Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN HIGH ALERT

HIGH
ALERT

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah terkait obat. Tuntutan pasien dan
masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmaian, mengharuskan adanya perluasan dari
paradigma lama yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi Asuhan
Kefarmasian (pharmaceutical care). (Kementerian Kesehatan, 2014).

Menurut Permenkes RI No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di


Rumah Sakit, maka Rumah Sakit perlu mengembangkan kebijakan obat untuk meningkatkan
keamanan, khususnya obat yang perlu diwaspadai (high alert medications). Obat High Alert
adalah obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel
event), obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome). Adapun yang termasuk Obat High Alert adalah elektrolit konsentrat tinggi, LASA
(Look Alike Sound Alike) dan sitostatik/obat kanker.

Cara yang paling efektif untuk menangani permasalahan kejadian pemberian obat yaitu
dengan cara memperbaiki sistem penyimpanannya. Dengan mengurangi atau mengeleminasi
kejadian tersebut dan meningkatkan proses penyimpanan obat-obatan yang perlu diwaspadai
(high alert) dengan cara memisahkan obat-obat high alert tersebut

dengan obat lain agar tidak terjadi kesalahan saat pengambilan obat dalam keadaan
darurat di Rumah Sakit. Rumah Sakit harus mengembangkan suatu kebijakan atau prosedur
untuk membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di Rumah
Sakit, seperti di Instalasi Gawat Darurat (IGD), pemberian label sangat penting untuk obat-obat
yang high alert untuk mencegah pemberian yang tidak sesuai/ kurang hati-hati. (Departemen
Kesehatan, 2008).

Pengertian

Obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medication) adalah sejumlah obat-obatan yang
memiliki resiko tinggi menyebabkan bahaya besar pada pasien jika tidak digunakan secara tepat.
Obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medications) merupakan obat yang presentasinya tinggi
dalam menyebabkan terjadinya kesalahan/error dan atau kejadian sentinel (Sentinel Event), obat
yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diingikan (Adverse Outcome) termasuk obat-
obat yang tampak mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/ NORUM, atau Look- Alike Sound-
Alike/ LASA), termasuk pula elektrolit konsentrat tinggi. Jadi, obat yang perlu diwaspadai
merupakan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi , terdaftar dalam kategori obat yang
beresiko tinggi, dapat menyebabkan cedera serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam
penggunaan.

Tujuan

a. Menyediakan panduan untuk rumah sakit mengenai kebijakan manajemen dan


pemberian obat-obatan yang tergolong dalam kategori obat-obatan high alert.
b. Meningatkan kewaspadaan akan obat-obatan high alert sehingga meningkatkan
keselamatan pasien.
c. Menghindari kesalahan atau kesalahan serius (Sentinel Event) akibat
penggunaan obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Panduan ini ditetapkan pada obat-obatan yang ditetapkan sebagai high alert
medications di RSUD Maba.
2. Pelaksana panduan ini adalah seluruh staf di RSUD Maba.

BAB III
TATA LAKSANA
1. Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Seluruh staf RSUD Maba
- Mengetahui obat-obat yang termasuk dalam golongan obat yang perlu
diwaspadai (High Alert)
- Melaporkan bila melihat adanya kesalahan dalam penggunaan obat high alert
b. Perawat yang bertugas di unit/ruangan yang tersedia obat high alert
Bertanggung jawab dalam penyimpanan obat-obat high alert yang diizinkan
disimpan di ruangan tersebut.
c. Petugas di Instalasi Farmasi
- Bertanggung jawab menyimpan obat-obat termasuk golongan obat-obat high
alert
- Bertanggung jawab memberi label obat-obat high alert sampai pada kemasan
terkecil
d. Kepala Instalasi /Kepala Ruangan
Memastikan seluruh staf di instalasi/ruangan memahami prosedur
penyimpanan dan penggunaan obat-obat high alert
e. Jajaran Manajemen
- Memantau dan memastikan bahwa panduan pengelolaan obat high alert
dilaksanakan dengan baik oleh kepala instalasi/ruangan
- Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan pengelolaan obat high
alert.
2. Daftar Obat-Obat Yang Termasuk Obat-Obat High Alert di RSUD Maba

