“ASY-SYIFA FARMA”
Jl. Tan Malaka Km 14 Dangung-dangung, Kec Guguak, Kab 50
Kota, Sumatera Barat (26253)
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER ANGKATAN XXVIII
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam
membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
atau masyarakat. Selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan
praktek profesi apoteker dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasiaan.
Permenkes No. 9 Tahun 2017 mendefinisikan apotek sebagai sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016 tentang standar
pelayanan kefarmasian di apotek yang menyatakan bahwa penyelenggaraan
standar pelayanan kefarmasian di apotek harus didukung oleh ketersediaan
sumber daya kefarmasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien. Salah
satu aspek pelayanan kesehatan yang paling penting adanya pelayanan
kefarmasian dan salah satu sarana pelayanan kefarmasian yang paling dekat
dengan masyarakat adalah apotek.
Apoteker merupakan sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker (Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 73 tahun 2016). Apoteker mempunyai kewenangan dalam
melakukan pelayanan kefarmasian yaitu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi (obat, bahan obat,
obat tradisional dan kosmetika) agar mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Menjamin mutu pelayanan farmasi
kepada masyarakat, telah dikeluarkan standar pelayanan farmasi apotek yang
meliputi sumber daya manusia, saranan dan prasarana, pelayanan resep (tidak
hanya meliputi peracikan dan penyerahan obat tetapi juga termasuk pemberian
informasi obat), konseling, memonitor penggunaan obat,edukasi, promosi
kesehatan, dan evaluasi terhadap pengobatan (antara lain dengan membuat
catatan pengobatan pasien). Semakin pesatnya perkembangan pelayanan
apotek dan semakin tingginya tuntutan masyarakat, menuntut pemberi layanan
apotek harus mampu memenuhi keinginan dan selera masyarakat yang terus
berubah dan meningkat.
Sebelum melakukan pendirian dan pengelolaan apotek, perlu
dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Satu hal yang sangat penting dalam
perencanaan apotek adalah studi kelayakan, yaitu suatu rancangan secara
komprehensif segala sesuatu tentang rencana pendirian apotek baru untuk
dapat melihat kelayakan usaha baik ditinjau dari pengabdian profesi maupun
dari sisi ekonominya.
Apotek sebagai salah satu sarana pendukung pembangunan
kesehatan yang berhubungan dengan pembuatan dan distribusi produk
berkhasiat obat. Konstribusi apotek dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat adalah melakukan pekerjaan kefarmasian, menyediakan dan
menyalurkan perbekalan farmasi yang diperlukan dalam menyelenggarakan
upaya kesehatan yang meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan,
perbekalan kesehatan lain dan juga memberikan informasi obat yang
dibutuhkan untuk mencegah timbulnya penyalahgunaan obat. Apotek
didalam pelaksanaannya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit
pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit oriented).
Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotek adalah
penyedia obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan optimal. Dari fungsi yang pertama ini, maka
apotek harus hadir dalam wadahnya yang sangat sosial, penuh nilai
etika dan nilai moral. Sedangkan fungsinya yang kedua yaitu sebagai
institusi bisnis, apotek lebih mengutamakan keuntungan, dan inidapat
dimaklumi mengingat investasi yang ditanam pada pendirian dan
operasionalisme apotek juga tidak sedikit.
Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada
pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan komprehensif yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peran apoteker di
apotek diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek klinis dan aspek
ekonomi demi kepentingan pasien.
Apotek dibentuk untuk memperluas akses obat murah dan terjamin kepada
masyarakat. Selain memperluas akses, apotek ini bertujuan untuk menertibkan
peredaran obat-obat palsu dan ilegal, serta memberikan kesempatan pada
apoteker untuk memberikan pelayanan kefarmasian.
Dalam upaya usaha untuk memajukan kesejahteraan umum yang berarti
mewujudkan suatu tingkat kehidupan secara optimal, yang memenuhi
kebutuhan manusia termasuk kesehatan, maka dibuatlah proposal studi
kelayakan apotek asy-syifa yang diharapkan dapat menyebarkan obat secara
merata sehingga akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan obat yang
bermutu dengan harga yang terjangkau.
1.2 Tujuan
Tujuan pendirian apotek antara lain :
1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan.
2. Sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat dan bahan obat.
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat setempat khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
4. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara
rasional dalam praktek pengobatan sendiri (swamedikasi).
1.3 Sasaran
Nama apotek yang didirikan adalah Apotek “Asy Syifa Farma”, terletak di Jl.
Tan Malaka Km 14 Dangung-dangung, Kec Guguak, Kab 50 Kota, Sumatera
Barat. Lokasi apotek yang strategis dan akan mendukung keberhasilan apotek
dan kaitannya dengan profit.
1. Lokasi: Strategis
2. Data- data pendukung
a. Kepadatan Penduduk
Apotek Asy Syifa Farma berada di daerah dengan kepadatan
penduduk yang lumayan tinggi, dekat dengan perumahan warga,
puskesmas, sekolah, perkantoran, pertokoan dan pasar.
b. Tingkat sosial dan ekonomi
Apotek Asy Syifa Farma berada di lingkungan yang tingkat
pendidikan masyarakatnya sedang, mengingat penduduknya sebagian
besar petani, pegawai, siswa, mahasiswa pedagang, dan wiraswasta.
Tingkat kesadaran akan kesehatan masyarakat sedang. Tingkat ekonomi
dan konsumsi penduduk secara umum termasuk ekonomi menengah.
c. Pelayanan kesehatan lain
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar apotek yaitu Puskesmas
Dangung-dangung dan Klinik Kesehatan.
d. Jumlah Pesaing
Jumlah Apotek ada 2 jaraknya ± 3 km. Dengan melihat lokasi yang
strategis maka diharapkan apotek dapat berkembang degan cepat.
e. Situasi dan Kondisi Apotek
Kondisi Lingkungan Apotek “Asy Syifa Farma” relatif ramai karena
berada di daerah pemukiman warga. Serta mudah dijangkau karena
terletak di jalur ramai yang biasa dilewati masyarakat untuk berangkat
bekerja maupun mengantar anaknya sekolah dan memiliki area parkir luas.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pendirian apotek antara lain :
1. Tersedianya obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya yang
berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.
2. Terlaksananya Pharmaceutical Care secara profesional.
3. Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta
senantiasa melakukan perbaikan.
4. Mengutamakan keselamatan dan kepentingan pasien.
5. Terlaksananya sistem manajemen yang efektif dan efisien.
BAB II
Dasar Hukum
2.1 Dasar Hukum Pendirian Apotek
1. Fotocopy NIB
2. Fotocopy Ijazah Apoteker
3. Fotocopy STRA Apoteker
4. Fotocopy KTP
5. Fotocopy peta lokasi dan denah bangunan
6. Surat rekomendasi dari IAI yang menyatakan antara lain :
a. Kemampuan fisik dan mental yang didasarkan atas keterangan
dokter
b. Memiliki kemampuan keilmuan dan ketrampilan kefarmasian yang
didasarkan atas sertifikat pendidikan farmasi berkelanjutan
c. Memiliki moralitas dan etika yang baik untuk melakukan tugas
sesuai dengan kode etik profesinya
7. Surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akte hak
milik/sewa/kontrak
8. Daftar Tenaga Teknis Kefarmasian dengan mencantumkan nama, alamat,
tanggal lulus, pengalaman kerja dan nomor Surat Izin Kerja Tenaga
Teknis Kefarmasian (SIKTTK)
9. Daftar prasarana, sarana dan peralatan apotek
10. Surat pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotik bahwa tidak bekerja
tetap pada perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker Pengelola
Apotik lain
11. Surat rekomendasi atasan, bila bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan
12. Fotocopy akte perjanjian kerja sama Apoteker Pengelola Apotik dengan
Pemilik Sarana Apotik
13. Surat pernyataan pemilik sarana bahwa :
a. Tidak terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang
obat/sediaan farmasi lain
b. Kesanggupan bahwa tidak akan melaksanakan penjual-belian obat
yang melanggar Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
Sumber Modal
4. 1. Modal
1) Perlengkapan Apotek
Alat gelas (Beker glass, Gelas ukur 50 ml,100 ml,Batang Rp. 500.000,-
2) Biaya perizinan
a. Biaya Perizinan Rp. 2.500.000,-
b. Modal Operasional (obat) Rp. 50.000.000,-
c. Cadangan Modal Rp. 18.730.000,-
Total Modal Rp. 100.300.000,-
1) Gaji Karyawan
2) Biaya lain-lain:
b. Proyeksi Pendapatan
312.000.000,-)
SUMATERA BARAT
7. 3. Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK)
SUMATERA BARAT
BAB VIII
PENUTUP
8.1. Kesimpulan
Apotek Asy Syifa Farma berada di daerah dengan kepadatan penduduk
yang lumayan tinggi, dekat dengan perumahan warga, puskesmas, sekolah,
perkantoran, pertokoan dan pasar. Kondisi Lingkungan Apotek “Asy Syifa
Farma” relatif ramai karena berada di daerah pemukiman warga. Serta mudah
dijangkau karena terletak di jalur ramai yang biasa dilewati masyarakat untuk
berangkat bekerja maupun mengantar anaknya sekolah dan memiliki area
parkir luas. Dengan adanya Apotek Asy Syifa Farma diharapkan tersedianya
obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya yang berkualitas dan
terjangkau oleh masyarakat dan terlaksananya Pharmaceutical Care secara
profesional.
8.2. Saran
Apotek Asy Syifa Farma di jln Tan Malaka Dangung-Dangung agar
meningkatkan strategi promosi supaya bisa lebih banyak di kenal oleh
masyarakat sehingga menjadi bertambahnya konsumen dan dapat
meningkatkan pendapatan dan meningkatkan pelayanan kefarmasian untuk
pelayanan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA