy Syifa Farma akan memasok sediaan obat-obatan
alat kesehatan untuk Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dari masing-masing sekolah
dengan memberikan proposal kepada sekolah tersebut.
BAB VII
Dokumen

7. 1 Surat Izin Apotek (SIA)


7. 2. Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA)

SUMATERA BARAT
7. 3. Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK)

SUMATERA BARAT
BAB VIII
PENUTUP

8.1. Kesimpulan
Apotek Asy Syifa Farma berada di daerah dengan kepadatan penduduk
yang lumayan tinggi, dekat dengan perumahan warga, puskesmas, sekolah,
perkantoran, pertokoan dan pasar. Kondisi Lingkungan Apotek “Asy Syifa
Farma” relatif ramai karena berada di daerah pemukiman warga. Serta mudah
dijangkau karena terletak di jalur ramai yang biasa dilewati masyarakat untuk
berangkat bekerja maupun mengantar anaknya sekolah dan memiliki area
parkir luas. Dengan adanya Apotek Asy Syifa Farma diharapkan tersedianya
obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya yang berkualitas dan
terjangkau oleh masyarakat dan terlaksananya Pharmaceutical Care secara
profesional.
8.2. Saran
Apotek Asy Syifa Farma di jln Tan Malaka Dangung-Dangung agar
meningkatkan strategi promosi supaya bisa lebih banyak di kenal oleh
masyarakat sehingga menjadi bertambahnya konsumen dan dapat
meningkatkan pendapatan dan meningkatkan pelayanan kefarmasian untuk
pelayanan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Bogadenta, A. 2012. Manajemen Pengelolaan Apotek. D-Medika.Yogyakarta.


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang
Apotek
Sartono. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4.
BPFE.Yogyakarta.
Suronoto, I. 2014. Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Askes Terhadap
Pelayanan Resep di Apotek Motilango Kota Gorontalo.Universitas Negeri
Gorontalo.

Anda mungkin juga menyukai