No. Kelas Obat Nama Obat


1. Agonis kolinergik Ephineprine

2. Anti kolinergik Atropin sulfat


3. Anti aritmia IV Amiadaron inj
Lidocain inj
Pehacain inj
4. Obat inotropik IV Digoxin inj
Dopamine
Dobutamin
5. Sediaan psikotropika Diazepam tab 2 mg
Stesolid rectal
6. Elektrolit konsentrat Dextrose 40%
MgSO4 40%, MgSO4 20%, Oxytocin
inj
7 Anti Thrombosit Clopidogrel 75
8 Anti Diabetes Oral Glimepiride 2 mg, Metformin 500 mg

3. Daftar Obat LASA/NORUM Di Rsud Maba


No. Nama Obat
1. Acyclovir 200 mg Acyclovir 400 mg Acyclovir krim
2. Allopurinol 100 mg Allopurinol 300 mg
4. Ambroxol 30 mg Ambroxol sirup
5. Aminophyline 200 Aminophyline injeksi
mg
6. Amlodipine 5 mg Amlodipine 10 mg
7. Amlodipine Nifedipine
8. Aminofilline Amitriptillin
8. Amoxicillin 500 mg Amoxicillin sirup Amoxicillin injeksi
9. Antalgin 500 mg Antalgin injeksi 250
mg/ml
10. Antasida 500 mg Antasida sirup
11. Asam mefenamat Asam traneksamat Asam tranexamat Asam folat
injeksi
12. Azithromycin Erythromycin
13. Captopril 12,5 mg Captopril 25 mg
14. Cefadroxil 500 mg Cefadroxil sirup
15. Cefixime 100 mg Cefixime sirup
16. Cefixime Cetirizine
17. Ceftriaxone Cefotaxim
18. Chloramfecort Chloramphenicol
19. Cloramphenicol tetes Cloramphenicol 250 mg Chlorphenamine Cloramphenicol
mata maleate 4 mg tetes telinga
20. Ciprofloxacin 500 mg Ciprofloxacin infuse
21. Citicoline injeksi 125 Citicoline 250 mg/ml
mg/ml
22. Clindamycin 150 mg Clindamycin 300 mg
23. Cotrimoxazole 480 Cotrimoxazole sirup
mg
24. Cendo xitrol Cendo lyteers
25. Diazepam 2 mg Diazepam injeksi
26. Dexamethasone 0,5 Dexamethasone injeksi
mg
27. Dextrose infus 5% Dextrose infus 10%
28. Domperidone 10 mg Domperidone sirup
29. Dulcolax tablet 5 mg Dulcolax suppo 5 mg Dulcolax suppo 10
mg
30. Erythromycin 500 mg Erythromycin sirup
31. Ephedrine Ephinephrine
32. Furosemide 40 mg Furosemide injeksi
33. Gentamicin salep Gentamicin injeksi Gentamicin tetes
kulit mata
34. Hydrochlortiazide 25 Hydrocortisone krim
mg
35. Ketoconazole 200 mg Ketoconazole krim
36. Lisinopril 5 mg Lisinopril 10 mg
37. Methylprednisolone Methylprednisolone 16 mg Methylprednisolone
4 mg injeksi
38. Methylprednisolone Metronidazole Methyl ergometrin
maleat
39. Metronidazole 500 Metronidazole infus
mg
40. Methylprednisolone Prednisone
41. Natrium diklofenak Natrium diklofenak 50 mg
25 mg
42. Natrium diklofenak Kalium diklofenak
43. Piracetam Paracetamol
44. Papaverin 40 mg Papaverin injeksi
45. Paracetamol 500 mg Paracetamol sirup
46. Piroxicam 10 mg Piroxicam 20 mg
47. Phytomenadione Menadion
48. Ranitidine 150 mg Ranitidine injeksi
49. Salbutamol 2 mg Salbutamol 4 mg
50. Vitamin B complex Vitamin C Vitamin B6 Vitamin B12

Hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan obat-obatan Hight Alert :


a. Obat-obat yang digunakan dalam emergensi nyawa yang bersifat gawat darurat
tidak diwajibkan untuk mengikuti pedoman/panduan dan prosedur penggunaan
high alert medications.
b. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan pengelolaan penggunaan
obat high alert maka dilakukan dengan cara :
- Mengurangi jumlah obat high alert yang disimpan di suatu unit
- Sedapat mungkin menghindari penggunaan obat high alert
- Memisahkan obat-obat dengan nama atau rupa mirip, Look Alike Sound ALike
(LASA/NORUM)
- Menghindari penggunaan singkatan
- Membatasi akses terhadap obat high alert
c. Melakukan pengecekan ganda

