Anda di halaman 1dari 4

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1332/MENKES/SK/X/2002 definisi apotek yaitu suatu tempat dilakukannya pekerjaan


kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat. Apotek juga merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya
praktek kefarmasian oleh apoteker menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51
Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Pasal 1.

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselengggarakan secara sendiri dan
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok, dan atau masyarakat. Perubahan konsep pelayanan kesehatan dari mengatasi faktor
penyebab penyakit menjadi konsep peningkatan derajat hidup masyarakat, mendorong
farmasis untuk mengubah konsep dari product oriented menjadi patient oriented. Dalam
menyelenggarakan upaya tersebut maka diperlukan sarana kesehatan yang mendukung baik
tenaga kesehatan, sarana kesehatan, perbekalan farmasi, pembiayaan kesehatan, pengelolaan,
penelitian dan pengembangan kesehatan. Khususnya tenaga kesehatan yang memadai, baik
dari segi kualitas, kuantitas,maupun penyebarannya. Tenaga kesehatan memiliki peranan
penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat
agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi - tingginya sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sistem dan ekonomis (UU
No.36 tahun 2014).

Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) adalah bentuk pelayanan dan tanggung


jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien. Pelayanan kefarmasian menggambarkan adanya nteraksi antara apoteker dengan
pasien dan rekan sejawat lainnya seperti dokter dan perawat. Bentuk interaksi antara apoteker
dengan pasien tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi obat, monitoring
penggunaan obat untuk memastikan tujuan akhir terapi dapat dicapai dan proses terapi yang
terdokumentasi dengan baik. Adanya interaksi yang baik ini dapat menghindari terjadinya
kesalahan dalam pengobatan (medication error). Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Indonesia nomor 1027 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian, medication error
adalah kejadian merugikan pasien akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga
kesehatan yang seharusnya dapat dicegah. Apoteker juga dapat memberikan konseling bagi
pasien untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan pasien
terhadap terapi yang dijalaninya. Penigkatan pemahaman ini diharapkan dapat meningkatkan
kepatuhan pasien terhadap terapi yang sedang dijalaninya.

Peran apotek selain sebagai tempat dilakukannnya pekerjaan kefarmasian yaitu


penyaluran perbekalan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek
memiliki fungsi kegiatan dalam mengelola perbekalan farmasi dan perbekalan kesehatan yaitu
kegiatan pembelian, gudang, pelayanan dan penjualan, keuangan dan pembukuan sehingga
agar dapat dikelola dengan baik, maka seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) selain ilmu
kefarmasian yang telah dikuasai juga diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu pemasaran
(marketing) dan ilmu akuntansi.
Berdasarkan hal tersebut, Program Study Profesi Apoteker Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi “Yayasan Pharmasi Semarang” mengadakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di apotek bagi para calon apoteker sebagai salah satu upaya untuk menyiapkan calon apoteker
yang berkualitas dan mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang apotek sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan yang berhubungan dengan pelayanan kefarmasian di apotek. Salah
satu apotek yang menjadi tempat pelaksanaan PKPA tersebut ialah Apotek Gombel. Melalui
PKPA di Apotek Gombel yang dilaksanakan mulai tanggal 1 – 28 Pebruari 2018, diharapkan
calon apoteker dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan
pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan pasien di apotek dengan berpedoman pada standar
pelayanan kefarmasian.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Profesi Apoteker bagi calon Apoteker adalah :
1. Mengetahui dan memahami peran seorang Apoteker dalam pengelolaan apotek yang
meliputi kegiatan administrasi, manajemen keuangan, pengadaan, penyimpanan dan
penjualan perbekalan farmasi.
2. Mempelajari dan memahami peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab Apoteker dalam
praktek pelayanan kefarmasian terhadap pasien di apotek secara profesional sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan etika yang berlaku dalam sistem pelayanan
kefarmasian di Indonesia.
3. Mengetahui, memahami dan memecahkan masalah kefarmasian di apotek serta
menerapkan peran dan tugas farmasis di apotek.
4. Menjadikan seorang Apoteker yang komunikatif serta tanggap terhadap masalah-masalah
yang terdapat dalam lingkungan apotek.
5. Mengembangkan keterampilan secara profesional dan mandiri serta mampu menjawab
tantangan dunia kerja yang sesungguhnya.
6. Mengetahui cara pendirian dan pengelolaan apotek.
7. Mempersiapkan calon Apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang
profesional.
8. Mengetahui secara nyata peran profesi Apoteker di apotek sehingga memperoleh gambaran
yang jelas mengenai kerja profesinya yang meliputi pelayanan kefarmasian ke pasien,
sistem pengelolaan persediaan barang, administrasi keuangan, serta perpajakan di apotek.
9. Mengerti arti penting kehadiran seorang Apoteker di apotek dalam memberikan konseling,
informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien.
10. Memberi kesempatan untuk melihat dan mempelajari strategi kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan dalam rangka pengembangan praktek farmasi komunitas di apotek.
11. Diharapkan para calon Apoteker mampu memahami dan memecahkan masalah-masalah
yang ada diapotek dan mampu memberi pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan ilmu
yang telah diperoleh.

Manfaat
Manfaat dilaksanakannya Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) bagi calon Apoteker
adalah untuk:
1. Mengetahui dan memahami tentang tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam mengelola
apotek.
2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di apotek.
3. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang pengelolaan apotek baik di bidang
pelayanan kefarmasian, bidang material, administrasi dan keuangan, bidang
ketenagakerjaan dan bidang lain yang terkait dengan tugas dan fungsi apoteker.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang professional, komunikatif
serta tanggap terhadap masalah-masalah yang terdapat dalam lingkungan apotek.
5. Mampu menganalisa dan membandingkan antara teori yang diperoleh dengan kenyataan di
lapangan.

Anda mungkin juga menyukai