KEFARMASIAN DI APOTEK
DISUSUN OLEH :
Adha Oke
(13040056)
(13040053)
Yuli Yanti
(13040050)
Yuni Widyastuti
(13040051)
(13040052)
Semester IV
: Etika Farmasi
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Alloh Swt. yang telah melimpahkan
berbagai macam nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Etika dan
Standar Pelayanan Kefarmasian ini dengan baik sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Makalah etika farmasi tentang Etika dan Standar Pelayanan
Kefarmasian ini telah kami susun sedemikian rupa tentunya dengan
bantuan berbagai macam pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama proses pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
sebagai salah satu syarat standar kelulusan nilai bagi matakuliah etika
farmasi.
Namun tidak terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengundang para pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penyusun
Daftar Isi
Kata
Pengantar
.................................................................................
......
i
Daftar
Isi
.................................................................................
...............
ii
Bab
I
Pendahuluan
.................................................................................
1
1.1
Latar
Belakang
....................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah
................................................................ 2
1.3
Tujuan ....
.............................................................................2
Bab
II
Pembahasan
................................................................................
3
2.1
Pengertian
Pelayanan
Kefarmasian............................................
3
2.2
Kode Etik Pelayanan
Kefarmasian.............................................
3
2.3
Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek................................
5
2.4
Penunjang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek..............
7
Bab
III
Penutup
.................................................................................
......
13
3. 1
Kesimpulan ....
............................................................................13
2
3. 2Saran.......................................................................
...................
13
Daftar
Pustaka
.................................................................................
......
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apotek
kefarmasian,
adalah
suatu
penyaluran
tempat
sediaan
dilakukannya
farmasi,
dan
pekerjaan
perbekalan
tentang
Menteri
No.
Kesehatan
RI
Perubahan
atas
Peraturan
922/Menkes/Per/X/1993
tentang
menyimpan
dan
menyerahkan
perbekalan
tugas
pelayanan
kesehatan
di
pusat
dan
daerah,
faktor
yang
menarik
minat
konsumen
terhadap
meliputipenampilanapotek,
keramahan
petugas,
pelayanan
1.2Rumusan Masalah
Makalah ini disusun dengan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian dari pelayanan kefarmasian ?
2. Bagaimana cara penerapkan kode etik yang baik dan benar ?
3. Apa saja standar pelayanan kefarmasian di apotek ?
4. Hal-hal apa saja yang menjadi penunjang standar kefarmasian di
apotek ?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini antara lain :
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
kefarmasian
adalah
pembuatan
termasuk
dan
pendistribusi
obat,
pelayanan
atau
obat
penyaluranan
atas
resep
obat,
dokter,
hanya
berfokus
menjadi
pada
pelayanan
pengelolaan
yang
obat
sebagai
komprehensif
yang
dituntut
untuk
meningkatkan
pengetahuan,
melaksanakan
pemberian
informasi,
monitoring
harus
berkomunikasi
sesuai
dengan
standar.
tenaga
Apoteker
kesehatan
harus
lainnya
mampu
dalam
2.2
dapat
dilimpahkan
kepadanya
dalam
pelayanan
mengolah,
meracik,
mengubah
bentuk,
berlaku.
Tidak mengurangi jumlah obat artinya bahwa apoteker
itu dilarang untuk menyerahkan jumlah obat yang
tidak sesuai dengan yang diminta di resep tanpa
Farmakope Indonesia.
Tidak mengganti jenis obat artinya bahwa apoteker
dilarang untuk menyerahkan obat yang tidak sesuai
dengan yang diminta di resep atau mengganti dengan
obat lain yang fungsi dan isinya sama (lain merk)
7
tanpa
adanya
persetujuan
konsumennya.
dokter
atau
dari
tersebut memerlukannya.
Wajib memberikan informasi tentang cara dan waktu
pakai,
jumlah
menyimpan
pemakaian
obat
di
dalam
rumah,
efek
sehari,
cara
samping
yang
artinya
bahwa
apoteker
dan
petugas
konsumen.