4. Penyimpanan Obat-Obat Hight Alert


a. Obat-obat high alert disimpan di Instalasi Farmasi, dengan diberi label yang
bertuliskan ‘’High Alert’’ disetiap kemasan obat dan dipisahkan dari obat lain,
ditempatkan di dalam lemari/wadah dan diberi garis berwarnah merah bertuliskan
‘Hati-Hati Hight Alert Medications’;

b. Obat-obat high alert golongan elektrolit pekat atau elektrolit konsentrat tinggi yang
disimpan di unit perawatan pasien harus dilengkapi dengan peringatan garis merah
bertuliskan hati-hati high alert medications, harus diberi label yang jelas yaitu stiker
merah berbentuk oval bertuliskan HIGH ALERT berwarna putih disimpan pada area
yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-
hati, berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat high alert
yang terpisah dari obat lain.
c. Obat Psikotropika, disimpan secara terpisah di dalam lemari khusus dan pintu terkunci, di
ruangan dan gudang farmasi harus berkunci ganda dan setiap penanggung jawab ruangan
bertanggung jawab terhadap kunci lemari serta keamanan penyimpanan psikotropika.
d. Obat LASA (Look Alike-Sound Alike) merupakan sebuah peringatan (Warning) untuk
keselamatan pasien (Patient Safety), obat-obatan yang bentuk/ rupanya mirip dan
pengucapannya/ namanya mirip TIDAK BOLEH diletakkan berdekatan, walaupun
terletak pada kelompok abjad yang sama harus diselingi atau diantarai minimal satu
atau dua item obat yang lain, beri label dengan tulisan obat yang jelas pada setiap
kotak penyimpanan obat dan menampilkan kandungan aktif dari obat tersebut.
e. Obat-obatan high alert selain golongan elektrolit konsentrat pekat dan obat
NORUM/ dapat disimpan di unit perawatan dan disimpan di lokasi dengan akses
terbatas bagi petugas yang diberi wewenang.

5. Pelabelan Obat-Obat High Alert


a. Obat-obat high alert diberi label HIGH ALERT sampai dikemasan primer obat
sehingga memungkinkan petugas unit lain untuk mengidentifikasi obat-obat
high alert di bagiannya.
Label obat-obat high alert berupa stiker berwarna merah dengan tulisan HIGH
ALERT berwarna putih. Label ditempel pada bagian obat yang tidak menutupi
keterangan dari obat baik itu nama, komposisi, dosis, nomor batch atau tanggal
kadaluarsa obat.

Label High Alert :

HIGH
ALERT

Label berbentuk segi enam pada kemasan sekunder high alert

HIGH
ALERT

Label berbentuk oval pada kemasan primer obat-obat high alert


b. Untuk obat-obat LOOK ALIKE- SOUND ALIKE (LASA) atau NAMA OBAT RUPA
UCAPAN MIRIP
(NORUM) disimpan di bagian Farmasi dengan penandaan khusus yaitu :
LASA LASA LASA

Label persegi empat dengan tulisan LASA (warna hijau untuk obat yang kekuatan
kecil,warna kuning untuk obat kekuatan sedang dan warna biru untuk obat kekuatan
besar, misalnya : Piracetam 400 mg, Piracetam 800 mg dan Piracetam 1200 mg)

- Beri label dengan tulisan obat yang jelas pada setiap kotak penyimpanan obat
dan menampilkan kandungan aktif dari obat tersebut.
- Obat LASA diberi stiker warna biru dengan tulisan LASA warna hitam dan
ditempelkan pada kotak obat
- Jika obat LASA (nama sama) memiliki 3 (tuga) kekuatan berbeda maka; - Obat
LASA kekuatan besar diberi stiker biru,- Obat LASA kekuatan sedang diberi stiker
kuning, - Obat LASA kekuatan kecil diberi stiker hijau.
- Jika obat LASA (nama sama) hanya ada 2 (dua) kekuatan yang berbeda maka; -
Obat LASA dengan kekuatan besar diberi stiker biru, - Obat LASA dengan
kekuatan kecil diberi stiker hijau.

Obat-obatan yang masuk dalam daftar obat LASA diberikan label, hanya pada
tempat penyimpanan saja, tidak ditempel di kemasan.

