PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Setelah menjalankan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di apotek,
mahasiswa calon apoteker diharapkan:
1) Mengetahui dan mempelajari tentang peranan farmasi di apotek baik dari segi
ilmu pengetahuan dan keterampilan.
2) Mendapatkan pengetahuan praktis tentang aspek administrasi dan perundangundangan, aspek manajerial, aspek pelayanan kefarmasian sertaaspek bisnis.
3) Memahami konsep Pharmaceutical Care dan dapat menerapkannya dalam
pelayanan kepada pasien serta mengembangkan keterampilan berkomunikasi
dengan pasien, keluarga pasien dan tenaga kesehatan lainnya, sehingga
tercapai tujuan dari pengobatan yaitu peningkatan kualitas hidup pasien.
4) Membentuk perilaku farmasi yang mampu menerapkan etika luhur
kefarmasian dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dan par
calon apoteker diharapkan mengetahui, memahami, dan dapat memecahkan
masalah kefarmasian yang ada di apotek serta mampu menjalankan peran dan
tugasnya sebagai farmasis di apotek.
5) Membina calon apoteker agar dapat menjadi tenaga kesehatan yang
profesional dan ikut berperan serta dalam upaya peningkatan kesehatan
masyarakat.
1.3. Manfaat
Manfaat Praktek Kerja Profesi Apoteker di apotek adalah:
1) Mahasiswa mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman mengenai
kegiatan dan ruang lingkup pelayanan kefarmasian di apotek.
2) Menjadikan mahasiswa calon apoteker sebagai seorang manager yang
mampu mengelola apotek baik dari unit pelayanan kesehatan (patient
oriented) dan unit bisnis (profit oriented) secara profesional.
3) Mengetahui dan memahami kegiatan manajemen dan administrasi di Apotek
beserta kelebihan dan kekurangan dari sistem pelayanan kefarmasian yang
ada di apotek sebagai panduan guna menciptakan pelayanan kefarmasian
yang lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sediaan
Farmasi,
pengamanan,
pengadaan,
penyimpanan
dan
Izin Apotek, hal-hal yang harus dipenuhi agar surat izin apotek dapat
dikeluarkan, yaitu:
1. APA yang bekerjasama dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA) yang telah
memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan apotek,
tenaga asisten apoteker, termasuk sediaan farmasi serta perbekalan
lainnya.
2. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar
sediaan farmasi.
3. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan
pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi.
Persyaratan ini kemudian dilengkapi dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek yaitu:
1. Apotek berlokasi pada daerah yang mudah dikenali oleh masyarakat.
2. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata
apotek.
3. Apotek harus dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat.
4. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari
aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini berguna untuk
menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangi resiko
kesalahan penyerahan.
5. Masyarakat diberi akses secara langsung dan mudah oleh apoteker untuk
memperoleh informasi dan konseling.
6. Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya, apoek harus bebas dari
hewan pengerat, serangga/pest.
7. Apotek harus mempunyai suplai listrik yang konstan, terutama untuk
lemari pendingin.
8. Apotek harus memiliki:
a. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien
b. Tempat untuk mendisplai informasi
bagi
pasien,
termasuk
9. Perabotan
apotek
harus
tertata
rapi,
lengkap
dengan
rak-rak
No.
harus
belajar
bagaimana
menjaga
pengetahuan
dan
keterampilan up to date.
6. Teacher
Apoteker memiliki tanggung jawab untuk membantu pendidikan dan
pelatihan generasi masa depan apoteker dan masyarakat. Berpartisipasi
sebagai guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan kepada orang
lain, tetapi juga menawarkan kesempatan bagi praktisi untuk
mendapatkan pengetahuan baru dan menyempurnakan keterampilan
yang ada.
7. Leader
Apoteker memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin, memiliki
keberanian mengambil keputusan yang empati dan efektif serta
kemampuan mengkomunikasian dan mengelola hasil keputusan.
Kepimpinan melibatkan kasih sayang dan empati, serta visi dan
kemampuan untuk membuat keputusan, berkomunikasi, dan mengelola
secara efektif.
Terdapat fungsi tambahan bagi apoteker sehingga Seven Stars of
Pharmacist berubah menjadi Nine Stars of Pharmacist, yaitu
researcher dan entrepeneur. Apoteker sebagai researcher harus mampu
menggunakan bukti dasar ilmiah dalam rangka untuk memberikan nasihat
tentang penggunaan obat-obatan yang rasional dalam tim kesehatan.
Dengan berbagi dan mendokumentasikan pengalaman, apoteker juga dapat
memberikan kontribusi bukti dasar dengan tujuan mengoptimalkan
perawatan pasien dan hasilnya. Sebagai peneliti, apoteker dapat
meningkatkan akses kesehatan yang tidak bias dan informasi obat, selain
itu juga seorang farmasi/apoteker sebagai entrepeneur diharapkan terjun
menjadi wirausaha dalam mengembangkan kemandirian serta mampu
kemampuan
untuk
bekerja
dengan
rela
sesuai
dengan
apa
yang
maka
seorang apoteker
harus
mempunyai
10
menentukan
(mendelegasikan)
pekerjaan
yang
akan
menjadi
panutan
karyawan,
yaitu
mengetahui
11
iv. Menempatkan
diri
sebagai
pimpinan
dalam
situasi
multidisipliner
v. Kemampuan mengelola SDM secara efektif
vi. Selalu belajar sepanjang karier
vii. Membantu memberi pendidikan
viii. Memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan
b. Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Apoteker di apotek berperan dalam mengelola dan menjamin bahwa:
i. Apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali
ii.
oleh masyarakat
Pada halaman apotek terdapat papan petunjuk yang dengan
iii.
iv.
masyarakat
Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang
terpisah dari aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya,
hal ini berguna untuk menunjukkan integritas dan kualitas
v.
vi.
12
ii.
ii.
iii.
perlu diperhatikan:
- Pola penyakit
- Kemampuan masyarakat
- Budaya masyarakat
Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka
pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi.
Penyimpanan
- Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari
pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat di mana isi
dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah
terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang
jelas pada wadah baru, wadah sekurang-kurangnya
-
13
a) Persyaratan Administratif:
- Nama, SIP dan alamat dokter
- Tanggal penulisan resep
- Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
- Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan
pasien
Nama obat, potensi, dosis dan jumlah yang diminta
Cara pemakaian yang jelas
Informasi lainnya
b) Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi,
-
dokter
pertimbangan
penulis
dan
resep
alternatif
dengan
seperlunya
memberikan
bila
perlu
14
apoteker
harus
15
16
berdasarkan
peraturan perundang-undangan
yang
berlaku
berhak
atau Apoteker
yang
17
Kepmenkes
RI
No.1332/Menkes/SK/X/2002,
dalam
untuk
brosur/
mendisplay
materi
informasi
informasi
dan
bagi
ruangan
pasien, termasuk
tertutup
untuk
konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta lemari
untuk menyimpan catatan medikasi pasien. Selain itu tempat parkir juga
18
berperan penting, karena dengan adanya tempat parkir yang luas maka
konsumen akan lebih nyaman datang ke apotek.
2. Memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
hanya dengan
kerja
apoteker,
pencucian alat dan WC. Secara teknis ventilasi serta sistem sanitasi harus
mematuhi persyaratan higiene serta penerangan cukup, alat pemadam
kebakaran harus berfungsi dengan baik sekurang-kurangnya dua buah,
papan nama berukuran minimal panjang; 60 cm, lebar: 40 cm dengan tulisan
hitam di atas dasar putih, tinggi huruf minimal 5 cm tebal tebal 5 cm.
4. Perlengkapan Apotek
Perlengkapan yang harus dimiliki oleh suatu apotek antara lain :
a. Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan
Yang
termasuk
di
dalamnya
adalah
timbangan
miligram
dari
lemari
lemari untuk
dan
rak
menyimpan
penyimpanan
narkotika
dan
obat,
lemari
psikotropika.
19
c. Perlengkapan administrasi
Yang termasuk di dalamnya adalah blanko pesanan obat, blanko
kartu stok obat, blanko salinan resep, blanko faktur dan nota penjualan,
kwitansi, buku pembelian,
pembukuan
keuangan,
penerimaan
dan
pengiriman,
buku
untuk
paling
banyak
(tiga)
tempat
fasilitas
2.
3.
kefarmasian.