Akan
tetapi
apabila
apoteker
dokternya.
Bila dokter menulis dosis obat yang melebihi dosis
maksimal, maka apoteker dan petugas apotek lainnya
harus minta paraf dokter dan tanda seru di belakang
jumlah obatnya sebelum obat tersebut diserahkan
kepada konsumen.
Tidak menangani efek samping yang dialami oleh
konsumen tanpa persetujuan dokter.
2.3
10
penderita
penyakit
kronis
seperti
asma,
diabetes,
11
ditulis dalam resep dengan obat lain. Dalam hal pasien tidak mampu
menebus obat yang ditulis dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi
dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih terjangkau (Permenkes
No.24 tahun 1993). Pelayanan resep didahului proses skrining resep yang
meliputi pemeriksaan kelengkapan resep, keabsahan dan tinjauan
kerasionalan obat. Resep yang lengkap harus ada nama, alamat dan nomor
ijin praktek dokter, tempat dan tanggal resep, tanda R/ pada bagian kiri
untuk tiap penulisan resep, nama obat dan jumlahnya, kadang-kadang cara
pembuatan atau keterangan lain (iter, prn, cito) yang dibutuhkan, aturan
pakai, nama pasien, serta tanda tangan atau paraf dokter (Dewi, 1985).
Tinjauan kerasionalan obat meliputi pemeriksaan dosis, frekuensi
penberian, adanya medikasi rangkap, interaksi obat, karakteristik penderita
atau kondisi penyakit yang menyebabkan pasien menjadi kontra indikasi
dengan obat yang diberikan (WHO, 1987).
4. Pengelolaan Obat
Kompetensi penting yang harus dimiliki apoteker dalam bidang
pengelolaan obat meliputi kemampuan merancang, membuat, melakukan
pengelolaan obat di apotek yang efektif dan efesien. Penjabaran dari
kompetensi tersebut adalah dengan melakukan seleksi, perencanaan,
penganggaran,
pengadaan,
produksi,
penyimpanan,
pengamanan
2.4
di Apotek
yang baik,
Mengambil keputusan yang tepat,
12
meningkatkan pengetahuan.
Apotek sebaiknya :
Berlokasi strategis.
Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata
apotek.
Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat.
Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari
aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini berguna untuk
menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangi resiko
kesalahan penyerahan.
Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh apoteker
brosur/materi informasi.
Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan
meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien.
Ruang racikan.
Tempat pencucian alat.
13
Disamping itu perabotan apotek harus tertata rapi,
4. Administrasi
14
B. Pelayanan
1) PersyaratanAdministratif :
o Nama, SIP dan alamat dokter
o Tanggal penulisan resep
o Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
o Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan
pasien
o Cara pemakaian yang jelas
o Informasi lainnya
2) Kesesuaian farmasetik : bentuk sediaan, dosis, potensi,
stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian
3) Pertimbangan klinis :
15
b. Penyiapan obat
1) Peracikan
Merupakan
kegiatan
menyiapkan
menimbang,
kesesuaian antara
yangbersangkutan
terhindar
dari
bahaya
16
6) Monitoring Penggunaan Obat
17
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
yang berperan sebagai ujung tombak dalam rantai pelayanan kesehatan khususnya
obat dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, maka sudah
seharusnya farmasis berada di apotek untuk melakukan pekerjaan kefarmasiannya.
Bila kompetensi apoteker digunakan sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya dalam menjalankan pekerjaankefarmasiaan maka berarti
apoteker telah berperilaku sesuai kode etiknya, yang pada akhirnya kualitas hidup
pasienlah yang akan meningkat.
3. 2 Saran
Dalam
melaksanakan
tugas
kefarmasian
18
DAFTAR PUSTAKA
http://hfarmacy.blogspot.com/
https://sisicia.wordpress.com/tag/etika-farmasi/
KeputusanMenteriKesehatanNomor
1027/Menkes/SK/IX/2004