Contoh : - AMLOdipine dan NIPEdipine (Sound Alike)

- ChloramFENICOL dan chloramFECORT (Sound Alike)


- Salbutamol 2 mg dan Salbutamol 4 mg (Look Alike)
- Cendo Xitrol dan Cendo Lyteers (Look Alike)

6. Peresepan Obat High Alert


a. Dokter meresepkan obat high alert secara tertulis (manual/elektronik , kecuali pada
kondisi emergensi dapat dilakukan secara verbal/lisan
b. Dokter harus menuliskan diagnosis, kondisi dan indikasi penggunaan setiap obat high
alert yang akan diresepkan
c. Dokter memastikan bahwa peresepan sudah lengkap dan benar dalam hal ini identitas
pasien, indikasi,ketepatan obat, dosis, rute pemberian dan waktu pemberian
d. Untuk elektrolit pekat atau konsentrat tinggi mencantumkan nama obat, volume dan
cairan pelarut, dosis dalam mEq dan rute pemberian
e. Untuk Psikotropik, dokter dengan mencantumkan indikasi penggunaan psikotropik yang
jelas, nama jelas dan nomor SIP, resep dilengkapi dengan nama, tanggal lahir, alamat
pasien.

7. Penyiapan dan Pemberian Obat High Alert


1. Ruang Farmasi
a. Apoteker/ Asisten Apoteker memverifikasi resep obat high alert sesuai Pedoman
Pelayanan Farmasi Penanganan High Alert
b. Garis bawahi setiap obat high alert pada lembar resep dengan tinta merah.
c. Jika Apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat high alert dapat
didelegasikan pada Asisten Apoteker yang sudah ditentukan.
d. Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda sebelum obat
diserahkan kepada perawat.
e. Petugas Farmasi pertama dan kedua, membubuhkan tanda tangan dan nama yang
jelas di bagian belakang resep sebagai bukti telah dilakukan double check.
f. Obat diserahkan kepada perawat/pasien disertai dengan informasi yang memadai
dan menandatangani buku serah terima obat rawat inap.
2. Ruang Perawatan
Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien perlu diwaspadai termasuk elektrolit
konsentrasi tinggi harus memperhatikan kaidah berikut :
- Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR
- Pemberian elektrolit pekat (konsentrat tinggi) harus dengan pengenceran dan
penggunaan label
- Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang
berkompeten
- Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat lain
harus melakukan kembali (double check) secara independen; kesesuaian antara
obat dengan rekam medik/instruksi dokter, ketepatan perhitungan dosis obat dan
identitas pasien.
- Obat high alert infus harus dipastikan; ketepatan kecepatan pompa infuse (infuse
pump), jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe pump dan
setiap ujung jalur selang.
- Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert.
- Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
- Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa
pengawasan
- Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA/ NORUM (Look Alike-
Sound Alike = Nama Obat Rupa Mirip), saat memberi/ menerima instruksi.
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Kepatuhan terhadap Standar Prosedur Operasional (SPO)


Kepatuhan pelaksanaan SPO akan dievaluasi setiap bulan, dilaporkan kepada direktur.
2. Daftar-daftar obat High Alert
Melakukan review secara berkala berkenaan dengan adanya penambahan atau perubahan
obat-obatan
3. Labelisasi
Memberikan label pada obat yang termasuk dalam High Alert
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

1. High Alert adalah sejumlah obat-obatan yang memiliki resiko tinggi menyebabkan
bahaya yang besar pada pasien jika tidak digunakan secara tepat, merupakan obat yang
presentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan/error dan atau kenjadian
sentinel (sentinel event).
2. Obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome) termasuk obat-obat yang tampak mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/
NORUM), atau Look Alike-Sound Alike/ LASA), termasuk pula elektrolit konsentrat
tinggi.
3. Obat-obat high alert diberi label “HIGH ALERT” disetiap kemasan obat dan dipisahkan
dari obat lain, obat-obatan yang tampak mirip (Nama obat Rupa dan Ucapan Mirip/
NORUM), atau Look Alike Sound Alike/ LASA) disimpan dan diantarai satu atau dua
item obat yang lain, diberi label bertuliskan LASA dengan tulisan tinta hitam dengan
stiker biru disetiap kotak obat. Jika obat LASA yang memiliki 3 (tiga) kekuatan berbeda
maka; obat LASA kekuatan besar diberi stiker biru,kekuatan sedang diberi stiker kuning,
kekuatan kecil diberi stiker hijau, jika obat LASA yang memiliki 2 (dua) kekuatan yang
berbeda, maka; obat LASA dengan kekuatan besar diberi stiker biru dan kekuatan kecil
diberi stiker hijau.
4. Obat-obat high alert golongan elektrolit pekat yang disimpan di unit perawatan pasien
(IGD,VK dan HCU) dilengkapi dengan peringatan garis merah bertuliskan “hati-hati high
alert medications”, diberi label atau stiker merah bertuliskan HIGH ALERT Double
Check dengan tulisan berwarna putih dan disimpan pada area yang dibatasi ketat
(restricted).
5. Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilakukan mulai dari
peresepan, penyimpanan, pelabelan, penyiapan di Instalasi Farmasi dan ruang perawatan
sampai ke pemberian obat kepada pasien.
6. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR
7. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa
pengawasan.
Saran

