Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula
hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented) berkembang menjadi pelayanan
komprehensif meliputi pelayanan obat dan pelayanan farmasi klinik yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien (patient oriented). Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian, telah terjadi pergeseran orientasi Pelayanan
Kefarmasian dari pengelolaan obat sebagai komoditi kepada pelayanan yang komprehensif
(Pharmaceutical care), bukan hanya pengelolaan obat namun dalam pengertian yang lebih luas
mencakup pelaksanaan pemberian informasi untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan
rasional, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir, serta kemungkinan terjadinya
kesalahan pengobatan.
Menurut PP No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, Apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktek oleh Apoteker. Pelayanan Kefarmasian merupakan suatu
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Sedangkan,
Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.
Praktek Belajar Lapangan (PBL) sebagai salah satu proses pembelajaran untuk memberikan bekal
mahasiswa dalam pelayanan klinik dan komunitas. Proses pembelajaran ini diharapkan dapat
memberikan gambaran dan bekal ketrampilan kepada mahasiswa farmasi untuk lebih awal mengenal
permasalahan-permasalahan yang ada dalam praktek farmasi klinik dan komunitas. Melalui PBL
mahasiswa diharapkan mengetahui berbagai kegiatan terpadu di apotek meliputi bidang manajemen,
bidang administrasi, dan bidang pelayanan. Bidang manajemen meliputi cara penerimaan obat, cara
pencatatan obat dibuku obat, cara penataan obat, dan cara penyimpanan obat. Bidang administrasi
meliputi kelengkapan resep, cara penyimpanan resep, cara pembuatan copy resep dan etiket. Bidang
pelayanan meliputi cara penyiapan dan [peracikan obat, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
apoteker kepada konsumen.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah
berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan
kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker (Depkes RI, 2004). Untuk dapat mengelola sebuah bisnis
apotek, seorang APA tidak cukup dengan hanya berbekal ilmu teknis kefarmasian saja. APA dituntut
pengetahuannya dalam merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan menganalisis hasil kerja
operasional (Anief, 2001).
Dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian Apoteker dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian
(TTK) yang telah memiliki Surat Izin Praktek (SIP). Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang
membantu apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli
madya farmasi dan analisis farmasi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan di laksanakannya PBL ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk mendapatkan pengalaman kerja
nyata dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di
Apotek dengan penyaluran obat kepada masyarakat.
2. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan yang membentuk peserta didik
sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja sesuai keutuhan program pendidikan yang
ditetapkan.
3. Menumbuhkan kembangkan sikap etis profesionalisme dan nasionalisme yang diperlukan
peserta didik untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya.
4. Membandingkan antara ilmu pengetahuan yang di dapatkan di perkuliahan dengan keadaan
yang sebenarnya di Apotek.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat di laksanakannya PBL ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah ilmu pengetahuan di bidang obat, baik dalam pelayanan terhadap resep mulai dari
harga, pembuatan hingga sampai di tangan pasien dan pelayan informasi obat kepada pasien,
baik obat bebas maupun obat keras.
2. Meningkatkan pengetahuan di bidang farmasi untuk memperoleh peluang dan pekerjaan yang
lebih besar.
3. Menambah pengetahuan tentang pelayanan perbekalan farmasi kepada masyarakat secara
langsung.
4. Menambah wawasan tentang resep yang ditulis oleh dokter secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai