Anda di halaman 1dari 5

TERTUANG TUGAS SUPERVISI DI URAIAN TUGAS APOTEKER DALAM

PEDOMAN PENGORGANISASIAN IF

A. Kepala Instalasi Farmasi


1. Nama Jabatan
Kepala Instalasi Farmasi
2. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal S2 Farmasi Rumah Sakit
b. Umur minimal 25 tahun dan maksimal 55 tahun dan dapat diperpanjang
c. Pengalaman kerja minimal 2 tahun
d. Keterampilan Manajemen Rumah Sakit dan Kefarmasian
3. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Medik dalam melaksanakan
wewenang, tugas pokok dan fungsinya yang meliputi penataan SDM,
ketersediaan dan pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit.
4. Uraian Tugas dan Wewenang

a. Memimpin, mengkoordinir, mengelola, menyelenggarakan serta supervisi


kegiatan pelayanan penunjang medis di bidang farmasi
b. Mengevaluasi perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan kegiatan
di Instalasi Farmasi.
c. Menyusun dan mengembangkan pedoman, panduan dan prosedur tetap
pelayanan kefarmasian sesuai dengan perkembangan keilmuan.
d. Menyusun program kerja tahunan
e. Memberikan masukan dan informasi kepada Direktur Rumah Sakit tentang
kebutuhan tenaga, pendidikan/pelatihan, pengembangan dan pelayanan
serta teknis administrasi
f. Melaksanakan pengawasan, pembinaan dan bimbingan serta penilaian
terhadap para anggota dalam rangka pengendalian dan pengembangan
mutu pelayanan.
g. Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan spesialis farmasi kepada
direktur rumah sakit setiap tahun anggaran
h. Menganalisa total kebutuhan barang, merencanakan dan
mengkoordinasikan penyediaan barang farmasi dan memastikan
penyediaan barang farmasi dilakukan dengan tepat dan efisien.
i. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja yang terkait di
rumah sakit.
j. Mengadakan pertemuan secara berkala dengan pelaksana yang ada di
bawah tanggung jawabnya setiap satu bulan sekali.
k. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inventarisasi alat.
l. Membuat laporan bulanan, laporan triwulan, laporan semester dan laporan
tahunan.
m. Melakukan monitoring, evaluasi serta kajian pelaksanaan kegiatan
pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan obat (Supervisi Farmasi) di
Rumah Sakit apakah sudah sesuai dengan peraturan rumah sakit.
n. Memotivasi dan menggerakkan bawahan sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja dan pengembangan diri.
o. Menganalisa kebutuhan SDM di unitnya
p. Terlaksananya pembinaan dan pengembangan bawahan.
a) Menetapkan standar prestasi pekerjaan dan sasaran pengembangan
ketrampilan/keahlian tahunan staf/pegawai Instalasi Farmasi bersama
dengan Direktur Medis dan Profesi Kesehatan Lain.
b) Memonitor pelaksanaan pekerjaan dari bawahan langsung.
c) Memberikan penghargaan dan teguran lisan serta tertulis kepada
staf/pegawai Instalasi Farmasi sesuai kewenangan dan prosedur yang
diatur dalam Peraturan Kepegawaian.
d) Mengusulkan promosi atau demosi terhadap staf/pegawai Instalasi
Farmasi ke Direktur RS
e) Melakukan penilaian kinerja staf Instalasi secara periodik setiap
6(enam) bulan sekali
f) Mengadakan sesi couching dan counseling secara periodik kepada
bawahan langsung dan satu tingkat di bawahnya.
B. Koordinator Farmasi Klinik
1. Nama Jabatan
Koordinator Farmasi Klinik
2. Syarat Jabatan
a. Pendidikan Formal Profesi Apoteker
b. Umur minimal 25 tahun dan maksimal 45 tahun
c. Pengalaman kerja minimal 2 tahun
d. Keterampilan pelayanan kefarmasian klinik, komunikasi yang baik
3. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Farmasi dalam melaksanakan
wewenang, tugas pokok dan fungsinya yang meliputi kegiatan farmasi klinik
dalam pemberian informasi obat dan visite ke pasien dan melakukan kegiatan
supervisi.
4. Uraian Tugas dan Wewenang
a. Pelayanan Informasi Obat
Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Tujuan :
1) Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga
kesehatan dilingkungan rumah sakit.
2) Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang
berhubungan dengan obat, terutama bagi Tim Farmasi dan Terapi.
3) Meningkatkan profesionalisme apoteker.
4) Menunjang terapi obat yang rasional.

Kegiatan :
1) Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif
dan pasif.
2) Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui
telepon, surat atau tatap muka.
3) Pengisian form serta pemberian informasi obat pasien rawat inap yang
akan pulang
4) Membuat buletin, leaflet/brosur, label obat.
5) Menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan
dengan penyusunan Formularium Rumah Sakit.
6) Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga farmasi dan tenaga
kesehatan lainnya.
b. Visite Mandiri
Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap secara mandiri, dan
melakukan pencatatan di lembar CPPT (Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi)
Tujuan :
Evaluasi penggunaan obat oleh Pasien
1) Menerapkan secara langsung pengetahuan farmakologi terapetik
2) Menilai kemajuan pasien.
3) Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain.

Kegiatan :
a. Apoteker harus memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari
kunjungan tersebut kepada pasien dan perawat
b. Apoteker memberikan keterangan pada lembar CPPT untuk menjamin
penggunaan obat yang benar pada pasien baru masuk 1 x 24 jam.
c. Untuk pasien baru dirawat Apoteker harus menanyakan terapi obat
terdahulu dan memperkirakan masalah yang mungkin
terjadi.(Rekonsiliasi obat)
d. Melakukan pengkajian terhadap catatan perawat akan berguna untuk
pemberian obat.
e. Melakukan supervisi tentang pelaksanaan kegiatan pelayanan
kefarmasian dan penggunaan obat di rumah sakit Karya Husada
meliputi monitoring penyimpanan, suhu penyimpanan dan
pendistribusian perbekalan farmasi.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
a. Pengetahuan cara berkomunikasi
b. Memahami teknik edukasi
c. Mencatat perkembangan pasien

Anda mungkin juga menyukai