1. Kepatuhan terhadap pelaksanaan standar prosedur operasional di setiap unit pelayanan


untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan (sentinel event) dan meningkatkan mutu
pelayanan kepada pasien.
2. Perlu penambahan lemari obat khususnya Obat LASA, Psikotropik dan Elektrolit
konsentrat tinggi.
3. Kritik dan Saran diperlukan untuk penyempurnaan buku panduan ini dan sewaktu-waktu
terjadi perubahan berkenaan dengan adanya penambahan obat-obatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Tentang Asuhan Kefarmasian tahun 2014.


2. Departemen Kesehatan Tentang Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008.
3. Dirjen Bina upaya kesehatan kemenkes RI dengan KARS, Standar Akreditasi RS,
2011.
4. Peraturan Menteri Ksesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
5. Institut For Safe Medication Practicus (ISMP), ISMP’S List Of Safe High Alert
Medication, 2011.
6. Marlina Azwar, Apt., Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High
Alert Medications) tahun 2014.
7. Berbagi Ilmu Farmasi Tentang Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di Apotek
tahun 2016.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang . ………………………………………………………………………………….. 1

Pengertian ……………………………………………………………………………………… 2

Tujuan ……………………………………………………………………………………………….. 2

BAB II RUANG LINGKUP

BAB III TATA LAKSANA

Kewajiban dan Tanggung Jawab ………………………………………………………. 3

Daftar Obat-Obat High Alert ……………………………………………………………. 4

Daftar Obat NORUM/LASA ……………………………………………………………… 4

Penyimpanan Obat-obat High Alert …………………………………………………. 7

Pelabelan Obat-obat High Alert ……………………………………………………….. 8

Peresepan Obat High Alert ………………………………………………………………. 9

Penyiapan dan Pemberian Obat High Alert ……………………………………… 10.

BAB IV DOKUMENTASI ……………………………………………………………………………… 12

BAB V PENUTUP

Kesimpulan …………………………………………………………………………………. 13

Saran …………………………………………………………………………………………… 14.

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………. 15


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya dan tidak lupa pula salam dan syalawat kepada junjungan nabi besar Muhammad
SAW, keluarga dan para sahabatnya sehingga kami dapat menyelesaikan buku panduan tentang
peningkatan obat-obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medication).

Buku panduan ini bertujuan untuk memberikan pedoman dalam manajemen dan
pemberian obat yang perlu diwaspadai (high alert medications) sesuai standar pelayanan farmasi
dan keselamatan pasien di Rumah Sakit, meningkatkan keselamatan pasein Rumah Sakit,
mencegah terjadinya kesalahan (sentinel event) dalam pelayanan obat yang perlu diwaspadai
kepada pasien dan meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit.

Buku Panduan ini sangat membantu para tenaga kesehatan khususnya di lingkup RSUD
Maba karena berisi daftar obat-obat high alert, peresepan, penyimpanan, penyiapan dan
pemberian serta pelabelan.

Buku panduan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan buku panduan ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada teman-teman di Instalasi Farmasi, Pokja SKP, dr.
Calice J sebagai ketua tim kami, ibu Fadillah Yakub, SKM selaku koordinator pokja SKP,
terkhusus Malik Ibrahim, S.Pi, yang telah berkontribusi dalam pembuatan buku panduan ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki buku panduan ini.

Akhir kata kami berharap dengan adanya buku panduan Peningkatan Obat yang Perlu
Diwaspadai (High Alert Medications) dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalam,

POKJA SKP

Anda mungkin juga menyukai