SIPA bagi Apoteker pendamping di fasilitas pelayanan kefarmasian.
SIKA bagi Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di
fasilitas produksi atau fasilitas distribusi/penyaluran, atau
20
4.
memperoleh
kepada Kepala
Dinas
SIPA,
Kesehatan
Apoteker
mengajukan
Kabupaten/Kota
tempat
permohonan
pekerjaan
2.
(KFN).
Surat pernyataan mempunyai tempat praktek profesi atau surat
3.
4.
b.
Dengan
menggunakan
formulir
APT-2
Kepala
Dinas
Kesehatan
Kesehatan
Kabupaten/Kota
melaporkan
hasil
21
d.
kegiatan
kepada
Kepala
Dinas
Kesehatan
f.
mengeluarkan
surat
penundaan
dengan
h.
i.
bersangkutan.
j.
Terhadap permohonan izin apotek dan APA atau lokasi yang tidak
sesuai dengan
pemohon,
maka
Kepala
Dinas
Kesehatan
kerja
wajib
mengeluarkan surat
penolakan
disertai
dengan
22
surat
izin
gangguan
yang
diperoleh
dari
Dinas
pemeriksaan
kualitas
air
oleh
laboratorium
Dinas
KesehatanKabupaten setempat.
7) Data apoteker pendamping (fotokopi ijazah dan Surat Penugasan).
8) Daftar peralatan apotek dan obat generik (OGB) berlogo (minimal
70% dari OGB atau sekitar 150 item obat).
9) Surat
pernyataan
bahwa
APA
tidak
sedang
bekerja
pada
pernyataan
bahwa
apoteker
pendamping
tidak
sedang
apoteker dengan
mencantumkan
nama,
alamat,
surat
TNI
(surat
izin
usaha
perdagangan)
dari
Departemen
23
BAB III
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKPA
3.1
2002 di Yogyakarta, K-24 merupakan arti dari komplit 24 jam. Komplit tersebut
merupakan artian dari komplit obatnya dan buka 24 jam sehari sepanjang tahun.
Apotek K24 Bondowoso dibuka pada tanggal 8 maret 2008 bertujuan memberikan
kemudahan pada masyarakat bondowoso khususnya maupun para pendatang yang
ada di kabupaten bondowoso dalam penyediaan obat selama 24 jam. Apotek ini
didirikan oleh 3 orang dimana hanya 1 orang yang memegang kendali apotek
selaku pemilik sarana apotek yaitu dr. Agoes Soetanto. Lokasi apotek sangat
strategis berada di pusat kota Bondowoso sehingga lebih terjangkau oleh
masyarakat luas khususnya warga Bondowoso.
Apotek K-24 hadir dengan 5 jaminan pasti : komplit 24 Jam, pagi, siang,
malam, hari libur harga sama, dan hanya menjual obat asli, serta layanan
konsultasi apoteker gratis. Apotek juga memberikan fasilitas pemeriksaan tekanan
darah secara gratis, selain ituapotek K-24 juga melayani pemeriksaan gula darah,
kolesterol dan asam urat pada pasien yang datang untuk mengontrol kondisi
kesehatannya bukan untuk mendiagnosa yang merupakan tugas dari profesi
dokter. Apotek juga menyediakan pelayanan free delivery order yang dilakukan
dalam wilayah kota radius 1 s/d 2 km dengan pemesanan minimum 50.000 rupiah
dari hari senin sampai dengan jumat pukul 08.00 sampai 20.30 WIB ; hari sabtu
dan minggu pukul 16.00 sampai 20.30 WIB.
24
3.2
3.2.1
Visi
masyarakat.
3.2.2
Misi
1. Menyediakan pemilihan obat yang komplit setiap saat dengan harga yang
sama.
2. Menyediakan kualitas pelayanan yang prima untukmemaksimalkan tingkat
pelayanan kesehatan.
3.3
Lokasi Apotek
Apotek K-24 terletak di Jalan PB. Sudirman No. 8 B, Bondowoso. Lokasi
ini berdekatan dengan praktek dokter umum yaitu dr. Slamet Santoso, dr. E.B.
Satoto, dr. V.M. Purwanto, dr. Gede S. Sumardana Sp. O, dr. Lukito, dr. Marzuki.
Sp.M. Apotek juga berdekatan dengan sarana kesehatan pemerintah yaitu RS.
Bhayangkara dan RSD dr. Koesnadi dimana merupakan sumber keuntungan yang
diterima apotek. Apotek K-24 berlokasi di pusat kota Bondowoso yang mana
merupakan kawasan padat penduduk, dan berdekatan dengan alun-alun
Bondowoso serta pasar tradisional. Selain itu apotek juga berada diantara pusat
perbelanjaan dan pertokoan yang mana merupakan kawasan dengan lalu lintas
yang padat.
3.4
yang
dipersyaratkan
dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
25
dengan lingkungan yang bersih dan aman, merupakan kawasan dengan lalu lintas
ramai serta mudah dijangkau oleh masyarakat. Luas bangunan Apotek K-24 sudah
memenuhi persyaratan yang cukup karena tidak terlalu sempit sehingga
memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan kefarmasian di dalamnya dan sudah
memenuhi persyaratan teknis sehingga menjamin kelancaran pelaksanaan tugas
dan fungsi apotek sertamemelihara mutu perbekalan kesehatan di bidang farmasi.
Bangunan Apotek K-24 juga dilengkapi dengan sumber air yang memenuhi syarat
kesehatan, memiliki penerangan yang baik, ventilasi dan sistem sanitasi yang baik
dan memenuhi syarat higienis, terdapat papan nama yang memuat nama apotek,
nama APA, nomor SIA, alamat apotek, dan nomor telepon apotek.
Perlengkapan apotek yang harus ada pada setiap apotek, Apotek K-24 juga
sudah memenuhinya antara lain:
1. Alat pembuangan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan, mortir dan
stamper, gelas ukur, sudip, batang pengaduk, dan sebagainya;
2. Perlengkapan dan alat penyimpanan dan perbekalan farmasi, seperti lemari
obat dan lemari pendingin;
3. Wadah pengemas dan pembungkus, etiket, dan plastik pengemas;
4. Tempat penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika,;
5. Buku standar ISO dan MIMS;
Fasilitas yang terdapat di apotek K-24 yaitu:
1. Ruang tunggu
Terdapat kiri dan kanan dari arah masuk pintu masuk depan terdapat
ruang tunggu apotek yang dilengkapi dengan televisi dan pendingin
ruangan (AC) untuk memberikan kenyamanan pada pasien yang sedang
menunggu penyiapan oba
2. Ruang pelayanan
Terdiri dari tempat penerimaan resep sekaligus kasir, tempat penyiapan
obat, tempat penyerahan obat, dan tempat pembelian obat-obat UPDS
(usahan pengobatan diri sendiri) atau OTC (over the counter). Antara
pelanggan dengan bagian dalam area pelayanan dibatasi oleh meja
berbentuk huruf L dengan tinggi setara dada orang dewasa
3. Ruang apoteker
26
Struktur Organisasi
Apotek K-24 Bondowoso dipimpin oleh seorang apoteker pengelola
apotek (APA) dalam melakukan layanan kefarmasian, APA dibantu oleh apoteker
pendamping (Aping) dan asisten apoteker (AA). APA membawahi Aping, AA,
petugas administrasi/keuangan, bagian umum, dan kasir. Adapun personalia
apotek ini berdasarkan tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Apoteker pengelola apotek (APA) berjumlah 1 orang.
b. Apoteker pendamping (Aping) sedang kosong.
c. Staf administrsi/keuangan berjumlah 1 orang.
d. Asisten apoteker (AA) berjumlah 6 orang.
e. Kasir berjumlah 4 orang.
f. Bagian umum berjumlah 2 orang.
Susunan personalia Apotek K-24 adalah sebagai berikut:
1. Pemilik Sarana Apotek (PSA) : dr. Agoes Soetanto
2. Apoteker Pengeloa Apotek (APA) : Dwinayu Kamalia S.Farm., Apt.
3. Apoteker Pendamping (Aping) : (Belum ada pengganti)
4. Asisten Apoteker : Yuyun, Amy, Ika, Ayu
27
Apoteker Pendamping
Asisten Apoteker
Keuangan
Kas
Bagian Umum
ir
28
obat
dalam
masing-masing
etalase
maupun
di
gudang
menggunakan kombinasi prinsip FEFO (First Expired First Out) dan FIFO
(First In First Out).
d. Melakukan pencatatan obat-obat yang stock nya hampir habis kedalam
buku defecta.
e. Melakukan pelayanan untuk penjualan obat bebas, untuk memastikan
proses penjualan bebas dilakukan sesuai dengan ketentuan dan prosedur
yang berlaku.
29
3. Staf administrasi/keuangan
Tugas dan tanggung jawab petugas administrasi adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pembayaran tagihan faktur baik dalam bentuk cash maupun
Tranfer.
b. Memeriksa kesesuaian laporan pendapatan per shiftdengan setoran kasir.
4. Kasir
Adapun tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
a. Menerima uang pembayaran atas hasil penjualan, yaitu resep tunai,
penjualan bebas dan penjualan alat-alat kesehatan.
b. Mencatat dan melaporkan semua hasil penjualan tunai setiap harinya ke
APA dan bagian administrasi.
c. Menghitung dan menyetorkan semua hasil penjualan tunai harian selama
bertugas kepada bagian administrasi.
5. Bagian Umum
Tugas dan tanggung jawabnya antara lain :
a. Menjaga kebersihan dan kenyamanan setiap ruangan dan fasilitas lain
yang ada di Apotek.
b. Penyediaan perlengkapan yang dibutuhkan didalam apotek.
c. Melakukan pengiriman pesanan obat kerumah pasien atau pelanggan.
30
BAB IV
KEGIATAN PKPA APOTEK DAN PEMBAHASAN
4.1
apotek K24 meliputi kasir, rak penyimpanan obat, tempat meracik obat, kulkas
(lemari pendingin), ruang tunggu, tv, timbangan, tempat apoteker untuk
menjalankan tugasnya. Mempelajari struktur organisasi di apotek K24.
4.1.2
obat bebas terbatas, obat keras, obat generik, obat generik bermerek, obat dengan
penyimpanan khusus, obat fast moving dan slow moving. Setelah dibedakan
berdasarkan golongan kemudian obat disimpan berdasarkan abjad dan di atur
berdasarkan First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO). FIFO
merupakan barang yang pertama masuk bearti barang harus pertama kali keluar.
FEFO merupakan barang yang pertama kali kadaluarsa maka barang tersebut
harus pertama kali keluar.
32
31
4.1.3
penerimaan,
sediaan
penyimpanan,
farmasi
meliputi
pendistribusian,
perencanaan,
penarikan
dan
pengadaan,
pemusnahan,
PBF,
kemudian
barang
dikirim
disertai
faktur dari
pemberian
diskon
yang
paling
banyak,
jatuh
tempo
pembayaran paling lama dan ketepatan barang dating, akan tetapi faktor
32
proses
pemesanan
barang
yang digunakan
Farmasi
PBF
tersebut sehingga
apotek
mendapatkan
keringanan
33
Penyimpanan
perbekalan
farmasi
di
Apotek
K-24
dapat
obat-obat
yang
mendekati
kadaluarsa
ataupun
sudah
34
Resep Datang
Ketika di apotek, ada pasien membawa resep datang, maka pihak apotek
penyakit
pasien,
(ketercampuran Obat).
3) Pemberian nomor resep
stabilitas
obat
dan
kompatibilitas
35
4) Penetapan harga
Harga obat pada pelayanan resep lebih mahal jika dibandingkan
dengan. Obat tanpa resep. Obat yang dijual dengan resep lebih mahal
karena ada uang jasa pelayanan resep.
3. Penyiapan/ peracikan obat
a. Peracikan obat.
b. Penyiapan etiket atau penandaan obat dan kemasan
c. Penyajian hasil akhir peracikan
4. Penyerahan obat dan KIE
Penyerahan obat harus disertai dengan penjelasan informasi tentang :
a. Nama obat, bentuk sediaan, dosis, jumlah dan aturan pakai.
36
C. Pelayanan Swamedikasi
Swamedikasi, atau pengobatan sendiri adalah perilaku untuk mengatasi
sakit ringan sebelum mencari pertolongan ke petugas atau fasilitas kesehatan.
Pelayanan ini juga cukup banyak di Apotek. Pasien datang dengan keluhan,
kemudian Apoteker atau Asisten Apoteker kemudian membantu pasien memilih
obat-obatan yang sesuai. Peran Apoteker atau Asisten Apoteker ialah dapat
memberi rekomendasi dan informasi yang tepat sesuai keluhan pasien.
D. Pelayanan Lainnya
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien, pada apotek K-24
bondowoso juga menyediakan pelayanan yang dimulai dari jam 09.00 21.00
WIB untuk setiap harinya, antara lain:
a)
laporan akhir PKPA (Lampiran 1), pengkajian resep racikan dan non racikan,
membuat percakapan swamedikasi pada pasien, membuat analisis strategi
permasalahan dan solusi, dan mencatat beberapa nama PBF yang bekerjasama
dengan apotek K24 serta contoh masing-masing PBF.
4.3
Pembahasan
Apotek merupakan salah satu tempat dilakukannya pekerjan kefarmasian
37
38
buka selama 24 jam setiap harinya, dari hari Senin-Minggu. Sumber daya manusia
di apotek dibagi dalam tiga shift jam kerja, yaitu shift I pada jam 07.00-15.00,
shift II pada jam 15.00-22.00, dan shift III pada jam 22.00-07.00. Namun, dalam
satu hari terdapat shift yang tidak didampingi apoteker yang bertugas karena pada
apotek K-24 Bondowoso hanya terdapat satu orang Apoteker. Oleh karena itu,
perlu dipertimbangkan untuk menambah tenaga apoteker pendamping sehingga
pada setiap shift kerja selalu terdapat apoteker yang dapat melaksanakan
pelayanan kefarmasian, sehingga kinerja apotek menjadi lebih maksimal sesuai
dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
Selain ketersediaan sarana dan prasarana serta tenaga kerja yang
profesional, ketersediaan perbekalan farmasi di apotek merupakan faktor penting
lain untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien. Apotek K-24
Bondowoso memiliki promosi apotek dengan obat yang komplit (lengkap). Akan
tetapi beberapa permasalahan seperti kekosongan obat masih sering terjadi. Faktor
yang menyebabkan stok kosong di apotek antara lain:
Tidak terdeteksinya obat yang hampir habis.
Apotek hanya mempunyai persediaan yang kecil untuk obat-obat tertentu
(slow moving).
Barang yang dipesan belum datang.
PBF mengalami kekosongan.
Ditunda (dipending) pemesanannya oleh PBF
Obat tersebut memang tidak tersedia di apotek
Pengendalian mutu sediaan farmasi yang dilakukan oleh seorang Apoteker
di apotek salah satunya yaitu dengan pengadaan obat yang dilakakukan dengan
jalur resmi sehingga dapat menjamin keamanan, mutu, manfaat dan khasiatnya.
Pada Apotek K-24 pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
dilakukan pada distributor dan jalur yang resmi sehingga terjamin kualitas, mutu,
manfaat dan khasiatnya dan sesuai dengan peraturan yang ada. Sebelum dilakukan
pengadaan maka terlebih dahulu dilakukan perencanaan pengadaan. Perencanaan
pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan farmasi pada Apotek K-24 dilakukan
39
berdasarkan jumlah stok perbekalan kefarmasian yang ada pada gudang. Selain
itu, perencanaan pengadaan perbekalan farmasi pada apotek ini yaitu berdasarkan
pola penyakit, kemampuan masyarakat dan budaya masyarakat. Dasar
perencanaan pada apotek ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan no 1027
tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Apotek. Setelah dilakukan perencanaan
pengadaan maka dilakukan proses pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan dengan cara memesan pada PBF resmi yang telah dipercaya memiliki
kualitas produk yang baik. Pemesanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
pada PBF dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab (APA) yang ditulis dalam
surat pemesanan barang.
Setelah barang dikirim oleh PBF maka dilakukan proses penerimaan barang.
Pada proses penerimaan barang pada Apotek K-24 dilakukan pemeriksaan yang
meliputi kesesuaian dengan surat pemesanan baik bentuk, jumlah dan tanggal
kadaluwarsanya. Apabila pengiriman tidak sesuai dengan surat pemesanan maka
penerima akan memberi tahukan kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA)
apakah barang tersebut diterima atau dikembalikan pada PBF tersebut. Apabila
barang sudah sesuai dengan pesanan maka sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan tersebut diterima dengan disertai faktur pembelian.
Penyimpanan perbekalan farmasi Apotek K-24 Bondowoso disusun secara
alfabetis dan dipisahkan berdasarkan kelompok farmakologis, dan bentuk sediaan.
Sistem penyimpanan barang dilakukan berdasarkan sistem FEFO (First Expired
First Out) atau FIFO (First In First Out) untuk mencegah barang kadaluarsa
sebelum terjual. Apotek K-24 Bondowoso selalu melakukan pengontrolan
terhadap tanggal kadaluarsa obat dengan mencatat tanggal kadaluarsa dan nomor
batch setiap obat datang. Data tersebut kemudian dimasukkan dalam komputasi
sehingga mempermudah pengontrolan terhadap obat yang telah mendekati tanggal
kadaluarsa. Obat-obat narkotik dan psikotropika masing-masing disimpan dalam
almari khusus yang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan yaitu lemari kayu
yang menempel pada dinding dan terdiri dari dua pintu yang masing-masing
mempunyai kunci yang berbeda, satu untuk narkotik dan pintu yang lain untuk
obat-obat psikotropika yang umum digunakan. Obat golongan narkotik yang ada
40
kandungan
zat
aktif
besar,
dapat
digunakan
blender
untuk
41
beserta jumlah, etiket, dan label dengan resep yang tertulis sebelum obat
diserahkan kepada pasien.
Obat yang telah disiapkan kemudian diberi etiket. Sebelum obat diserahkan
kepada pasien, dilakukan pemeriksaan akhir untuk menjamin kesesuaian obat
yang telah disiapkan dengan resep. Pada saat penyerahan obat kepada pasien,
apoteker maupun asisten apoteker di Apotek K-24 Bondowoso telah
melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) dengan baik, yaitu dengan
memberikan informasi yang jelas mengenai nama obat, indikasi/ kegunaan obat,
dosis dan aturan pakai obat, lama pemakaian, serta efek samping yang mungkin
ditimbulkan oleh obat yang digunakan. PIO dilakukan untuk mengurangi
penyalahgunaan dan salah penggunaan obat, meningkatkan kepatuhan pasien, dan
meningkatkan keberhasilan terapi.
Apotek K-24 Bondowoso juga memberikan pelayanan pembelian obat tanpa
resep sebagai pelayanan pengobatan swamedikasi melalui UPDS (Upaya
Pengobatan Diri Sendiri) sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
No.1176/MENKES/SK/X/1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No.3.
Pengobatan sendiri adalah suatu perawatan sendiri oleh masyarakat terhadap
penyakit yang umum diderita, dengan menggunakan obat-obatan yang dijual
bebas di pasaran, obat bebas terbatas, atau obat keras yang bisa didapat tanpa
resep dokter. Obat Wajib Apotek diantaranya sediaan kontrasepsi oral, obat
saluran pencernaan, obat saluran pernapasan, obat mulut dan tenggorokan,
antiparasit, obat yang mempengaruhi sistem neuromuskular, antiinflamasi,
antimikroba topikal, dll.
Pelayanan kefarmasian di Apotek K-24 Bondowoso selalu mengutamakan
kecepatan dan keramahan karyawan. Pelayanan yang ramah dan cepat merupakan
salah satu faktor penting untuk kemajuan suatu apotek. Karyawan apotek
sebaiknya menginformasikan kepada pasien tentang pelayanan resep yang agak
lama jika terdapat racikan pada resep. Hal tersebut memungkinkan pasien untuk
memutuskan
akan
menunggu
atau
meninggalkan
obat
tersebut
untuk
mengambilnya setelah obat selesai disiapkan. Layanan antar obat atau delivery
order obat juga diberikan oleh Apotek K-24 Bondowoso. Fasilitas tersebut akan
memudahkan pasien dalam memperoleh obat sehingga dapat meningkatkan
42
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
43
43
dan
menyalurkan
serta
perbekalan
farmasi
kepada
masyarakat.
2.
3.
Apotek K-24 juga menyediakan layanan kesehatan cek kadar gula darah,
asam urat, kolesterol yang bertujuan untuk memudahkan pemantauan
masyarakat tentang kesehatan
4.
5.2
Saran
1.
2.